DAFTAR ISI
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SUNGAI DAN DANAU
NO JUDUL HAL
1 BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Maksud dan Tujuan 4
1.3 Ruang Lingkup Pedoman 4
1
6.3 Air Sungai 21
6.4 Alur Sungai 22
6.5 Evaluasi dan Pelaporan 23
9. BAB IX KELEMBAGAAN 29
9.1 Dit. BPSDA 29
9.2 UPT / Balai Besar / Balai 29
9.3 Balai / UPTD – Propinsi 29
9.4 Dinas Kabupaten/Kota 29
9.5 BUMN/ PJT 29
2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
SUNGAI DAN DANAU
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN :
• Ketentuan Umum
• Inventarisasi Aset Prasarana
• Kegiatan O&P
• Perencanaan Program Tahunan O&P
4
BAB II
KETENTUAN UMUM
2.1 Pengertian
a. Sungai termasuk anak-anak sungai dan sungai buatan, adalah alur atau
wadah atau wadah air berupa jaringan pengaliran air, sedimen dan
ekosistem yang terkait mulai dari hulu dan/atau mata air sampai dengan
muara dengan dibatasi kanan dan kiri sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
b. Bangunan sungai adalah prasarana yang dibangun di sungai dan/atau
daerah manfaat sungai berfungsi untuk konservasi, pendayagunaan dan
pengendalian sungai.
c. Fasilitas pendukung O&P sungai adalah sarana yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan merawat sungai dan bangunan sungai dengan
tujuan menjamin kelestarian fungsi.
d. Operasi sungai adalah kegiatan pengaturan, pengalokasian serta
penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sungai dan bangunan sungai dan fasilitas pendukungnya.
e. Pemeliharaan sungai adalah kegiatan untuk merawat sungai dan
bangunan sungai yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sungai
termasuk bangunan sungai serta fasilitas pendukungnya.
f. Perhitungan ekonomi rasional adalah perhitungan biaya yang didasarkan
pada jumlah kegiatan dan harga yang berlaku pada saat tersebut.
Perhitungan ekonomi rasional adalah perencanaan biaya O&P yang
dihitung pada angka kebutuhan nyata.
g. Sungai yang mempunyai aset adalah sungai yang telah dibangun
prasarananya dengan investasi dari pihak manapun.
5
BAB III
INVENTARISASI SUNGAI DAN DANAU
SERTA PRASARANANYA
3.1 Inventarisasi
6
BAB IV
OPERASI SUNGAI DAN DANAU
Kegiatan operasi sungai dan danau dapat dibagi menjadi kegiatan operasi
sungai menghadapi musim banjir dan kegiatan rutin.
iv. Peringatan / Penyiapan Dini Bencana (banjir, tanah longsor dan banjir
lahar)
1. Menyiapkan peta rawan bencana.
2. Peta jalur evakuasi .
3. Lokasi evakuasi dan dapur umum.
7
4. Koordinasi dengan SATKORLAK dan SATLAK Penanggulangan
Bencana.
5. Membuat daftar nomor telpon pihak yg terkait.
8
6. Setiap tingkat bahaya tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman siaga banjir, petugas pengamat pos duga air harus
melapor ke POSKO Banjir.
c. Pasca Banjir
9
3. Evaluasi sebab-sebab banjir, inventarisasi kerugian akibat banjir
(flood assesment) dan usulan penanganan mendesak (antisipasi
darurat) termasuk taksiran kebutuhan dananya.
Menyusun progam dan rencana perbaikan kerusakan akibat banjir
(survei, pengukuran, desain, penyusunan program).
1. Setelah terjadinya banjir maka daerah rawan banjir di-up date bila
terjadi perubahan dengan data banjir terakhir dan diberi notasi
data banjir bulan-tahun.
2. Disusun data kerugian banjir dari tahun ke tahun.
a. Mencatat dan membuat laporan elevasi muka air pada pos kunci hidrologi.
b. Melakukan survei kekeringan pada sawah, air baku, air minum, dan
membuat laporan
a. Pengendalian Sedimen
Pengendalian sedimen, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan
penambangan bahan galian golongan C.
10
berwenang, berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis yang
berwenang sehingga tidak membahayakan bangunan yang
bersangkutan.
a. Pintu Air
i. Pintu air dioperasikan untuk keperluan mengatur debit.
ii. Pintu air dapat dibuka untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bila ada tanda-tanda akan terjadi banjir.
2. Bila diperintahkan oleh pelaksana O&P untuk pengurasan sampah
maupun sedimen.
3. Bila diperlukan untuk pemeriksaan pintu.
4. Apabila terjadi keadaan yang tidak dapat dihindarkan di luar hal-hal
tersebut diatas.
b. Pompa Banjir
Pengoperasian pompa air banjir dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Bila ada tanda-tanda akan terjadi banjir untuk persiapan.
2. Bila diperintahkan oleh pelaksana O&P untuk keperluan khusus.
3. Bila diperlukan untuk pemeriksaan pompa.
4. Apabila terjadi keadaan yang tidak dapat dihindarkan di luar hal-hal
tersebut diatas.
d. Polder
i. Pompa dioperasikan pada musim penghujan sehingga elevasi air
mencapai minimal.
ii. Pada saat air banjir datang pompa dioperasikan maksimal.
iii. Dalam keadaan darurat, elevasi di hilir lebih rendah dari elevasi air di
polder pintu air dibuka.
e. SABO
Menyiapkan kesiapan pengendalian aliran banjir lahar / sedimen, dengan
mengosongkan tampungan sementara sedimen pada bangunan dam
penahan sedimen (SABO dam) dan kantong lahar (sand pocket).
11
4.1.5 Air Sungai
a. Penggelontoran
i. Penggelontoran untuk drainasi kota.
ii. Penggelontoran untuk pemeliharaan kualitas air.
b. Pengendalian Banjir
Operasi waduk, bendung gerak, dan bangunan pengendali lainnya agar
debit sungai tidak menimbulkan dampak negatif di sekitar sungai dan
danau.
a. Peralatan Pemantauan
i. Operasi Sistem Komputasi Prakiraan Banjir
Pelaksanaan pemeliharaan hardware sistem komputasi prakiraan banjir
dilaksanakan oleh staf Balai PSDA yang bertanggung jawab atas sistem
komputasi prakiraan banjir.
ii. Operasi Sistem Komunikasi Banjir dan Sistem Peringatan Dini.
b. Nomenklatur Bangunan
Dalam rangka operasi nomenklatur bangunan akan menjadi petunjuk
penting. Dengan menunjuk kode nomenklatur semua pihak dapat
mengetahui lokasi serta kondisi pada saat itu. Nomenklatur ini di dalam
operasional disosialisasikan kepada semua pihak dan menjadikan
pemahaman yang akrab.
c. Gedung / Kantor
i. Gedung dan kantor harus mendukung operasi dalam arti dibangun dng
letak strategis dan dilengkapi fasilitas perkantoran yang memadai.
ii. Luas perkantoran cukup luas untuk regu piket atau regu kerja dengan
pembagian ruangan yang memudahkan akses dari satu ruang ke ruang
lain.
12
BAB V
PEMELIHARAAN SUNGAI DAN DANAU
Kegiatan untuk merawat sungai sebagai sumber air yang ditujukan untuk
menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber air sesuai
dengan perencanaannya. Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan melalui
perencanaan, pelaksanaan , pemantauan dan pengawasan.
c. Rektifikasi (Penyempurnaan).
Rektifikasi sistem bangunan sungai merupakan kegiatan
pemeliharaan bangunan sungai yang mengalami kerusakan
13
atau belum rusak tetapi kondisinya sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, karena itu sistemnya harus diperbaiki
secara keseluruhan dengan menggunakan perencanaan baru
yang menyeluruh dan terpadu dengan sistem disekitarnya
(contohnya : menambah jajaran krib, memperpanjang krib,
memperpanjang tembok sayap, bangunan baru yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya).
5.2.4 Rehabilitasi
14
5.3 Pelaksanaan Pemeliharaan
Pemeliharaan preventif
Pemeliharaan preventif
15
Pemeliharaan reparasi
a. Membuat bangunan bottom control di tempat-tempat yang
terjadi gerusan dasar.
b. Pembuatan bengunan pelindung tebing pada tebing palung
sungai yang tergerus.
c. Penggantian atau reparasi peralatan atau perlengkapan sungai,
bangunan sungai dan fasilitas penunjang.
Pemeliharan korektif
Pemeliharaan preventif
a. Pemeriksaan atau inventarisasi bangunan-bangunan sungai,
perangkat keras dan perangkat lunak penanggulangan
bencana banjir dan pengendalian banjir menjelang dan
sesudah musim banjir.
b. Pemantapan kondisi fisik bangunan-bangunan yang menurut
hasil pemeriksaan harus dimantapkan kondisi fisiknya.
c. Pengecatan bangunan-bangunan yang memerlukannya
d. Penebangan pohon-pohon dan pembongkaran bangunan atau
barang-barang yang berada di tanggul dan bantaran.
e. Pelumasan pada bangunan-bangunan yang memerlukannya.
f. Stabilitas bangunan groundsill perlu dipelihara terutama
terhadap hal-hal sebagai berikut :
16
Batas penggalian ke samping dipasang patok batas dan
dikendalikan agar tidak menimbulkan alur sungai berpindah.
Kedalaman penggalian dikendalikan sampai dengan kemiringan
rencana dan perhitungan “sedimen balance”.
k. Pemeliharan Bendung
1. Pintu intake harus selalu dipelihara agar dapat dibuka dan
ditutup sesuai dengan ketetapan operasinya.
2. Semua bangunan pengambilan dapat diukur dan diatur
debitnya.
3. Bangunan-bangunan pelengkap dalam kondisi baik dan
tidak mengganggu fungsi bangunan pengambilan.
Pemeliharaan reparasi
a. Perbaikan tanggul ambles atau retak.
b. Perbaikan pasangan lepas.
c. Reparasi pintu angkat yang macet.
d. Perbaikan jalan inspeksi.
17
e. Perbaikan AWLR atau staff gauge.
f. Pemeliharaan checkdam meliputi :
i. Pengamatan mercu bila terjadi abrasi untuk dilakukan
perbaikan.
ii. Pengamatan degradasi di hilir sub dam.
iii. Pemantauan dasar sungai di hilirnya akibat penambangan
perlu dilakukan agar tidak menimbulkan scouring dan
meruntuhkan bangunan checkdam.
iv. Pemantauan kinerja.
Pemeliharaan Berat
a. Pembangunan tanggul yang yang tergerus arus sungai dan
bangunan tinggal 50% -20%.
b. Pembongkaran dan pembangunan kembali pelindung tebing
yang hancur.
c. Pembangunan kembali bangunan sungai yang rusak.
Pemeliharaan darurat
Perbaikan dan perkuatan bangunan sungai dengan bahan yang
cepat didapat dan bersifat sementara .
Rehabilitasi
Pemeliharaan korektif
a. Penetapan pemanfaatan
Penetapan pemanfaatan tanggul dan bantaran sungai ini harus
dipersiapkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur/ Bupati/
Walikota, berbentuk SK Direktur Jenderal Sumber Daya Air
,dengan rekomendasi dari Kepala Balai/ Balai Besar Wilayah
18
Sungai/ Kepala Dinas PU/ PSDA/ Kimpraswil/ Balai PSDA sesuai
dengan kewenangannya.
b. Pengamanan
Pengelolaan, pemantauan, pelaporan, pemeliharaan dan
rehabilitasi) terdiri atas pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut ini.
i. Melakukan pengawasan terhadap garis sempadan sungai.
ii. Pemotongan rumput dan semak belukar di bantaran.
iii. Melakukan pengarahan kepada masyarakat yang telah
memperoleh izin untuk memanfaatkan lahan di daerah
penguasaan sungai.
iv. Mencatat, menginventarisasi pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat.
v. Mencegah hunian liar.
vi. Memberikan teguran secara lisan, tertulis dan akhirnya
melaporkan kepada yang berwajib (polisi dan penyidik) jika
terjadi pelanggaran yang tidak dapat diatasi sendiri.
Pemeliharaan preventif
19
3. Menjaga kebersihan.
Pemeliharaan reparasi
20
BAB VI
PEMANTAUAN SUNGAI DAN DANAU
a. Mencatat dan membuat laporan elevasi muka air pada pos kunci
hidrologi.
b. Melakukan survei kekeringan pada sawah, air baku, air minum, dan
mambuat laporan
a. Pengendalian Sedimen
Pengendalian sedimen, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan
penambangan bahan galian golongan C.
b. Pengukuran dan Pengawasan Penambangan
i. Pengukuran dan pengawasan penambangan dalam rangka dalam
pengendalian dan penertiban penambangan.
ii. Penambangan melalui proses perencanaan dan perizinan, dengan
rekomendasi teknis penambangan dari instansi yang berwenang.
iii. Rekomendasi teknis memperhatikan :
1. Tahapan dan tatalaksana penambangan, sehingga tidak
menimbulkan perubahan morfologi sungai.
2. Kestabilan elevasi dasar sungai, penggerusan setempat, rembesan
dibawah bangunan air, longsoran tebing, yang dapat
membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunannya.
3. Perubahan penampang sungai yang mengganggu fungsi sungai
dan bangunan sungai, yang diakibatkan oleh pembuangan limbah
penambangan.
4. Kedalaman penambangan tidak melampaui lapisan perisai,
sehingga tidak terjadi perubahan kemiringan dasar sungai yang
dapat membahayakan kelangsungan fungsi sungai dan bangunan.
5. Tidak menimbulkan pencemaran air pada sungai yang melebihi
batas maksimum yang dapat diterima untuk penggunaan air dan
fungsi ekologi.
6. Teknik penambangan tidak membahayakan kelangsungan fungsi
sungai dan bangunan. Jarak aman antara lokasi penambangan
dengan suatu bangunan harus ditetapkan oleh Pejabat yang
berwewenang, berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis yang
berwewenang sehingga tidak membahayakan bangunan yang
bersangkutan.
a. Pemantauan
i. Memantau kualitas air.
ii. Melakukan evaluasi kualitas air.
21
iii. Membuat laporan kualitas air kepada pemerintah daerah.
a. Pemantauan
i. Melakukan inspeksi sungai.
ii. Pemantauan perubahan alur sungai.
iii. Pemantauan degradasi dan agradasi dasar sungai dan erosi
sedimentasi disekitar bangunan sungai.
iv. Kondisi vegetatif tebing sungai.
22
g. Pemantauan kondisi dan kinerja sungai dan bangunan sungai serta fasilitas
pendukungnya.
23
BAB VII
7.1 Pemerintah
24
7.4 Pendelegasian Wewenang
a. Dekonsentrasi
Sejalan dengan Permen PU No 39/1990 (disesuaikan dengan Permen PU No.
11A/2006 tentang kriteria dan penetapan wilayah sungai dan RPP
Pengelolaan SDA) tentang Pembagian Wilayah Sungai maka walau
kewenangan pengelolaan sungai ada di Pemerintah namun dapat
dilakukan dekonsentrasi sehingga dengan pelimpahan wewenang operasi
dan pemeliharaan sungai dapat dilaksanakan oleh daerah
b. Tugas Pembantuan
Operasi dan pemeliharaan sungai dapat serahkan kepada daerah sebagai
tugas pembantuan. Kewenangan tetap dari Pemerintah namun
pelaksanaan oleh daerah.
(UU 32/2004 Ps. 1 ayat 8, 9)
25
BAB VIII
PERENCANAAN PROGRAM DAN BIAYA O&P
26
c. Setiap tahun menyusun AKNOP untuk 2 (dua) tahun anggaran.
Penyusunan anggaran untuk O&P sungai dan danau yang mempunyai asset
dihitung atas dasar mempertahankan sungai sebagai fungsi sosial,
lingkungan hidup dan ekonomi, ditambah biaya Operasi dan Pemeliharaan
prasarana Sumber Daya Air dan nilai jasa pelayanan yang diberikan kepada
pemanfaat air, misalnya :
Penyusunan anggaran untuk sungai dan danau tidak beraset dihitung atas
dasar keperluan mempertahankan sungai dan danau sebagai fungsi sosial,
lingkungan hidup dan ekonomi, meliputi :
a. Biaya O&P
i. Biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan danau ditetapkan
berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan
(AKNOP) sungai dan danau.
27
ii. Sumber dana untuk operasi dan pemeliharaan dapat berupa :
- Anggaran Pemerintah
- Anggaran swasta; dan/atau
- Hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan Sumber Daya Air
UU No:7 tahun 2004 tentang SUMBER DAYA AIR (Ps. 77 ayat 3
dan Ps. 80 ayat 2)
28
BAB IX
KELEMBAGAAN
9.5 BUMN/PJT(menunggu ketentuan lebih lanjut hubungan PJT dan UPT/ BALAI
BESAR)
29
BAB X
PERAN MASYARAKAT DAN
DUNIA USAHA/ SWASTA
10.2 Bentuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengawasan O&P,
dapat menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada pihak yang
berwenang dalam rangka :
a. Kelestarian lingkungan.
b. Pemanfaatan sempadan sungai.
c. Kerusakan sungai dan prasarananya.
d. Penambangan galian tambang golongan C.
10.3 Bentuk peran masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan O&P
dapat berupa :
30
c. Fasilitasi
i. Pembentukan kelembagaan ”masyarakat peduli sungai” yang
terdiri dari masyarakat dan dunia usaha serta pembinaan
operasional sampai mandiri.
ii. Pemberian bantuan teknis dan fasilitasi koordinasi dalam kegiatan
O&P sungai dan danau kepada masyarakat dan dunia
usaha/swasta.
iii. Pelatihan anggota lembaga ”masyarakat peduli sungai”.
10.5 Penghargaan
Penghargaan perlu diberikan kepada masyarakat atas perannya dalam
kegiatan O&P Sungai dan Danau.
31
BAB XI
PELAKSANAAN KEGIATAN
SWAKELOLA DAN KONTRAKTUAL
O&P SUNGAI
32