TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MALARIA
TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Malaria Report tahun
2011 menyebutkan bahwa malaria terjadi di 106 Negara bahkan 3,3 milyar
penduduk dunia tinggal di daerah berisiko tertular malaria. Jumlah kasus malaria di
dunia sebanyak 216 juta kasus, dimana 28 juta kasus terjadi di ASEAN. Setiap
tahunnya sebanyak 660 ribu orang meninggal dunia karena malaria terutama anak
balita (86%), 320 ribu diantaranya berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Selama tahun 2005-2013, kejadian malaria di seluruh Indonesia cenderung
menurun, yaitu 4,10‰ (tahun 2005) menjadi 1,38‰ (tahun 2013). Jumlah
pemeriksaan Sediaan Darah (SD) untuk uji diagnosis malaria meningkat, dari 47%
(982.828 pemeriksaan SD dari 2.113.265 kasus klinis) pada tahun 2005, menjadi
63% (1.164.405 pemeriksaan SD dari 1.849.062 kasus klinis) pada tahun 2011.
Walaupun demikian selama tahun 2011 masih sering tejadi KLB malaria di 9
kabupaten/kota dari 7 Provinsi dengan kasus mencapai 1.139 kasus dengan 14
kasus diantaranya meninggal (CFR = 1,22%) (Subdit Malaria, 2011).
Malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang menginfeksi eritrosit (sel
darah merah). Parasit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Penyebab malaria adalah parasit dari genus
Plasmodium, dan terdiri dari 4 spesies : Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Baru-baru ini melalui metode
Polymerase Chain Reaction (PCR) ditemukan jenis Plasmodium lain yaitu
Plasmodium knowlesi. Plasmodium ini masih dalam proses penelitian dan
ditemukan pertama kali di Sabah. Reservoar utama Plasmodium ini adalah kera
ekor panjang (Macaca sp).
Upaya penanggulangan malaria telah dilakukan sejak tahun 1952-1959, pada
akhir periode ini yaitu pada tanggal 12 Nopember 1959 di Yogyakarta, Presiden
pertama RI yaitu Presiden Soekarno telah mencanangkan dimulainya program
pembasmian malaria yang dikenal dengan sebutan “Komando Operasi
Pembasmian Malaria” (KOPEM). Tanggal 12 November tersebut kemudian
ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional. Pada masa KOPEM upaya
penanggulangan malaria hanya dilakukan di Jawa, Bali dan Lampung dengan
intervensi utama menggunakan IRS dan pengobatan malaria presumtif dengan
1
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
2
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
1. LUHKES (Penyuluhan Kesehatan) :
Luhkes di Batalyon-Batalyon dan Satuan lain di wilayah kerja RS Guntur
Luhkes kepada pasien oleh perawat pencegah dan pengendalian infeksi
Rumah Sakit Guntur
Pembagian Leaflat/ Brosur Pencegahan dan Penanggulangan Malaria
2. Deteksi Dini Kasus Malaria
Pemeriksaan Malaria bagi anggota TNI (Rikkes purna tugas)
Pemberian obat anti malaria bagi anggota TNI yang akan bertugas ke
wilayah endemik malaria
Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus malaria setiap bulan, triwulan,
semester dan tahunan
2.5 MIL
2
1.5 PNS
1 KEL
0.5 1
0 0 0 0 0 0 BPJS
0
KASUS MALARIA TAHUN 2016 UMUM
3
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
4
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 03.07.04 GUNTUR
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tim Pencegahan dan Pengendalian Malaria Rumah Sakit TK.IV 03.07.04 Guntur dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencegah dan menangani penyakit malaria di wilayah
kerja DENKESYAH 03.04.02 Garut. Pada prinsipnya beberapa program Tim Malaria dapat
diimplementasikan dengan baik walaupun ada beberapa hambatan namun dapat diatasi
dengan baik adapun program Tim Malaria yang belum dilaksanakan yaitu pertemuan berkala
dengan jejaring eksternal.
B. SARAN
Dilihat dari beberapa kendala yang dihadapi oleh Tim Malaria Rumah Sakit TK.IV
03.07.04 Guntur dalam menjalankan tugasnya, Tim Malaria Rumah Sakit TK.IV 03.07.04
Guntur mengusulkan :
1. Diklat untuk Tim Malaria supaya pelaksanaan tindakan sesuai dengan SPO.
2. Adaya jadwal rutin untuk penyuluhan kesehatan tentang malaria di wilayah kerja
DENKESYAH 03.04.02 Garut.
3. Adanya kerjasama dengan Dinas Kesehatan mengenai penyediaan obat malaria.