PENDAHULUAN
1
1. Apa yang dimaksud dengan ansietas
2. Apa yang menyebabkan ansietas
3. Apa tanda dan gejala dari ansietas
4. Apa saja tingkatan dari ansietas
5. Bagaiman mekanisme koping dari ansietas
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien ansietas
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemberian asuhan keperawatan pada klien ansietas.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui defenisi ansietas
2. Untuk mengetahui penyebab ansietas
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala ansietas
4. Untuk mengetahuitinkatan ansietas
5. Untuk mengetahui mekanisme koping dari ansietas
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien ansietas
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 ANSIETAS
2.1.1 Defenisi
Ansietas merupakan respon indivdu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh setiap makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Ansietas merupakan pengalaman subjektif dari individu yang tidak dapat diobservasi
secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
Ansietas pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan
merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Ansietas
terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang sangat mendasar bagi
keberadaan individu. Ansietas dikomunikasikan secara internal dan merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan
penting untuk memlihara keseimbangan diri dan melindungi diri. (Suliswati, 2005)
Hasil penelitian yang dilakukan Hartati 2008 terhdapa 33 orang responden
penderita kanker payudara menunjukkan bahwa mayoritas responden (42,2%)
mengalami ansietas sedang, 33% responden mengalami kecemasan berat, dan 27,3%
responden mengalami kecemasan ringan.
2.1.2 Etiologi
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain (Stuart dan
Sundeen, 1998):
a. Teori psikoanalitik
Menurut Freud dikutip dari Stuart dan Sundeen (1998) adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan super ego id mewakili dorongan
insting dan impuls primi tive seseorang sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma-norma budaya seseorang.
b. Teori interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan
interpesrsonal. ansietas berhubungun dengan trauma masa pertumbuhan,seperti
kehilangan,perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya.ansietas
juga dihubungkan dengan perkembangan dan kecemasan yang berat.
3
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuata yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Teori biologi
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzoadiazepin.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
suatu keluarga.
4
3. Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali
Menurut teori psikoanalitik misalnya, kecemasan muncul bila ego menghadapi
ancaman impuls yang tidak dapat dikendalikannya.
b. Respon kognitif
1. Lapangan persepsi menyempit
2. Tidak mampu menerima ramgsangan luar
3. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
5
Gejala bersifat mental:
a) Ketakutan akan ditimpa bahaya
b) Tidak dapat memusatkan perhatian
c) Tidak tentram
d) Ingin lari dari kenyataan
2. Kecemasan sedang
a. Individu hanya berfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannaya
b. Terjadi penyempitan lapangan persepsi
c. Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain
3. Kecemasan berat
a. Lapangan perseptif individu sangat sempit
b. Perhatian hanya pada detail yang kecil ( spesifik) dan tidak dapat
berfikir tentang hal-hal yang lain
c. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu
banyak perintah / arahan untuk fokus pada area lain
4. Panik
a. Individu kehilangan kendali diri dan detil
6
b. Detil perhatian hilang
c. Tidak bis melakukan apapun meskipun dengan perintah
d. Terjadi peningkatana akitfitas motorik
e. Berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain
f. Penyimpangan persepsi dan hilangnya pkiran rasional, tidak mampu
berfungsi secara efektif
g. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian
h. Kriteria serangan panik adalah palpitasi, berkeringat, gemetar, goyah,
sesak nafas, merasa tersedak, nyeri dada, mual , distres abdomen,
pening, derealisasi, atau depersonalisasi, ketakutan kehilangan kendali
diri, ketakutan mati, dan perstesia.
Tingkatan cemas
a. Cemas Ringan
Cemas yang normal menjadi bagian sehari – hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ini dapat
memotivasi belajar dan kreatifitas.
1. Respon Fisiologis :
Sesekali nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Gejala ringan pada lambung
Muka berkerut dan bibir bergetar
2. Respon kongnitif
Lapang persegi meluas
Mampu menerima ransangan yang komplek
Konsentrasi pada masalah
Menyelesaikan masalah secara efektif
3. Respon prilaku dan emosi
Tidak dapat duduk tenang
Tremor halus pada tangan
Suara kadang – kadang meninggi
b. Cemas Sedang
7
Cemas yang menungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang tidak penting. Ansietas ini mempersampit
lapang persepsi individu.
1. Respon fisiologis :
Sering nafas pendek
Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik
Mulut kering
Anoreksia
Diare / konstipasi
Gelisah
2. Respon kongnitif :
Lapang persepsi menyempit
Ransangan luar tidak mampu diterima
Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Respon prilaku dan emosi
Gerakan tersentak – senak ( meremas tangan )
Berbicara banyak dan lebih cepat
Perasaan tidak nyaman
c. Cemas Berat
Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk
memutuskan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
hal yang lain.
1. Respon Fisioloin
Sering nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Berkeringat dan sakit kepala
Penglihatan kabur
2. Respon kongnitif :
Lapangan persepsi sangat menyempit
Tidak mampu menyelesaikan masalah
3. Respon perilaku emosi
Perasaan ancaman meningkat
Verbalisasi cepat
8
Blocking
d. Panik
Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan teror,
karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan
disorgganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupandan jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian
( stuart dan Sudent, 2000)
1. Respon Fisiologis
Nafas pendek
Rasa tercekik dan berdebar
Sakit dada
Pucat
Hipotensi
2. Respon kongnitif
Lapang persepsi menyempit
Tidak dapat berfikir lagi
3. Respon perilaku emosi :
Agitasi, mengamuk dan marah
Ketakutan berteriak – berteriak, blocking
Persepsi kacau
Kecemasan yang timbul dapat diidentifikas melalui respon yang dapat
diidentifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik, emosional, dan
kongnitif atau intelektual
4. Respon fisiologis
Kardiovaskular
Saluran pernafasan
Gastroentestinal
Neuromuskular
Saluran kemih
Sistem kulit
Respon kongnitif
Respon emosional
9
2.1.6 Gangguan Kecemasan
Gangguan Kecemasan menurut Fitri Fauziah dan Julianty Widuri (2002 : 77)
a. Fobia Spesifik
yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antispasi
terhadap objek atau situasi yang spesifik.
b. Fobia Sosial
merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain.
c. Gangguan Panik
berikut beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan panik antara
lain :
Sulit bernafas
Jantung detak kencang
Mual
Rasa sakit didada
Berkeringat dingin
Gemetar
d. Gangguan cemas menyeluruh
(GAD) adalah kekawatiran yang berlebihan dan bersifat perpasif, disertai dengan
berbagai simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau minimbulkan stres yang nyata.
b) Agrophobia
Suatu ketakutan berada dalam suatu tempat situasi dimana iya merasa bahwa
iya tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun fsikologis atau
10
melepaskan diri. Orang – orang yang memiliki agrophobia takut pada
kerumunan dan tempat – tempat yang ramai.
11
Mengubah cara bekerja atau cara penyelesaian,menyusuaikan tujuan atau
mengorbankan salah satu kebutuhan pribadi.
Ada dua sistem koping yang digunakan pada seseorang yang mengalami
kecemasan :
1) Task oriented reaction : individu menilai secara objektif
2) Ego oriented reaction : melindungi diri sendiri, tidak menggunakan secara
realitas
Bebrapa mekanisme pertahanan yang digunakan intuk melawan kecemasan
antara lain adalah :
1. Represi
Dalam terminologi Freund, represi adalah pelepasan tampa sengaja dari
sesuatu kesadaran ( consius ) . pada dasar nya merupakan upaya penolakan
secara tidak sadar terhadap sesuatu yang membuat tidak nyaman dan
menyakitkan
2. Reaksi Formasi
Adalah bagaimana mengubah suatu implus yang mengancam dan tidak
sesuai serta tidak dapat diterima norma sosial diubah menjadi suatu bentuk yang
lebih dapat diterima. Misalnya seseorang yang mempunyai implus agresif dalam
dirinya berubah menjadi orang yang ramah dan sangat bersahabat. Hal ini bukan
berarti bahwa semua orang yang menentang , misalnya perbedaan antara
perilaku yang diperbuat merupakan benar benar dengan yang merupakan reaksi
formasi adalah intensitas dan keekstrimannya.
3. Proyeksi
Adalah mekanisme pertahanan dari individu yang mengganggap suatu
implus yang tidak baik, agresif dan tidak dapat diterima sebagai bukan miliknya
melainnkan milik orang lain.
4. Regresi
Adalah suatu mekanisme pertahanan saat individu kembali kemasa priode
awal dalam hidupnya yang lebih menyenangkan dan bebas dari Frudtasi dan
kecemasan yang saat ini dihadapi, regresi biasanya berhubungan dengan
kembalinya individu kesuatu tahap perkembanganan psikoseksual.
5. Rasionalisasi
12
Merupakan mekanisme pertahanan yang melibatkan pemahaman kembali
prilaku kita untuk membuatnya menjadi lebih rasional dan dapat diterima oleh
kita, hal oni dilakukan karena dengan menyalahkan objek atau orang lain akan
sedikit mengurangi ancaman pada individu itu.
6. Pemindahan
Suatu mekanisme pertahanan dengan cara memindahkan implus terhadap
objek lain karena objek yang dapat memuaskan Id tidak tersedia, pada
mekanisme ini objek lain karena objek yang menurut individu bukanlah
merupakan suatu ancaman
7. Sublimasi
Sublimasi melibatkan perubahan atau penggantian dari implus Id itu sendiri,
Energi instigtual dialihkan kebentuk ekspresi yang lain, yang secara sosial bukan
hanya diterima namun dipuji.
8. Isolasi
Adalah cara kita untuk menghindari perasaan yang tidak dapat dterima
dengan cara melepaskan mereka dari peristiwa yang seharusnya mereka terikat,
merepresikannya dan bereaksi terhadap peristiwa tersebut tampa emosi. Hal ini
sering terjadi pada psikoterapi.
9. Undoing
Dalam undoing, individu akan melakukan oerilaku atau pikiran ritual dalam
upaya untuk mencegah implus yang tidak dapat diterima.
10. Intelektual
Sering bersamaan dengan isolasi individu mendapat jarak yang lebih jauh
dari emosinya dan menutupi hal tersebut dengan analisis intelektual yang abstrak
dari individu itu sendiri.
13
nurani seseorang dan dikendalikan oleh normal – norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menanggani tuntutan dari dua elemen yang
bertantangan dan fungi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.
c)Teori keluarga
Menunjukan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan
individu dalam keluarga.
d) Teori biologis
Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengaturr kecemasan.
Penghambat asam aminobutirikgamma neroregulator. (GABA) juga
mungkin memaikan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan kecemasan, sebagimana halnya dengan endofrin.
14
c. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi terhadap kecemasannya dan berisiko untuk kambuh
kembali
d. Pengalaman kecemasan sebelumnya
Pengalaman kecemasan individu dimasa yang lalu yang tidak dapat teratasi
akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kecemasan dimasa
yang akan datang
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi kecemasan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis,yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas biologi
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan manusia,seperti kebutuhan akan
makanan,minuman dan perumahan.hal ini merepakan faktor umum penyebab
kecemasan.
2. Diagnosis keperawatan
Berdasarkan data-data yang ditemukan pada saat pengakjian, maka diagnosa
keperawatan:
1. Ansietas
2. Koping individu tidak efektif
3. Tindakan keperawatan
A. Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
15
a. Klien mampu mengenal ansietas
b. Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Kliem mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
2) Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasikan dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri
1) Pengalihan situasi
2) Tarik nafas dalam dan mengerutkan serta mengundurkan otot-otot
3) Teknik 5 jari
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
16
b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat klien dengan ansietas
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
2) Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
b) Diskusikan tetang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d) Diskusikan cara merawat klin dengan ansietas dengan cara menagjarkan
teknik relaksasi :
1. Mengalihkan situasi
2. Latihan relaksasi: nafas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
3. Teknik lima jari
e) Diskusikan dengan keluarga prilaku klien yang perlu dirujuk dan bagaimana
merujuk klien
4. Evaluasi
Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien akan dapat :
a. Menyebutkan pengertian cemas
b. Menyebutkan penyebab
c. Menyebutkan tanda dan gejala cemas
d. Mengidentifikasi situasi yang menyertai cemas
e. Melakukan teknik pengalihan situasi
f. Melakukan teknik tarik nafas dalam
g. Melakukan teknik lima jari
17
Setelah diberikan tindakan keperawataan diharapkan keluarga akan dapat :
a) Menyebutkan pengertian cemas
b) Menyebutkan penyebab
c) Menyebutkan tanda dan gejala cemas
d) Mengidentifikasi situasi yang menyertai cemas
e) Melakukan teknik pengalihan situasi
f) Melakukan teknik tarik nafas dalam
g) Melakukan teknik lima jari
h) Mengetahui perilaku pada klien yang perlu segera dirujuk
i) Mengatahui sistem rujukan
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ansietas merupakan respon
indivdu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh setiap
makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan interpesrsonal, konflik emosional,
kecemasan yang berat, dll. Tanda dan gejala ansietas adalah sering nafas pendek, nadi
dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat,
tremor,sakit kepala dan sulit tidur. Tingakatan cemas dibagi atas 4, yaitu; cemas ringan,
cemas sedang, cemas berat, panik, dll.
Ada dua sistem koping yang digunakan pada seseorang yang mengalami kecemasan,
yaitu; Task oriented reaction : individu menilai secara objektif dan Ego oriented reaction :
melindungi diri sendiri, tidak menggunakan secara realitas. Untuk mekanisme koping
terhadap kecemasan meliputi hal-hal sebagai berikut: Menyerang, Menarik diri,
Kompromi.
Asuhan keperawatan ansietas dimulai dari pengkajian. Dimulai dari mengenali faktor
predisposisi dan presipitasi ansietas, merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakan
tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga, serta mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Apabila ada kekurangan dalam
pembuatan makalah ini diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya
agar penulis dapat memperbiki kesalahan.
19