Anda di halaman 1dari 5

General practice Management toolkit module 12

Clinical Governance (tata kelola klinis) adalah pendekatan sistem untuk peningkatan kualitas
dan keselamatan berkelanjutan, dimana dokter umum dan seluruh staf praktik berbagi
tanggung jawab dan akuntabilitas untuk hasil yang disepakati. Praktik umum dengan
pengaturan tata kelola klinis yang efektif biasanya memiliki budaya yang suportif, terbuka, dan
inklusif di mana pendidikan, pengembangan profesional, penelitian, dan berbagi ide serta
praktik yang baik dihargai dan merupakan hal yang umum. 1) Dipimpin oleh pemimpin klinis
yang kuat yang dapat mengambil keputusan atas proses tersebut, memberikan contoh praktik
yang baik, menantang praktik yang buruk, dan menginspirasi orang lain. 2) Ada pembagian
peran, tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas untuk mencapai hasil yang disepakati dan
kinerja individu dan kolektif dikelola secara proaktif. 3) Dampak terhadap hasil perawatan dan
pengobatan pasien dipantau melalui audit klinis, 4) manajemen risiko, dan konsultasi pasien-
pengasuh. 5 )Semua pelajaran yang didapat menginformasikan peningkatan kualitas dan
keselamatan lebih lanjut.

MENCIPTAKAN BUDAYA PRAKTIK YANG MENDUKUNG


Penciptaan lingkungan praktik yang terbuka, inklusif, dan mendorong pendidikan,
pengembangan profesional, penelitian, berbagi ide dan praktik yang baik.
organisasi pembelajar > kritik konstruktif, pengembangan kooperatif, dan rasa hormat antar-
profesional, kesalahan diperlakukan sebagai peluang untuk perbaikan
Menciptakan budaya organisasi yang mendukung
1)komitmen dari atas, pemilik praktik dan manajer berkomitmen jelas untuk menjadikan tata
kelola klinis sebagai prioritas.

2) Inisiasi perubahan budaya dengan mengomunikasikan visi dan strategi yang dimaksudkan
kepada seluruh tim praktik
memperkenalkan sistem dan proses utama yang akan mendukung tim praktik dalam upayanya.
Hal ini mencakup perangkat lunak baru untuk audit klinis dan sistem untuk manajemen risiko,
termasuk pelatihan, protokol dan alat untuk: • memulai 'percakapan penting' dengan tim yang
merawat • memulai percakapan keterbukaan dengan pasien/pengasuh • investigasi insiden •
penerapan kualitas dan peningkatan keselamatan • pemantauan dan pelaporan kinerja yang
berkelanjutan.
Menunjuk pemimpin klinis yang kuat
mengidentifikasi pemimpin yang akan memperjuangkan nilai-nilai yang dianut dan secara efektif
memimpin kegiatan tata kelola klinis yang disepakati.
Contoh
Atribut pribadi • semangat terhadap perawatan pasien • profesionalisme dan humanisme •
kemampuan untuk mencontohkan praktik yang baik, menantang praktik yang buruk dan
menginspirasi orang lain • pendukung perubahan
Atribut profesional • kredensial , pengalaman klinis, tingkat otoritas • ketajaman diagnostik dan
terapeutik
Menetapkan arah • kontribusi terhadap perencanaan layanan dan alokasi sumber daya •
pengambilan keputusan klinis, dan sistem yang mendasarinya, merupakan faktor penentu
utama
Bekerja dengan orang lain • keterampilan komunikasi dan interpersonal • kolaborasi dan
delegasi tugas dengan kemampuan memanfaatkan seluruh kemampuan tim praktik •
manajemen kinerja • akuntabilitas profesional atas kualitas: – pekerjaan/kinerja mereka sendiri
– kerja/kinerja tim praktik
Meningkatkan layanan • kemampuan audit klinis • penilaian risiko/kemampuan manajemen •
kemampuan untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kualitas dan keselamatan •
implementasi perubahan yang diperlukan, termasuk perancangan ulang sistem dan proses.
Komitmen terhadap peningkatan kualitas dan keselamatan serta pengembangan profesional
berkelanjutan • keterlibatan berkelanjutan dalam kualitas dan keselamatan melalui kegiatan
perbaikan dan pengembangan profesional berkelanjutan (CPD) • mendorong pihak lain untuk
melakukan hal yang sama • pengakuan atas pencapaian • demonstrasi hasil yang jelas.
Menetapkan akuntabilitas yang jelas
Tata kelola klinis didasarkan prinsip 'kita semua', bertanggung jawab dan bertanggung jawab
atas mutu dan keamanan layanan pasien. lingkungan praktik umumnya, perawatan pasien
melibatkan tim multi-disiplin dengan peran dan tanggung jawab yang tumpang tindih, sehingga
sulit untuk menentukan secara tepat siapa yang bertanggung jawab atas apa. Akuntabilitas
mempertahankan standar pelayanan yang tinggi secara jelas diberikan kepada setiap anggota
tim praktik dan semua anggota staf dilibatkan dalam proses tersebut.
Meningkatkan rasa ‘kepemilikan’ setiap orang melalui penugasan individu dengan peran,
tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas.
Deskripsi posisi setiap anggota tim praktik diberikan gambaran umum tentang peran,
tanggung jawab, dan akuntabilitas tata kelola klinis mereka. Posisi individu dan ditugaskan
sesuai dengan kualifikasi, keterampilan, pengalaman, ruang lingkup praktik, tingkat wewenang
dan hubungan fungsional setiap orang.
Pengembangan kapasitas >penyedia layanan kesehatan memiliki kewajiban CPD, para pemimpin
klinis berusaha mengidentifikasi kegiatan CPD, peningkatan kualitas dan keselamatan yang
terakreditas, akan membantu penyedia layanan kesehatan memenuhi: • tujuan kinerja tata
kelola klinis masing-masing • tujuan tata kelola klinis praktik secara keseluruhan • persyaratan
poin CPD penyelenggara pendidikan masing-masing.
Pengukuran kinerja Anggota secara berkala, dengan tanggung jawab dan akuntabilitas individu
atau tim direvisi sesuai kebutuhan.
Pengukuran kinerja
Audit klinis digunakan untuk mengevaluasi efektivitas praktik klinis tim layanan kesehatan
dalam hal kualitas layanan yang dihasilkan, hasil pengobatan, dan pengalaman pasien. Hal ini
melibatkan pengukuran dan perbandingan kinerja klinis terhadap standar yang disepakati,
dengan penyempurnaan praktik klinis untuk mengatasi peluang yang teridentifikasi untuk
peningkatan kualitas dan keselamatan. Salah satu cara pendekatan awal terhadap audit klinis
untuk tujuan tata kelola klinis adalah dengan melihat demografi populasi pasien dan distribusi
faktor risiko kesehatan dan penyakit.

Penilaian risiko
Melihat frekuensi risiko atau insiden keselamatan pasien (kesalahan, nyaris celaka, atau kejadian
buruk) yang terjadi selama pemberian layanan merupakan cara lain untuk mengevaluasi kualitas
layanan kesehatan. Temuan ini akan membantu menginformasikan pemilihan metode yang
paling tepat untuk mengatasi penyebab yang diketahui – pilihan strategi manajemen risiko.

Konsultasi pasien
Mendapat umpan balik pasien melalui konsultasi rutin atau survei pasien formal membantu tim
layanan kesehatan lebih memahami dampaknya terhadap pengalaman pasien. Jika dirancang
dan dilaksanakan dengan tepat, survei pengalaman pasien dapat memberikan ukuran yang kuat
mengenai kualitas pelayanan pasien. Hal ini melibatkan penilaian lebih dari sekedar ‘kepuasan
pasien’, yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan layanan
kesehatan pasien. Ukuran umum pengalaman pasien meliputi: • akses dan ketersediaan •
penyediaan informasi • privasi dan kerahasiaan (perlindungan) • komunikasi dengan staf klinis
• keterampilan interpersonal staf klinis • kesinambungan perawatan.

Peningkatan kualitas dan keselamatan


Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

ICP
alur perawatan terintegrasi (ICP) adalah garis besar antisipasi perawatan multidisiplin,
ditempatkan dalam jangka waktu yang tepat, untuk membantu pasien dengan kondisi atau
serangkaian gejala tertentu bergerak secara progresif melalui pengalaman klinis menuju hasil
yang positif. Dewan Akreditasi Layanan Kesehatan Irlandia mendefinisikan jalur perawatan
terpadu sebagai: alur layanan yang menguraikan urutan dan waktu intervensi klinis untuk staf
profesional yang merawat kelompok pasien tertentu
Variasi dapat terjadi ketika kebebasan klinis diterapkan untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing pasien. ICP penting mengurangi variasi yang tidak perlu dalam perawatan dan hasil
pasien. Mereka mendukung pengembangan kemitraan perawatan dan memberdayakan pasien
dan perawat mereka. ICP juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan pedoman lokal
dan nasional ke dalam praktik sehari-hari, mengelola risiko klinis, dan memenuhi persyaratan
tata kelola klinis. Saat merancang dan memperkenalkan ICP, penting untuk memasukkannya ke
dalam strategi organisasi dan memilih topik yang sesuai yang akan memberikan peluang untuk
perbaikan (improving…).

Pelanggaran etik
1. Tidak kompeten
2. Tidak merujuk pasien
3. Mendelegasikan pekerjaan
4. Menyediakan dokter pengganti berkompetensi dan tanpa info
5. praktik saat tidak sehat fisik atau mental
6. Tindakan asuhan yang membahayakan pasien
7. Over treatment
8. Tidak KIE jujur, etis dan memadai
9. tanpa IC
10. tidak buat RM sengaja
11. Aborsi
12. Akhiri hidup pasien walau APS
13. Menerapkan iptek diluar tata cara praktis yang layak
15 Sept 2023
Elemen RS
1. Pasien
2. staff
3. Proses
4. SD
5. Informasi
6. Organisasi
>>> Masalah KMKB

sulit bicara clicical gov tanpa corporate gov, perlu resonance agar sama di semua level, same
strengths, Kaku saat diterapkan,improvement,

penerapan CG> seorang yang melakukan hal benar dan merasa sebagai bagian safe dan high
quality system >>> ditunjukan dengan
1. kredensial dan privileging
2. Best practice
3. team work
4. supervision
5. risk management
6. audit dan reporting
7. open disclosure when things go wrong

6 hihgt Reliability
Unexpected even, antisipasi masalah, orientasi pembelajaran, Budaya, leadership

paling penting akuntability: layanan jam 7 buka jam 7> tanggung jawab untuk orang lain
responsibility tanggung jawab u diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai