Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TEEORI IMUNISASI POLIO (IPV)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metodik husus kesehatan kebidanan
Dosen pengampu : Herin Fitriaana Kurniawati, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh :

Intan Wahyuningsih
(1610104039)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2020
SAP TEORI IMUNISASI IPV

A. IDENTITAS
1. Mata kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita
2. Program studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
3. Kode/bobot SKS : MED3013/2 SKS
4. Semester : III (tiga)
5. Elemen kompetensi : MKB
6. Jenis kompetensi : Utama
7. Waktu kuliah : 1x30 menit
8. Pokok bahasan : Imunisasi Polio (IPV)

B. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori-teori dan
teknik keterampilan dasar praktik tentang imunisasi campak dengan benar sesuai
teori. Dalam hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan yang memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan, serta sesuai dengan kompetensi
ke 7 yaitu memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan
balita (1 bulan -5 tahun).

C. KOMPETENSI DASAR
Mampu memahami dan menjelaskan teori tentang imunisasi polio (IPV)

D. INDIKATOR PENCAPAIAAN KOMPETENSI


Melalui perkuliahan teori mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi polio (IPV)
2. Menjelaskan tujuan imunisasi polio (IPV)
3. Menyebutkan manfaat imunisasi polio (IPV)
4. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi polio (IPV)
5. Menyebutkan kontra indikasi imunisasi polio (IPV)
6. Menyebutkan efek samping imunisasi polio (IPV)
7. Menjelaskan penanganan efek samping imunisasi polio (IPV)
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui perkuliahan teori mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian imunisasi dengan benar
2. Menjelaskan tujuan imunisasi polio (IPV) dengan benar dan tepat
3. Menyebutkan manfaat imunisasi polio (IPV) dengan benar
4. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi polio (IPV) dengan benar
5. Menyebutkan kontra indikasi imunisasi polio (IPV) dengan benar
6. Meneyebutkan efek samping imunisasi plio (IPV) dengan benar
7. Menjelaskan penanganan efek samping imunisasi polio (IPV) dengan benar

F. DESKRIPSI MATERI
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi polio (IPV)
3. Manfaat imunisasi polio (IPV)
4. Jadwal pemberian imunisasi polo (IPV)
5. Kontraindikasi imunisasi polio (IPV)
6. Efek samping imunisasi polio (IPV)
7. Penanganan efek samping imunisasi polio (IPV)

G. METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Brainstorming
d. Complete Sentence
e. Talking stik

H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Slide Power Point
2. LCD
3. Pointer
4. Laptop
5. Spidol
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Komponen Estimasi Strategi
Uraian kegiatan
langkah Waktu
Pendahuluan a. Mengucapkan salam dan membaca doa 4 Menit Ceramah
belajar
b. Menyiapkan fisik dan psikis
c. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-nilai
Islam
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Menyampaikan cakupan materi

Inti a. Menjelaskan pengertian imunisasi IPV, 10 Menit Ceramah,


tujuan pemberian imunisasi IPV dengan diskusi,
diskusi brainstor
b. Menjelaskan manfaat imunisasi polio (IPV), ming
jadwal pemberian imunisasi, kontra indikasi
imunisasi polio (IPV) dengan ceramah.
c. Menanyakan kepada mahasiswa efek
samping untuk imunisasi polio (IPV) dengan
metode brainstorming.
d. Menjelaskan penanganan efek samping
imunisasi polio (IPV) sambil berdiskusi
dengan mahasiswa dengan memberikan
beberapa pertanyaan kasus seputar imunisasi
polio (IPV)
Penutup a. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan 6 menit complete
metode complete sentence dan Talking stik sentence
yaitu pemateri memutarkan musik selama dan
beberapa saat, sementara itu spidol sambil Talking
diranting dari mahasiswa yang satu ke yang stik
lain. Ketika musik berhenti, maka mahasiswa
yang terakhir menerima spidol harus maju
kedepan dan menjaawab pertanyaan dalam
bentuk melengkapi kalimat
b. Tindak lanjut pemberian tugas pada
pertemuan selanjutnya terkait dengan materi
yaitu menjari jurnal mengenai imunisasi
polio (IPV) dan menonnton video tentang
tindakan imunisasi IPV sebagai bahan
referensi untuk praktikum.
c. Menutup dengan membaca Hamdallah dan
salam

J. PENILAIAN
1. Jenis
lisan

2. Bentuk
a. MCQ vignete sebanyak 5 soal
b. Essay vignete sebanyak 3 soal
3. Instrument
Terlampir

4. SUMBER BELAJAR
Atikah. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakaarta: Nuha Medika
Hadinegoro, S.R.S., (2011). Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
IDAI. (2017). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun Rekomendasi Ikatan
Dokter Anak Indonesia ( IDAI ). Diakses di
http://competition0053.getprizes62.life/?utm_campaign=QPF8euu28II5lw
7O2iHhCugVqK5RzfdNsTpLaMM91qY1&t=main9_ed04086e2a6eed.
Pada 11 Februari 20220
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Rokhanawati, Dewi dan Belian. (2016). Modul Praktik Kebidanan praktikum
Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
WHO. (2018). Poliomyelitis. Diakses di https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/poliomyelitis. pada 11 Februari 2020
Yuningsih, R. (2018) ‘Upaya Pencegahan Penularan Wabah Penyakit Polio’,
Jurnal Kesejahteraan Sosial, X(November), pp. 13–17. Available at:
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-X-21-I-P3DI-
November-2018-205.pdf.

Yogyakarta,…………….2020

Dosen Pembimbing Praktikan

(……………..…………….......) (......…………………………)
Lampiran 1
MATERI IMUNISASI POLIO (IPV)

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data WHO (2018) Polio (poliomielitis) banyak menyerang anak-
anak di bawah usia 5 tahun. 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan yang
ireversibel. Di antara mereka yang lumpuh, 5% hingga 10% mati ketika otot-otot
pernapasan mereka menjadi tidak bergerak. Kasus-kasus akibat virus polio telah
menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus, menjadi 33
kasus yang dilaporkan pada tahun 2018. Kasus baru setiap tahun, dalam 10 tahun, di
seluruh dunia. Dari 3 jenis virus polio (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus polio tipe 2
diberantas pada tahun 1999 dan tidak ditemukan kasus virus polio tipe 3 sejak kasus
terakhir yang dilaporkan di Nigeria pada November 2012. Tiada obat untuk polio,
hanya bisa dicegah. Imunisasi polio, diberikan beberapa kali, dapat melindungi anak
seumur hidup.
Dalam kurun waktu 8 bulan pada`periode Mei 2005 sampai dengan Februari 2006
telah ditemukan 305 orang anak yang mengalami poliomyelitis dengan kelumpuhan
yang menetap yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat (59 kasus),
Banten (160 kasus), Jawa Tengah (20 kasus), Lampung (26 kasus), Jakarta (4 kasus),
Sumatera Utara (10 kasus), Jawa Timur (10 kasus), Sumatera Selatan (5 kasus), dan
Nangroe Aceh Darussalam (5 kasus) (Hadinegoro, 2011).
Poliomyelitis adalah suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini disebabkan
virus Poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman
yang tercemar virus polio. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika
seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah
seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu
dan saat itulah dapat terjadi penularan virus. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur
penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat. Virus polio berkembang biak dalam
tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu masuk ke aliran darah dan
akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot
tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan, penderita akan kesulitan bernapas
dan bisa meninggal.
Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan
mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua
orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan
virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak.
Satu dari 8 tujuan MDGs pada poin keempat adalah menurunkan angka kematian
bayi dengan meningkatkan status imunisasi terutama imunisasi dasar lengkap pada
bayi karena imunisasi merupakan hal yang wajib untuk melindungi bayi dari penyakit
yang kerap menyerang. Namun, cakupan imunisasi dasar masih di bawah target, salah
satunya yaitu imunisasi dasar polio. kelengkapan imunisasi dasar polio masih dibawah
target, muncul kasus polio di beberapa negara di dunia (Hadinegoro, 2011).

B. PENGERTIAN
Menurut Yuningsih (2018) Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi feses
penderita. Penyakit tersebut umumnya menyerang anak-anak. Imunisasi polio
merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, imunisasi polio mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan (Atikah, 2010).

C. TUJUAN
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit poliomielitis yaitu penyakit radang yang menyerang syaraf dan
dapat mengakibatkan lumpuh kaki (Maryunani,2010).

D. MANFAAT
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit poliomielitis,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit.
c. Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara
(Maryunani,2010).
K. JADWAL PEMBERIAN
Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Saat lahir (0 bulan) dan berikutnya di usia 2, 3, 4 bulan.
Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun (IDAI, 2017).

L. KONTRAINDIKASI
1. Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi
(diatas 380C)
2. muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani
pengobatan radiasi umum
3. Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau tinggal serumah dengan pasien yang
memiliki kekebalanm tubuh yang rendah misalnya : penyakit steroid, kanker dan
kemoterapi
(Atikah, 2010).

M. EFEK SAMPING IMUNISASI


Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan
terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke-7-8
setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat
penyuntikan (Atikah, 2010).

N. PENANGANAN EFEK SAMPING


1. Ibu dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak
2. Jika demam pakaikan pakaian yang tipis
3. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
4. Bayi boleh mandi atau cukup di seka dengan air hangat
5. Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter
(Atikah, 2010).

O. TINJAUAN ISLAM
Ketika menghadapai sakit setiap orang diharuskan berobat ketika sakit,
sebagaimana mereka diharuskan makan ketika lapar atau minum ketika haus. Perintah
berobat dalam islam terdapat dalam hadits Nabi Sallahu’alaihi Wassalam.
Diantaranya, hadits riwayat Abu Daud dari Usamah, yang dalam artinya berbunyi :
“berobatlah, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak membuat penyakit,
kecuali membuat pula obatnya”.
Hal tersebut juga dijelaskan Al-Qur’an Surat Al-Baqorah ayat 195, yang berbunyi
Artinya : “Dan infakkanlah hartamu dijalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri
sendiri) kedalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh,
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
Maksud dari ayat dan hadis diatas adalah bahwa setiap penyakt yang ditimpakan
allah SWT itu merupakan motivasi untuk umat manusia agar mencari obatnya.
Menurut Fatwa MUI 4 tahun 2016 imunisasi adalah bentuk ikhtiar untuk mewujudkan
kekebalan tubuh dan mencegah suatu penyakit. Islam sendiri memperbolehan
imunisasi apalagi jika dalam kondisi keterpaksaan yang apaila tdak di imunisasi dapat
mengancam jiwa manusia (al dharurot), dan mengalami keadaan terdesak yang jika
tidak di imunisasi daapat menyebabkan kecacatan hingga kematian (al hajat).
Lampiran 2

SOAL MCQ

1. Seorang ibu datang ke posyandu dengan membawa anaknya yang berusia 2 bulan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital normal. Jenis imunisasi
apa yang tepaat untuk kasus diatas?
a. BCG
b. Pentabio
c. Campak
d. Hepatitis B
e. Polio I dan DPT I

2. Seorang ibu membawa bayi perempuan berusia 4 bulan ke puskesmas untuk di


imunisasi polio. hasil pemeriksaan berat badan bayi 5100 gr, kondisi sehat dan belum
pernah menderita polio. Kemudian petugas kesehatan menyiapkan vaksin imunisasi
polio. Berapakah dosis pemberian imunisasi polio?
a. 1 tetes
b. 2 tetes
c. 0,05 ml
d. 0,5 ml
e. 1 ml

3. Seorang ibu membawa bayi perempuan berusia 4 bulan ke puskesmas untuk di


imunisasi polio, hasil pemeriksaan berat badan bayi 5100 gr, kondisi sehat dan belum
pernah menderita polio. Kemudian petugas kesehatan menyiapkan vaksin imunisasi
polio. Dimanakah letak injeksi imunisasi polio ?
a. 1/3 tengah bagian atas paha luar
b. 1/3 tengah bagian atas paha dalam
c. 1/3 tengah lengan atas
d. Paha kanan dan kiri
e. Bokong

4. Seorang ibu membawa bayi perempuan berusia 4 bulan ke puskesmas untuk di


imunisasi polio, hasil pemeriksaan berat badan bayi 5100 gr, kondisi sehat dan belum
pernah menderita polio. Kemudian petugas kesehatan menyiapkan vaksin imunisasi
polio. Bagaimanakah cara penyuntikan imunisasi tersebut ?
a. Subcutan
b. Intracutan
c. Intra muscular
d. Intavena
e. Tetes

5. Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk di


imunisasi polio, hasil pemeriksaan berat badan 6500 gr, kondisi bayi sehat dan tanda-
tanda vital normal. Berapa kali imunisasi polio diberikan kepada anak ?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali
SOAL ESSAY

1. Seorang ibu datang ke posyandu dengan membawa anaknya yang berusia 2 bulan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital normal. Kemudian bidan
memberikan imunisasi IPV. Sebutkan efek samping yang kemungkinan terjadi yang
dialami bayi setelah diberikan imunisasi!
Jawab:
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan
terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke-7-8
setelah penyuntikan. Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat
penyuntikan

2. Seorang ibu datang ke posyandu dengan membawa anaknya yang berusia 2 bulan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan suhu badan 38 C. Sebutkan kontra indikasi
pemberian imunisasi polio (IPV) ?
Jawaban :
a. Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi
(diatas 380C)
b. muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani
pengobatan radiasi umum
c. Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau tinggal serumah dengan pasien yang
memiliki kekebalanm tubuh yang rendah misalnya : penyakit steroid, kanker dan
kemoterapi

3. Seorang ibu datang ke posyandu dengan membawa anaknya yang berusia 2 bulan
setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital normal, kemudian bidan
memberikan imunisasi polio. Jelaskan jadwal pemberian imunisasi polio pada bayi!
Jawaban :
pemberian imunisasi polio (IPV) yaitu Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali (polio I,
II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Saat lahir (0 bulan)
dibarengi vaksin DPT, dan berikutnya di usia 2, 3, 4 bulan. Dilanjutkan pada usia 18
bulan dan 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai