Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ansietas adalah salah satu masalah psikososial yang sering dialami oleh setiap orang
dalam kehidupannya sehari-hari. Pengalaman persalinan adalah saat yang menegangkan
dan mencemaskan bagi ibu hamil dan keluarganya. Begitu juga ketika seseorang klien
yang akan menghadapi operasi. Selain itu pengalaman kehilangan orang yang dicintai,
gempa bumi dan tsunami atau pada saat sedang menghadapi ujian dapan menyebabkan
ansietas.
Ansietas merupakan sesuatu yang wajar oleh karena setiap orang menginginkan
segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau
kegagalan. Akan tetapi, bila keadaan ini terus menerus berlangsung dapat menyebabkan
keadaan yang panik dimana seseorang tidak dapaat lagi melihat segala sesuatudengan
pikiran jernih karna lahan persepsinya sangat menyempit. Oleh karena itu, diperlukan
pemberian asuhan keperawatan untuk mengurangi rasa ansietas klien.
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Supriyantoro
(dalam Kompas, 29 September 2011) , menyatakan, bahwa dari populasi orang dewasa di
Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar 11,6 persen atau 17,4 juta jiwa mengalami
gangguan mental emosional atau gangguan kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan
dan depresi. Sementara Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati (dalam
Kompas.com, 10 Oktober 2011), menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa
ringan hingga triwulan kedua tahun 2011 mencapai 306.621 orang, naik dari 159.029
orang pada tahun 2010. Secara keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta
mencapai angka 14,1 persen dari jumlah penduduk. Jumlah itu di atas angka nasional
sebesar 11,6 persen. Angka tersebut diperoleh dari survei kesehatan daerah tentang
gangguan jiwa mental dan emosional oleh Kementerian Kesehatan.
Untuk itu sebagai tenaga kesehatan perawat berperan sebagai pemberi askep dalam
arti perawat dapat membantu mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
meningkatkan fungsi kehidupannya. Perawat juga dapat sebagai pendidik dalam
mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas keluarga yaitu
mampu mengenal masalah-masalah pada pasien, mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah, merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, memodifikasi
lingkungan keluarga yang mendukung pemulihan pasien dan manfaat pelayanan
kesehatan jiwa yang ada.dapat bersifat timbal balik. Rujukan balik dari tim kesehatan
jiwa masysrakat, RSU, RSJ keperawat jiwa komunitas.

1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan ansietas
2. Apa yang menyebabkan ansietas
3. Apa tanda dan gejala dari ansietas
4. Apa saja tingkatan dari ansietas
5. Bagaiman mekanisme koping dari ansietas
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien ansietas

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pemberian asuhan keperawatan pada klien ansietas.

B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui defenisi ansietas
2. Untuk mengetahui penyebab ansietas
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala ansietas
4. Untuk mengetahuitinkatan ansietas
5. Untuk mengetahui mekanisme koping dari ansietas
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien ansietas

1.4 Komponen Ruang Lingkup Penulisan


Berdasarkan judul makalah yang dibuat maka komponen ruang lingkup penulisan
makalah ini adalah asuhan keperawatan pada klien gangguan ansietas.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 ANSIETAS
2.1.1 Defenisi
Ansietas merupakan respon indivdu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang dialami oleh setiap makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Ansietas merupakan pengalaman subjektif dari individu yang tidak dapat diobservasi
secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
Ansietas pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan
merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Ansietas
terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang sangat mendasar bagi
keberadaan individu. Ansietas dikomunikasikan secara internal dan merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan
penting untuk memlihara keseimbangan diri dan melindungi diri. (Suliswati, 2005)
Hasil penelitian yang dilakukan Hartati 2008 terhdapa 33 orang responden
penderita kanker payudara menunjukkan bahwa mayoritas responden (42,2%)
mengalami ansietas sedang, 33% responden mengalami kecemasan berat, dan 27,3%
responden mengalami kecemasan ringan.

2.1.2 Etiologi
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain (Stuart dan
Sundeen, 1998):
a. Teori psikoanalitik
Menurut Freud dikutip dari Stuart dan Sundeen (1998) adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan super ego id mewakili dorongan
insting dan impuls primi tive seseorang sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma-norma budaya seseorang.
b. Teori interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan
interpesrsonal. ansietas berhubungun dengan trauma masa pertumbuhan,seperti
kehilangan,perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya.ansietas
juga dihubungkan dengan perkembangan dan kecemasan yang berat.

3
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuata yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

d. Teori biologi
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzoadiazepin.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas

e. Kajian keluarga
Menunjukkan bahwa ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
suatu keluarga.

2.1.3 Teori Kecemasan


1. Kecemasan sebagai konflik yang tidak disadari
Freud yakin bahwa kecemasan neurotis merupakan akibat dari konflik yang
tidak disadari antar impuls id (terutama seksual dan agresif) dengan kendala yanng
ditetapkan oleh ego dan super ego. Impuls-impuls id menimbulkan ancaman bagi
individu karena bertentangan dengan nilai pribadi atau nilai sosial. Secara sadar
seorang gadis tidak akan mengakui kalau dia membenci ibunya, karena perasaan in
bertentangan dengan keyakinannya. Bila dia mengakui perasaan sebenarnya dia akan
menghancurkan konsep dirinya sebagai seorang anak yang penuh cinta kasih. Bila
dia mulai merasa marah kepada ibunya, kecemasan yang terbangkitkan itu akan
menjadi pertanda bahaya yang potensial. Kemudian gadis itu akan melakukan
tindakan defentif untuk menyingkirkan impuls yang menimbulkan kecemasan dari
kesadaraannya. Tindakan ini yang disebut yang disebut mekanisme pertahanan.
2. Kecemasan sebagai respons yang dipelajari
Teori belajar sosial tidak memfokuskan diri pada konflik internal tetapi pada
cara-cara dimana kecemasan diasosiasikan dengan situasi tertentu melalui proses
belajar. Kadang-kadang rasa takut yang dipelajari pada masa kanak-kanak sulit
dihilngkan.
Orang dewasa mungkin akan selalu menghindari situasi yang menimbulkan
kecemasan pada masa kanak-kanak, karena tidak pernah menila kembali ancaman
tersebut atau mengembangkan cara untuk menanggulanginya.

4
3. Kecemasan sebagai akibat kurangnya kendali
Menurut teori psikoanalitik misalnya, kecemasan muncul bila ego menghadapi
ancaman impuls yang tidak dapat dikendalikannya.

2.1.4 Tanda dan gejala


a. Respon fisik
Respon fisik yang mungkin ditemukan: sering nafas pendek, nadi dan
tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gellisah,
berkeringat, tremor,sakit kepala dan sulit tidur.

b. Respon kognitif
1. Lapangan persepsi menyempit
2. Tidak mampu menerima ramgsangan luar
3. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

c. Respon prilaku dan emosi


1. Gerakan tersentak-sentak
2. Bicara berlebihan dengan cepat
3. Perasaan tidak aman

Gejala-gejala Kecemasan (Siti Sundari, 2004: 62)


Gejala bersifat fisik :
a. Jari tangan dingin
b. Detak jantung makin cepat
c. Berkeringat dingin
d. Kepala pusing
e. Nafsu makan berkurang
f. Tidur tidak nyenyak
g. Dada sesak

5
Gejala bersifat mental:
a) Ketakutan akan ditimpa bahaya
b) Tidak dapat memusatkan perhatian
c) Tidak tentram
d) Ingin lari dari kenyataan

2.1.5 Tingkatan Cemas


1. Kecemasan ringan
a. Individu waspada
b. Lapangan persepsi luas
c. Menajamkan indra
d. Dapat memotifikasi indifidu untuk belajar dan mampu memecahkan
masalah secara efektif
e. Menghasilkan pertumbuhan dan kreatif

2. Kecemasan sedang
a. Individu hanya berfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannaya
b. Terjadi penyempitan lapangan persepsi
c. Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain
3. Kecemasan berat
a. Lapangan perseptif individu sangat sempit
b. Perhatian hanya pada detail yang kecil ( spesifik) dan tidak dapat
berfikir tentang hal-hal yang lain
c. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu
banyak perintah / arahan untuk fokus pada area lain

4. Panik
a. Individu kehilangan kendali diri dan detil

6
b. Detil perhatian hilang
c. Tidak bis melakukan apapun meskipun dengan perintah
d. Terjadi peningkatana akitfitas motorik
e. Berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain
f. Penyimpangan persepsi dan hilangnya pkiran rasional, tidak mampu
berfungsi secara efektif
g. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian
h. Kriteria serangan panik adalah palpitasi, berkeringat, gemetar, goyah,
sesak nafas, merasa tersedak, nyeri dada, mual , distres abdomen,
pening, derealisasi, atau depersonalisasi, ketakutan kehilangan kendali
diri, ketakutan mati, dan perstesia.
Tingkatan cemas
a. Cemas Ringan
Cemas yang normal menjadi bagian sehari – hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ini dapat
memotivasi belajar dan kreatifitas.
1. Respon Fisiologis :
 Sesekali nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Gejala ringan pada lambung
 Muka berkerut dan bibir bergetar
2. Respon kongnitif
 Lapang persegi meluas
 Mampu menerima ransangan yang komplek
 Konsentrasi pada masalah
 Menyelesaikan masalah secara efektif
3. Respon prilaku dan emosi
 Tidak dapat duduk tenang
 Tremor halus pada tangan
 Suara kadang – kadang meninggi

b. Cemas Sedang

7
Cemas yang menungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang tidak penting. Ansietas ini mempersampit
lapang persepsi individu.
1. Respon fisiologis :
 Sering nafas pendek
 Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik
 Mulut kering
 Anoreksia
 Diare / konstipasi
 Gelisah
2. Respon kongnitif :
 Lapang persepsi menyempit
 Ransangan luar tidak mampu diterima
 Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Respon prilaku dan emosi
 Gerakan tersentak – senak ( meremas tangan )
 Berbicara banyak dan lebih cepat
 Perasaan tidak nyaman

c. Cemas Berat
Cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk
memutuskan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
hal yang lain.
1. Respon Fisioloin
 Sering nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Berkeringat dan sakit kepala
 Penglihatan kabur
2. Respon kongnitif :
 Lapangan persepsi sangat menyempit
 Tidak mampu menyelesaikan masalah
3. Respon perilaku emosi
 Perasaan ancaman meningkat
 Verbalisasi cepat

8
 Blocking

d. Panik
Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan teror,
karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak
mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan
disorgganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,
tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupandan jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian
( stuart dan Sudent, 2000)
1. Respon Fisiologis
 Nafas pendek
 Rasa tercekik dan berdebar
 Sakit dada
 Pucat
 Hipotensi
2. Respon kongnitif
 Lapang persepsi menyempit
 Tidak dapat berfikir lagi
3. Respon perilaku emosi :
 Agitasi, mengamuk dan marah
 Ketakutan berteriak – berteriak, blocking
 Persepsi kacau
 Kecemasan yang timbul dapat diidentifikas melalui respon yang dapat
diidentifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik, emosional, dan
kongnitif atau intelektual
4. Respon fisiologis
 Kardiovaskular
 Saluran pernafasan
 Gastroentestinal
 Neuromuskular
 Saluran kemih
 Sistem kulit
 Respon kongnitif
 Respon emosional

9
2.1.6 Gangguan Kecemasan
Gangguan Kecemasan menurut Fitri Fauziah dan Julianty Widuri (2002 : 77)

a. Fobia Spesifik
yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antispasi
terhadap objek atau situasi yang spesifik.

b. Fobia Sosial
merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain.

c. Gangguan Panik
berikut beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan panik antara
lain :
 Sulit bernafas
 Jantung detak kencang
 Mual
 Rasa sakit didada
 Berkeringat dingin
 Gemetar
d. Gangguan cemas menyeluruh
(GAD) adalah kekawatiran yang berlebihan dan bersifat perpasif, disertai dengan
berbagai simtom somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau minimbulkan stres yang nyata.

Gangguan Kecemasan menurut Sutardjo Wiramihardja (2005 : 71)


a) Panik Disorder
Panik disorder tidak dipicu oleh hal – hal yang bagi orang lain bukan
merupakan masalah luar biasa . simtom yang menandakan kondisi panik, nafas
yang pendek, palpasi , ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.

b) Agrophobia
Suatu ketakutan berada dalam suatu tempat situasi dimana iya merasa bahwa
iya tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun fsikologis atau

10
melepaskan diri. Orang – orang yang memiliki agrophobia takut pada
kerumunan dan tempat – tempat yang ramai.

2.1.7. Dampak Kecemasan


Menurut yustinus Semiun (2006 :321) kecemasan kedalam beberapa simtom,
antara lain :
a. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui.
b. Simtom kongnitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal – hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi.
c. Simtom motor
Simtom motor merupakan gambaran ransangan kongnitif yang tinggi
pada individu dan merupakan usaha untuk melindungidirinya dari apa saja
yang dirasanya mengancam

2.1.8 Mekanisme Pertahanan Cemas


Untuk mekanisme koping terhadap kecemasan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Menyerang
Pola konstruktif :berupa pemecahan masalah secara efektif.
Pola destruktif :marah dan bermusuhan
2. Menarik diri
Menjauhi sumber stress
3.Kompromi

11
Mengubah cara bekerja atau cara penyelesaian,menyusuaikan tujuan atau
mengorbankan salah satu kebutuhan pribadi.
Ada dua sistem koping yang digunakan pada seseorang yang mengalami
kecemasan :
1) Task oriented reaction : individu menilai secara objektif
2) Ego oriented reaction : melindungi diri sendiri, tidak menggunakan secara
realitas
Bebrapa mekanisme pertahanan yang digunakan intuk melawan kecemasan
antara lain adalah :
1. Represi
Dalam terminologi Freund, represi adalah pelepasan tampa sengaja dari
sesuatu kesadaran ( consius ) . pada dasar nya merupakan upaya penolakan
secara tidak sadar terhadap sesuatu yang membuat tidak nyaman dan
menyakitkan
2. Reaksi Formasi
Adalah bagaimana mengubah suatu implus yang mengancam dan tidak
sesuai serta tidak dapat diterima norma sosial diubah menjadi suatu bentuk yang
lebih dapat diterima. Misalnya seseorang yang mempunyai implus agresif dalam
dirinya berubah menjadi orang yang ramah dan sangat bersahabat. Hal ini bukan
berarti bahwa semua orang yang menentang , misalnya perbedaan antara
perilaku yang diperbuat merupakan benar benar dengan yang merupakan reaksi
formasi adalah intensitas dan keekstrimannya.

3. Proyeksi
Adalah mekanisme pertahanan dari individu yang mengganggap suatu
implus yang tidak baik, agresif dan tidak dapat diterima sebagai bukan miliknya
melainnkan milik orang lain.
4. Regresi
Adalah suatu mekanisme pertahanan saat individu kembali kemasa priode
awal dalam hidupnya yang lebih menyenangkan dan bebas dari Frudtasi dan
kecemasan yang saat ini dihadapi, regresi biasanya berhubungan dengan
kembalinya individu kesuatu tahap perkembanganan psikoseksual.
5. Rasionalisasi

12
Merupakan mekanisme pertahanan yang melibatkan pemahaman kembali
prilaku kita untuk membuatnya menjadi lebih rasional dan dapat diterima oleh
kita, hal oni dilakukan karena dengan menyalahkan objek atau orang lain akan
sedikit mengurangi ancaman pada individu itu.
6. Pemindahan
Suatu mekanisme pertahanan dengan cara memindahkan implus terhadap
objek lain karena objek yang dapat memuaskan Id tidak tersedia, pada
mekanisme ini objek lain karena objek yang menurut individu bukanlah
merupakan suatu ancaman
7. Sublimasi
Sublimasi melibatkan perubahan atau penggantian dari implus Id itu sendiri,
Energi instigtual dialihkan kebentuk ekspresi yang lain, yang secara sosial bukan
hanya diterima namun dipuji.
8. Isolasi
Adalah cara kita untuk menghindari perasaan yang tidak dapat dterima
dengan cara melepaskan mereka dari peristiwa yang seharusnya mereka terikat,
merepresikannya dan bereaksi terhadap peristiwa tersebut tampa emosi. Hal ini
sering terjadi pada psikoterapi.
9. Undoing
Dalam undoing, individu akan melakukan oerilaku atau pikiran ritual dalam
upaya untuk mencegah implus yang tidak dapat diterima.

10. Intelektual
Sering bersamaan dengan isolasi individu mendapat jarak yang lebih jauh
dari emosinya dan menutupi hal tersebut dengan analisis intelektual yang abstrak
dari individu itu sendiri.

2.1.9 Proses Terjadinya Kecemasan


1. Faktor Predisposisi Kecemasan (Stuart dan Laraia, 1998) penyebab :
a) Teori psikonalitik
Menurut Freud kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian id dan suoerego, id mewakili dorongan insting
dan implus primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati

13
nurani seseorang dan dikendalikan oleh normal – norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menanggani tuntutan dari dua elemen yang
bertantangan dan fungi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.

b) Teori tingkah laku


Teori ini berkaitan cdengan pendapat bahwa kecemasan adaalah hasil
frustasi, dimana segala suatu yang menghalangi terhadap kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan
kecemasan .

c)Teori keluarga
Menunjukan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan
individu dalam keluarga.

d) Teori biologis
Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengaturr kecemasan.
Penghambat asam aminobutirikgamma neroregulator. (GABA) juga
mungkin memaikan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan kecemasan, sebagimana halnya dengan endofrin.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANSIETAS


1. Faktor Predisposisi
a. Genetik
Seorang individu yang memiliki anggota keluarga atau dibesarkan dalam
keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa akan mengalami kesulitan dalam
mengatasi kecemasan nya.
b. Kesehatan fisik
Individu dengan kesehatan fisik yang bagus dan hidup dengan teratur
mempunyai kemampuan dalam menghadapi stresor dengan lebih baik dibanding
dengan individu yang mengalami gangguan fisik

14
c. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi terhadap kecemasannya dan berisiko untuk kambuh
kembali
d. Pengalaman kecemasan sebelumnya
Pengalaman kecemasan individu dimasa yang lalu yang tidak dapat teratasi
akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kecemasan dimasa
yang akan datang

2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi kecemasan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis,yaitu:
1. Ancaman terhadap integritas biologi
Merupakan ancaman terhadap kebutuhan manusia,seperti kebutuhan akan
makanan,minuman dan perumahan.hal ini merepakan faktor umum penyebab
kecemasan.

2. Ancaman rasa aman


Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik.ancaman keamanan diri
meliputi tidak tercapai haarapan,tidak terpenuhinya akan status,rasa bersalah atau
pertentangan antara keyakinan diri dan perilaku dan tidak mampu untuk
mendapatkan pengharagaan dari orang lain.

2. Diagnosis keperawatan
Berdasarkan data-data yang ditemukan pada saat pengakjian, maka diagnosa
keperawatan:
1. Ansietas
2. Koping individu tidak efektif

3. Tindakan keperawatan
A. Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan

15
a. Klien mampu mengenal ansietas
b. Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Kliem mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
2) Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasikan dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri
1) Pengalihan situasi
2) Tarik nafas dalam dan mengerutkan serta mengundurkan otot-otot
3) Teknik 5 jari
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

B. Tindakan keperawatan untuk keluarga


1) Tujuan
a) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya

16
b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat klien dengan ansietas
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas

2) Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
b) Diskusikan tetang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d) Diskusikan cara merawat klin dengan ansietas dengan cara menagjarkan
teknik relaksasi :
1. Mengalihkan situasi
2. Latihan relaksasi: nafas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
3. Teknik lima jari
e) Diskusikan dengan keluarga prilaku klien yang perlu dirujuk dan bagaimana
merujuk klien

4. Evaluasi
Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien akan dapat :
a. Menyebutkan pengertian cemas
b. Menyebutkan penyebab
c. Menyebutkan tanda dan gejala cemas
d. Mengidentifikasi situasi yang menyertai cemas
e. Melakukan teknik pengalihan situasi
f. Melakukan teknik tarik nafas dalam
g. Melakukan teknik lima jari

17
Setelah diberikan tindakan keperawataan diharapkan keluarga akan dapat :
a) Menyebutkan pengertian cemas
b) Menyebutkan penyebab
c) Menyebutkan tanda dan gejala cemas
d) Mengidentifikasi situasi yang menyertai cemas
e) Melakukan teknik pengalihan situasi
f) Melakukan teknik tarik nafas dalam
g) Melakukan teknik lima jari
h) Mengetahui perilaku pada klien yang perlu segera dirujuk
i) Mengatahui sistem rujukan

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ansietas merupakan respon
indivdu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh setiap
makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab ansietas timbul dari perasaan
takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan interpesrsonal, konflik emosional,
kecemasan yang berat, dll. Tanda dan gejala ansietas adalah sering nafas pendek, nadi
dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat,
tremor,sakit kepala dan sulit tidur. Tingakatan cemas dibagi atas 4, yaitu; cemas ringan,
cemas sedang, cemas berat, panik, dll.
Ada dua sistem koping yang digunakan pada seseorang yang mengalami kecemasan,
yaitu; Task oriented reaction : individu menilai secara objektif dan Ego oriented reaction :
melindungi diri sendiri, tidak menggunakan secara realitas. Untuk mekanisme koping
terhadap kecemasan meliputi hal-hal sebagai berikut: Menyerang, Menarik diri,
Kompromi.
Asuhan keperawatan ansietas dimulai dari pengkajian. Dimulai dari mengenali faktor
predisposisi dan presipitasi ansietas, merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakan
tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga, serta mengevaluasi tindakan yang telah
dilakukan.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Apabila ada kekurangan dalam
pembuatan makalah ini diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya
agar penulis dapat memperbiki kesalahan.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Penanganan Anemi
    Penanganan Anemi
    Dokumen1 halaman
    Penanganan Anemi
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Pbak Bener
    Pbak Bener
    Dokumen4 halaman
    Pbak Bener
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • OP Postural Dra
    OP Postural Dra
    Dokumen3 halaman
    OP Postural Dra
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Roleplay Bener
    Roleplay Bener
    Dokumen3 halaman
    Roleplay Bener
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Kesmas
    Kesmas
    Dokumen1 halaman
    Kesmas
    roy
    Belum ada peringkat
  • PBAK
    PBAK
    Dokumen2 halaman
    PBAK
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Hirsprung Makalah Fix
    Hirsprung Makalah Fix
    Dokumen37 halaman
    Hirsprung Makalah Fix
    Nurul Qamaria
    Belum ada peringkat
  • Cairan Elektrolit Tubuh
    Cairan Elektrolit Tubuh
    Dokumen12 halaman
    Cairan Elektrolit Tubuh
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 15
    Keperawatan 15
    Dokumen18 halaman
    Keperawatan 15
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 11
    Keperawatan 11
    Dokumen7 halaman
    Keperawatan 11
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Martabat Dan Tanggung Jawab Manu
    Hakikat Martabat Dan Tanggung Jawab Manu
    Dokumen13 halaman
    Hakikat Martabat Dan Tanggung Jawab Manu
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 14
    Keperawatan 14
    Dokumen11 halaman
    Keperawatan 14
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Agama Islam
    Agama Islam
    Dokumen15 halaman
    Agama Islam
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 11
    Keperawatan 11
    Dokumen7 halaman
    Keperawatan 11
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 5
    Keperawatan 5
    Dokumen4 halaman
    Keperawatan 5
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Diet Penderita Hipertensi
    Diet Penderita Hipertensi
    Dokumen13 halaman
    Diet Penderita Hipertensi
    Prawira Buntara Putra
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 9
    Keperawatan 9
    Dokumen9 halaman
    Keperawatan 9
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 8
    Keperawatan 8
    Dokumen11 halaman
    Keperawatan 8
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 1
    Keperawatan 1
    Dokumen9 halaman
    Keperawatan 1
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 10
    Keperawatan 10
    Dokumen8 halaman
    Keperawatan 10
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 7
    Keperawatan 7
    Dokumen14 halaman
    Keperawatan 7
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 4
    Keperawatan 4
    Dokumen19 halaman
    Keperawatan 4
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 6
    Keperawatan 6
    Dokumen1 halaman
    Keperawatan 6
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan 2
    Keperawatan 2
    Dokumen102 halaman
    Keperawatan 2
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kewarganegaraan-1
    Makalah Kewarganegaraan-1
    Dokumen15 halaman
    Makalah Kewarganegaraan-1
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen16 halaman
    Makalah
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kewarganegaraan
    Makalah Kewarganegaraan
    Dokumen17 halaman
    Makalah Kewarganegaraan
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Makalah 5
    Makalah 5
    Dokumen18 halaman
    Makalah 5
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metodologi Keperawatan
    Makalah Metodologi Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Makalah Metodologi Keperawatan
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat
  • Metodologi 2
    Metodologi 2
    Dokumen8 halaman
    Metodologi 2
    Dwinari Aulia Juwita
    Belum ada peringkat