Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323026766

Kajian Manajemen Perbatasan di Kalimantan Fokus Inovasi Pendidikan di


Wilayah Perbatasan

Book · December 2015

CITATIONS READS

0 1,401

12 authors, including:

Lia Rosliana Dewi Sartika

15 PUBLICATIONS   1 CITATION   
National Institute of Public Administration Republic of Indonesia
30 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Tri Noor Aziza Fani Heru Wismono


National Institute of Public Administration Republic of Indonesia National Institute of Public Administration Republic of Indonesia
15 PUBLICATIONS   1 CITATION    9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara View project

Marxism approach in international relation after 1890 View project

All content following this page was uploaded by Dewi Sartika on 09 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kajian Manajemen Perbatasan
di Kalimantan
Fokus Inovasi Pendidikan
di Wilayah Perbatasan

Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2015
Kajian Manajemen Perbatasan di Kalimantan
Fokus Inovasi Pendidikan di Wilayah Perbatasan

ISBN:

Tim Peneliti Tim Penulis


Koordinator Peneliti: Editor :
Dr. Mariman Darto, M.Si. Dr. Mariman Darto, M.Si.
Windra Mariani, SH
Peneliti :
Lia Rosliana, S.Psi Koordinator :
Fani Heru Wismono, SE, MA.,MAP Lia Rosliana, S.Psi
Rustan A, SP., MA., M.SE.
Lany Erinda Ramdani, S.Sos. Anggota:
Wildan Lutfie, SE. Fani Heru Wismono, SE, MA.,MAP.
Kemal Hidayah, SH. Rustan A, SP.,MA.,M.SE.
Dewi Sartika, SE., MM. Lany Erinda Ramdani, S.Sos.
Tri Noor Aziza,SP.,MP. Wildan Lutfie, SE.
Mayahayati K.,SE.,M.Ec.Dev. Kemal Hidayah, SH
Maria AP.Sari, S. Sos Dewi Sartika, SE., MM
Tri Noor Aziza, SP., MP
Peneliti Non Fungsional: Mayahayati K, SE., M.Ec.Dev.
Rokip Purnomo,SE. Maria AP. Sari, S.Sos

Penerbit:
PKP2A III LAN SAMARINDA
Jalan H.M. Ardans, SH (Ring Road III)
Telepon/Faximile: (0541) 4105611, (0541) 4105612.
e-mail: info@samarinda.lan.go.id
website: samarinda.lan.go.id

UNDANG - UNDANG HAK CIPTA NO. 19 TAHUN 2001


Pasal 72

(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,0 (lima ratus juta rupiah).
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

KATA PENGANTAR
Wilayah perbatasan negara yang termasuk dalam kerangka wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya merupakan wilayah
dengan resiko pengelolaan wilayah yang sangat kompleks, bukan hanya masalah
pengelolaan infrastruktur perbatasan, pengelolaan pertahanan dan keamanan,
pengelolaan ekonomi masyarakat, dan juga masalah pendidikan. Wilayah
perbatasan identik dengan berbagai ketertinggalan baik dari segi pembangunan
ekonomi, sosial dan juga pendidikan. Keterbatasan Pemerintah dalam
menjangkau pembangunan seluruh masyarakat termasuk wilayah perbatasan
menyebabkan perbedaan pemerataan hasil pembangunan yang dirasakan oleh
masyakat, terutama masyarakat yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga. Kesenjangan pun tak terelakkan.
Pemerintahan saat ini sedang mengkampanyekan wacana bahwa daerah
perbatasan bukan lagi daerah bagian belakang Indonesia akan tetapi justru
merupakan garda terdepan Bangsa Indonesia. Presiden dan wakil presiden RI
terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla telah merancang sembilan agenda prioritas
(nawa cita) yang menempatkan perbatasan sebagai prioritas pembangunan.
Nawa cita digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan
berkepribadian dalam kebudayaan. Melalui sembilan agenda prioritas tersebut,
diharapkan pembangunan wilayah perbatasan juga dapat tersentuh melalui
point ketiga Nawacita tersebut yaitu: "Membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan".
Pembangunan wilayah perbatasan ini sangat urgent untuk dilaksanakan hal ini
bukan saja untuk pemerataaan hasil pembangunan akan tetapi juga untuk
menumbuhkan rasa kebanggaan dan nasionalisme bagi masyarakat Indonesia
yang tinggal di kawasan perbatasan. Membangun wilayah perbatasan memang
bukan hal yang mudah, banyak permasalahan-permasalahan yang kompleks
dalam pelaksanaaannya.
Dari berbagai isu dan fenomena yang ada di daerah perbatasan, isu
pendidikan di daerah perbatasan memang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Pendidikan merupakan urusan wajib dan dasar yang harus dijadikan prioritas
pembangunan karena menyangkut masalah sumber daya manusia yang ada di
perbatasan.

iii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

Berdasarkan hasil pra riset dengan mewawancarai Kepala Bidang


Pengembangan wilayah perbatasan Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa masalah pendidikan di
perbatasan perlu dikaji agar dapat setara dengan pendidikan di daerah lain,
karena kondisi pendidikan yang masih jauh tertinggal di bandingkan dengan
daerah lain. Hal ini juga sejalan dengan hasil desk research yang telah dilakukan
oleh tim kajian PKP2A III LAN samarinda yang menemukan adanya
gap/kesenjangan antara pendidikan yang ada saat ini didaerah perbatasan
dengan kondisi pendidikan yang diharapkan.
Menurut hasil evaluasi Bank Dunia Tahun 1995 terhadap 150 negara di
dunia menyatakan bahwa faktor penentu keunggulan suatu negara adalah 45%
inovasi dan kreatifitas, networking 25%, teknologi dan ilmu pengetahuan 20% dan
sumber daya alam 10%. Untuk membuat Pendidikan di Indonesia menjadi
unggul mau tidak mau kita harus mampu berinovasi dan berkreatifitas. Dengan
Inovasi dan kreatifitas maka akan menciptakan guru yang unggul dan siswapun
menjadi cerdas kreatif.
Pentingnya Inovasi Pendidikan di daerah perbatasan mendorong PKP2A
III LAN melakukan kajian manajemen perbatasan fokus pada inovasi pendidikan
di daerah perbatasan dengan lokus Pulau Sebatik yaitu di Kecamatan Sebatik
Tengah Kabupaten Nunukan.
Sebagai penutup semoga Kajian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama bagi pengembangan inovasi pendidikan di daerah perbatasan.
Kamipun memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para
narasumber yang telah memberikan masukan serta perbaikan bagi kajian ini

Samarinda, Desember 2015


Kepala PKP2A III LAN,

Dr. Mariman Darto,M.Si.

iv
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

Executive Summary
Kajian Manajemen Perbatasan
Fokus Inovasi Pendidikan di Perbatasan
Kalimantan Utara

A. Latar Belakang
Keberadaan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan provinsi
termuda di Kalimantan yang berbatasan langsung dengan negara lain,
tidaklah salah bila dikatakan sebagai daerah pinggiran yang dimaksud
dalam Nawacita yang ke-3 tersebut. Pengelolaan wilayah perbatasan yang
dimulai dari Kalimantan Utara berarti pula mewujudkan Nawacita yang
ke-3 tersebut yaitu "Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan".
Terdapat berbagai isu penting di perbatasan antara lain : isu Batas
Negara Pertahanan dan Keamanan Daerah Perbatasan, isu Kelembagaan,
isu Perekonomian Masyarakat, Isu Pendidikan, Isu Infrastruktur, Isu
Potensi Daerah, dan sebagainya.
Keberadaan berbagai isu tersebut sebenarnya telah terjadi sekian
lama, akan tetapi sampai sekarang isu-isu tersebut masih relevan di
kawasan perbatasan dan menjadi bahan permasalahan yang tidak
kunjung-kunjung terselesaikan. Diperlukan suatu inovasi untuk
mempercepat penyelesaian permasalahan-permasalahan yang ada.
Berdasarkan berbagai isu yang ada masalah pendidikan merupakan
masalah dasar dan prioritas dalam pembangunan daerah perbatasan.
Pada kenyataannya pendidikan dikawasan perbatasan kondisinya sangat
memprihatinkan. Sebagai gerbang terdepan Indonesia pendidikan
didaerah perbatasan keadaannya jauh dari ideal. Hasil pra-riset yang
dilakukan melalui wawancara kepada Kepala Bagian Pengembangan
Wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Timur, dapat diambil
kesimpulan bahwa isu pendidikan merupakan isu yang urgent untuk
diangkat menjadi sebuah kajian di daerah perbatasan. Sebagaimana
kutipan wawancaranya (Interview dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015,

v
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

Kepala Bidang Pengembangan Wilayah Badan Pengelolaan Perbatasan


Provinsi Kalimantan Timur di Jl. Kartini Samarinda.sebagai berikut1:
"Pendidikan di wilayah perbatasan keadaannya jangan dibayangkan seperti di
kota-kota besar yang fasilitasnya lengkap, gurunya banyak, bahkan sekolah di
perbatasan hanya memiliki sekolah dasar di setiap desa, sedangkan pendidikan
SLTP harus pergi ke daerah kecamatan terdekat. Bagi yang mempunyai saudara
yang tinggal di perbatasan atau yang mempunyai biaya, bisa melanjutkan ke
SLTP Kecamatan, sedangkan yang lainnya ya hanya sampai setingkat SD, itupun
dengan keadaan yang jauh bila dibandingkan dengan kota-kota besar. Karena
Pendidikan ini adalah kebutuhan dasar masyarakat maka relevan bila ingin dikaji
lebih dalam".

Hasil desk research menunjukan adanya kesenjangan/gap di bidang


pendidikan antara daerah perbatasan dan daerah perkotaan. Pendidikan
sebagai modal dasar bagi pengembangan sumberdaya manusia di
perbatasan ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Berbagai
permasalahan yang muncul dalam pendidikan di perbatasan seperti
masalah guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkup sosial masyarakat
merupakan masalah yang terjadi dalam pengembangan pendidikan di
daerah perbatasan.
Begitu pentingnya inovasi di bidang pendidikan di wilayah
perbatasan bagi pengembangan sumber daya manusia yang merupakan
modal dasar pembangunan, serta begitu strategisnya peran wilayah
perbatasan dalam berbagai hal, memerlukan sebuah terobosan baru yang
bermanfat bagi masyarakat daerah perbatasan. PKP2A III LAN
bermaksud untuk membuat suatu kajian yang akan menganalisis
penanganan-penanganan tentang isu-isu pendidikan yang terjadi dan
memberikan satu konsep role model inovasi pendidikan diperbatasan
yang ideal dan dapat diterapkan terutama di kawasan daerah perbatasan
Kalimantan Utara yang berada di wilayah kerja PKP2A III Lembaga
Administrasi Negara.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut, yaitu:

vi
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

1. Bagaimana Optimalisasi percepatan penyelesaian isu-isu perbatasan


antar Negara di Kalimantan Utara khususnya di bidang pendidikan?
2. Inovasi apa yang dapat ditawarkan pada pemerintah daerah
khususnya pada bidang pendidikan di daerah perbatasan?

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka


tujuan dari kajian ini adalah :
1. Menganalisis optimalisasi percepatan penyelesaian isu-isu
Pengelolaan Perbatasan antar negara di Kalimantan Utara Khususnya
bidang Pendidikan
2. Mendorong peningkatan kinerja daerah perbatasan terutama di bidang
pendidikan melalui model inovasi yang dapat diterapkan.

Kajian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan tertentu agar


dalam penyajiannya tidak terlalu melebar atau dengan kata lain agar lebih
fokus terhadap apa yang dikaji. Ruang lingkup kajian ini difokuskan pada
inovasi pendidikan yang ada di perbatasan dan inovasi pendidikan yang
dapat diterapkan di perbatasan
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-deskriptif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara In-depth
Intrview dan documentary research. Perpaduan pengumpulan data tersebut
diharapkan mampu melengkapi semua data yang diperlukan untuk
melakukan analisis secara menyeluruh.
Dari hasil kajian maka dapat dilakukan pemetaan dan potret inovasi
yang telah dilakukan di Sebatik Tengah yang merupakan lokus dari
penelitian ini. Sebagaimana yang telah dimaklumi bersama bahwa
pendidikan adalah urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah bagi terciptanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Maka sudah sepantasnya pendidikan menjadi prioritas utama dalam
pembangunan. Letak Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan
langsung dengan Negara Malaysia maka pendidikan menjadi hal yang
penting untuk dapat memajukan daerah perbatasan agar tidak tertinggal
di banding dengan negara tetangga. Beberapa model inovasi yang

vii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

ditemukan dan menjadi model inovasi di daerah perbatasan antar negara,


adalah :
1. Model Sekolah Tapal Batas
Sekolah tapal batas yang digagas oleh masyarakat ini sebetulnya
menjawab dari permasalahan ketiadaan sekolah untuk anak-anak TKI
yang berada di Kamp Perusahaan-perusahaan di wilayah Malaysia. Tidak
dapat dipungkiri bahwa keberadaan mereka merupakan permasalahan
tersendiri, anak- anak TKI yang tinggal di kamp tersebut merupakan anak-
anak Indonesia yang haus akan pendidikan. Keberadaan Sekolah tapal
batas yang di gagas oleh masyarakat dengan melihat banyaknya anak TKI
yang semangat untuk mencari ilmu merupakan hal yang ironis s karena
pada hakekatnya pendidikan adalah hak seluruh warga negara
dimanapun berada. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
pasal 361 disebutkan bahwa pemerintah pusat dengan dibantu oleh
pemerintah daerah wajib membangun kawasan perbatasan agar tidak
tertinggal dengan kemajuan kawasan perbatasan di negara tetangga.
Pembangunan Kawasan perbatasan dalam hal ini sangatlah luas
cakupannya. Pembangunan pendidikan merupakan pembangunan dasar
yang perlu diperhatikan agar sumber daya manusia Indonesia di
perbatsan dapat mendapatkan pendidikan yang layak demi kemajuna
pembangunan.
Hal ini diperkuat juga dalam Renstra Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2010-2014 (2013:79) disebutkan bahwa dibutuhkan
strategi akselerasi Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan di daerah
Perbatasan, Tertinggal, dan Rawan Bencana.
Model sekolah tapal batas ini dapat dikategorikan inovasi karena
sesuai dengan teori Scott D. Anthony (2013) yang menyatakan bahwa
inovasi adalah Sesuatu yang berbeda dan berdampak. Sekolah tapal batas
ini berbeda karena sekolah diperuntukkan bagi anak-anak TKI yang
berada di perbatasan dengan sistem pendidikan informal dengan materi
dasar baca tulis hitung (Calistung), serta pengajaran agama, dan
keterampilan yang belum ada sebelumnya di daerah perbatasan,
berdampak jelas sangat membantu pendidikan anak-anak TKI untuk
mendapatkan ilmu yang diperlukan.

viii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

2. Sekolah Filial
Keberadaan sekolah filial sebetulnya menjawab dari sulitnya letak
geografis desa-desa diperbatasan untuk menjangkau sekolah "resmi" yang
didirikan oleh pemerintah. Keberadaan sekolah filial sangat membantu
pendidikan di desa-desa terpencil yang tidak terjangkau oleh akses
infrastruktur. Permasalahan yang timbul adalah dikarenakan kurangnya
kesadaran dari pendiri-pendiri sekolah filial ini untuk mendaftarkan
sekolahnya ke Dinas Pendidikan Kabupaten. Hal ini dapat dimaklumi
karena kondisi geografis yang sulit maka kelompok-kelompok belajar ini
tumbuh berkembang menjadi sekolah-sekolah filial yang menginduk
pada sekolah "resmi terdekat". Pendaftaran sekolah filial sangat penting
bagi siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sehingga siswa-siswa yang mengikuti sekolah filial dapat melanjutkan ke
jenjang sekolah diatasnya dengan nomor induk siswa yang telah terdaftar.
Untuk menangani hal ini sudah sepantasnya Dinas pendidikan mencari
solusi agar sekolah-sekolah ini terus berjalan, dan siswa dapat
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan diakui
keberadaannya oleh pemerintah. Dinas Pendidikan melalui Pengawas
Sekolah dapat mendata sekolah-sekolah filial yang berada dikawasan
pengawasannya. Melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak
kecamatan untuk memberikan pembinaan kepada sekolah-sekolah filial
ini agar keberadaannya setara dan tidak tertinggal dengan sekolah-
sekolah lainnya.
Bagaimanapun Sekolah Filial adalah solusi dari permasalahan
pendidikan di perbatasan. Bila kita melihat kembali pada undang-undang
bahwa pendidikan adalah hak semua orang, maka keberadaan sekolah
filial ini adalah jawaban atas hal tersebut.
Bila kita melihat Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap
demi tahap menurut [Fuad Hasan, 2008:193] dalam Zuraida Syahla (2013),
yaitu :
1. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-
kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di
Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.

ix
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

2. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar


sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya meningkatkan daya
tampung usia sekolah SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
Maka sekolah filial ini sudah sesuai dengan arah kebijakan
pendidikan tersebut , tinggal pembinaan dan pengawasan
pelaksanaannya yang lebih ditingkatkan agar quality control dapat
terjamin bagi kemajuan pendidikan di perbatasan.

3. Sarjana Mengajar
Program sarjana mengajar yang digulirkan oleh pemerintah pusat
melalui Kementrian Pendidikan Nasional beberapa tahun belakangan,
merupakan solusi atas kekurangan tenaga pendidik di daerah perbatasan.
Para Sarjana dengan skill dan kemampuan serta motivasi yang tinggi yang
sebelumnya sudah dibekali dengan pengetahuan tentang daerah
perbatasan, turun langsung ke daerah-daerah perbatasan yang sulit
dijangkau. Program Sarjana Mengajar ini cukup menginspirasi
masyarakat di daerah perbatasan agar dapat mengenyam pendidikan
yang lebih baik. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Zein, 2015
yang menyatakan bahwa tanpa pemberian akses pendidikan dan
kesehatan yang memadai maka wilayah perbatasan akan tetap akan
terbelakang dan termarjinalkan, maka program sarjana mengajar ini
merupan inovasi yang sebaiknya terus dilaksanakan oleh pemerintah,
tentunya dengan terus melakukan evaluasi setiap pelaksanaannya agar
dapat diperbaiki.
Bila kita gambarkan dalam Canvas Template Inovation maka
permasalahan dan solusi inovasi Pendidikan di daerah perbatasan
adalah:
Customer segment adalah menjelaskan siapa saja target-target inovasi
yang akan kita berikan kepada masyarakat/stakeholder sebagai
"pelanggan" kita, mendeskripsikan segmen pelanggan akan menentukan
apa produk dan jasa yang nantinya akan kita berikan kepada pelanggan.
Dalam Canvas Template Inovation dapat dilihat bahwa customer segments
dalam inovasi pendidikan di wilayah perbatasan adalah :

x
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

1. Anak-anak usia sekolah yang memerlukan pendidikan baik formal


maupun formal
2. Orang tua / keluarga yang mendampingi anak-anak usia sekolah itu
sendiri
Mereka adalah usia-usia produktif yang selayaknya mendapatkan
pengetahuan dan pendidikan yang layak di daerah perbatasan. Fakta
yang ditemui di lapangan dapat ditemui di daerah perbatasan seperti
anak-anak TKI yang perlu mengenyam pendidikan. Orang tua/keluarga
yang mendampingi anak-anak usia produktif pun memerlukan
pengetahuan dan pendidikan yang baik. Bila dilihat TKI yang bekerja di
luar negeri adalah buruh-buruh pabrik yang bekerja kasar karna tidak
dapat pendidikan dan pengetahuan serta skill yang baik agar menjadi nilai
tawar yang tinggi dalam bekerja.
Value prepositions adalah nilai nilai yang dapat mengilhami ataupun
menginspirasi yang dapat dikembangkan pada siswa ataupun anak didik
di antaranya adalah :
1. Minat dan semangat bersekolah
2. Menjaga nilai nasionalisme
3. Kebanggaan menjadi warga negara Indonesia, dll
Keadaan yang ditemui diperbatasan anak-anak yang bekerja di
sekolah tapal batas contohnya, mempunyai minat dan semangat tinggi
untuk belajar. Mereka rela menempuh jarak berkilo-kilo meter dengan
lama waktu berjalan menuju sekolah sampai dengan kurang lebih 2 jam
ini menunjukkan betapa besar minat dan semangat anak-anak untuk
dapat bersekolah. Untuk menjaga nilai nasionalisme anak-anak diajarkan
lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Aspek channel yaitu bagaimana cara agar produk, jasa, nilai tambah
inovasi yang kita ciptakan ini disadari dan sampai ke tangan customer/
masyarakat sesuai dengan apa yang kita janjikan dalam Canvas template
Innovation adalah:
1. peraturan/kebijakan dari pemerintah pusat/pemda
2. Sosial media/media massa marketing
Faktanya di lapangan, peraturan/kebijakan dari pemerintah pusat/

xi
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

pemda belum seluruhnya menyentuh sampai dengan masyarakat,


contohnya permasalahan anak-anak TKI yang belum dikelola dengan
baik. Pemerintah Kab. Nunukan menganggap bahwa itu adalah
permasalahan pusat karena para TKI adalah bukan warga Nunukan, akan
tetapi realita nya berada di lingkungan wilayah Nunukan sehingga
peraturan/kebijakan yang jelas dari pemerintah pusat/pemda untuk
penanganan kasus tersebut sangat diperlukan. Keberadaan kecamatan di
perbatasan yang merupakan aparatur yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat perbatasan menjadi chanel yang sangat penting .Sosial
media/ media masa adalah unjung tombak dalam men-delivery inovasi
yang dilakukan keberadaan media sosial seperti Facebook, koran lokal
yang memberitakan perbatasan dan juga RRI perbatasan merupakan
media channel yang efektif dan penting bagi masyarakat perbatasan.
Aspek Customer Relationship penting untuk menjaga hubungan
dengan pelanggan/stakeholder agar pelanggan merasa nyaman dan dekat,
yaitu dengan cara :
1. Networking dari para aparatur
2. Social media
3. Media massa
4. Melalui film
5. Event tahunan di perbatasan

Untuk menjaga hubungan stakeholder networking dari aparatur


sangat penting, kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di
beritakan melalui Facebook maupun sosial media lain juga media massa
tentang perbatasan, film dokumenter seperti Sekolah Tapal Batas Eagle
Award, serta event-event tahunan yang sering diadakan dapat
memperkuat dan menjaga hubungan dengan stakeholder dan masyarakat.
Aspek Key Partnerships dalam inovasi diperlukan karena kita tidak
bisa melakukan semua sendirian, namun pasti akan berhubungan dengan
partner lain, dalam Canvas Template Innovation Key Partnership-nya adalah:

xii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

1. Pemerintah
2. Universitas
3. Swasta
4. NGO Pendidikan
5. Individu/ Kelompok Masyarakat tertentu yang terkait
6. Media
Keadaan di perbatasan pemerintah terbawah kecamatan dan
perangkat desa mempunyai peran penting dalam pembangunan
pendidikan di masyarakat, kehadiran anggota-anggota TNI, pengawas
pendidikan, serta tenaga kesehatan yang ditempatkan di masyarakat
sangat membantu dalam inovasi pendidikan diperbatasan. Keberadaan
Mahasiswa-mahasiswa yang sedang KKN ataupun sarjana mengajar
memberikan inspirasi bagi penduduk untuk terus mencapai pendidikan
tertinggi. Pihak swasta seperti Dompet Dhuafa dan juga program CSR dari
perusahaan-perusaahaan swasta sangat membantu. Kehadiran tokoh
masyarakat seperti bidan Suraidah yang mendirikan sekolah tapal batas
juga menjadi key partnership dalam inovasi di pendidikan. RRI
perbatasan menjadi penghubung masyarakat perbatasan untuk
mempertebal bela negara dan nasionalisme ditengah keberadaan station
radio-radio swasta Malaysia yang banyak didengar masyarakat
perbatasan.
Aspek Key Activities adalah kegiatan, aktivitas atau proses kunci
yang ada di inovasi , yaitu :
1. Memberikan pendidikan yg sesuai dgn kondisi di perbatasan
2. Mempermudah akses sekolah
3. Mendorong anak bersekolah dan menekan angka putus sekolah
4. Mengedukasi/ melibatkan masyarakat agar menyekolahkan anak
5. Membangun infrasturtur, sarpras pendukung pendidikan
Dalam kenyataannya aktifitas/kegiatan tersebut masih berjalan
dengan sangat lambat, perlu progres yang lebih cepat apalagi bila
dibandingkan dengan negara tetangga yang jauh melangkah di depan.
Aspek Key Resources merupakan sumber daya kunci atau utama
yang diperlukan dalam menciptakan nilai tambah / inovasi, yaitu:

xiii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

1. Aparatur di perbatasan ASN/TNI/Polri


2. Guru/Guru bantu
3. Mahasiswa KKN
4. Volunteer
5. Masyarakat yang concern di bidang pendidikan
6. Infrastruktur dan Sarpras yang dimiliki saat ini
7. Kurikulum/materi yang digunakan saat ini
Keberadaan Aparatur Sipil Negara di perbatasan seperti tenaga
pendidik yang sangat kurang membuat semua kalangan bergerak dan
menjadikan sumber daya manusia yang ada di perbatasan membantu
dalam kekurangan tenaga pendidik. TNI Polri membantu terutama di
bidang nonformal, guru-guru bantu, mahasiswa KKN, bahkan ada
volunteer dari dompet dhuafa, dan lain-lain yang bekerja tanpa imbalan
untuk memajukan pendidikan daerah perbatasn.
Aspek Cost Structure yaitu penjelasan mengenai struktur-struktur
biaya yang terlibat dan dikeluarkan dalam inovasi, yaitu difokuskan pada
1. Membangun sarpras/fasilitas/gedung yang lengkap dan nyaman
2. Membangun jalan menuju sekolah
3. Menyiapkan alat transportasi yg sesuai dgn kondisi geografis
4. Membangun sarana komunikasi yang memadai
5. Membangun budaya masyarakat
6. Mendorong kegiatan sosial-ekonomi masyarakat perbatasan
7. Menyiapkan kurikulum yang khas/ sesuai dengan kondisi perbatasan

Kenyataan dilapangan memang pembangunan sarana dan


prasarana masih perlu banyak perbaikan, dan sangat tertinggal
dibandingkan dengan daerah lainnya sehingga fokus struktur biaya harus
difokuskan pada hal-hal tersebut diatas.
Aspek Revenue streams adalah hasil akhir/output akhir yang dapat
dirasakan masyarakat, diantaranya
1. Pendidikan yang adil dan merata, sesuai dengan karakteristik daerah
perbatasan
2. Meningkatnya kegiatan sosial-ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

xiv
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

3. SDM yg siap guna membangun perbatasan di masa mendatang


4. Peraturan/kebijakan dari pemerintah pusat/ pemda
5. Sosial media/media massa marketing
Daerah perbatsan pendidikannya masih jauh tertinggal, kegiatan
sosial ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan berdampak baik bila
pendidikannya maju. Pendidikan yang baik juga mendorong SDM siap
guna dalam partisipasi membangun masyarakat. Karna pendidikan masih
tertinggal maka semua hal tersebut saat ini masih belum dirasakan oleh
masyarakat perbatasan.
Melalui Canvas template innovation ini maka dapat terlihat bahwa
inovasi-inovasi pendidikan yang telah ada saat ini diperbatasan seperti
sekolah tapal batas, sekolah filial serta sarjana mengajar merupakan bibit-
bibit inovasi yang harus terus dibina, didukung dan dimunculkan lagi
agar dapat menyelesaikan permasalahan pendidikan yang ada
diperbatasan. Inovasi-inovasi baru lainnya diperlukan sesuai dengan
karakteristik permasalahan yang ada di daerah perbatasan tersebut.
Dari berbagai latar belakang fenomena-fenomena pendidikan di
perbatasan, dikaitkan dengan teori dan temuan hasil lapangan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat tiga inovasi pendidikan di lokus penelitian
yaitu Sekolah tapal batas, sekolah filial serta sarjana mengajar, ketiganya
dikatakan inovasi karena memenuhi unsur kebaharuan dan juga
kemanfaatan yang merupakan syarat inovasi.
Faktor-faktor utama dalam inovasi pendidikan di daerah perbatasan
adalah guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkup sosial masyarakat.
Kekuatan dan kunci sukses inovasi pendikan yang dimiliki oleh
perbatasan sebagai modal peningkatan pendidikan bisa dilihat dari
keadaan-keadaan di daerah perbatasan :
1. Desa: terdapat alokasi Dana Desa, masih banyaknya dukun, terdapat
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, karang taruna, puskesmas,
kantor desa, dan adanya TNI sampai ke desa.
2. Kecamatan: terdapat Sekolah, Kantor Kecamatan, Puskesmas,
Penyuluh,dan TNI
3. Perbatasan: hutan, tidak ada akses jalan, tidak ada listrik, jauh, terbatas

xv
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

jumlah penduduk, usaha (bertani, nelayan, berkebun)


Berdasarkan permasalahan yang ada di daerah perbatasan dapat
disimpulkan bahwa keadaan di daerah perbatasan yang berhubungan
dengan pendidikan adalah:
1. Guru yang minim baik secara kualitas maupun kuantitas
2. Transportasi umum tidak ada , Minim fasilitas dan sarana prasarana
pendidikan.
3. Kurikulum yamg kurang sesuai dengan daerah perbatasan dan juga
keadaan geografis penduduk.
4. Anak tidak mampu dari keluarga TKI yang bersekolah di perbatasan
Indonesia

B. Rekomendasi
Dari berbagai fenomena dan permasalahan tersebut maka dapat
diberikan berbagai macam solusi inovasi pendidikan bagi peningkatan
pendidikan di daerah perbatasan, di antaranya:
A. Lingkup Guru, Siswa dan sosial masyarakat
1. Optimalisasi penyuluh (pertanian) & TNI sebagai tenaga guru
tambahan/ bantu. Penyuluh & TNI dapat menjangkau wilayah pelosok
di perbatasan. Kurangnya jumlah guru kiranya dapat ditutupi dengan
peran penyuluh (pertanian) dan TNI yang nantinya berperan sebagai
guru tambahan/ bantu.
2. Selain itu, juga dapat memanfaatkan guru-guru ngaji/ pendeta desa,
kelompok karang taruna desa, dukun, bidan sebagai guru bagi anak-
anak di desanya (team teaching). Tentu ini diperlukan pelatihan, adanya
Alokasi Dana Desa (ADD) relatif dapat menutupi kebutuhan
operasional pihak-pihak tersebut.
3. Kurangnya jumlah siswa pada kelas yang sama, dapat diatasi dengan
membentuk kelas tanpa jenjang (multiage class). Pada kelas ini akan
diajarkan mata pelajaran atau pengetahuan yang bersifat umum.
4. Memanfaatkan anak didik yang telah menduduki kelas yang lebih
tinggi untuk membantu mengajari anak didik dengan kelas yang lebih
rendah. Hal ini untuk mengatasi keterbatasan jumlah guru yang ada

xvi
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

5. Mendorong pelaksanaan Program Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)


universitas diwilayah perbatasan dalam rangka memajukan wilayah
perbatasan
6. Program orang tua asuh untuk menjamin kelangsungan pendidikan
anak didik di perbatasan (reduce the drop outs)
7. Menerapkan sistem sekolah asrama bagi anak didik perbatasan yang
cukup jauh domisilinya dari sekolah yang ada
8. Merekrut masyarakat diperbatasan untuk dipekerjakan sebagai guru,
dengan insentif yang cukup tinggi
9. Program semacam Koas bagi mahasiswa FKIP di Kaltim dan Kaltara
untuk jalur sepanjang perbatasan dapat difasilitasi dengan Alokasi
Dana Desa (ADD) atau Corporate Social Responsibility (CSR)
10. Kampanye/promosi pendidikan di perbatasan ke universitas untuk
membangun jaringan pendidikan non formal berorientasi pendidikan
dasar Baca Tulis hitung (calistung)
11.Bagi Pemerintah adalah dengan membuat kebijakan peruntukan
Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pendidikan

B. Lingkup Fasilitas
1. Jauhnya jarak antar sekolah mendorong perlunya dibentuk sekolah
darurat pada desa-desa yang berdampingan. Jika sebelumnya anak
didik yang mendatangi sekolah, maka kali ini sekolah yang mendatangi
peserta didik. Jika memungkinkan memanfaatkan kantor desa/
kecamatan yang berdekatan sebagai sekolah darurat.(penggabungan
Ujian Nasional)
2. Terbatasnya buku-buku diperbatasan dapat ditanggulangi dengan
menghimpun bantuan pengadaan buku bagi sekolah-sekolah
diperbatasan dari CSR perusahaan-perusahaan. Mendorong siswa di
sekolah-sekolah perkotaan untuk menyumbangkan buku-buku
pelajaran ketika mereka tamat. Begitu juga dengan kelengkapan/
fasilitas lainnya seperti pakaian sekolah, alat praktek laboratorium dan
sebagainya
3. Menghimpun dana CSR atau dana publik lainnya untuk mendorong
peningkatan fasilitas pendidikan diperbatasan (sekolah swasta, dan

xvii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

lain-lain)
4. Mendorong fasilitas internet masuk perbatasan

C. Lingkup Kurikulum Pengajaran


1. Pada wilayah perbatasan sebaiknya pengajaran tidak mengacu pada
kurikulum yang dibentuk secara nasional, namun diberikan
kewenangan/otonomi kepada dinas pendidikan diwilayah perbatasan
untuk mendesain kurikulum yang sesuai dengan karakteristik
perbatasan, relatif begitupula dengan penilaiannya.
2. Sebaiknya kurikulum pengajaran di perbatasan lebih kepada
peningkatan pengetahuan dasar (baca, tulis, hitung), cinta tanah air,
serta praktek berusaha seperti bertani, nelayan, berkebun (non-academic
skill). Dengan upaya ini, selain proses belajar dapat dijalankan optimal
oleh siswa, juga dapat meningkatkan kapasitas siswa dalam membantu
perekonomian keluarganya (perubahan mindset)

xviii
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
EXECUTIVE SUMMARY .......................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan dan Tujuan .................................................. 7
C. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8
D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kebijakan Manajemen Perbatasan ....................................................... 13
B. Kebijakan Pendidikan Indonesia ....................................................... 15
C. Inovasi .................................................................................................... 17
D. Inovasi Pendidikan ................................................................................ 24
E. Kebijakan Inovasi Pendidikan ............................................................. 32
F. Kebijakan Inovasi Pendidikan di daerah Perbatasan ........................ 37
G. Best Practices Bidang Inovasi Pendidikan
di Daerah Perbatasan ............................................................................ 41
H. Best Practices Inovasi Pendidikan di Berbagai Daerah
dan di Lingkungan Kementrian Pendidikan ..................................... 50
I. Model Canvas Template Inovation ..................................................... 53

BAB III PRAKTEK INOVASI: TEMUAN HASIL LAPANGAN


A. Gambaran Umum Pendidikan di Perbatasan .................................... 55
B. Praktek Inovasi : Temuan Hasil Kajian ............................................... 67

BAB IV ANALISIS INOVASI DI BIDANG PENDIDIKAN .............. 83


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 95

xix
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gap Kondisi Pendidikan Saat Ini
di Daerah Perbatasan ...................................................... 6
Gambar 1.2 Kerangka Fikir .................................................................. 10
Gambar 2.1 Model Canvas Template Innovation ................................. 54
Gambar 4.1 Canvas Template Innovation .............................................. 86

xx
KAJIAN MANAJEMEN PERBATASAN DI KALIMANTAN
FOKUS INOVASI PENDIDIKAN DI WILAYAH PERBATASAN

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan ........................ 13
Tabel 2.2 Karakteristik Layanan ............................................................. 20
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Ruang Kelas SD
di Kabupaten Nunukan .......................................................... 56
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana Ruang Kelas SMP
di Kabupaten Nunukan .......................................................... 57
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Ruang Kelas SMA
di Kabupaten Nunukan .......................................................... 58
Tabel 3.4 Jumlah Siswa SD di Kabupaten Nunukan .......................... 60
Tabel 3.5 Jumlah Siswa SMP di Kabupaten Nunukan ....................... 61
Tabel 3.6 Jumlah Siswa SMA di Kabupaten Nunukan ....................... 62
Tabel 3.7 Jumlah Tenaga Pendidik SD
di Kabupaten Nunukan ........................................................... 63
Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Pendidik SMP
di Kabupaten Nunukan............................................................ 65
Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Pendidik SMA
di Kabupaten Nunukan .......................................................... 66
Tabel 4.1 Keterkaitan masalah dengan inovasi dan
dampak yang diharapkan ...................................................... 92

xxi

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai