Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULTUR KERANG-KERANGAN

MATA KULIAH: BUDIDAYA PERAIRAN BAHARI


DOSEN PENGAMPUH: Dr. Nur Indah Sari Arbit, S.Si., M.Si

OLEH:

ST. TAFRIYYAH HM
G0218326

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2020
A. PENGERTIAN KERANG

Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun
penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi. Dalam pengertian paling
luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang. Kata kerang dapat pula
berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek.

Secara umum bagian tubuh kerang dibagi menjadi lima, yaitu:

1. kaki (foot byssus),


2. kepala (head),
3. bagian alat pencernaan dan reproduksi (visceral mass),
4. selaput (mantle)
5. cangkang (shell).

Pada bagian kepala terdapat organ-organ syaraf sensorik dan mulut. Warna dan bentuk
cangkang sangat bervariasi tergantung pada jenis, habitat dan makanannya.

Kerang biasanya simetri bilateral, mempunyai sebuah mantel yang berupa daun
telinga atau cuping dan cangkang setangkup. Mantel dilekatkan ke cangkang oleh
sederetan otot yang meninggalkan bekas melengkung yang disebut garis mantel. Fungsi
dari permukaan luar mantel adalah mensekresi zat organik cangkang dan menimbun
kristal-kristal kalsit atau kapur. Cangkang terdiri dari tiga lapisan, yakni (Rina Hudaya,
2010):

1. Lapisan luar tipis, hampir berupa kulit dan disebut periostracum, yang
melindungi.
2. Lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat; dan
3. Lapisan dalam terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput mantel dalam
bentuk lapisan tipis. Lapisan tipis ini yang membuat cangkang menebal saat
hewannya bertambah tua.
 Faktor biologi
yang mempengaruhi kehidupan kerang laut adalah fitoplankton, zooplankton,
zat organik tersuspensi dan makhluk hidup di lingkungannya. Kerang laut mendapatkan
makanan dengan feeding filter menggunakan sifons. Secara ekologi, filtrasi yang
dilakukan oleh kerang laut digunakan untuk menghindari kompetisi makanan sesama
spesies (Bachok, Mfilinge & Tsuchiya, 2006).

B. Habitat dan Penyebaran

Menurut (Setyono, 2006) jenis - jenis kekerangan laut ada yang hidup di dasar
perairan (Benthic) maupun di permukaan (Pelagic). Mayoritas kekerangan adalah
benthik, baik hidup diperairan dangkal (Littoral) maupun perairan dalam (Deep zone).
Sedangkan menurut. (Oemarjati & Wardhana, 1990) manyatakan bahwa jenis bivalve
umumnya terdapat pada habitat perairan litoral sampai bertahan pada kedalaman kurang
lebih 500 m.

(Romiohtarto & Juwana., 2001) ditinjau dari cara hidupnya, jenis - jenis kerang
mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan
hidup dalam satu ekosistem. Kerang pada umumnya hidup membenamkan dirinya
dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel
pada benda - benda keras dengan semacam yang dinamakan byssus. Habitat kerang
bisanya hidup pada tanah atau pasir yang menetap didasar laut dengan cara
membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan pada karang - karang batu.

Pada ekologi kerang dibutuhkan kondisi alami dengan air yang tenang dengan
sirkulasi air dan salinitas yang cukup mendukung, beberapa faktor seperti iklim,
kedalaman perariran, salinitas dan jenis substar merupakan bebrapa variabel lingkungan
yang dapat mendukung kehidupan moluska dengan habitat yang ditempati, dimana hal
ini terkait dengan suplai makanan bagi Bivalvia. Di estuaria berbagai hal merupakan
salah satu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup kerang salah satunya yang paling
penting adalah adaptasi yang mempertahankan keseimbangan cairan ion tubuh
menghadapi fluktuasi salinitas eksternal. Pengaturan osmosis pada kerang merupakan
salah satu cara mempertahankan keseimbangan ion tubuh terhadap salinitas yang
rendah. (Putri, 2005).

C. Reproduksi Kerang

Menurut (Afiati, 2007) menyatakan bahwa aktivitas reproduksi merupakan suatu


siklus dan mengikuti pola tahunan atau perubahan musim, siklus gamet 11 ogenesis
terdiri atas akumulasi nutrisi untuk digunakan selama gametogenesis, deferensiasi
gamet, pemijahan dn waktu istirahat reproduksi (Resting Periode). Gonad melalui tahap
awal, pembentukan gamet, pembentukan sel kelamin dan berakhir dengan pemijahan.
Proses ini pada dasarnya berkaitan dengan tahap pembentukan dan penyimpanan antara
lain karbohidrat, lemak dimana hasilnya akan dimanfaatkan oleh bivalvia selama proses
perkembangan gonad. (Afiati, 2007).

D. Kebiasaan Makan

Bedasarkan pada makanan dan kebiasaan makanya jenis - jenis kerang dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu pemakan suspensi dan pemakan endapan. Kerang
umunya memperoleh makanannya dengan cara menyaring pratiker - pratiker yang ada
dalam air laut. (Nybakken, 1982). Pada golongan pemakan endapan kerang ini
membenamkan diri dalam lumpur atau pasir yang mengandung sisa - sisa zat organik
dan fitoplanton yang hidup di dasar laut. Makanan tersebut dihisap dari dasar perairan
melalui siphon. Semakin dalam kerang membenamkan diri syphonnya semakin panjang.
Secara ekologi, filtrasi yang dilakukan oleh kerang laut bertujuan untuk menghindari
kompetisi makanan sesama spesies (Bachok, Mfilinge & Tsuchiya, 2006).

E. Kedalaman Perairan

Pada perairan dangkal interaksi ombak dan harus akan menimbulkan terbulensi.
Pengerakan ombak adalah menjadi paktor utama pada daerah ini, ombak dapat
menimbulkan gelombang yang besar yang dapat menimbulkan starbilitas sutrat. Kerang
menyukai daerah perairan dangkal dengan kedalaman lebih kurang dua meter.
(Nybakken, 1982)

Anda mungkin juga menyukai