Anda di halaman 1dari 16

PRODUK INOVATIF TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK HERBAL

KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiskus sabdariffa L.)


SEBAGAI TERAPI ANTI HIPERTENSI

Disusun oleh :

1. Melli aryanti
2. Nila fazila
3. Wulan septiyana

Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah & Usulan Penelitian

Tingkat Nasional 2016

Diselenggarakan oleh UKM FDI

Universitas Muhammadiyah Malang

SMA NEGERI 1 BELINYU


Jl.Mayor Syafie Rachman
KECAMATAN BELINYU, KABUPATEN BANGKA, PROVINSI BANGKA BELITUNG
MARET 2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,taufik,serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang
berjudul “ Produk Inovatif Tablet Effervescent dari Ekstrak Herbal Kelopak Bunga Rosella
(Hibiskus Sabdariffa L.) Sebagai Terapi Anti Hipertensi” tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam tercurah kepada Rasulullah SAW. Yang telah memperjuangkan Islam dan umat-Nya
menuju zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Angga Aprilianto S.farm.,Apt. Selaku pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini
2. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungannya serta telah menberikan doa dan
restunya
3. Bapak Kepala SMA Negeri 1 Belinyu yang mendukung kami
4. Bapak / Ibu guru di sekolah yang telah memberikan arahan serta nasihat sehingga penulis
termotivasi untuk menyelesaikan karya ilmiah ini
5. Teman-teman yang sudah memberi masukan yang bermanfaat dalam pembuatan karya ilmiah
ini
Dalam karya tulis ini, penulis berupaya menyajikan tulisan dengan semaksimal
mungkin untuk dapat mudah dipahami oleh pembaca. Namun penulis menyadari bahwa karya
ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di masa
yang akan datang. Harapan penulis, proposal ini dapat diterima, sehingga penulis dapat
melanjutkan ke tahap penelitian laboratorium. Selain itu, penulis juga berharap semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya serta perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini
sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembulu darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat hinggga ke jaringan tubuh. Diperkirakan telah
menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global, dan prevelensinya hampir sama besar
di negara berkembang maupun di negara maju. Hipertensi sebagai salah satu peyebab
kematian tertinggi atau terbanyak di Indonesia.(Profesormakalah,2015)
Menurut AHA ( American Heart Associatiton) di Amerik, tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap
hipertensi.
Tekanan darah yang teralu tinggi akan membebani arteri dan jantung anda, sehingga
mengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung. Selain mengakibatkan serangan
jantung hipertensi juga mengakibatkan gagal ginjal, stoke, serta hipertensi dapat berakibat
terjadinya penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap tingginya biaya
pengobatan dikarenakan alasan angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan
atau penggunaan obat jangka panjang. Dalam kasus hipertensi pasien kadang harus
mengkonsumsi obat – obatan seumur hidup, ada juga pasien yang harus mengkonsumsi lebih
dari satu jenis obat.
Dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai target normal /
optimal. Tekanan darah tinggi atau hipertertensi kadang tidak dirasakan. Karena bisa saja
selama bertahun tahun tidak menimbulkan gejala. pada kebanyakan kasus, hipertensi
terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut
sebagai “Silent killer”. Tanpa disadari penderita hipertensi mengalami komplikasi pada organ
organ vital seperti jantung, otak, stroke (stroke iskemik), ginjal serta renoropati.
Di Belanda lebih dari satu juta orang menderita tekanan darah tinggi tetapi lebih dari
separuhnya tidak mengetahui bahwa maereka adalah penderita tekanan darah tinggi (Dekker
1996).
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atheroskklerosis. Hipertensi adalah faktor resiko utama penyakit
serebrovaskular ( stroke, transient ischemic attack ), penyakit arteri koroner (infrak miokard,
angina ), ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan
maka tekanan darah akan meningkat secara bertahap yang mengakibatkan beban kerja
jantung yang berlebihan. Beban kerja jantung yang berlebihan suatu saat akan menyebabkan
kerusakan serius pada pembuluh darah dan rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata,
ginjal, otak, dan pembulu darah membesar. Menurut studi Framingham, pasien dengan
hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit jantung koroner,
stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung.
AHA melaporkan,69% dari penderita serangan jantung, 77% dari penderita stroke,
dan 74% dari pendrita gagal jantung mengidap hipertensi. Rencana Pembangunan Nasional
Jangka Panjang (RPJP) Indonesia tahun 2005-2025 menyebutkan bahwa, salah satu program
di bidang kesehatan adalah pencegahan dan pemberantasan.
Melonjaknya harga obat sitetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan
kembali obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di
sekitar. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan
berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun temurun.
Solusi alternatif adalah tanaman Rosella ( Hibiscus Sadbariffa L.) untuk menghambat
mortalitas dan morbiditas serta menurunkan resiko komplikasi penyakit kardiovaskular
lainnya dengan efek samping minimal dan relative lebih aman. Tumbuhan bunga Rosella
dikenal memiliki banyak manfaat, seperti bermanfaat dalam terapi hipertensi .
Namun, penggunaan Rosella (Hibiscus Sabdariffa) di masyarakat masih secara
konvensional yaitu dikonsumsi dengan cara diseduh menggunakan air panas. Hal ini dirasa
kurang efektif dan efisien bagi konsumen karena penyajiannya membutuhkan waktu yang
agak lama serta proses penyerapan oleh tubuh yang kurang optimal. Untuk itu perlu
dikembangkan dalam bentuk yang inovatif berupa formula tabket effervescent. Hal ini
dimaksudkan agar penderita tidak merasa seperti orang sakit dan penyajiannya yang lebih
efisien.
Effervescent memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan sedian-sedian
lainnya yaitu dapat diabsorpsikan lebih cepat dan lebih baik sehingga memberikan efek terapi
yang lebih cepat, kompabilitas yang optimal, meningkatkan intake cairan tubuh, dan praktis
dalam penggunaannya. Optimasi formula pada penelitian ini menggunakan simplex lattice
design karena metode ini tidak membutuhkan banyak tenaga dan biaya sehingga lebih
efisien.

1. Tujuan dan manfaat penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini :
1. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam bunga Rosella serta mengetahui ada
tidaknya kandungan zat aktif yang diduga memiliki efek farmokologi setelah
diformulasikan dalam tablet effervescent ekstrak kelopak bunga rosella.
2. Menentukan perbandingan bahan formula agar diperoleh formula optimal dengan
pendekatan metode simplex lattice design
3. Mengetahui tanggapan masyarakat atau konsumen terhadap sediaan tablet dari
kelopak bunga Rosella ini.

Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam :

1. Memberikan tentang informasi kandungan dalam kelopak bunga Rosella serta


mengembangkan produk dari kelopak bunga rosella menjadi tablet effervescent.
2. Membrekan informasi tentang perbandingan bahan formula agar diperoleh formula
yang optimal.
3. Memberikan kemudahan bagi masyarakat atau konsumen untuk mengkonsumsi obat
hipertentensi agar penyrapannya lebih optimal.
BAB II. GAGASAN

1. Hipertensi
Istilah” hipertensi” diambil dari bahasa inggris “hypertension” kata
“ hypertension” itu sendiri berasal dari bahasa latin, yakni “hype” dan “tension”. “ hyper”
berarti super atau luar biasa dan “tension” berarti tekanan atau tegangan. Hypertension
akhinya menjadi istilah kedokteran yang populer untuk menyebut penyakit tekanan darah
tinggi. Disamping itu, dalam bahasa inggris digunakan istilah “high blood pressure” yang
berarti tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari
140mmHg dan atau diasttolik lebih besar dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan sedang istirahat/ tenang.
Penderita hipertensi tanpa disadari mengidap penyakit komplikasi akibat dari
hipertensi itu sendri.
1.1 Penyebab Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
Penybab hipertensi pada umumnya seperti : faktor keturunan, obesitas atau
kelebihan berat badan, sering stres, minum minuman beralkohol, merokok, usia,pola makan
yang tidak sehat, sering minum kopi setiap hari, kurang berolahraga, menggunakan
kontrasepsi
Hipertensi pada usia muda bisa terjadi karena berat badan yang tidak dijaga dengan
baik, yang disebabkan karena kurangnya olahraga dan kurang mengontrol makanan. Selain
dikarenakan berat badan, stres juga mempengaruhi, stres akibat memikirkan pembelajaran,
prestasi, atau pu pekerjaan. Faktor genetik juga termasuk salah satu faktor penyebabnya.
Penderita hipertensi tidak memiliki gejala yang nampak walau pun tekanan
darahnya sudah tinggi yang bisa membahayakan kesehatannya. Beberapa penderita
mengalami sakit kepala yang parah dan bahkan hingga mimisan. Gejala semacam ini tidak
akan muncul pada level hipertensinya sudah sangat tinggi dan membahayakan nyawa.
Secara umum penderita hipertensi nampak baik baik saja.
Akan tetapi gejala awal hipertensi adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan mudah merasa lelah. Gejala hipertensi juga akan menggangu
pengelihatan.
1.2 Jenis Hipertensi
Pada dasarnya, dalam kedokteran dikenal dua janis hipertensi :
A. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah penyakit hipertensi yng tidak langsung disebabkan oleh
penyebab yang sudah diketahui. Mereka yang mengidap hipertensi primer tidak
mengalimi gejala apapun, biasanya baru diketahui saat pemeriksaan dokter.
B. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang telah diketahui penyebabnya.termasuk hipertensi ini
antara lain : hipertensi renal (hipertensi akibat penyakit ginjal), berupa hipertensi
renovaskular, misalnya pada stenosis arteri renalis, vaskulitis intrarenal, dan
hipertensi akibat lesi perenkim ginjal seperti pada glomelurus, peilonefritis, penyakit
ginjal polikistik, nefrpati, diabetik, dll. Hipertensi endokrin akibat kelainan korteks
adrenal (hiper aldosateronisme primer, sidrom cushing) tumor medula adrenal
(feokromositiriodisme, dll. Timbulnya hipertensi sekunder karena suatu penyakit,
kondisi, kebiasaan seseorang. Hipetensi ini terjadi karena :
o Akibat stres berat
o Penyakit atau gangguan ginjal
o Kehamilan atau memakai pil pencegah kehamilan
o Pemakaian obat terlarang seperti : heroin, kokain atau jenis narkotika lainnya.
o Cedera dikepala atau pendarahan diotak yang berat
o Tumor atau sebagai reaksi pembedahan
C. Hipertensi Maigna
Hipertensi jenis ini merupakan yamg paling parah dan cepat berkembang serta dapat
dapat merusak organ dalam secara cepat. Gejala yang dialami oleh seseorang yang
menderita hipertensi ini diantaranya penderita merasa kebas pada seluruh tubuh,
pengelihatan kabur, kecemasan dan sangat kelelahan. Hipertesi jenis ini dapat
diobati debgan cacatan pengobatan harus dilakukan intensif dan berkelanjutan. Jika
5 tahun hipertensi ini dibiarkan maka akan berujung pada kematian yang disebabkan
karena kerusakanotak, jantung, dan gagal ginjal.
D. Hipertensi Sistolik Terisolasi
Disebabkan karena faktor usia, mengkonsumsi tembakau, diabetes, dan diet yang
salah. Pada hipertensi ini, arteri menjadi kaku sehingga menyebabkan sistolik
(tekanan darah saat jantung berkontraksi )sangat tinggi sedangkan diastolik (tekanan
saat jantung istirahat)
E. White Coat Hypertension
Hipertensi ini terjadi saat penderita berada di pusat pengobatan atau rumah sakit.
Hipertensi ini disebabkan perasaan gugup saat akan melakukan pemeriksaan. Jenis
hipertensi ini tidak perlu diobati.
F. Hipertensi Resisten
Penderita akan memerluka 4 jenis obat untuk menurunkan tekanan darah karena 3
jenis obat saja tidak akan membantu menurunkan tekanan darah. Penderita tidak
merespon odat apapun lagi.Hipertensi resisten lebih banyak dijumpai pada pasien
berusia lebih dari 60 tahun daripada yang lebih muda. Penggunaan diuretik dengan
dosis tidak adekuat sering menjadi penyebab.

Hipertensi resisten antara lain disebabkan oleh :


1. Cara pengukuran TD tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan tingginya tekanan
intra-arteri pada hasil pengukuran. Pembacaan yang terlalu tinggi dapat juga
terjadi pada pasien dengan klasifikasi atau arteriosklerosis pada arteri brakhialis
sehingga tidak dapat dikompresi penuh. Dapat juga terjadi pada hipertensi white-
coat. Masalah ini dapat diatasi dengan pengukuran TD di rumah atau dengan
pembacaan ABPM.
2. Kelebihan cairan: kelebihan asupan natrium/garam, retensi cairan karena penyakit
ginjal dan terapi diuretik tidak adekuat. Diuretik tiazid direkomendasikan untuk
sebagian besar pasien hipertensi, sedangkan loop diuretic diperlukan pada pasien
dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gagal jantung.
3. Terinduksi obat atau penyebab lain: non-adherence, dosis tidak adekuat,
kombinasi tidak tepat, interaksi dengan obat lain seperti Non Steroidal Anti-
Inflamatory Drugs (NSAID), inhibitor cyclooxygenase-2 (COX-2), kokain,
amfetamin, fenotiazin, simpatomimetik (dekongestan, anorektik), tembakau,
kafein, kortikosteroid, hormon kontrasepsi oral, hormon steroid adrenal,
siklosporin dan takrolimus, eritropoietin, licorice (termasuk permen tembakau),
suplemen dan obat tertentu (misal ephedra, mahaung, jeruk bitted).
4. Kondisi yang berkaitan: obesitas, minum alkohol berlebihan.
5 Penyebab sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit arteri ginjal,
aldosteronisme, feokromositoma, sindrom Gushing, hipo atau hipertiroid, sleep
apnea, dan koarktasio aorta.

Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi menjadi dua
jenis:

1. Hipertensi emergensi, merupakan hipertensi gawat darurat, dimana TD melebihi 180/120


mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan
otak/stroke, ensefalopati hipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut, penyakit jantung
koroner akut), paru (bendungan di paru), dan eklampsia; atau TD dapat lebih rendah dari
180/120 mmHg tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata
timbul. Jika TD tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap.
Oleh karena itu harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat
dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit
(ICU) untuk dipantau TD-nya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan
mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam
dan jika stabil, dapat mencapai TD 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena
penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak dan ginjal. Terapi
awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika
tingkat TD tersebut dapat ditoleransi dan pasien stabil, TD normal dapat dicapai dalam
24-48 jam berikutnya.
2. Hipertensi urgensi: TD sangat tinggi (>180/120 mmHg), tetapi belum ada gejala seperti
di atas. TD tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit}, tetapi dapat
dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit
kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur,
mimisan, sesak napas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ.
Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short
acting seperti kaptopril, labetalol atau klonidin dengan observasi yang ketat.

2. Rosella dan manfaatnya


2.1 Kandungan Kimia Rosella
Bunga rosella memeiliki banyak manfaat yang digunakan sebagai obat.
Bunga rosella mempunyai kandung senyawa kimia alami yang cara kerjanya
hampir sama dengan dengan obat kaptopril yang biasanya dianjurkan dokter
untuk penderita hipertensi. Bunga rosella berfungsi sebagai anti hipertensi telah
di uji secara klinis di Teheren, Iran
Kandungan senyawa kimia dalam kelopak bunga rosella :
Nama senyawa Jumlah
Campuran asam nitrat dan asam nalat 13%
Anthocyanin yaitu gosspetin (hydroxyflavone) dan hibsicin 2%
Vitamin C 0,004 – 0,005%
Protein
Berat segar 6,7%
Berat kering 7,9%
Falvanol gluciside -
Hibiscetine dan sabdaretine -
Delphinidin 3-monoglucoside
Cyanidin 3-monoglucoside -
Delphinidin -

Nilai gizi yang terkandung dalam 100gram kelopak bunga rosella


Zat Kandungan gizi
Air 9,2 g
Protein 1,145 g
Lemak 2,61 g
Serat 12,0 g
Karbohidrat 8,88 g
Abu 6,90 g
Kalsium 1,296 mg
Fosforus 273,2 mg
Zat besi 8,89 mg
Betakarotein 0,023 mg
Vitamin C 11,2 mg
Thiamine 0,117 mg
Niacin 3,765 mg
Asid askorbik 6,7 mg
Kalori 35,2 mg
Riboflavin 0,277 mg

Antioksidan yang terkandung dalam bunga rosella lebih tinggi dari kumis kucing
yang terbukti secara klinis mencegah batu ginjal. Antosianin bunga rosella dapat
menghambat dan membunuh sel sel kanker.
Kelopak bunga rosella secara tradisional berkhasiat sebagai antibiotik, aprosidiak
(meningkatkan gairah seksual), pelarut, diurik(peluruh kencing), penenang.
Penelitian yang dilakukan ilmuan chung san medical university di Taiwan, rosella
berpotensi mengurangi kadar kolestrerol jahat dan lemak. Secara klinis tanaman ini
berpotensi mengurangi flek pada dinding pembulu darah serta mengurangi resiko
penyakit jantung.
Tanaman rosella memiliki banyak manfaat, bunga bermanfaat menurunkan asam urat,
diabetes militus, menghambat sel kanker, memperbaiki metabolisme tubuh, mencegah
sariawan dan panas dalam, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi,
diuritik (peluruh kencing), aprodisiak, sedatif, detoksifikasi (menetralisir racun), dan
menurunkan absorbsi alkohol

2.2 Klasifikasi Rosella (Hidiscus Sadbariffa L.)

Klasifikasi Ilmiah
fa
Kerajaan : Plantae

Ordo : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : H. Sabdariffa L.

2.3 manfaat
Tanaman rosella dapat diolah menjadi teh rosella yang dipercaya dapat
menangkal radikal bebas, mencegah kanker, melindungi tubuh dari kuman dan
virus tertentu.
Selain itu juga diolah menjadi selai yang warna merah menyalah yang juga
memiliki khasiat bagi tubuh.
Rosella dikenal juga sebagai Rosella (Indonesia), Rosella Fruit (Austrlia),
mesta atau meshta (India), pundi(Kanada), Gongura(telugu), asam payah atau
asam unsur (Malaysia), Luo Shen Hua (cina), sorrel (Amerika latin dan Karibia),
yang tergolong tanaman family Malvaceae.

2.4 Pemerian dan Ekologi


Tanaman rosella yang merupakan tanaman tanaman musiman yng tumbuh
tegak, bercabang-cabang, dengan tinggi mencapai 3,5 m. Batangnya bulat dan
berkayu. Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah. Daunnya
tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling.
Pinggiran daun bergergi, panjang daunnya mencapai 6-15 cm dan 5-8 cm. Bunga
rosella bertipe tunggal, ukuran bunga cukup besar, diameter bunga ketika sedang
mekar bisa mencapai 12,5 cm. Buah rosella berbentuk kotak kerucu,
berbuluterbagi menjadi lima ruang.
Rosella dapat tumbuh diketingin kurang dari 600 m di atas permukaan laut,
dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Rosella dapat tumbuh di tanah yang
strukturnya dalam, berstektur rendah, dan berdainase baik.
3. Tablet Effervescent
Tablet effervescent sebagai bentuk sedian yang menghasilkan gelambung
sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umum
karbondioksida(CO2) sehingga dapat memberi efek sparkling (rasa seperti air soda)
(Lieberman,dkk,1992). Tablet effervescent terdiri dari campuran natrium bikarbonat
dengan asam sitrat atau asam tartrat yang apabila dicelupkan kedalam air akan
berbuih atau berbentuk gas CO2. Tablet effervescent menghasilkan larutan yang
jernih, tablet juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat
membantu memperbaiki rasa obat-obatan tertentu (Banker dan Anderson, 1986)
Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat serta asam tartrat dan natrium
bikarbonat sebagai berikut :
H3C6H5O7 . H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

H3C6H4O6 + 2NaHCO3 Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

Darikedua reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan tiga molekul kalium
bikarbonat untuk menetralisasi satu asam tartrat. Tablet effervescent harus dapat larut
dalam waktu kurang dari tiga menit, pada air yang bersuhu 15-25oC larut dalam waktu
lima menit. Kekerasan 70-120 N, dengan pH< 6 dan stabil.

3.1 Kelebihan Tablet Effervescent


Kelebihan tablet effervescent adalah :
o Penyiapan larutan dalam waktu seketika dengan dosis tepat
o Tablet effervescent dapat menghasilkan gas karbondioksida yang
memberikan rasa yang enak, karena daa karboant yang memperbaiki rasa
pada obat tertentu.
o Praktis dan mudah dibawa, cara penyajiaanya lebih menarik dibandinkan
tablet kovesional
o Memberikan kepada pasien kemudahan bahi yang kesulitan menelan
tablet atau kapsul.

3.2 kekurangan Tablet Effervescent


o kesukaran menghasilkan produk yang lebih stabil secara kimia
o kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk
memulai reaksi effervescent.
o Dalam segi pengemasan tablet effervescent harus harus dikemas dalam
wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet dari
kelembaban, kelembababan udara disekitar tablet sesudah wadahnya
dibuka juga dapat menurunkan kualitas produk.

3.3 Bahan Dasar Tablet Effervescent


Bahan dasar pembuatannya berasal dari bahan tang bersifat asam, seperti asam
sitrat dan karbonat, seperti natrium bikarbonat sebagai sumber karbon dioksida.
Asam sebagai sumber asam dapat digunakan asam-asam makanan, asam
anhidrat dan garam dari asam. Asam asam makanan yang sering digunakan
adalah asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat, asamadipat, dan asam
suksianat. Sedangkan garam dari asam yang digunakan antara lain natrium
dihidrogen, dinatrium dihidrogen pirofosfat dan garam-garam asam nitrat.
Karbinat sebagai sumber sumber dapat digunakan natrium bikarbonat, natrium
karbonat,asam bikarbonat, kalium karbonat,natrium seskuikarbonat, natrium
glisin karbonat, L-lisin karbonat, arginin, karbonat dan kalsium karbonat amoraf.

ALAT DAN BAHAN


Alat
Alat – alat yang digunakan adalah blender, kertas, aluminium, lemari pendingin,
stopwatch, alat uji sudut diam, alat uji waktu alir, alat uji pengetapan, alat uji kerapuhan (
erweka apparatebau G.m.b.H Western Germany, type 2, T – 2 ), hardness tester ( Stokes
skala 0 – 20 kg, timbangan elektrik) (type LL. GDT shimadzu), mesin tablet double punch
(kikusui no 2 – A, Kyot ).
Bahan
Ekstrak daun jambu biji merah dan putih (Psidium guajava L.), asam sitrat, asam
tartat, natrium bikarbonat, laktosa, aquadest.

SISTEMATIKA KERJA PENELITIAN


Determinasi tanaman
Determinasi tanaman yang berpedoman pada buku acuan flora of java (Backer dan
Brink, 1965).
Penyiapan Simplisia
Tanaman jambu biji merah dan putih (Psidium guajava L.) yang digunakan adalah
tanaman yang diambil dari perkebunan jambu biji merah dan putih (Psidium guajava L.)
yang merupakan hasil budidaya dari mitra kerja dalam program ini.
Pembuatan Granul Ekstrak Daun Jambu Biji Merah dan Putih (Psidium guajava L.)
Daun jambu biji merah dan putih (Psidium guajava L.) ditimbang secara seksama
sesuai konsentrasi yang diinginkan, kemudian dihaluskan dengan cara diblender dan diambil
sarinya dengan cara soxhletasi:
Berikut adalah skema proses pembuatan granul dari ekstrak daun jambu biji merah
dan putih (Psidium guajava L.):

Dipilih daun jambu biji merah dan putih


(Psidium guajava L.) yang sudah tua

Lakukan proses ekstraksi dengan metode


soxhletasi dan infudasi

Didapat ekstrak cair pekat, kemudian masukkan


ekstrak dalam alat spray dryer
dengan air kemudian digerus
Didapatkan ekstrak kering

Lakukan proses penabletan menggunakan metode


peleburan

Tablet yang sudah jadi kemudian dikemas

RANCANGAN/DISAIN FORMULA
Formula tablet effervescent dari daun jambu biji merah dan putih (Psidium guajava
L.) ini dengan variasi pada bahan pelincir dan pengikat dari tablet.
Tabel 2. Rancangan formula tablet effervescent ekstrak daun jambu biji putih
Bahan (mg) Formula I Formula II Formula III
Granul ekstrak daun jambu 500 500 500
biji putih
Laktosa 685 675 665
Asam sitrat 160 160 160
Asam tartat 320 320 320
Na Bikarbonat 640 640 640
PEG 1100 1100 1100
Aspartam 50 60 70

Tabel 3. Rancangan formula tablet effervescent ekstrak daun jambu biji merah
Bahan (mg) Formula I Formula II Formula III
Granul ekstrak daun jambu 500 500 500
biji merah
Laktosa 685 675 665
Asam sitrat 160 160 160
Asam tartat 320 320 320
Na Bikarbonat 640 640 640
PEG 1100 1100 1100
Aspartam 50 60 70

Tabel 4. Rancangan formula tablet effervescent kombinsi ekstrak daun jambu biji merah dan
ekstrak daun jambu biji putih
Bahan (mg) Formula I Formula II Formula III
Granul kombinsi ekstrak 500 500 500
daun jambu biji merah dan
ekstrak daun jambu biji
putih

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. bunga rosella mengandung lebih banyak vitamin C dari pada tanaman yang lainya,
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

2. bunga rosella memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat untuk penderita
penyakit hipertensi.

5.2 saran

Untuk menyampaikan pengembangan dan penerapan karya tulis ini, kami menyarankan
beberapa hal :

1. perlu diteliti lebih lanjut mengenai khasiat lain dari kelopak bunga rosella.

2. perlu diinformasikan kepada masyarakat tentang manfaat rosella sebagai


pengobatan penyakit hipertensi, agar lebih memilih obat – obatan herbal dalam
mengobatkan berbagai penyakit.

3. penggunaan obat-obat herbal seperti bunga rosella sebagai obat alternatif untuk
menghindari efek samping.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005. Acute Coronary Syndrome. In:2005 International Consensus Conference on


Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science
with Treatment Recommendations. Circulation 2005 No 29;112 (22
Suppl):III55-72

Aman & Kartari. 2000. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan R..I. , Jakarta

Bappenas, 2004, Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPJP).

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus


Agriwidya.

Executive Summary Of The Third Report Of The National Cholesterol


Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. JAMA 2001;285:2486-2497

2003 World Health Organization (WHO) / International Society of


Hypertension Statement on Management of Hypertension. J Hypertens
2003;21:1983-1992

Oparil S et al. Pathogenesis of Hypertension. Ann Intern Med 2003;139:761-


776

Chobaniam AV et al. Seventh Report of the Joint National Committee on


Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.
JAMA 2003;289:2560-2572

Maria, E.K., S. Ramli. 2007. Pemanfaatan Hasil Tanaman Hias Rosella sebagai
Bahan Minuman. http://www.dppln.co.id/senior/edisi_44.pdf. [Diakses tanggal 13
Mei 2009].

Anda mungkin juga menyukai