Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Soal TWK

A. Lahirnya Nasionalisme di Indonesia

Faktor dari dalam (internal)


 Kenangan kejayaan masa lampau
mana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa
Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
 Bersatunya negara-negara Asia dan Afrika sejak zaman dahulu kala
Faktor yang mendorong rasa nasionalisme bangsa Asia bukanlah akibat penjajahan yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika, melainkan rasa persatuan itu sudah dimiliki sejak
zaman dahulu kala terutama sesama ras, ataupun kerjasama perdagangan
 Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan
Barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya
organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
 Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan

Faktor dari luar (eksternal)


 Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
 Pergerakan Kebangsaan India
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National
Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. Mahatma Gandhi
memiliki dasar perjuangan:
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
2. Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk
kantor atau pabrik.
3. Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Inggris.
4. Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.
Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore.
 Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina.
Novel yang dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose ditangkap tanggal 30
September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil
memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil
menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
 Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor
kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I: 1.
Republik Tiongkok adalah suatu negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi
(kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi
rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat
Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
 Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasya menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan
masyarakatnya.
 Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad
Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti
Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain
termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
 Munculnya Paham-paham baru
Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi
dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa di Indonesia.
Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi (paham) pada organisasi
pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia

1. Budi Utomo

 Organisasi ini berawal dari gerakan dr. Wahidin Soedirohoesodo yang berkeliling Jawa untuk
mensosialisasikan pentingnya pendidikan.
 Selain mensosialisasikan pendidikan, terdapat pula dana pendidikan untuk mereka yang
kurang mampu. Dana pendidikan tersebut disebut dengan Studie Fond.
 Kemudian pada tahun 1907, terjadi pertemuan antara dr. Wahidin Soedirohoesodo dengan
Soetomo, seorang mahasiswa STOVIA.
 mendirikan organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
 Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia dan
beranggotakan mahasiswa STOVIA.
 Berdirinya organisasi ini merupakan tonggak awal kebangkitan nasional, sehingga hari
lahirnya Budi Utomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

2. Sarekat Islam

 Organisasi ini berawal dari organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji
Samanhudi di Solo tahun 1911.
 Organisasi ini awalnya dibentuk untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat bersaing
dengan penguasaha non lokal yang memonopoli perdagangan batik.
 DI kemudian diubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912 yang diketuai oleh H.O.S.
Tjokroaminoto.
 pada tahun 1921, SI terpecah menjadi 2 kubu, yaitu SI Putih dan SI Merah. Perpecahan
tersebut terjadi karena adanya penyusupan paham sosialis-komunis.

3. Indische Partij

 Indische Partij didirikan di Bandung tanggal 25 Desember 1912. Pendiri organisasi ini antara
lain Dr. E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara), dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo.
 Mereka kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”.
 Indische Partij bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme, menciptakan persatuan
antara orang Indonesia dan Bumiputera, serta mempersiapkan kehidupan rakyat yang
merdeka.
 Organisasi ini adalah organisasi politik yang berani mengkritik pemerintah kolonial Belanda.
 Kritik tersebut ditujukan melalui tulisan R.M. Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een
Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda).
 Oleh karena itu, pada 4 Mei 1913, Indische Partij dianggap sebagai partai terlarang dan ketiga
tokohnya diasingkan ke negeri Belanda.

4. Perhimpunan Indonesia

 Organisasi ini didirikan di Belanda pada tahun 1908.


 Awalnya organisasi ini diberi nama Indische Vereeniging oleh Sutan Kasayangan dan R.M.
Noto Suroto.
 Kemudian tpada ahun 1925 Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan
Indonesia. Istilah Indonesia digunakan untuk menunjukkan identitas diri bangsa dan negara
serta menggantikan kata Hindia Belanda.
 Tokoh-tokoh yang tergabung dalam organisasi ini adalah Mohammad Hatta, Tjipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.
 Organisasi ini memiliki azas perjuangan dengan kekuatan sendiri dan tidak meminta kepada
pemerintah kolonial Belanda.
 Perhimpunan Indonesia memiliki majalah yang disebut sebagai Hindia Poetra dan kemudian
diubah menjadi Indonesia Merdeka.

5. Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)

 ISDV didirikan pada 9 Mei 1914, oleh Sneevliet (anggota Partai Buruh Sosial Demokrat
Belanda) dan rekan-rekannya di Surabaya.
 Organisasi ini menganut paham Marxisme, yang kemudian berganti nama menjadi Partai
Komunis Hindia pada 23 Mei 1920.
 Tidak lama kemudian kembali diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada
Desember 1920.
 PKI diketuai oleh Semaun dengan Darsono sebagai wakil ketua dan Bergsma sebagai
sekretaris partai.
 Tokoh yang tergabung dalam organisasi ini adalah Alimin Prawirodirdjo dan Musso. Pada
tanggal 13 November 1926, PKI melancarkan pemerontakan di Jawa dan Sumatera yang
kemudian ditumpas oleh pemerintah kolonial Belanda.
 Akibat aksi ini, PKI dianggap sebagai partai terlarang serta tokoh-tokohnya ditangkap dan
diasingkan ke Tanah Merah dan Boven Digul.

6. Partai Nasional Indonesia (PNI)

 Pada awalnya, PNI adalah perkumpulan yang dibentuk Ir. Soekarno yang
bernama Algemeene Studie Club tahun 1925.
 Karena adanya perkumpulan ini, berdirilah partai politik baru bernama Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927.
 Tokoh-tokoh yang tergabung adalah Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, Ir. Anwari,
Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo, Mr. Sunaryo, Mr. Budiarto, dan Dr. Samsi.
 PNI bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.
 Setelah Kongres tahun 1928 di Surabaya, anggota PNI semakin meningkat sehingga
mengkhawatirkan pemerintah kolonial.
 Akhirnya pada tanggal 29 Desember 1929, empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, Gatot
Mangkoeprodjo, Maskoen dan Soepriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh
Pengadilan Bandung.
 Dalam proses persidangan Ir. Soekarno menyampaikan pembelaan berjudul “Indonesia
Menggugat”

7. Kongres Pemuda (ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda)

 adalah kongres nasional yang pernah diadakan 2 kali di Jakarta (Batavia). K


 ongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai
kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya.
 Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh pemuda
Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia),
 menghasilkan keputusan penting yang disebut sebagai Sumpah Pemuda.
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
Kedua : kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga : kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
 Selain itu pada kongres tersebut Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman juga
ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.

Perkembangan Nasionalisme di Indonesia


Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas
nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana
selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia
dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan
dan pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan
Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak:
1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara
dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk
nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang awalnya
bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah
Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku
bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar wilayah
Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Peranan Nasionalisme di Indonesia


Perkembangan nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna
seakan melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam masyarakat,
seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional, dan golongan pers.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
 Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial
dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia,
Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
 Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan
Pemuda.
 Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu
secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang
bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
 Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan.
Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan
gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.

Anda mungkin juga menyukai