Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus
HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena Flu biasa.
2) Parenteral
Parenteral yaitu melalui luka yang dicemari darah pengidap HIV, seperti dapat terjadi pada
pengguna narkotika suntik yang menggunakan alat suntiknya ini secara bergantian tanpa
memperdulikan aspek kesuciannya, atau dalam penggunaan alat-alat yang membuat luka seperti
tatto, pisau cukur penggosok gigi secara benrgantian
3) Perinatal
Perinatal yaitu penularan oleh ibu yang menyidap HIV kejanin yang dikandungnya. Di
Amerika Serikat 78% dai AIDS pada anak penulannya melalui cara ini.
Pengobatan ini harus dimulai maksimal tiga hari setelah terjadi pajanan (terpapar)
terhadap virus. Idealnya, obat ini bisa diminum langsung setelah pajanan terjadi. Makin cepat
pengobatan, maka lebih baik.
Pengobatan memakai PEP ini berlangsung selama sebulan. Efek samping obat ini serius
dan tidak ada jaminan bahwa pengobatan ini akan berhasil. PEP melibatkan obat-obatan yang
sama seperti pada orang yang sudah dites positif HIV.
Tes darah akan dilakukan secara teratur untuk mengawasi perkembangan virus sebelum
memulai pengobatan. Pengobatan dilakukan setelah virus mulai melemahkan sistem kekebalan
tubuh manusia. Ini bisa ditentukan dengan mengukur tingkat sel CD4 (sel yang bertugas
melawan infeksi) dalam darah.
Pengobatan biasanya disarankan setelah CD4 di bawah 350, entah terjadi gejala atau tidak.
Jika CD4 sudah mendekati 350, disarankan untuk melakukan pengobatan secepatnya. Tujuan
pengobatan adalah untuk menurunkan tingkat virus HIV dalam darah. Ini juga untuk mencegah
atau menunda penyakit yang terkait dengan HIV. Kemungkinan untuk menyebarkannya juga
menjadi lebih kecil.
Obat-obatan Antiretroviral
Antiretroviral (ARV) adalah beberapa obat yang digunakan untuk mengobati infeksi HIV.
Obat-obatan ini tidak membunuh virus, tapi memperlambat pertumbuhan virus. HIV bisa mudah
beradaptasi dan kebal terhadap satu golongan ARV. Oleh karena itu, kombinasi golongan ARV
akan diberikan pada penderita. Beberapa golongan ARV adalah:
NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors).Jenis ARV ini akan bekerja dengan
menghilangkan protein yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri.
NRTI (Nucleoside reverse transcriptase inhibitors). Golongan ARV ini menghambat
perkembangan HIV di dalam sel tubuh.
Protease inhibitors. ARV jenis ini akan menghilangkan protease, jenis protein yang juga
dibutuhkan HIV untuk memperbanyak diri.
Entry inhibitors. ARV jenis ini akan menghalangi HIV untuk memasuki sel-sel CD4.
Integrase inhibitors. Jenis ARV ini akan menghilangkan integrase, protein yang
digunakan HIV untuk memasukkan materi genetik ke dalam sel-sel CD4.
Pengobatan kombinasi ini lebih dikenal dengan nama terapi antiretroviral (ART). Biasanya
pasien akan diberikan tiga golongan obat ARV. Kombinasi obat ARV yang diberikan berbeda-
beda pada tiap-tiap orang, jadi jenis pengobatan ini bersifat pribadi atau khusus.
Beberapa obat ARV sudah digabungkan menjadi satu pil. Begitu pengobatan HIV dimulai,
mungkin obat ini harus dikonsumsi seumur hidup. Jika satu kombinasi ARV tidak berhasil,
mungkin perlu beralih ke kombinasi ARV lainnya.
Penggabungan beberapa tipe pengobatan untuk mengatasi infeksi HIV bisa menimbulkan reaksi
dan efek samping yang tidak terduga. Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi
obat yang lain
Dengan pengobatan lebih dini, risiko menularkan virus melalui kelahiran normal tidak
meningkat. Tapi bagi beberapa wanita, tetap disarankan untuk melahirkan dengan operasi
caesar.
Bagi wanita yang terinfeksi HIV, disarankan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya. Virus
bisa menular melalui proses menyusui. Jika Anda adalah pasangan yang menderita HIV,
bicarakan kepada dokter sebagaimana ada pilihan untuk tetap hamil tanpa berisiko tertular HIV.
Prinsip pada pemeriksaan ini, yang diperiksa adalah antibodi HIV. Alasannya karena ada
bakteri/virus tertentu yang masa pembentukan antigennya sangat cepat. Saat antigen tiba,
penderita belum merasa sakit/ asimptomatik. Dengan adanya antibodi maka menunjukkan
seseorang terserang sakit. Warna garis terbentuk karena adanya ikatan antara antigen-antibodi.
Hasil tes:
Jika pada garis control terbentuk garis kontrol (C) dan terbentuk di garis HIV 1 atau HIV
2 → Hasil positif.
Jika pada garis control terbentuk garis kontrol (C) dan tidak terbentuk di garis HIV 1 atau
HIV 2 → Hasil negatif.
Jika tidak terbentuk garis pada garis kontrol (C) tetapi terbentuk di garis HIV 1 atau HIV
2 → Hasil Invalid
Bahan :
- Serum pasien terinfeksi HIV/AIDS
- Serum pasien tanpa infeksi HIV/AIDS
- Deluen
Cara Kerja :
Pembuatan serum :
1. Darah diambil
2. Diendapkan selama 15 menit
3. Lalu darah tersebut di sentrifuge
4. Didapat serum.
Pemeriksaan HIV :
1. Masukkan 10 mikroliter serum pasien terinfeksi HIV/AIDS yang akan diperiksa ke lubang
sampel dengan menggunakan pipet otomatis
2. Tambahkan 3 – 4 tetes deluen
3. Hasil dibaca setelah 5 – 10 menit
4. Lakukan hal yang sama pada serum pasien yang tidak terinfeksi HIV/AIDS
Hasil :
Pada serum pasien yang tidak terinfeksi HIV/AIDS, terbentuk garis pada control (c) dan
garis pada HIV 1. Hasil negatif (-).
Pada serum pasien yang terinfeksi HIV/AIDS, terbentuk garis pada control (c) dan garis
pada HIV 1. Hasil positif (+).
Berkembangnya teknologi pemeriksaan saat ini mengijinkan kita untuk mendeteksi HIV
lebih dini. Beberapa pemeriksaan tersebut antara lain adalah:
2. ELISA
ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang dibuat
tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke 2, atau
bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Kerena alasan inilah maka para ahli
menganjurkan pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke 12 sesudah melakukan aktivitas
seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi. Tes ELISA dapat
dilakukan dengan sampel darah vena, air liur, atau air kencing.
Western Blot Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap
HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan
lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian,
pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.
4. IFA
IFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan pemeriksaan konfirmasi ELISA
positif. Seperti halnya dua pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi terhadap HIV.
Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini adalah biayanya sangat mahal.
5. PCR
Test PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan
virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah
terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu,
biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu,
PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang
akan didonorkan.
H. Biosafety level virus HIV
Virus HIV ini termasuk biosafety level 3 Biosafety level 3biosafety level ini digunakan jika
kita bekerja dengan menggunakan mikroorganisme yang berpotensi menginfeksi saluran
pernapasan yang dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
a. Fasilitas (klinik, diagnostik, penelitian,pengajaran, produksi) yang mengerjakan agensia
infeksius dan menimbulkan kematian pada manusia
b. Laboran telah dilatih menghandel agensia patogen; penyebab kematian; diawasi oleh seorang
ahli yang berengalaman di bidangnya
c. Aktivitas handling dilakukan dalam biological safety cabinet atau person yang memakai
pelindung khusus
d. Fasilitas laboratorium memiliki teknik-teknik khusus dan desain istimewa.
MAKALAH TENTANG VIRUS HIV
Disusun Oleh :