ULKUS MOLE
Oleh :
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
pemahaman penulis maupun pembaca mengenai Ulkus Mole beserta
patofisiologi dan penangananannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ulkus mole (chanroid) adalah penyakit alat kelamin yang akut, setempat,
disebabkan oleh Steptobacillus durey (Haemophilus ducreyi) dengan gejala
klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan
sering disertai pernanahan kelenjar getah bening regional.1
2.2 Sinomim
2.3 Epidemiologi
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik,
terutama di kota dan pelabuhan. Perbaikan tingkat ekonimi mempengaruhi
berkurangannya frekuensi penyakit ini di negara-negara yang lebih maju.
Selain penularan melalui hubungan seksual, secara kebetulan juga dapat
mengenai hari dokter atau perawat.1
2.4 Etiologi
2.5 Patofisiologi
Masa inkubasi berkisar 1-14 hari pada umumnya kurang dari 7 hari. Lesi
kebanyakan multipel, jarang soliter, biasanya pada daerah genital, jarang pada
daerah ekstragenital. Mula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudia
menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi cepat pecah menjadi ulkus.
Gejala sistemik jarang timbul, kalau ada hanya demam sedikit atau malese
ringan.
Jenis-jenis bentuk klinis1-4
2. Dwarf chancroid
Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi
dasarnya tidak teratur dan tepi berdarah.
5. Giant chancroid
Mula-mula timbul ulkus kecil, tapi meluas dengan cepat dan menutupi
satu daerah. Sering mengikuti abses inguinal yang pecah dan dapat meluas
ke daerah suprapubis bahkan daerah paha dengan cara autoinokulasi.
6. Phagedenic chancroid
Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang
luas. Genitalia eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai infeksi
organisme Vincent.
7. Time serpiginosa
1. Mixed chancre
Kalau disertai sifilis stadium I. Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi
setelah 15-20 hari menjadi manifes, terutama jika diobat dengan
sulfonamida.
2. Abses kelenjar inguiasi bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan
sinus yang kemudian menjadi ulkus. Ulkus kemudian membesar
membentuk giant chancroid.
3. Fimosis dan parafimosis
Kalau lesi mengetnai preputium
4. Fistula uretra
Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif. Dapar
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut
dapar menjadi striktura uretra,
5. Infeksi campuran
Dapat diserta infeksi organisme Vincent sehingga ulkus makin parah dan
bersifat desktruktif. Di samping itu juga dapat disertai penyakit
limfogranuloma venereum atau granuloma inguinale
2.8 Diagnosis
Diagnosis dengan biakan sulit dilakukan karena media yang cocok tidak
tersedia secara luas.3
Pemeriksaan penunjang:1
2. Biakan kuman
Bahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada
pembenihan/pelat agar khusus yang ditambahkan daerah kelinci
yang sudah didefibrinasi. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa
pembenihan yang mengandung serum darah penderita sendiri sudah
diinaktifkan memberikan hasil yang memuaskan. Inkubasi
membutuhkan waktu 48 jam. Medium yang mengandung gonococcal
medium base. Ditambah dengan hemoglobin 1%, Iso-Witalex 1%
dan vankomisin 3mcg/ml akan mengurangi kontaminasi yang
timbul.
4. Biopsi
Biopsi dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis. Pada
gambaran histpatologik ditemukan
a. Daerah superficial pada dasar ulkus: neutrofil, fibrin, eritrosit, dan
jaringan nekrotik.
b. Daerah tengah : pembuluh-pembuluh darah kapiler baru dengan
proliferasi sel-sel endotel sehingga lumen tersumbat dan
menimbulkan trombosis. Terjadi perubahan degeneratif pada dinding
pembuluh-pembuluh darah.
c. Daerah sebelah dalam: infiltrat padat terdiri atas sel-sel plasma dan
sel-sel limfoid.
6. Autoinokulasi
Bahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasikan pada kulit
sehat daerah lengan bawah atau paha penderita yang digores lebih
dahulu. Pada tempat tersebut akan timbul ulkus mole. Sekarang cara
ini tidak dipakar lagi.
1. Herpes Genitalis
Pada herpes genitalis kelainan kulit ialah vesikel yang berkelompok dan
jika memecah menjadi eroisi, jika bukan ulkus seperti ulkus mole. Tanda-
tanda radang akut lebih mencolok pada ulkus mole. Diagnosis dengan
biakan atau mikroskop electron negatif stain.
Pada ulkus mole, pada sediaan hapus berupa bahan yang diambil dari dasar
ulkus ditemukan sel raksasa berinti banyak.1
2. Sifilis stadium I
Pada sifilis stadium I (ulkus durum), ulkus bersih, indolen, terdapat
indurasi, dam tanda-tanda radang akut tidak terdapat. Jika terjadi
pembesaran kelenjar getah bening regional juga disertai tanda-tanda
radang akut kecuali tumor, tanpa disertai periadenitis dan perlunakan.1
4. Granuloma inguinale
Yang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. Pada sedian
jaringan tidak bahan Donovan.
2.10 Pengobatan
Sistemik:
1. Sulfonamida
Misalnya sulfatiazol, sulfadiazin, atau sulfamidin, diberikan dengan
dosis pertama 2-4 gram dilanjutkan dengan 1 gramtiap 4 jam sampai
sembuh sempurna (kurang lebih 10-14 hari)
Tablet kotrimoksazol, ialah kombinasi sulfametoksazol 400 mg
dengan trimetropin 80mg, diberikan dengan dosis 2x2 tablet selamat
10 hari. Bila pengobatan berhasil, perlu dilakukan drainasi, dorsumsisi
pada praeputium. Pada bubo yang mengalami supurasi dilakukan
aspirasi melalui kulit yang sehat. MEHUS dkk. (1981) menyatakan
bahwa pemberian kotrimoksazol 2x4 tablet selama 2 hari, sangat
efektif untuk ulkus mole.
2. Streptomisi
Obat ini juga efektif tanpa menggangap diagnosis sifilis. Disuntikan
tiap hari 1 gram selama 7-14 hari, dapat juga dikombinasi perlu jalau
terdapat bubo, atau kalau lesi genitalia tidak sembuh hanya dengan
pemberian sulfonamida.
3. Penicilin
Sedikit efektif, terutama diberikan kalau terdapat organisme Vincent.
4. Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Efektif kalau diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama 10-20
hari., antibiotik golongan ini menutupi gejala-gejala sifilis stadium I.
Di beberapa negara H.ducreyi sudah resisten terhadap antibioktika
golongan ini. STAMPS (1974) mengobati 32 penderita ulkus mole
dengan doksisiklin 300 mg dosis tunggal dan hanya menemukan
kegagalan pada 1 orang.
5. Kanamisin
Disuntikan 1.m 2x 500mg selama 6-14 hari. Obat ini tidak mempunyai
efek terhadap T.pallidum
6. Kloramfenikol
Efektif terhadap H.ducreyi, tetapi karena mempunyai efek toksik tidak
digunakan lagi.
7. Eritromisin
Terapi yang di anjurkan adalah diberikan 4x500 mg sehari, selama
seminggu.1,3
8. Kuinolon
Ofoksasin : cukup dosis tunggal 400 mg.
Lokal:
2.12 Pencegahan
2.13 Prognosis
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat,
disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducrey) dengan gejala
klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi,
dengan sering disertai pernahanan kelenjar getah bening regional. Nama lain
dari ulkus mole ini ialah soft chancre, chancroid, dan softsore.
Ulkus mole merupakan suatu penyakit ulkus akut yang biasanya muncul
didaerah genital atau anogenital, dan biasanya disertai dengan limfadenitis
yang tampak meluas (bubo). Haemophilus ducreyi, gram negatif fakultatif
anaerobik cocobasil, memerlukan darah untuk pertumbuhannya,
menyebabkan ulkus superfisial dari ulkus mole dan itu berhubungan dengan
limfadenitis regional.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA