DON)
SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI PENCEGAH AMPUTASI
PADA KAKI DIABETIK
Disusun Oleh :
1. Muzallifah (5877)
2. Arienda Febratiza (5836)
3. Fatiya Permata Ambia (5869)
Diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah & Usulan Penelitian
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul
“Potensi Tumbuhan Kedebik (Melastoma candidum D.DON) Sebagai Antibiotik Alami
Pencegah Amputasi Pada Kaki Diabetik” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tercurah
kepada Rasulullah SAW. Yang telah memperjuangkan Islam dan umat-Nya menuju zaman
yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Angga Aprilianto S.farm.,Apt. Selaku pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini
2. Kedua orang tua penulis yang dukungan yang telah memberikan doa dan materil
3. Bapak Kepala SMA Negeri 1 Belinyu yang mendukung kami
4. Bapak / Ibu guru di sekolah yang telah meemberikan arahan serta nasihat sehingga
penulis termotivasi untuk menyelesaikan karya ilmiah ini
5. Teman-teman yang juga sudah memberi inspirasi dan masukan yang bermanfaat
dalam pembuatan karya ilmiah ini
Dalam karya tulis ini, penulis berupaya menyajikan tulisan dengan semaksimal
mungkin untuk dapat mudah dipahami oleh pembaca. Namun penulis menyadari bahwa karya
ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan di masa
yang akan datang. Harapan penulis, karya ilmiah ini dapat diterima, sehingga penulis dapat
melanjutkan ke tahap penelitian labortorium. Selain itu, penulis juga berharap semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya serta perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
iv
DAFTAR ISI
v
1
Abstrak
Ringkasan
Luka sebagai suatu kondisi patologis yang seringkali terjadi. Luka yang paling
berbahaya adalah luka yang memiliki potensi amputasi seperti pada kaki diabetik bagi
penderita diabetes mellitus. Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan masalah serius di
dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan sekitar 15% penderita
diabetes melitus akan mengalami komplikasi ulkus diabetika. Sekitar 14-24% di antara
penderita kaki diabetika berakhir pada meja operasi untuk diamputasi.
Penderita diabetes mengalami penurunan kelancaran darah dalam pembuluh darah
pasien dan lemahnya tingkat imunitas terhadap berbagai penyakit. Pada saat ini antibiotik
yang diberikan seperti Gentamicin dan Kalmicetine untuk mengobati luka diabetes telah
banyak resisten dan menyebabkan efek samping obat (ESO), hal ini disebabkan adanya
perlawanan dari bakteri dominan, yaitu Staphylococcus aureus. Karena itu perlu pengobatan
alternatif alami dan lebih aman untuk mengatasi infeksi lebih lanjut.
Kedebik memiliki senyawa fenol berupa flavonoid yang berperan sebagai antibakteri
dan antioksidan. Flavonoid mampu mempercepat penyembuhan luka infeksi. Stres oksidatif
berimplikasi pada berbagai proses degenerative dan terjadinya penyakit termasuk kondisi
inflamasi akut maupun kronis sehingga flavonoid yang terkandung dalam tumbuhan kedebik
mampu meningkatkan pembentukan jaringan epitel baru atau neoformasi sel epitel sehingga
meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan luka pada kaki diabetik.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kedebik
mengandung senyawa tanin flavonoid, steroid, saponin dan kuinon. Fraksi etit asetat daun
kedebik mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.Aureus dengan kadar hambat
minimal 0,78-1,56%.
Mengoleskan kedebik pada bagian kaki yang luka, merupakan alternatif untuk
menghindari terjadinya amputasi pada pasien diabetes. Hal tersebut dibuktikan dengan studi
literature dan beberapa penelitian secara in vitro yang menunjukkan bahwa ekstrak tanaman
kedebik mampu mencegah dan membunuh bakteri S. aureus. Kedebik ternyata memiliki
aktifitas sebagai antibiotik alami untuk mencegah amputasi pada kaki diabetik yang
membunuh spesies mikrobial yang resistance terhadap antibiotik buatan manusia.
3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan masalah serius didunia termasuk di
negara berkembang seperti Indonesia. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi
sebagai makanan pokok berserat tinggi menyebabkan kelenjar pankreas dipaksa harus bekerja
keras memproduksi hormon insulin untuk mengolah gula yang masuk, sehingga
mengakibatkan kadar gula dan lemak dalam darah meningkat (Anonim2, 2008).
Data statistik di Amerika menunjukkan bahwa 70% dari total penderita diabetes
melitus, merupakan orang yang memiliki berat berlebih (obesitas). Dalam tahun-tahun
terakhir ini menunjukkan bahwa diabetes melitus bukanlah suatu penyakit klasik melainkan
suatu kelompok kelainan sindroma klinik yang heterogen. Menurut survei yang dilakukan
WHO pada tahun 2000, Indonesia menepati urutan ke-4 dengan (8,6 juta) jumlah penderita
diabetes terbesar didunia setelah india (40,9 juta) diikuti dengan Cina (39,8 juta) dan Amerika
(19, 2 juta). Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas pada tahun 2013 penderita diabetes melitus
ditanah air mencapai 8.554.155 orang. Bahkan angka tersebut semakin naik pada tahun 2014
hingga mencapai 9,1 juta orang. Tahun 2035 jumlah penduduk penderita diabete melitus
diprediksi melonjak hingga ke angka 14,1 juta orang dengan prevalensi 6, 67% untuk
populasi orang dewasa. Sedangkan dari data Depkes, jumlah pasien diabetes rawat inap
maupun rawat jalan dirumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin.
Secara global WHO memperkirakan PTM (Penyakit Tidak Menular) telah
menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan diseluruh dunia. Diabetes Melitus
sering disebut dengan The Great Imitator yaitu penyakit yang mengenai semua organ tubuh
dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi
adalah luka infeksi kaki diabetik. Sekitar 15% penderita diabetes melitus akan mengalami
komplikasi berupa infeksi kaki diabetik yang perlu perhatian khusus. Luka yang paling
berbahaya adalah luka yang memiliki potensi amputasi seperti pada kaki diabetik bagi
penderita diabetes melitus (Zuster, 2007).
Beberapa komplikasi klinis berperan terjadinya Infeksi kaki diabetik dimulai dari
faktor penatalaksana penyakit diabetes yang kurang baik, adanya neuropati perifer, dan
autonom serta faktor komplikasi veskuler akan memperburuk aliran darah kekaki tempat luka.
Faktor kerentanan terhadap infeksi juga bisa terjadi akibat respon kekebalan tubuh yang
menurun pada keadaan diabetes yang tidak terkendali.(Suryono, 2007). Komplikasi yang
diakibatkan dari penyakit diabetes melitus antara lain hipertensi, gagal ginjal, penyakit
4
jantung koroner, stroke, mata dan syaraf seperti peyakit lain yang menutup kemungkinan akan
menyebabkan angka kematian yang jauh lebih tinggi apabila penyakit ini tidak tertangani
dengan baik.
Para penderita diabetes melitus memang harus segera memberikan perhatian lebih
pada kesehatan kakinya. Pada stadium lanjut, kaki diabetik yang tidak terkontrol gula darahya
rentan menyebabkan kematian sel pada kaki gangrain, dan satu-satunya cara yang sering kali
dilakukan adalah amputasi, karena pada umumnya hanya 2/3 dari ulkus (luka) diabetes yang
dapat sembuh dengan cepat sisanya berakhir pada amputasi (Anonim1, 2006).
Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
penyandang diabetes setiap tahunnya. Menurut Dr. Dr Aris Wibudi, Sp PD selaku Ketua
Umum PB PEDI (Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia) strategi yang menggabungkan
upaya pencegahan seperti perawatan terjadi ulkus pada kaki, penanganan medis yang sesuai
kadar gula darah yang terkendali, serta edukasi terhadap penyandang diabetes dan tenaga
medis dapat menurunkan kemungkinan resiko amputasi sampai 85%. Namun penangan medis
tersebut tidaklah murah dan termasuk komplikasi yang serius (Yusuf, 2008).
Problematika ini layaknya penyakit infeksi dimasa lalu telah terjadi hal yang
menakutkan bagi masayarakat dan khalayak kesehatan modern. Cara alternatif merupakan
suatu solusi mengingat biaya perawatan yang cukup mahal dengan labilnya keadaan
perekonomian masyarakat Indonesia yang menjadi salah satu kendala penyembuhan diabetes
di Indonesia. Kombinasi bahan alam yang efesien dan tepat guna mejadikan kedebik salah
satu alternatif pencegahan amputasi bagi penderita Diabetes Melitus.
Tumbuhan kedebik (Melastoma candidum D.DON) merupakan salah satu tumbuhan
berkhasiat obat yang dikenal secara umum. Secara Empiris, nenek moyang suku asli Bangka
menggunakan kedebik penyembuh luka terdasyat. Hasil Skrining fitokimia menunjukkan
bahwa ekstrak metanol daun kedebik (Melastoma candidum D.DON) mengandung senyawa
famin, flavonoid, stercd, saponin dan koinon. Ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi air
daun kedebik (Melastoma candidum D.DON) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
beberapa bakteri salah satunya bakteri S. Aureus dengan kadar hambat minimum (KHM)
0,78-1,56%.
Berdasarkan penelitian diatas, kedebik (Melastoma candidum D.DON ) ternyata
mampu mengobati kaki diabetik dengan mematikan pertumbuhan mikroba pada luka terhadap
bakteri. Hal ini akan berdampak positif terhadap kesembuhan pasien kaki dibetik tanpa
dilakukan amputasi sebagai alternatif terakhir dengan biaya yang relatif murah (Anonim,
2009).
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kedebik memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antibiotik alami pencegah
amputasi pada penderita kaki diabetik (Melastoma candidum D.DON) ?
2. Upaya apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan kedebik menjadi produk
inovatif yang cocok digunakan sebagai antibiotik alami pencegah amputasi pada
penderita kaki diabetik?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Memastikan kedebik memiliki potensi sebagai antibiotik alami pencegah amputasi pada
penderita kaki diabetik
2. Menemukan produk inovatif antibiotik alami pencegah amputasi pada penderita kaki
diabetik dari kedebik
A. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran
air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis" yang umum dikenal adalah kencing manis adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah
(hiperglikemia)akibat kekuangan hormon insulin baik secara absolut maupun relatif.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada
tingkat lanjut. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),
kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan
kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan
risiko amputasi.
Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk
(Muhammad, 2006).
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya (Nugraha,
2007).
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan kejang
atau seringnya kehilangan kesadaran.
panas, atau dingin pada tangan dan kaki yang disebut sebagai neuropati diabetik.
Neuropati diabetik terjadi pada lebih dari 50% penyandang diabetes. Gejala yang
umum terjadi adalah rasa kebal dan kelemahan pada kaki dan tangan (Yusuf, 2008).
b. Gangguan pembuluh darah
Aliran darah yang buruk akan menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh,
yang umum menyerang kaki dan tangan (Yusuf, 2008).
Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gangren
sehingga daerah di sekitar luka tersebut akan berwarna kehitaman dan menimbulkan
bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat mengambil tindakan pemotongan
bagian terinfeksi yang dikenal dengan istilah amputasi (Zuster, 2007).
dapat ditumbuk atau dikeringkan terlebih dahulu lalu digiling sampai halus setelah itu
bubuhkan pada luka.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma Blum
Spesies : Melastoma candidum
Gambar 2. Kedebik
C.4 Manfaat
Ekstrak kedebik dapat digunakan untuk zat analgetik sebagai penghilang rasa sakit,
peluruh kemih, menghilangkan pembengkakan serta menghentikan pendarahan. Kedebik yang
dikenal juga sebagai senduduk (Melayu), harendong Sunda, kluruk (Jawa), kemanden
(Madura), dan yeh mu tan (China) adalah tanaman perdu yang tergolong familia
Melastomataceae.
Karya tulis ini menggunakan metode non-eksperimental dalam artian metode kajian
pustaka. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh secara
langsung dari sumbernya melainkan dengan cara penelusuran literatur yang dipublikasikan
untuk menguatkan penulisan. Penelusuran literatur dilakukan berdasarkan secara online dan
text book, diperoleh dari kumpulan artikel-artikel dari jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku serta
digunakan juga data empiris yang merupakan hasil penelitian dan pengalaman dari orang lain.
Sumber informasi yang digunakan adalah sumber informasi primer berupa hasil-hasil
penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kesehatan seperti kedokteran dan farmasi; jurnal
ilmu kimia dan jurnal-jurnal lainnya di seluruh dunia yang mendukung karya tulis ilmiah ini.
Selain itu, digunakan juga sumber informasi sekunder seperti abstrak dan sumber informasi
tersier seperti majalah ilmiah, koran, dan buku.
Informasi yang didapat kemudian diseleksi sesuai dengan kualifikasi, disusun secara
sistematis dari tingkat yang sederhana hingga tingkat detail permasalahan sehingga diperoleh
hasil berupa sumber informasi baru yang disajikan dalam bentuk deskripsi dan dibahas secara
kualitatif. Sistematika tersebut diharapkan akan memberikan kajian yang lebih mendalam dan
menjelaskan secara rinci karya tulis ini, yang secara umum tertuang dalam pertanyaan-
pertanyaan pada rumusan masalah. Hal tersebut pada akhirnya akan mengantarkan pada
tujuan dan manfaat penulisan secara umum yaitu memberikan pemahaman tentang
permasalahan yang ada mengenai pengembangan potensi kedebik kaitannya sebagai alternatif
pencegah amputasi bagi penderita kaki diabetik untuk menjadi wacana baru yang dapat
memberikan suatu solusi.
11
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Kedebik memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat pencegah amputasi pada
penderita kaki diabetik.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kedebik sebagai sediaan obat yaitu
dengan membuat desain uji in vitro kedebik dan mengusulkan desain formula sediaan
salep kedebik.
5.2 Saran
Untuk tercapainya pengembangan dan penerapan karya tulis ini, kami menyarankan
beberapa hal yaitu:
1. Perlu diteliti lebih lanjut bagaimana kedebik menyembuhkan jenis luka yang lain.
2. Perlu diinformasikan pada praktisi kesehatan tentang manfaat kedebik sebagai alternatif
pengobatan pencegah amputasi pada penderita kaki diabetik.
3. Perlu disosialisasikan pada masyarakat tentang khasiat lain dari kedebik sebagai
pencegah amputasi pada penderita kaki diabetik selain sebagai bahan pangan.
4. Pada tahap selanjutnya, perlu di follow up oleh kalangan industri untuk terciptanya
produk obat baru dari bahan alami yang berkualitas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Archer, H.G., Barnett, S., Irving, S., Middleton KR, Seal DV, 1990, A controlled model of
moist wound healing: comparison between semi-permeable film, antiseptics and sugar
paste, 71(2):155-70.
Chirife, J., Herszage, L., Joseph, A., Kohn, E.S., 1983 cit Núñez1, L., D’Aquino, M., Chirife,
J., 2001, Antifungal Properties of Clove Oil (Eugenia Caryophylata) in Sugar Solution,
Brazilian Journal of Microbiology, 32:123-126.
Efem, S.E., Udoh, K.T., Iwara, C.I., 1992 cit Reuters, R., Boer, W., Simmermacher, R., &
Leenen, L., 2005, A Bag Full of Sugar Makes Your Sodium Go Down!, Oxford Journals
, 20: 2543–2544.
Klass BR, Branford OA, Grobbelaar AO, Rolfe KJ.(2010) The effect of epigallocatechin-3-
gallate, on transforming growth factor-beta1-stimulated wound contraction. Wound Repair
Regen;18(1):80-8.
Muhammad, Faizi, 2006, Pembedahan pada anak dengan Diabetes Mellitus Tipe-1, http://
www.pediatrik.com/buletin/20060220-5voj32-buletin.pdf diakses tanggal 6 September
2008
Yusuf, 2008, Kaki Diabetik, http:// www.medicastore.com diakses tanggal 2 Agustus 2008
Lampiran-lampiran :