Anda di halaman 1dari 32

Lampiran

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. / PRT/ M/


Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sungai dan Danau

DAFTAR ISI
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SUNGAI DAN DANAU

NO JUDUL HAL
1 BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Maksud dan Tujuan 4
1.3 Ruang Lingkup Pedoman 4

2 BAB II KETENTUAN UMUM 5


2.1 Pengertian 5
2.2 Lingkup Kegiatan 5

BAB III INVENTARISASI SUNGAI DAN DANAU SERTA 6


PRASARANANYA
3.1 Inventarisasi 6
3.2 Tata Cara Inventarisasi 6
3.3 Penilaian Kondisi 6
3.4 Penilaian Kinerja 6
3.5 Program O&P 6
3.6 Pelaksanaan O&P 6

4 BAB IV OPERASI SUNGAI DAN DANAU 7


4.1 Pelaksanaan Operasi 7
4.1.1 Air Tinggi 7
4.1.2 Air Rendah 10
4.1.3 Sedimen Sungai 10
4.1.4 Bangunan Sungai 11
4.1.5 Air Sungai 12

5 BAB V PEMELIHARAAN SUNGAI DAN DANAU 13


5.1 Tujuan Pemeliharaan 13
5.2 Perencanaan Pemeliharaan 13
5.3 Pelaksanaan Pemeliharaan 15
5.4 Evaluasi dan Pelaporan 20

6 BAB VI PEMANTAUAN SUNGAI DAN DANAU 21


6.1 Air Rendah 21
6.2 Sedimen Sungai 21

1
6.3 Air Sungai 21
6.4 Alur Sungai 22
6.5 Evaluasi dan Pelaporan 23

7 BAB VII WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB 24


7.1 Pemerintah 24
7.2 Pemerintah Provinsi 24
7.3 Pemerintah Kabupaten/ Kota 24
7.4 Pendelegasian Wewenang 25

8. BAB VIII PENDANAAN 26


8.1 Standar Estimasi Biaya OP 26
8.1.1 Untuk Keperluan Makro Planning 26
8.1.2 Untuk Penyusunan AKNOP Sungai 26
8.2 Sumber Dana 27
8.3 Urutan Prioritas Pendanaan OP 28

9. BAB IX KELEMBAGAAN 29
9.1 Dit. BPSDA 29
9.2 UPT / Balai Besar / Balai 29
9.3 Balai / UPTD – Propinsi 29
9.4 Dinas Kabupaten/Kota 29
9.5 BUMN/ PJT 29

10. BAB X PERAN SERTA MASYARAKAT 30

11. BAB X PELAKSANAAN KEGIATAN O&P SUNGAI 32


11.1 Pelaksanaan Swakelola 32
11.2 Pelaksanaan Kontraktual 32

2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SUNGAI DAN DANAU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan di bidang sumber daya air selama ini telah banyak


menghasilkan infrastruktur sumber daya air antara lain waduk dan/atau
bendungan, bendung, bangunan pengendali banjir, bangunan pengendali
sedimen dan bangunan lainnya. Namun upaya pengembangan belum
diimbangi dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P) secara
proporsional. Hal ini terlihat dari kecilnya alokasi dana untuk operasi dan
pemeliharaan dibanding alokasi untuk investasi. Akibat dari kurang
memadainya operasi dan pemeliharaan ini : i) kondisi bangunan cepat rusak
sebelum tercapai umur efektifnya, ii) beban biaya rehabilitasi menjadi semakin
berat dari waktu ke waktu, iii) kinerja pelayanan kepada masyarakat menjadi
jelek karena prasarana yang sudah dibangun tidak dapat berfungsi sesuai
dengan yang direncanakan dan iv) kegagalan tujuan pembangunan, dan hal
ini akan menurunkan kredibilitas atau citra pemerintah.
Apabila keadaan ini terus berlangsung maka kebutuhan biaya operasi dan
pemeliharaan akan membengkak dan pada akhirnya laju peningkatan
pelayanan dengan pengembangan investasi tidak lagi dapat mengimbangi
laju penurunan fungsi prasarana yang sudah ada, sehingga pembangunan
yang dilakukan dapat menjadi kontra-produktif.
Oleh karena itu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen
Pekerjaan Umum, membuat kebijakan yang memberi prioritas tinggi untuk
kegiatan operasi dan pemeliharaan termasuk operasi dan pemeliharaan sungai.
Sumber dana yang tersedia akan sebagian diarahkan dan digunakan untuk
operasi, pemeliharaan sungai dan bangunan sungai serta rehabilitasinya,
sedang pembangunan baru terbatas hanya untuk yang sangat mendesak.
Kebijakan Departemen PU, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ini tercermin
dalam susunan organisasi baru Ditjen Sumber Daya Air dengan membentuk unit-
unit pembina operasi dan pemeliharaan, Direktorat Bina Pengelolaan Sumber
Daya Air.

3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN :

Maksud Pedoman O&P Sungai dan Danau:

1. Sebagai petunjuk dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sehingga


pelaksanaan O&P dapat terarah sesuai ketentuan.
2. Para pelaksana O&P sungai dan danau dapat bekerja secara terencana
mulai tingkat pimpinan sampai level yang terbawah.

Tujuan Pedoman O&P Sungai dan Danau:

Pelaksanaan O&P dapat terencana secara baik sehingga prasarana sumber


daya air dapat berfungsi sesuai dengan umur pelayanannya.

1.3 RUANG LINGKUP PEDOMAN

• Ketentuan Umum
• Inventarisasi Aset Prasarana
• Kegiatan O&P
• Perencanaan Program Tahunan O&P

4
BAB II
KETENTUAN UMUM

2.1 Pengertian

a. Sungai termasuk anak-anak sungai dan sungai buatan, adalah alur atau
wadah atau wadah air berupa jaringan pengaliran air, sedimen dan
ekosistem yang terkait mulai dari hulu dan/atau mata air sampai dengan
muara dengan dibatasi kanan dan kiri sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
b. Bangunan sungai adalah prasarana yang dibangun di sungai dan/atau
daerah manfaat sungai berfungsi untuk konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian sungai.
c. Fasilitas pendukung O&P sungai adalah sarana yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan merawat sungai dan bangunan sungai dengan
tujuan menjamin kelestarian fungsi.
d. Operasi sungai adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian serta
penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sungai dan bangunan sungai dan fasilitas pendukungnya.
e. Pemeliharaan sungai adalah kegiatan untuk merawat sungai dan
bangunan sungai yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sungai
termasuk bangunan sungai serta fasilitas pendukungnya.
f. Perhitungan ekonomi rasional adalah perhitungan biaya yang didasarkan
pada jumlah kegiatan dan harga yang berlaku pada saat tersebut.
Perhitungan ekonomi rasional adalah perencanaan biaya O&P yang
dihitung pada angka kebutuhan nyata.
g. Sungai yang mempunyai aset adalah sungai yang telah dibangun
prasarananya dengan investasi dari pihak manapun.

2.2 Lingkup Kegiatan O&P

Lingkup kegiatan O&P meliputi pengaturan, pelaksanaan, pemantauan, dan


evaluasi untuk menjamin kelestarian fungsi dan manfaat sungai dan bangunan
sungai dan fasilitas pendukungnya.

5
BAB III
INVENTARISASI SUNGAI DAN DANAU
SERTA PRASARANANYA

3.1 Inventarisasi

a. Sungai diinventarisasi bagian per bagian dilengkapi dengan data


lingkungan sungai yang ada. Digambarkan dalam peta situasi dan
tampang lintang sungai, baik vertikal maupun horisontal.
b. Bangunan sungai dipetakan dalam gambar situasi.
c. Inventarisasi sungai dan bangunannya dilakukan dengan format yang
ditentukan.

3.2 Tata Cara Inventarisasi

Inventarisasi setiap prasarana dilakukan dengan mencatat lokasi,


spesifikasi, biaya pembangunan, catatan pemeliharaan/rehabilitasi pada
setiap Sungai, Instansi Pemilik Bangunan, Jenis Prasarana, Jenis Konstruksi,
Tahun Pembangunan, Kegiatan O&P, Fungsi Bangunan.

3.3 Penilaian Kondisi

Pada setiap prasarana dilakukan Penilaian Kondisi yang merupakan hasil


evaluasi atas kondisi terkini.

3.4 Penilaian Kinerja

Pada setiap prasarana dilakukan Penilaian kinerja yang merupakan hasil


evaluasi atas kinerja terkini.

3.5 Program O&P

Penyusunan progran O&P dilaksanakan dengan memuat sasaran yang


ingin dicapai, metode pelaksanaan kebutuhan biaya dan sumber daya
lain, serta jangka waktu pelaksanaan.

3.6 Pelaksanaan O&P

Pelaksanaan mengacu pada program yang telah ditetapkan.

6
BAB IV
OPERASI SUNGAI DAN DANAU

4.1 Pelaksanaan operasi

4.1.1 Air Tinggi

a. Menghadapi Musim Banjir

Kegiatan operasi sungai dan danau dapat dibagi menjadi kegiatan operasi
sungai menghadapi musim banjir dan kegiatan rutin.

i. Persiapan POSKO BANJIR


1. Menyusun rencana kegiatan posko
2. Pengajuan dana.
3. Menyiapkan regu piket banjir.
4. Mengadakan uji coba / simulasi menghadapi banjir.
5. Menyediakan pedoman siaga di posko banjir.
6. Persiapan sistem komunikasi dengan masyarakat.
7. Menyiapkan sistem pelaporan banjir.
8. Peta informasi rawan banjir dan tanah longsor.
9. Sosialisasi persiapan menghadapi musim banjir.

ii. Mempersiapkan dan Menyiagakan Peralatan Pendukung


1. Menyiapkan alat komunikasi menjadi siap pakai. Alat komunikasi di
posko Departemen Pekerjaan Umum harus bisa menjangkau seluruh
wilayah Indonesia meliputi ; telepon, internet, radio komunikasi,
faksimili, alat dokumentasi.
2. Kalibrasi alat pengamatan cuaca termasuk peralatan flood warning
system.
3. Menyiapkan peralatan berat dan transportasi.

iii. Mempersiapkan Bangunan-bangunan Pengendalian dan Bahan


Banjiran.
1. Menyiapkan bahan banjiran (kantong plastik, pasir, cerucuk,
lembaran anyaman bambu, bronjong, batu) ditempat-tempat
strategis.
2. Memastikan pintu-pintu air, pelimpah banjir, dan saluran pengelak
berfungsi normal.
3. Inventarisasi tanggul-tanggul dan bangunan kritis.

iv. Peringatan / Penyiapan Dini Bencana (banjir, tanah longsor dan banjir
lahar)
1. Menyiapkan peta rawan bencana.
2. Peta jalur evakuasi .
3. Lokasi evakuasi dan dapur umum.

7
4. Koordinasi dengan SATKORLAK dan SATLAK Penanggulangan
Bencana.
5. Membuat daftar nomor telpon pihak yg terkait.

b. Pada Saat Banjir

i. Pengamatan Kondisi Muka Air dan/atau Curah Hujan

1. Regu piket banjir selalu siap di pos masing-masing.


2. Regu piket banjir secara periodik mengamati, mencatat dan
melaporkan ke posko banjir :
- Ketinggian muka air sungai pada pos pos pengamatan dan
pintu bendung dan bendungan.
- Kondisi tanggul banjir khususnya pada lokasi kritis.
- Kondisi pintu-pintu air.
- Tinggi curah hujan.
3. Tingkat banjir sungai bertanggul dapat disusun sebagai berikut :
1. Tingkat : Normal
Muka air lebih besar dari 1 m di bawah mercu tanggul.
2. Tingkat : Siap
Muka air 1 m di bawah mercu tanggul.
3. Tingkat : Siaga
Muka air 0.5 m di bawah mercu tanggul.
4. Tingkat : Awas
Muka air setinggi mercu tanggul.
5. Tingkat : Bencana
Muka air melebihi mercu tanggul.
6. Untuk sungai tidak bertanggul disesuaikan dengan kondisi
sungai setempat.
Untuk keperluan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dapat
dilakukan sinkronisasi dengan ketentuan SATKORLAK dan SATLAK.

4. Untuk banjir lahar dapat disusun tingkat banjir sebagai berikut :


1. Tingkat : Normal
Curah hujan < 50 mm/jam.
2. Tingkat : Siap Banjir
Curah hujan > 50 mm/jam, pengamatan tinggi muka air
dilakukan terus-menerus dengan pemberitaan setiap 15 menit.
3. Tingkat : Awas Banjir
Curah hujan > 75 mm/jam, pengamatan tinggi muka air
dilakukan terus-menerus.

5. Untuk Aliran Debris :


Sosialisasi daerah bencana tanah longsor.

8
6. Setiap tingkat bahaya tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman siaga banjir, petugas pengamat pos duga air harus
melapor ke POSKO Banjir.

7. Petugas piket yang berada di posko banjir mencatat ketinggian


muka air dan/atau curah hujan yang dikirim dari pos-pos
pengamatan.

ii. Koordinasi dengan SATKORLAK, SATLAK, dan SATGAS Kecamatan

1. Koordinasi dengan mengikuti rapat SATKORLAK, SATLAK dan SATGAS


dalam rencana penanggulangan banjir.
2. Melaporkan data-data banjir dan ramalan bahaya banjir yang
mungkin terjadi.
3. Melaporkan kerusakan dan kerugian banjir beserta evaluasinya.
4. Bersama SATKORLAK, SATLAK dan SATGAS melaksanakan inspeksi
rutin atau inspeksi daerah banjir.

iii. Tanggap Darurat

1. Atas dasar data-data pada pengamatan tinggi muka air membuat


prakiraan tinggi muka air banjir dan waktu sampainya banjir di
daerah rawan banjir di hilir dan memberitahukan kepada
masyarakat apabila ada kemungkinan terjadi banjir.
2. Mengupayakan penanggulangan banjir (flood fighting) untuk
mempertahankan efektivitas tanggul.
3. Pada saat melakukan flood fighting , hendaknya diusahakan agar
masih tetap ada anggota regu yg melakukan perondaan.
4. Melakukan evakuasi penduduk.

c. Pasca Banjir

i. Evaluasi dan Pelaporan

1. Melakukan inventarisasi kerusakan akibat banjir :


- Jumlah korban jiwa.
- Besar kerugian harta benda.
- Jenis dan jumlah bangunan yg rusak atau hanyut.

2. Membuat laporan banjir :


- Waktu kejadian (tanggal dan jam).
- Data curah hujan dan debit saat itu.
- Daerah banjir (lokasi, luas, dalamnya genangan, lamanya),
taksiran jumlah kerugian.
- Melaporkan ke Posko banjir Ditjen. SDA dan Departemen PU.

9
3. Evaluasi sebab-sebab banjir, inventarisasi kerugian akibat banjir
(flood assesment) dan usulan penanganan mendesak (antisipasi
darurat) termasuk taksiran kebutuhan dananya.
Menyusun progam dan rencana perbaikan kerusakan akibat banjir
(survei, pengukuran, desain, penyusunan program).

ii. Updating Daerah Rawan Bencana

1. Setelah terjadinya banjir maka daerah rawan banjir di-up date bila
terjadi perubahan dengan data banjir terakhir dan diberi notasi
data banjir bulan-tahun.
2. Disusun data kerugian banjir dari tahun ke tahun.

4.1.2 Air Rendah

a. Mencatat dan membuat laporan elevasi muka air pada pos kunci hidrologi.
b. Melakukan survei kekeringan pada sawah, air baku, air minum, dan
membuat laporan

4.1.3 Sedimen Sungai

a. Pengendalian Sedimen
Pengendalian sedimen, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan
penambangan bahan galian golongan C.

b. Pengukuran dan Pengawasan Penambangan


i. Pengukuran dan pengawasan penambangan dalam rangka dalam
pengendalian dan penertiban penambangan.
ii. Penambangan melalui proses perencanaan dan perizinan, dengan
rekomendasi teknis penambangan dari instansi yang berwenang.
iii. Rekomendasi teknis memperhatikan :
1. Tahapan dan tatalaksana penambangan, sehingga tidak
menimbulkan perubahan morfologi sungai.
2. Kestabilan elevasi dasar sungai, penggerusan setempat, rembesan
dibawah bangunan air, longsoran tebing, yang dapat
membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunannya.
3. Perubahan penampang sungai yang mengganggu fungsi sungai dan
bangunan sungai, yang diakibatkan oleh pembuangan limbah
penambangan.
4. Kedalaman penambangan tidak melampaui lapisan perisai, sehingga
tidak terjadi perubahan kemiringan dasar sungai yang dapat
membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunan.
5. Tidak menimbulkan pencemaran air pada sungai yang melebihi batas
maksimum yang dapat diterima untuk penggunaan air dan fungsi
ekologi.
6. Teknik penambangan tidak membahayakan kelangsungan fungsi
sungai dan bangunan. Jarak aman antara lokasi penambangan
dengan suatu bangunan harus ditetapkan oleh pejabat yang

10
berwenang, berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis yang
berwenang sehingga tidak membahayakan bangunan yang
bersangkutan.

4.1.4 Bangunan Sungai

a. Pintu Air
i. Pintu air dioperasikan untuk keperluan mengatur debit.
ii. Pintu air dapat dibuka untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bila ada tanda-tanda akan terjadi banjir.
2. Bila diperintahkan oleh pelaksana O&P untuk pengurasan sampah
maupun sedimen.
3. Bila diperlukan untuk pemeriksaan pintu.
4. Apabila terjadi keadaan yang tidak dapat dihindarkan di luar hal-hal
tersebut diatas.

b. Pompa Banjir
Pengoperasian pompa air banjir dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bila ada tanda-tanda akan terjadi banjir untuk persiapan.
2. Bila diperintahkan oleh pelaksana O&P untuk keperluan khusus.
3. Bila diperlukan untuk pemeriksaan pompa.
4. Apabila terjadi keadaan yang tidak dapat dihindarkan di luar hal-hal
tersebut diatas.

c. Bendungan, bendung dan bendung gerak


i. Pintu air pada bendungan, bendung dan bendung gerak dioperasikan
untuk keperluan mengalirkan debit banjir dari bangunan tersebut.
ii. Pintu air dapat dibuka untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bila diperintahkan oleh pelaksana O&P untuk penambahan debit
sungai.
2. Bila diperlukan untuk pemeriksaan pintu.
3. Apabila terjadi keadaan yang tidak dapat dihindarkan di luar hal-hal
tersebut diatas.

d. Polder
i. Pompa dioperasikan pada musim penghujan sehingga elevasi air
mencapai minimal.
ii. Pada saat air banjir datang pompa dioperasikan maksimal.
iii. Dalam keadaan darurat, elevasi di hilir lebih rendah dari elevasi air di
polder pintu air dibuka.

e. SABO
Menyiapkan kesiapan pengendalian aliran banjir lahar / sedimen, dengan
mengosongkan tampungan sementara sedimen pada bangunan dam
penahan sedimen (SABO dam) dan kantong lahar (sand pocket).

11
4.1.5 Air Sungai

a. Penggelontoran
i. Penggelontoran untuk drainasi kota.
ii. Penggelontoran untuk pemeliharaan kualitas air.

b. Pengendalian Banjir
Operasi waduk, bendung gerak, dan bangunan pengendali lainnya agar
debit sungai tidak menimbulkan dampak negatif di sekitar sungai dan
danau.

4.1.6 Fasilitas Pendukung

a. Peralatan Pemantauan
i. Operasi Sistem Komputasi Prakiraan Banjir
Pelaksanaan pemeliharaan hardware sistem komputasi prakiraan banjir
dilaksanakan oleh staf Balai PSDA yang bertanggung jawab atas sistem
komputasi prakiraan banjir.
ii. Operasi Sistem Komunikasi Banjir dan Sistem Peringatan Dini.
b. Nomenklatur Bangunan
Dalam rangka operasi nomenklatur bangunan akan menjadi petunjuk
penting. Dengan menunjuk kode nomenklatur semua pihak dapat
mengetahui lokasi serta kondisi pada saat itu. Nomenklatur ini di dalam
operasional disosialisasikan kepada semua pihak dan menjadikan
pemahaman yang akrab.

c. Gedung / Kantor
i. Gedung dan kantor harus mendukung operasi dalam arti dibangun dng
letak strategis dan dilengkapi fasilitas perkantoran yang memadai.
ii. Luas perkantoran cukup luas untuk regu piket atau regu kerja dengan
pembagian ruangan yang memudahkan akses dari satu ruang ke ruang
lain.

d. Alat-alat Komunikasi dan Dokumentasi


i. Alat alat komunikasi dan dokumentasi siap setiap saat menunjang
operasi sehingga setiap momentum dapat diabadikan.
ii. Tipe alat menggunakan yang praktis dan mudah di operasikan. Pada
operasi banjir foto digital akan sangat praktis untuk segera membuat
laporan dan mendapat respon dari segala pihak.

e. Alat-alat Berat dan Transportasi


Alat alat berat siap dioperasikan setiap saat untuk tugas pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sungai.
Pada saat musim banjir alat siap dengan operator dan bahan bakar yang
cukup.

12
BAB V
PEMELIHARAAN SUNGAI DAN DANAU

5.1 Tujuan pemeliharaan

Kegiatan untuk merawat sungai sebagai sumber air yang ditujukan untuk
menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber air sesuai
dengan perencanaannya. Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan melalui
perencanaan, pelaksanaan , pemantauan dan pengawasan.

5.2 Perencanaan Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan dilaksanakan dalam Pemeliharaan Prevemtif,


Pemeliharaan Korektif, Pemeliharaan Berat , Pemeliharaan Berat,
Rehabilitasi, Pemeliharaan Darurat,

5.2.1 Pemeliharaan Preventif


Pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin dan berkala dalam
rangka menjaga kerusakan tidak menjadi lebih parah, termasuk
pekerjaan reparasi.
Perencanaan dilaksanakan setahun sebelumnya dan terkait dengan
perencanaan anggaran.

5.2.2 Pemeliharaan Korektif

Perencanaan dilaksanakan setahun sebelumnya dan pelaksanaan


pekerjaan setelah tersedia anngaran terkait dengan perencanaan
anggaran.

a. Pemeliharaan Korektif Umum


Pemeliharaan korektif umum adalah pekerjaan pemeliharaan
yang memperbaiki kerusakan dari sebuah bangunan prasarana
sungai atau bagiannya, dimana saat itu fungsinya hanya antara
70% s/d 50% dari desain aslinya (contohnya : saluran
pembuangan air banjir yang kapasitasnya hanya mampu
mengalirkan air banjir tinggal 600 m3/dt dari desain semula 1000
m3/dt).

b. Pemeliharaan Korektif Khusus


Perbaikan terhadap kerusakan bangunan sungai, yang karena
pertimbangan keamanan harus secepat mungkin diperbaiki.

c. Rektifikasi (Penyempurnaan).
Rektifikasi sistem bangunan sungai merupakan kegiatan
pemeliharaan bangunan sungai yang mengalami kerusakan

13
atau belum rusak tetapi kondisinya sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, karena itu sistemnya harus diperbaiki
secara keseluruhan dengan menggunakan perencanaan baru
yang menyeluruh dan terpadu dengan sistem disekitarnya
(contohnya : menambah jajaran krib, memperpanjang krib,
memperpanjang tembok sayap, bangunan baru yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya).

5.2.3 Pemeliharaan Berat

Perencanaan dilaksanakan setelah terjadi kerusakan dan


pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan pada tahun anggaran
bersangkutan atau menunggu anggaran berikutnya.

Pemeliharaan berat adalah pekerjaan pemeliharaan yang


memperbaiki kerusakan dari sebuah sungai, bangunan sungai dan
fasilitas penunjang, yang fungsinya hanya antara 50% s/d 20% dari
desain aslinya (contohnya : saluran pembuangan air banjir yang
kapasitasnya hanya mampu mengalirkan air banjir tinggal 200 m3/dt
dari desain semula 1000 m3/dt).

5.2.4 Rehabilitasi

Perencanaan dilaksanakan setelah terjadi kerusakan dan


pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan pada tahun anggaran
bersangkutan atau menunggu anggaran berikutnya.

Rehabilitasi sungai, Bangunan Sungai dan fasilitas penunjang


merupakan kegiatan fisik pemeliharaan yang mengalami
kerusakan/penurunan fungsi sampai kurang dari 20%, karena itu
harus diperbaiki agar kapasitas, kondisi dan fungsinya dapat
dikembalikan seperti sebelum terjadi kerusakan.

5.2.5 Pemeliharaan Darurat

Perencanaan dilaksanakan setelah terjadi kerusakan dan


pelaksanaan dapat dilaksanakan pada tahun anggaran
bersangkutan atau menunggu anggaran berikutnya.

Pemeliharaan darurat adalah berupa pemeliharaan sungai,


bangunan sungai dan fasilitas penunjang yang mengalami
keruntuhan atau kerusakan yang terjadi tiba-tiba sehingga
diperlukan penanganan segera, untuk mempertahankan kondisi
(keutuhan dan kekuatan) bangunan tetap seperti semula termasuk
kegiatan penanggulangan banjir.

14
5.3 Pelaksanaan Pemeliharaan

5.3.1 Peran serta masyarakat

i. Merencanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan


tentang pengamanan dan pemeliharaan sungai kepada
masyarakat.
ii. Pertemuan dalam rangka koordinasi antar instansi terkait dengan
masyarakat.
iii. Gerakan Kali Bersih.

5.3.2 Air Sungai

Pemeliharaan preventif

a. Penyediaan air dan pemanfaatannya dilaksanakan atas


perhitungan neraca air yang berlaku pada sungai tersebut.
b. Pada saat diperlukan, untuk sungai yang mempunyai waduk,
dalam rangka pemeliharaan kualitas air sungai diperlukan debit
air yang mampu menggelontor sungai untuk menjaga kualitas
agar tetap layak sebagai sumber air.
c. Pengendalian pencemaran dilaksanakan terhadap
pengawasan inflow dari lingkungan sungai.

5.3.3 Palung sungai

Pemeliharaan preventif

a. Membersihkan sampah yang tersangkut pada bangunan-


bangunan sungai.
b. Penebangan pohon-pohon dan pembongkaran bangunan atau
barang-barang yang berada di di tebing palung sungai
bantaran.
c. Memasang, memperbaiki, atau mengganti papan
larangan/petunjuk yang rusak atau hilang.
d. Penggalian dan penggelontoran sedimen/endapan di hulu pintu
penguras bendung.
e. Melakukan pengerukan rutin pada tempat-tempat yang terjadi
pendangkalan.
f. Mencegah hunian liar diatas alur sungai
g. Pengaturan dan penggalian sedimen di kantong
pasir/bangunan sabo.
h. Tanda larangan dilarang membuang sampah ke sungai.

15
Pemeliharaan reparasi
a. Membuat bangunan bottom control di tempat-tempat yang
terjadi gerusan dasar.
b. Pembuatan bengunan pelindung tebing pada tebing palung
sungai yang tergerus.
c. Penggantian atau reparasi peralatan atau perlengkapan sungai,
bangunan sungai dan fasilitas penunjang.

Pemeliharan korektif

Pembangunan konstruksi perkuatan, perlindungan atau


pengamanan tebing palung sungai untuk mempertahankan palung
sungai dari gerusan oleh arus sungai, agar tidak bergeser secara
lateral kearah yang membahayakan bangunan, permukiman atau
aset ekonomi lain disekitarnya.

5.3.4 Bangunan sungai

Pemeliharaan preventif
a. Pemeriksaan atau inventarisasi bangunan-bangunan sungai,
perangkat keras dan perangkat lunak penanggulangan
bencana banjir dan pengendalian banjir menjelang dan
sesudah musim banjir.
b. Pemantapan kondisi fisik bangunan-bangunan yang menurut
hasil pemeriksaan harus dimantapkan kondisi fisiknya.
c. Pengecatan bangunan-bangunan yang memerlukannya
d. Penebangan pohon-pohon dan pembongkaran bangunan atau
barang-barang yang berada di tanggul dan bantaran.
e. Pelumasan pada bangunan-bangunan yang memerlukannya.
f. Stabilitas bangunan groundsill perlu dipelihara terutama
terhadap hal-hal sebagai berikut :

i. Local scouring setelah adanya banjir.


ii. Degradasi sungai karena adanya galian golongan C di
bagian hilirnya.
iii. Sampah yang tersangkut dan menumpuk dibadan ground sill.

g. Daerah Tampungan Pasir


Kantong pasir yang terdiri atas gabungan tanggul dan dam
konsolidasi atau groundsill, perlu pemeliharaan bila terjadi
endapan material yang melebihi ketinggian rencana
tampungan, perlu digali sehingga aman dari limpasan banjir.

16
Batas penggalian ke samping dipasang patok batas dan
dikendalikan agar tidak menimbulkan alur sungai berpindah.
Kedalaman penggalian dikendalikan sampai dengan kemiringan
rencana dan perhitungan “sedimen balance”.

h. Pemeliharaan Bangunan PLTA


Pemeliharaan bangunan pengambilan untuk PLTA dilaksanakan
oleh pihak yang bersangkutan.

i. Pemeliharaan Pintu Air Banjir dan Pompa Banjir


Pemeliharaan pintu-pintu air terutama ditujukan untuk menjaga
agar tetap berfungsi saat dibutuhkan, dengan memperhatikan :
1. Pengecatan dan pelumasan.
2. Pencegahan karat.
3. Pemeriksaan sistem mekanik dan sistem listrik.
4. Vandalisme, perusakan dan pencurian.
5. Penyumbatan sampah.
6. Jadwal overhaul.
Perlu dipersiapkan perbaikan darurat bila terjadi kerusakan
khusus akibat banjir.

j. Pemeliharaan checkdam meliputi :


1. Pengamatan mercu bila terjadi abrasi untuk dilakukan
perbaikan.
2. Pengamatan degradasi di hilir sub dam.
3. Pemantauan dasar sungai di hilirnya akibat penambangan
perlu dilakukan agar tidak menimbulkan scouring dan
meruntuhkan bangunan checkdam.
4. Penambangan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan
scouring dan meruntuhkan bangunan checkdam.
5. Pemantauan kinerja.

k. Pemeliharan Bendung
1. Pintu intake harus selalu dipelihara agar dapat dibuka dan
ditutup sesuai dengan ketetapan operasinya.
2. Semua bangunan pengambilan dapat diukur dan diatur
debitnya.
3. Bangunan-bangunan pelengkap dalam kondisi baik dan
tidak mengganggu fungsi bangunan pengambilan.

Pemeliharaan reparasi
a. Perbaikan tanggul ambles atau retak.
b. Perbaikan pasangan lepas.
c. Reparasi pintu angkat yang macet.
d. Perbaikan jalan inspeksi.

17
e. Perbaikan AWLR atau staff gauge.
f. Pemeliharaan checkdam meliputi :
i. Pengamatan mercu bila terjadi abrasi untuk dilakukan
perbaikan.
ii. Pengamatan degradasi di hilir sub dam.
iii. Pemantauan dasar sungai di hilirnya akibat penambangan
perlu dilakukan agar tidak menimbulkan scouring dan
meruntuhkan bangunan checkdam.
iv. Pemantauan kinerja.

Pemeliharaan Berat
a. Pembangunan tanggul yang yang tergerus arus sungai dan
bangunan tinggal 50% -20%.
b. Pembongkaran dan pembangunan kembali pelindung tebing
yang hancur.
c. Pembangunan kembali bangunan sungai yang rusak.

Pemeliharaan darurat
Perbaikan dan perkuatan bangunan sungai dengan bahan yang
cepat didapat dan bersifat sementara .

Rehabilitasi

5.3.5 Geometrik Sungai

Pemeliharaan korektif

Pembangunan Perkuatan Tebing Sungai/Turap/Revetment


dilaksanakan untuk menjaga geometrik sungai dalam rangka
pengamanan sempadan dan aset di lingkungan sungai.

5.3.6 Pemanfaatan Tanggul dan Bantaran Sungai


Pemanfaatan tanggul dan bantaran sungai diatur sesuai dengan
Pedoman tentang Penetapan dan Pengelolaan Daerah Sempadan
Sungai.
Preventif

a. Penetapan pemanfaatan
Penetapan pemanfaatan tanggul dan bantaran sungai ini harus
dipersiapkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur/ Bupati/
Walikota, berbentuk SK Direktur Jenderal Sumber Daya Air
,dengan rekomendasi dari Kepala Balai/ Balai Besar Wilayah

18
Sungai/ Kepala Dinas PU/ PSDA/ Kimpraswil/ Balai PSDA sesuai
dengan kewenangannya.
b. Pengamanan
Pengelolaan, pemantauan, pelaporan, pemeliharaan dan
rehabilitasi) terdiri atas pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut ini.
i. Melakukan pengawasan terhadap garis sempadan sungai.
ii. Pemotongan rumput dan semak belukar di bantaran.
iii. Melakukan pengarahan kepada masyarakat yang telah
memperoleh izin untuk memanfaatkan lahan di daerah
penguasaan sungai.
iv. Mencatat, menginventarisasi pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat.
v. Mencegah hunian liar.
vi. Memberikan teguran secara lisan, tertulis dan akhirnya
melaporkan kepada yang berwajib (polisi dan penyidik) jika
terjadi pelanggaran yang tidak dapat diatasi sendiri.

5.3.7 Fasilitas Pendukung


Dalam pelaksanaan pemeliharaan sungai dan danau diperlukan
berbagai macam fasilitas dan peralatan penunjang yang dituntut
selalu dalam kondisi baik serta siap pakai pada saat diperlukan.

Pemeliharaan preventif

a. Ruang Komputer harus steril.


b. Selalu memutakhirkan antivirus.
c. Suhu ruangan dijaga tetap dingin.
d. Memasang UPS dan stabilizer.
e. Memasang tralis / sistem keamanan.

Gedung / kantor: pos pemantau, bangunan kantor, gudang,


bengkel,dan bangunan jaga.

a. Dibersihkan tiap hari.


b. Dilakukan pengecatan secara periodik.
c. Yang bocor diperbaiki.
d. Toilet harus berfungsi dan dijaga kebersihannya.
e. Gudang tempat persediaan bahan operasi harus cukup strategis
letaknya dan menunjang kelancaran distribusí bahan.
f. Kantor dilengkapi dengan alat komunikasi serta peta-peta
sehingga dalam operasi menjadi penunjuk yang handal.

Sistem data base

1. Menjaga suhu dan kelembaban ruangan sebagaimana yang


disyaratkan dalam sistem penyimpanan data base (CD, Disket).
2. Backup data.

19
3. Menjaga kebersihan.

Peralatan & transport : shovel, dozer, excavator, pontoon, mobile


pump, dump truck, perahu, stamper, dredger, pemotong rumput
dan kendaraan.

Peralatan dan transportasi harus dilakukan servis secara rutin agar


siap pakai.

Peralatan komunikasi: radio pemancar dan penerima, telepon,


handy talky, dan pengeras suara.
Semua perlatan harus siap pakai dan disediakan cadangan bila
terjadi kerusakan salah satu peralatan.

Peralatan pantau & pengolah data hidroklimatologi dan geometri :


alat ukur topografi, alat ukur hidrografi dan klimatologi, radar, flood
warning system dan komputer.
Peralatan ini sangat penting pada periode operasi banjir yang akan
mensupport ramalan banjir yang akan terjadi.

Pemeliharaan reparasi

a. Perbaikan dan penggantian spare parts peralatan elektronik.


b. Perbaikan dan penggantian alat monitoring lapangan.

5.4 Evaluasi dan Pelaporan

i. Secara rutin dibuat laporan kemajuan pekerjaan Pemeliharaan.


ii. Dilakukan pemantauan hasil Pemeliharaan, untuk memperoleh kinerja
kondisi sungai, bangunan sungai berikut fasilitas penunjang yang ada.
Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar perencanaan kegiatan
Pemeliharaan selanjutnya.
iii. Laporan dibuat sistematis sesuai manual yang ditentukan.

20
BAB VI
PEMANTAUAN SUNGAI DAN DANAU

6.1 Air Rendah

a. Mencatat dan membuat laporan elevasi muka air pada pos kunci
hidrologi.
b. Melakukan survei kekeringan pada sawah, air baku, air minum, dan
mambuat laporan

6.2 Sedimen Sungai

a. Pengendalian Sedimen
Pengendalian sedimen, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan
penambangan bahan galian golongan C.
b. Pengukuran dan Pengawasan Penambangan
i. Pengukuran dan pengawasan penambangan dalam rangka dalam
pengendalian dan penertiban penambangan.
ii. Penambangan melalui proses perencanaan dan perizinan, dengan
rekomendasi teknis penambangan dari instansi yang berwenang.
iii. Rekomendasi teknis memperhatikan :
1. Tahapan dan tatalaksana penambangan, sehingga tidak
menimbulkan perubahan morfologi sungai.
2. Kestabilan elevasi dasar sungai, penggerusan setempat, rembesan
dibawah bangunan air, longsoran tebing, yang dapat
membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunannya.
3. Perubahan penampang sungai yang mengganggu fungsi sungai
dan bangunan sungai, yang diakibatkan oleh pembuangan limbah
penambangan.
4. Kedalaman penambangan tidak melampaui lapisan perisai,
sehingga tidak terjadi perubahan kemiringan dasar sungai yang
dapat membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunan.
5. Tidak menimbulkan pencemaran air pada sungai yang melebihi
batas maksimum yang dapat diterima untuk penggunaan air dan
fungsi ekologi.
6. Teknik penambangan tidak membahayakan kelangsungan fungsi
sungai dan bangunan. Jarak aman antara lokasi penambangan
dengan suatu bangunan harus ditetapkan oleh Pejabat yang
berwewenang, berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis yang
berwewenang sehingga tidak membahayakan bangunan yang
bersangkutan.

6.3 Air Sungai

a. Pemantauan
i. Memantau kualitas air.
ii. Melakukan evaluasi kualitas air.

21
iii. Membuat laporan kualitas air kepada pemerintah daerah.

b. Pengawasan Pengambilan Air Sungai


Menjaga alokasi air sesuai dengan yang direncanakan.

6.4 Alur Sungai

a. Pemantauan
i. Melakukan inspeksi sungai.
ii. Pemantauan perubahan alur sungai.
iii. Pemantauan degradasi dan agradasi dasar sungai dan erosi
sedimentasi disekitar bangunan sungai.
iv. Kondisi vegetatif tebing sungai.

b. Melakukan pengukuran penampang dan situasi sungai.


i. Pemantauan perubahan alur, degradasi dan agradasi dasar sungai
akibat erosi terkait dengan geometrik sungai dan degradasi sungai.
ii. Pemantauan alur terkait dengan rencana kapasitas sungai.
iii. Kegiatan pengukuran disertai dengan pemantauan sempadan sungai.

c. Melakukan pengukuran daya tampung bangunan pengendali sedimen.


i. Pengukuran untuk pengendalian pengambilan material galian
golongan C di sand pocket.
ii. Pengukuran untuk perhitungan daya tampung terkait dengan banjir
lahar dingin yang akan terjadi.
iii. Pengukuran untuk perhitungan sand balance.

d. Melakukan pengukuran daya tampung bangunan pengendali banjir.


i. Pengukuran untuk pengendalian pengambilan daya tampung waduk
dan bangunan sejenis lainnya.
ii. Pengukuran untuk perhitungan daya tampung terkait dengan banjir
yang akan terjadi.
iii. Pengukuran untuk perhitungan water balance.

e. Pemantauan hidrologi dan klimatologi serta kualitas air.


i. Mengumpulkan data hidrologi dan klimatologi secara rutin untuk tiap
stasiun dan disusun secara sistematis berdasar nomor register alat dan
area DAS.
ii. Pemantauan kualitas air dilaksanakan dalam periode tertentu dan
disusun untuk tiap stasiun berdasarkan stasiun AWLR atau titik-titik yang
ditentukan. Pelaksanaan pengamatan hidrologi dan klimatologi dan
kualitas air sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No: 404/KPTS/M/2002.

f. Pemantauan erosi dan sedimentasi


Pemantauan topografis dan hidrometris dilaksanakan secara periodik untuk
mendapatkan gambaran tentang perubahan tampang sungai. Lokasi erosi
dan sedimentasi diamati untuk mengetahui perilaku geomorfologi sungai.

22
g. Pemantauan kondisi dan kinerja sungai dan bangunan sungai serta fasilitas
pendukungnya.

i. Terutama pada bangunan besar rembesan dipantau sedini mungkin


dan ditambah pengamatan periodik yang tergantung kuantitas
rembesan.
ii. Debit rembesan dan warna air dipantau setiap waktu.
iii. Deformasi/perubahan bentuk tebing dan tanggul dicatat dari waktu ke
waktu.
iv. Inspeksi sungai dilakukan dengan penelusuran sepanjang sungai secara
periodik yang rasional untuk:
v. Persiapan menghadapi dan setelah musim banjir.
vi. Pemantauan kekeringan.

h. Pengawasan dan pengendalian sungai.

i. Pemantauan pemanfaatan sungai.

1. pemanfaatan dan pengambilan air sungai


2. pemanfaatan galian tambang golongan C
3. pemanfaatan bantaran
4. pemanfaatan tanggul
5. pemanfaatan alur sungai
6. pembuangan limbah

ii. Pemantauan pemanfaatan air.


iii. Pemantauan galian tambang golongan C.
iv. Pemantauan pemanfaatan bantaran.
v. Pemantauan pemanfaatan tanggul.
vi. Pemantauan pemanfaatan alur sungai.
vii. Pemantauan pembuangan limbah.

6.5 Evaluasi dan Pelaporan

a. Secara rutin dibuat laporan kemajuan pekerjaan pemantauan.


b. Dilakukan evaluasi hasil pemantauan, untuk memperoleh kinerja kondisi
sungai, bangunan sungai, berikut fasilitas penunjang yag ada. Hasil
evaluasi dipakai sebagai dasar perencanaan kegiatan pemantauan
selanjutnya.
c. Laporan dibuat sistematis sesuai manual yang ditentukan.

23
BAB VII

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

7.1 Pemerintah

a. Operasi dan pemeliharaan sungai dan danau merupakan bagian dari


Pengelolaan Sumber Daya Air.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah :


i. Menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman operasi dan
pemeliharaan sungai.
ii. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah
sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai
strategis nasional.
iii. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sungai pada wilayah sungai lintas provinsi,
wilayah sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional.
iv. Memberikan bantuan teknis dalam operasi dan pemeliharaan sungai
kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
(UU SDA No: 7 th 2004 Ps. 14.)

7.2 Pemerintah Provinsi

Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Propinsi :


i. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah
sungai lintas kabupaten/kota.
ii. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sungai pada wilayah sungai lintas
kabupaten/kota.
iii. Memberikan bantuan teknis dalam operasi dan pemeliharaan sungai
kepada pemerintah kabupaten/kota, sesuai kebutuhan kabupaten/kota.
(UU SDA No: 7 th 2004 Ps. 15)

7.3 Pemerintah Kabupaten/Kota

Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Kabupaten / Kota :


i. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah
sungai dalam satu kabupaten/kota.
ii. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan sungai pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota.
(UU SDA No: 7 th 2004 Ps. 16.)

24
7.4 Pendelegasian Wewenang

a. Dekonsentrasi
Sejalan dengan Permen PU No 39/1990 (disesuaikan dengan Permen PU No.
11A/2006 tentang kriteria dan penetapan wilayah sungai dan RPP
Pengelolaan SDA) tentang Pembagian Wilayah Sungai maka walau
kewenangan pengelolaan sungai ada di Pemerintah namun dapat
dilakukan dekonsentrasi sehingga dengan pelimpahan wewenang operasi
dan pemeliharaan sungai dapat dilaksanakan oleh daerah

b. Tugas Pembantuan
Operasi dan pemeliharaan sungai dapat serahkan kepada daerah sebagai
tugas pembantuan. Kewenangan tetap dari Pemerintah namun
pelaksanaan oleh daerah.
(UU 32/2004 Ps. 1 ayat 8, 9)

c. Pelaksanaan sebagian wewenang operasi dan pemeliharaan sungai oleh


pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada butir a wajib diambil
pemerintah diatasnya dalam hal :
i. Pemerintah daerah tidak melaksanakan sebagian wewenang
pengelolaan sumber daya air sehingga dapat membahayakan
kepentingan umum, dan/atau
ii. Adanya sengketa antar provinsi atau antar kabupaten/kota.
(UU SDA No: 7 th 2004 Ps. 18, Ps. 19 ayat 1, 2)

25
BAB VIII
PERENCANAAN PROGRAM DAN BIAYA O&P

8.1 Standar Estimasi Biaya O&P

a. Operasi dan pemeliharaan merupakan bagian dari pengelolaan Sumber


Daya Air.
b. Penentuan nilai satuan biaya operasi dan pemeliharaan didasarkan pada
perhitungan kebutuhan Makro Planning dan AKNOP yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(UU No 7 th 2004 Pasal 80 ayat 3, 4 dan 5 )

8.1.1 Untuk Keperluan Makro Planning

a. Sungai yang Mempunyai Aset


- Standar estimasi biaya O&P untuk sungai dan danau yang mempunyai
aset dihitung berdasarkan estimasi kebutuhan biaya pemeliharaan
bangunan:
• Bangunan berumur < 5 th = 0,6% nilai asset
• Bangunan berumur 5 – 25 th = 1.3% nilai asset
• Bangunan berumur > 25 th = 1.9% nilai asset
- Estimasi kebutuhan biaya Operasional:
0.6 – 0.9 % nilai asset
b. Sungai yang Tidak Mempunyai Aset (Sungai Alam)
Sungai dan danau yang tidak mempunyai aset yang ekonomis untuk
dikelola maka pendanaan operasi dan pemeliharaan sungai tersebut
menjadi beban Pemerintah berdasarkan taksiran kasar hasil survey global.

8.1.2 Untuk Penyusunan AKNOP Sungai

Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata O&P (AKNOP) Sungai dan Danau :

a. Penyusunan AKNOP Sungai dan Danau dilakukan dengan penelusuran


sungai (walkthrough) dengan mencatat kegiatan O&P yang diperlukan.
b. Penyusunan anggaran biaya berdasarkan urutan prioritas:
1. Pengamanan jiwa manusia dan harta benda masyarakat.
2. Mencegah potensi kerusakan lebih parah.
3. Pengamanan obyek vital.
4. Berhubungan dengan kesehatan dan kebutuhan pokok manusia.
5. Pemeliharaan preventif.
6. Pemeliharaan korektif.
7. Pemeliharaan berat.
8. Rehabilitasi atau rekonstruksi.
9. Penghijauan dan reboisasi, konservasi tanah.
10. Pemetaan daerah rawan bencana.
11. Perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan.

26
c. Setiap tahun menyusun AKNOP untuk 2 (dua) tahun anggaran.

d. Prosedur penyusunan AKNOP mengikuti manual O&P Sungai dan Danau.

e. Sungai yang Mempunyai Aset

Penyusunan anggaran untuk O&P sungai dan danau yang mempunyai asset
dihitung atas dasar mempertahankan sungai sebagai fungsi sosial,
lingkungan hidup dan ekonomi, ditambah biaya Operasi dan Pemeliharaan
prasarana Sumber Daya Air dan nilai jasa pelayanan yang diberikan kepada
pemanfaat air, misalnya :

- Pelayaran yang memerlukan kedalaman sungai tertentu maka biaya O&P


ditentukan atas biaya pelayanan operasi dan pemeliharaan alur sungai.
- Pelayanan air baku yang memerlukan kualitas air dengan standar tertentu
maka biaya O&P ditentukan atas pelayanan tersebut.
- Sungai yang mempunyai kantong tambang galian gol. C, biaya O&P
ditentukan atas dasar pelayanan terhadap para penambang yang
meliputi biaya penataan daerah tambang dan pemeliharaan akses
angkutan masuk dan keluar dari daerah tambang.

f. Sungai yang Tidak Mempunyai Aset

Penyusunan anggaran untuk sungai dan danau tidak beraset dihitung atas
dasar keperluan mempertahankan sungai dan danau sebagai fungsi sosial,
lingkungan hidup dan ekonomi, meliputi :

1. Pengamatan setiap tahun (bantaran dan sempadan sungai).


2. Pengukuran berkala minimal 5 thn sekali, terdiri dari penampang
melintang dan memanjang.
3. Pengukuran berkala kualitas air.
4. Pengawasan dan Pemantauan.
5. Pemanfaatan bantaran.
6. Pemanfaatan sempadan.
7. Papan larangan.
8. Kegiatan fisik :
- Pembersihan sampah/gulma;
- Pemotongan pohon yang menggangu aliran;
- Penstabilan tebing.
9. Pengelolaan hidrologi.
10. Pemantauan konservasi.

8.2 Sumber Dana

a. Biaya O&P
i. Biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan danau ditetapkan
berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
(AKNOP) sungai dan danau.

27
ii. Sumber dana untuk operasi dan pemeliharaan dapat berupa :
- Anggaran Pemerintah
- Anggaran swasta; dan/atau
- Hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan Sumber Daya Air
UU No:7 tahun 2004 tentang SUMBER DAYA AIR (Ps. 77 ayat 3
dan Ps. 80 ayat 2)

b. Sharing Pembiayaan O&P


Pembiayaan dapat dilakukan dengan sharing antara institusi yang
berwenang dengan stakeholder berdasarkan nota kesepahaman.

i. Pendanaan operasi dan pemeliharaan sungai dapat dilaksanakan oleh


dua atau lebih provinsi untuk sungai lintas provinsi dan oleh dua atau
lebih kabupaten/kota untuk sungai lintas kabupaten/ kota
(menyesuaikan).

ii. Pendanaan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dapat diatur


melalui Nota Kesepahaman.

8.3 Urutan Prioritas Pendanaan O&P


Penyusunan program kegiatan O&P dilaksanakan berdasarkan urutan
prioritas sebagai berikut :
1. Kegiatan yang terdapat dalam renstra wilayah sungai.
2. Kegiatan yang bersifat darurat.
3. Kegiatan yang dibiayai bersama antara stakeholder melalui nota
kesepahaman.

28
BAB IX
KELEMBAGAAN

9.1 Dit. Bina Pengelolaan SDA


Bertugas melaksanakan pembinaan operasi dan pemeliharaan sungai di
seluruh Indonesia.

9.2 UPT / Balai Besar / Balai


Bertugas :
a. Menyiapkan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas
penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan Sumber
Daya Air pada wilayah sungai.
b. Operasi dan pemeliharaan pada wilayah sungai.
c. Mengelola sistem hidrologi.
d. Menyelenggarakan data dan informasi O&P.
e. Memberdayakan masyarakat dalam partisipasi O&P.

9.3 Dinas Propinsi


Bertugas :
a. Melaksanakan tugas operasi dan pemeliharaan pada wilayah sungai
yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan pemerintah
daerah.
b. Melaksanakan tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi pada
wilayah sungai yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan
Pemerintah.
c. Pemerintah provinsi dapat membentuk balai/UPTD propinsi dalam
melaksanakan tugas yang tersebut pada butir a dan b.
d. Dalam hal telah terbentuk UPTD, dinas propinsi bertugas
melaksanakan pembinaan operasi dan pemeliharaan sungai sesuai
dengan kewenangannya.

9.4 Dinas Kab/ Kota


Bertugas :
a. Melaksanakan tugas operasi dan pemeliharaan pada wilayah sungai
yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan pemerintah daerah
b. Melaksanakan tugas pembantuan dan tugas dekonsentrasi pada
wilayah sungai yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan
Pemerintah.
c. Pemerintah kabupaten/kota dapat membentuk balai/ UPTD
kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas yang tersebut pada butir
a dan b.
d. Dalam hal telah terbentuk UPTD, dinas kabupaten/ kota bertugas
melaksanakan pembinaan operasi dan pemeliharaan sungai sesuai
dengan kewenangannya.

9.5 BUMN/PJT(menunggu ketentuan lebih lanjut hubungan PJT dan UPT/ BALAI
BESAR)

29
BAB X
PERAN MASYARAKAT DAN
DUNIA USAHA/ SWASTA

10.1 Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai dapat dilakukan dengan


peran masyarakat dan dunia usaha/swasta.

10.2 Bentuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengawasan O&P,
dapat menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada pihak yang
berwenang dalam rangka :

a. Kelestarian lingkungan.
b. Pemanfaatan sempadan sungai.
c. Kerusakan sungai dan prasarananya.
d. Penambangan galian tambang golongan C.

10.3 Bentuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan O&P
dapat berupa :

a. Taat pada ketentuan sempadan sungai dan pemanfaatannya.


b. Menjaga kelestarian sungai dari ancaman pencemaran air.
c. Partisipasi dalam bentuk tenaga, material, dan dana.
d. Mengajukan gugatan terhadap orang atau badan usaha yang
melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan sumber daya air
dan/ atau prasarananya.

10.4 Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dilaksanakan


melalui langkah-langkah :

a. Sosialisasi pada masyarakat dalam aspek :


i. Peraturan Per UU-an dibidang Sumber Daya Air.
ii. Manfaat dan tanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan
sungai dan danau.
iii. Kelembagaan komunitas kali bersih.
iv. Pengendalian banjir.
v. Penambangan galian C.
b. Mendorong peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
pemeliharaan sungai dan danau.
i. Kerja bakti dalam program kali bersih.
ii. Pemanfaatan sempadan sungai bersama masyarakat.
iii. Program waterfront untuk pemukiman disekitar sungai.

30
c. Fasilitasi
i. Pembentukan kelembagaan ”masyarakat peduli sungai” yang
terdiri dari masyarakat dan dunia usaha serta pembinaan
operasional sampai mandiri.
ii. Pemberian bantuan teknis dan fasilitasi koordinasi dalam kegiatan
O&P sungai dan danau kepada masyarakat dan dunia
usaha/swasta.
iii. Pelatihan anggota lembaga ”masyarakat peduli sungai”.

10.5 Penghargaan
Penghargaan perlu diberikan kepada masyarakat atas perannya dalam
kegiatan O&P Sungai dan Danau.

31
BAB XI
PELAKSANAAN KEGIATAN
SWAKELOLA DAN KONTRAKTUAL
O&P SUNGAI

11.1 Pelaksanaan Swakelola

Pekerjaan O&P dapat diswakelolakan apabila :


a. Dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat.
b. Volume pekerjaan sulit diperhitungkan.
c. Tersedia SDM yang cukup.
d. Teknologi sederhana.
e. Pelaksanaan swakelola mengikuti ketentuan Keppres No. 80 Tahun
2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ jasa
Pemerintah.

11.2 Pelaksanaan Kontraktual

Pekerjaan O&P dapat dikontrakkan apabila :


Terdapat kondisi di luar kondisi ketentuan pelaksanaan swakelola dan
cara pelaksanaannya mengikuti ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah
serta revisinya.

32

Anda mungkin juga menyukai