NIM : 180341617530
Offering B
S1 Pendidikan Biologi 2018
Tugas Struktur dan Fungsi Karbohidrat
Karbon nomor dua dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian glisheraldehid berbentuk
sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditaruh diatasnya). Enansiomer ini dinamakan
(R)-2,3 dihidroksipropanal dan (S)-2,3 dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini ditunjukkan dengan nama
klasikalnya, D-gliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil pada karbon chiral, sedangkan dari L-
enansiomernya digambarkan dengan gugus
hidroksil diproyeksikan kekiri.
Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan chiral yang terakhir (gugus
hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan kekanan. Karbon chiral ini mempunyai konfigurasi yang sama
seperti karbon dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3 diproyeksikan kekiri,
konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan dasar konfigurasi dari karbon chiral, semua
karbohidrat dapat digolongkan kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga, keluarga D atau
keluarga L. Semua golongan D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari atomkarbon chiral paling
bawah diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil
atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan kekiri.
Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka semua monosakarida
yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida. Dengan sistematis ditemukan cara menentukan
rumus struktur kimia monosakarida yang banyak ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan gugus
H-C-OH dan gugus HO-C-H berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan nomor 2 pada D-Gliseraldehida.
Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa dan 8 aldoheksosa.
Perlu diingat, bahwa atom karbon tetra hedral dalam proyeksi Fischer digambarkan sebagai dua
garis bersilang, dengan ketentuan bahwa garis horisontal mengarah keatas bidang (mendekati pembaca) dan
garis vertikal mengarah kebawah bidang
Keseimbangan antara α-D-glukosa, β-D-glukosa dan D-glukosa sebagai aldehid juga dapat
ditulis sebagai berikut:
Berdasarkan macam-macamnya, isomer terbagi menjadi tiga macam. Isomer rantai, isomer
posisi dan isomer geometri.
a. Isomer Rantai
Isomer rantai terjadi apabila terdapat perbedaan pada struktur rantai senyawa. Isomer rantai dapat
terjadi pada senyawa alkane, alkena dan juga alkuna. Seperti contoh di bawah ini :
c. Isomer Geometri
Isomer geometri adalah isomer yang terjadi karena perbedaan gugus-gugus sejenis di sekitar
ikatan rangkap. Isomer geometri hanya terjadi pada senyawa alkena. Contoh isomer geometri adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan contoh di atas, dapat kita lihat bahwa perbedaannya yaitu terletak pada posisi
CH3, untuk cis-2-butena posisi kedua CH3 berada pada satu sisi. Sedangkan pada trans-2-butena posisi
kedua CH3 berada pada posisi yang bersebrangan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa jika senyawa tersebut termasuk ke dalam cis, maka posisi gugus
fungsi berada pada posisi yang sama. Sedangkan untuk trans, posisi gugus fungsi berada pada posisi yang
berbeda.
3. Notasi D & L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida.
Struktur L dan D merupakan bagian dari isomer optikal karena efek ytang terjadi pada polarisasi sinar.
Notasi/struktur D dan L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada
gliseraldehida.
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam
kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi
cahaya ke kiri. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H)
dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya.