Anda di halaman 1dari 9

KASUS GIZI DAN PENYUSUNAN MENU PADA ANAK

KASUS
Kasus Gizi Buruk : Empat Provinsi Tak Pernah
Absen
Rabu,14 Juli 2010 oleh:Siswono
Jakarta, 13/7 – gizinet. Jika kita membuka Koran harian atau
koran online, seringkali muncul berita tentang kasus balita gizi buruk.
Bahkan beberapa waktu yang lalu masih disebut (oleh media massa)
sebagai busung lapar.
Kini, kasus gizi buruk ternyata masih ada. Bahkan di Yogyakarta dan Bali, yang
mempunyai angka prevalensi masalah gizi balita terendah (Riskesdas 2007). Prevalensi status
gizi balita < -2 SD berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) di Provinsi Bali
sebesar 11.4%, sedangkan DIY sebesar 10.0%. Bandingkan dengan angka Nasional sebesar
18.4%, dan angka tertinggi di Provinsi NTT sebesar 33.6%. Tahun 2009, di Bali ditemukan
49 kasus dan di Yogyakarta 27 kasus.
Menurut hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan,
selama tahun 2005 sampai dengan 2009, jumlah temuan kasus balita gizi buruk amat
berfluktuasi. Tahun 2005-2007 jumlah kasus cenderung menurun dari 76178, 50106, dan
39080. Akan tetapi tahun 2007 dan 2008 cenderung meningkat yaitu 41290 dan 56941.
Yang menarik, terdapat empat provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur dan Gorontalo yang selalu hadir berturut-turut dari 2005-2009. Provinsi
NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008, menduduki posisi teratas sedangkan tahun 2006 dan
2009 masing-masing ditempati Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Keempat provinsi tersebut selama 5 tahun berturut-turut (2005-2009) masuk ke dalam
kategori 10 provinsi dengan kasus tertinggi. Kondisi ini sebaiknya menjadi bahan
pertimbangan untuk menempatkan keempat provinsi tersebut sebagai prioritas utama upaya
penanggulangan gizi buruk. Berikut gambaran perkembangan jumlah kasus di empat
provinsi. (tim-teknis) (www.gizi.net)
PENYUSUNAN MENU PADA ANAK
Makanan Anak Sehat
Anak dikelompokkan berdasarkan umurnya dalam 4 golongan umur, yaitu : golongan anak
prasekolah (1 - 3 tahun), golongan anak sekolah (4 - 12 tahun), dan golongan remaja (12 - 18
tahun). Di antara golongan umur tersebut terdapat perbedaan mengenai kebutuhan nutrien,
kemampuan menerima makanan, kecepatan tumbuh dan aktivitas. Akan tetapi pada
umumnya kepada mereka telah dapat diberikan jadwal waktu makan yang serupa, yaitu 3 kali
makan dan diantaranya dapat diberikan makanan kecil (snack).
Pola hidangan makan sehari-hari yang dianjurkan adalah makanan seimbang yang
mengandung bahan berikut :
 Sumber zat tenaga misalnya:nasi,roti,mie,bihun,jagung,ubi,singkong
 Sumber zat pembangun misalnya:ikan,telur,ayam,daging,susu,tahu,tempe
 Sumber zat pengatur:sayur-sayuran,buah berwarna hijau dan kuning
Contoh :
Membuat tim untuk bayi usia 6 -12 bulan, terdiri dari:
 Beras : 20 gr
 Protein : 25 gr
 Protein nabati : 25 gr
: 50 gr (terdiri dari 2 jenis sayuran @25 gr)
 Mentega/minyak/kecap : 1 sendok teh

Takaran pada makanan yang di tim adalah sebagai berikut:


 Usia 6 bulan diberikan 6 sendok makan
 Usia 7 bulan diberikan 7 sendok makan
 Usia 8 bulan diberikan 8 sendok makan
 Usia 9 bulan diberikan 9 sendok makan
 Usia 10 bulan diberikan 10 sendok makan

Contoh Menu Sehari, Untuk anak usia 1 – 3 tahun, ( 1200 kalori )


 Pagi hari : Satu gelas susu
 Pukul 08:00 : Sup Makaroni
 Pukul 10:00 : Biskuit, Sari buah
 Siang hari : Nasi, Bistik Daging Cincang & Tempe, Sup Sayur
 Pukul 16:00 : Buah
Malam hari : Nasi, Siomay Tahu Ayam, Sup Sayuran, Buah, Segelas Susu

Kecukupan Gizi Sehari, Untuk anak usia 1 – 3 tahun,( dalam bahan makanan )
Beras 1,5 gelas nasi
Daging 1 potong sedang
Telur 1 butir
Tempe 2 potong sedang
Kacang Hijau 1 gelas
Buah 2 buah pisang
Gula 2,5 sdm
Minyak 1 sdm
Susu 2 gelas

Contoh Menu Sehari, Untuk anak usia 4 – 6 tahun, ( 1600 kalori )


 Pagi hari : Satu Gelas Susu
 Pukul 08.00 : Mi rebus
Pu Pukul 10.00 : Roti Isi Rogout Buah, Nasi, Ikan Goreng, Kripik Tempe, Sayur
Asem, Pepaya
 
Malam hari : Nasi, Sate Hati Ayam, Frikadel Tahu, Sup Bayam , Satu Gelas
Susu

Kecukupan Gizi Sehari, Untuk anak usia 4 – 6 tahun,( dalam bahan makanan )
Beras 2,5 gelas nasi
Daging 2 potong sedang
Telur 1 butir
Tempe 2 potong sedang
Kacang Hijau 1 sdm
Buah 2 buah pisang
Gula 2,5 sdm
Minyak 1 sdm
Susu 2 gelas

Kecukupan energi dalam sehari menurut umur


Kecukupan Energi (kkal/kgBB)
Umur ( tahun )
Pria Wanita
0–1 110 -120 110 – 120
1–3 100 100
4–6 90 90
6–9 80 – 90 60 – 80
10 – 14 50 – 70 40 – 55
14 – 18 40 – 50 40

Kecukupan protein dalam sehari menurut umur


Umur (tahun) Kecukupan Protein (g/kg BB)
0–1 2,5
1–5 1,5
6 - 18 1

Distribusi energi
Sumber Distribusi energi (%) Bayi Balita
Dewasa
Protein 9 – 15 10 – 15
Karbohidrat 45 – 55 60 – 70
Lemak 35 – 45 20 - 25

MAKANAN BAYI
Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan :
Bayi mulai disusukan sedini mungkin, 3 jam setelah lahir. Waktu dan lama menyusui
disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindari pemberian makanan tambahan
seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. (4)
Vitamin A 1500 SI dan D 400 SI mulai diberikan umur 2 bulan. Pada golongan sosioekonomi
rendah, jika gizi ibu kurang dan makannya kurang bergizi, boleh dimulai umur 1 bulan. (1)
Buah-buahan dianjurkan mulai diberikan pada umur 3 bulan, BB minimal 4,5 kg dan tidak
ada diare. Jenis buah yang diberikan bisa pisang atau pepaya (60 gr) dalam bentuk
dihaluskan, air jeruk atau sari tomat (50-60 ml). Buah mengandung provitamin A dan vitamin
C, mineral dan sedikit kalori.
Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat yang pertama dengan pada
bayi dengan BB kurang lebih 6 kg, yaitu bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras atau
jagung), susu dan gula.
Waktu untuk memberikan makanan lunak dapat dipilih yang sesuai, misalnya jam
09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa-apa.
Dengan demikian bayi menyusui sesuai dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali
dan buah-buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu
waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian
telur ditangguhkan.
Bayi umur 5-6 bulan :
Dapat diberikan 1 kali bubur susu sehari, 1 kali nasi tim, buah-buahan, biskuit dan
telur. Nasi tim dapat dibuat sendiri dengan memasak 50 gr nasi. 50 gr sayur (wortel/bayam),
25 gr hati (tahu / daging) dan 250 ml air, lalu disaring. Bila terlalu merepotkan, tersedia nasi
tim instant antara lain: Nestle, SUN, Nutricia, Promina, dan lain-lain. Selama masa bayi nasi
tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak
mengandung serat-serat yang dapat mempersulit pencernaan.
Umur 6-10 bulan :
Bubur susu diberikan sekali sehari yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya
sekitar jam 09.00, dan pada siang harinya dapat diberikan nasi tim, sebagai makan siang,
sekitar jam 13.00. Pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 - 18.00, dapat
dipilih apakah akan memberikan nasi tim atau bubur susu.Pengaturan makan yang berhasil
pada masa bayi mempermudah pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa
bayi, bayi telah dibiasakan menerima makanan padat 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi
(makan pagi), siang (makan siang) dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi
telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri
setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama-sama dengan nasi tim.
MAKANAN BALITA
Pada awal usia balita gigi sudah mulai tumbuh sampai usia 2 ½ tahun ,sehingga
anak dapat mengunyah lebih baik lagi, berilah makanan yang teksturnya lembut, po-
tongannya kecil dan mempunyai bentuk yang menarik serta harus bervariasi bahan
makanannya.
Usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif yaitu makanannya tergantung pada
yang disediakan ibu, sehingga peran ibu sangat besar dalam menentukan menu makanan yang
bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia ini rasa ingin tahu anak sangat tinggi sehingga
kesempatan ini harus ditangkap oleh ibu untuk memperkenalkan sedini mungkin berbagai
jenis makanan yang beraneka ragam dalam rasa, warna dan tekstur. Pertumbuhan otak masih
berlangsung pada masa ini, sehingga nutrisi penting apalagi pada masa ini sangat rentan
terhadap penyakit infeksi dan penyakit gizi. Kecukupan energi usia 1-3 tahun adalah 1250
kalori per hari, atau 100g/kgBB/hari. Jika BB anak 12 kg maka kecu-kupan energi sebanyak
1200 kalori/hari. Kecukupan protein adalah 1,5 g/kgBB/hari. Bila BB 12 kg maka kecukupan
protein adalah 18 g/hari. Pada usia 4-6 tahun anak bersifat konsumen aktif, yaitu anak dapat
memilih makanan yang disukai, selain itu kemampuan motoriknya sudah berkembang dengan
baik. Anak sudah dapat terampil mentega/selai pada roti dengan pisau. Anak akan senang
makan bersama keluarga di meja makan dan sebaiknya orang tua jangan terlalu banyak
melarang. Mulai-lah libatkan anak dalam membuat menu, atau mengerjakan bersama
membuat jus buah.
Kecukupan energi usia 4-6 tahun adalah 90 kal/ kgBB/hari. Bila BB anak 18 kg
maka kecukupan energi sehari adalah 1620 kal, sedangkan kecukupan protein adalah 1,5
g/kgBB/hari, dengan BB yang sama maka kecukupan protein sehari adalah 27 g.

Pemberian makanan pada anak balita


 Makanan sumber zat tenaga : 3-4 piring (1 gelas nasi/penggantinya),misalnya : roti, bihun,
nasi
 Makanan sumber zat pembangun : 4-5 porsi lauk @ 50 g, misalnya : telur, daging, tempe,
tahu.Khusus untuk sumber protein dianjurkan 2 porsi berasal dari protein hewani.
 Makanan sumber zat pengatur : 2-3 porsi sayuran, buah-buahan terutama yang berwarna.
Satu porsi sayuran sama dengan satu mangkok sayuran, terdiri dari beberapa sayuran
berwarna; satu porsi kurang lebih 100 g.
MAKANAN ANAK USIA SEKOLAH
WHO memberi batasan anak usia sekolah adalah anak dengan usia 6-12 tahun.
Mereka berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai ciri yang khas yaitu selalu
tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Anak usia sekolah sedang
mengalami: (1) Perkembangan fisik. Fisik anak usia sekolah lebih kuat dibandingkan usia
dibawahnya, sehingga aktivitas fisiknya tampak lebih menonjol dan mempunyai kemampuan
motorik/bermain ; (2) Perkembangan mental. Anak mempunyai minat terhadap tugas-tugas
sekolah seperti membaca, menulis, berhitung dan menggambar. Mereka senang bertanya
kepada orang lain (guru atau orang tua) dimana mereka sedang mengeksplorasi apa yang
dilihat dan dirasakan; (3) Perkembangan emosi. Anak pada usia ini sudah mampu
mengendalikan emosi. Anak sudah dapat mengendalikan emosi di lingkungannya tetapi di
luar rumah kadang masih kurang; (4) Perkembangan sosial. Anak sedang mempelajari cara
bersosialisasi pada peran social di masyarakat.
Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan seorang anak oleh
karena itu diperlukan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang, agar proses tersebut
tidak terganggu.
Gizi menjadi masalah yang penting bagi anak sekolah, karena gizi bisa mencerdaskan
anak. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat
menganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak juga
akan kurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal. Makan pagi yang cukup akan
memenuhi kebutuhan energi selama belajar di sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar
gula darah yang berakibat pada terganggunnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di
sekolah.
Pola asupan makanan yang tidak seimbang pada anak usia sekolah dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan kurangnya gizi dalam tubuh. Anak usia sekolah sangat
memerlukan asupan makanan yang seimbang untuk menunjang tumbuh kembangnya. Anak
sekolah perlu mendapat asupan gizi yang seimbang, sehingga akan tumbuh sesuai
perkembangan usianya dan ada kesesuaian antara BB/umur, TB/umur dan BB/TB. Pola
asupan makanan dan pengaturan makanan untuk anak usia sekolah sangat penting dilakukan.
Anak usia sekolah lebih banyak memerlukan energi dibandingkan usia balita, karena aktifitas
lebih banyak dan sudah mulai bersekolah. Kecukupan energi pada usia ini adalah 80-90
kkal/kgBB/hari dan kecukupan protein adalah 1 g/kgBB/hari. Bila anak dengan BB 22 kg
maka kecukupan energi sehari adalah 1760 kkal sampai dengan 1980 kkal, sedangkan
kecukupan protein sehari adalah 22 g.
Untuk sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalori sehari. Dengan
mengkonsumsi 2 potong roti dan telur,satu porsi bubur ayam,satu gelas susu dan buah, akan
mendapatkan 300 kalori. Bila tidak sempat sarapan pagi sebaiknya anak dibekali dengan
makanan/snack yang berat (bergizi lengkap dan seimbang) misalnya : pastel goreng, mi
goreng atau nasi uduk. Untuk makan siang biasanya menu makanannya lebih bervariasi
karena waktu tidak terbatas, sedangkan makan malam merupakan saat yang menyenangkan
berkumpul dengan keluarga.

Penyajian makanan sesuai piramida


Untuk memperoleh jumlah nutrisi dan gizi yang tepat, anak harus mengonsumsi beragam
jenis makanan. Perlu diperhatikan bahwa selera makan akan menurun dan anak akan lebih
memilih jenis makanannya ketika tingkat pertumbuhannya semakin lambat. Peningkatan
berat badan tidak akan menjadi masalah apabila diimbangi dengan aktivitas yang sesuai. Bila
ia tidak boleh lagi mengonsumsi banyak makanan, tawarkan beragam jenis makanan dengan
jumlah porsi yang lebih sedikit.
 Kelompok Gandum :Meliputi satu potong roti, setengah cangkir nasi atau pasta, setengah
gelas sereal masak dikombinasikan dengan sedikit sereal siap saji. Sajikan sebanyak 6 kali
sehari.
 Kelompok Nabati :Meliputi setengah gelas sayuran potong atau satu gelas sayuran daun.
Sajikan sebanyak 3 kali sehari
 Kelompok Buah-buahan :Meliputi satu jenis buah, ¾ gelas jus buah murni, ½ gelas
buah kaleng atau ¼ gelas buah kering.Sajikan sebanyak 2 kali sehari.
 Kelompok Susu :Meliputi satu gelas susu/yogurt atau 2 ons keju. Sajikan sebanyak
2 kali sehari.
 Kelompok Daging :Meliputi 2-3 ons daging lunak masak/unggas/ikan, ½ gelas kacang
kering masak. Satu ons daging dapat menggantikan dua sendok makan mentega atau satu
butir telur. Sajikan 2 kali sehari.Lemak,
 Minyak dan Gula :Kandungan lemak dalam makanan yang disajikan tidak boleh lebih
dari 30%. Jenis lemak yang dikonsumsi juga penting untuk diketahui. Saturated Fats (lemak
jenuh), terdapat pada daging, produk susu dan kelapa, dan dapat meningkatkan kadar
kolesterol. Unsaturated dan Polyunsaturated Fats (lemak tak jenuh), terdapat pada zaitun dan
kacang jagung. Batasi lemak jenuh sebanyak 10% dalam konsumsi kalori sehari-hari.Dengan
sedikit kandungan nutrisi, gula menyumbang sejumlah besar kalori. Termasuk di dalamnya
white sugar, brown sugar, sirup, madu, gula cair, permen, minuman ringan, selai dan jelly.
CARA MEMILIH MAKANAN:

1. Kondisi bahan makanan masih segar


2. Nilai gizinya baik
3. Cara mendapatkannya mudah
4. Harga terjangkau

CARA MENGOLAH BAHAN MAKANAN

1. Sayuran dicuci sebelum dipotong


2. Sayuran dimasak jangan terlalu matang
3. Alat-alat masak harus bersih
4. Cuci tangan sebelum masak

CARA MENINGKATKAN SELERA MAKAN

1. Makan bersama keluarga


2. Jenis makanan bervariasi
3. Hidangkan makanan kesukaan

Makanan dan Anak


Gizi yang dieroleh seorang anak melelui konsumsi makanan setiap hari berperan
besar untuk kehidupan anak tersebut. Untuk dapat memnuhi dengan baik dan cukup ternyata
ada bebrapa masalah yang berkaitan dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh masalah
gizi masyarakat yang mencakup beberapa defisiensi zat gizi atau zat makanan. Seorang anak
juga dapat mengalami hal tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental.
Masalah ini dapat ditanggulangi secara cepat,jangka pendek,jangka panjang serta bisa
dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara
lain melalui pengaturan makanan yang benar.
Hubungan gizi dengan Kesehatan Anak
Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan
gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan,dapat juga
menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah muntah atau mempengaruhi
metabolisme makanan dan banyak cara lain lagi. Secara umum,defisiensi gizi sering
merupakan awal dari gangguan sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga diketahui bahwa
infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber
energi. Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan prognosis
yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya,gangguan gizi
memperburuk kemampuan anak untuk mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang
kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik,bisa menyebabkan kematian pada anak-
anak gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai