M4C6
M4C6
Kepala Puskesmas, Dr. Ratna, seorang dokter berpengalaman dengan dedikasi tinggi,
menghadapi dilema etis dan manajerial. Dia harus memastikan bahwa semua aspek
layanan kesehatan – dari manajemen sumber daya manusia, fasilitas dan
keselamatan, hingga pelayanan pasien – memenuhi standar yang ditetapkan. Selain
itu, Dr. Ratna juga harus mengatasi resistensi perubahan dari beberapa staf yang
sudah lama bekerja di Puskesmas tersebut.
Ditengah upaya peningkatan mutu ini, sebuah kasus darurat terjadi. Seorang pasien
datang dengan kondisi kritis, tetapi keterbatasan alat dan SDM di Puskesmas
menjadi penghalang dalam penanganan yang optimal. Kejadian ini menjadi titik balik,
memicu Dr. Ratnai dan timnya untuk melakukan introspeksi dan inovasi dalam cara
mereka menyediakan layanan kesehatan.
Sitasi:
Wahyudi, A., Nurhikmah, H., Aisyah, S., & Nor, R. J. (2024). Transformation of
Puskesmas Pelambuan: Analysis of LAFKI Accreditation Survey (Case Study). Asian
Journal of Healthcare Analytics, 2(2), 335–372.
https://doi.org/10.55927/ajha.v2i2.7653
Jawaban
Longest Jr. dan Kurt DarrPanduan dan peraturan resmi tentang standar
akreditasi pelayanan kesehatan dari lembaga akreditasi atau kementerian
kesehatan setempat) .
juga dapat membantu mereka menjadi mitra dalam proses perbaikan mutu
layanan.Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan: Libatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan terkait perencanaan, implementasi, dan evaluasi
program-program kesehatan di Puskesmas Pelambuan. Ini dapat dilakukan
melalui forum-forum partisipatif, kelompok diskusi, atau komite kesehatan
masyarakat.Pengumpulan Masukan dan Umpan Balik: Berikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memberikan masukan dan umpan balik tentang
pengalaman mereka dengan layanan kesehatan di Puskesmas Pelambuan. Ini
dapat dilakukan melalui survei kepuasan pasien, pertemuan terbuka, atau kotak
saran di fasilitas kesehatan.Kolaborasi dengan Organisasi Masyarakat: Bangun
kemitraan dengan organisasi masyarakat, seperti lembaga swadaya masyarakat
(LSM), kelompok keagamaan, atau lembaga adat setempat, untuk meningkatkan
akses dan penggunaan layanan kesehatan, serta memperkuat upaya
peningkatan mutu.Advokasi Kesehatan Masyarakat: Dukung upaya advokasi
kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas,
kualitas, dan penerimaan layanan kesehatan di Puskesmas Pelambuan.
Melibatkan masyarakat dalam kampanye advokasi dapat memperkuat dukungan
masyarakat dan memengaruhi kebijakan yang mendukung peningkatan mutu
layanan kesehatan.("Community Participation in Health: The Politics of Primary
Care in Costa Rica" oleh Alaka Malwade Basu"Community Health Advocacy" oleh
Meredith MinklerPanduan dari World Health Organization (WHO) atau Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) tentang partisipasi masyarakat dalam
perbaikan mutu layanan kesehatan.Jurnal akademik yang membahas strategi
dan hasil dari melibatkan masyarakat dalam peningkatan mutu layanan
kesehatan).
3) Pengukuran Kinerja dan Umpan Balik: Terus melakukan pengukuran kinerja dan
menerima umpan balik dari pasien dan staf. Ini dapat dilakukan melalui survei
kepuasan pasien, tinjauan kinerja staf, dan evaluasi proses kerja. Pengukuran
kinerja yang terus-menerus akan membantu mengidentifikasi area di mana
perbaikan diperlukan.
4) Peningkatan Berkelanjutan: Menggunakan data yang diperoleh dari pengukuran
kinerja untuk mengidentifikasi peluang peningkatan berkelanjutan. Ini dapat
mencakup pengoptimalan proses kerja, perbaikan sistem informasi manajemen,
atau peningkatan penggunaan teknologi dalam memberikan layanan kesehatan.
5) Kemitraan dan Kolaborasi: Membangun kemitraan dan kolaborasi dengan
organisasi kesehatan lainnya, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk
pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam meningkatkan mutu layanan
kesehatan. Ini dapat meliputi partisipasi dalam jaringan kesehatan, pertukaran
staf, atau program penelitian bersama.
6) Pengembangan Kebudayaan Mutu: Membangun budaya organisasi yang
menekankan pada kesadaran mutu dan perbaikan berkelanjutan. Ini melibatkan
pembentukan komitmen dari seluruh staf untuk terus meningkatkan mutu
layanan kesehatan dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung inovasi
dan perbaikan.("Total Quality Management in Healthcare" oleh Larry E.
Fast"Quality Management in Healthcare: Principles and Methods" oleh Donald
Berwick.Panduan dan pedoman dari lembaga akreditasi pelayanan kesehatan
lokal atau nasional, seperti Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di
Indonesia.Laporan penelitian dan artikel jurnal tentang praktik terbaik dalam
peningkatan mutu layanan kesehatan di berbagai konteks).