No : 03
BANGKIT
Hai!! Perkenalkan namaku I Dewa Made Unggul Ramaditha, panggilan akrabku Adek.
Aku adalah anak laki-laki yang dilahirkan pada tanggal 29 September 2001, jadi umurku
sekarang 18 tahun. Kedua orang tuaku memiliki 3 orang anak dan aku adalah anak ke-2.
Kakakku bernama Desak Putu Sri Shanti Winditha, ia lahir pada tanggal 26 Juli 2000, ia
sekarang berumur 19 tahun dan ia sedang menempuh pendidikan di POLTEKKES di bidang
keperawatan. Kakakku adalah sosok yang pemarah tetapi ia memiliki sifat yang penyayang dan
sangat perhatian terhadap keluarga maupun orang-orang disekitarnya. Lalu Adikku bernama
Desak Nyoman Arysani Winditha, ia lahir pada tanggal 21 Januari 2006. Adikku sedang
menempuh pendidikan di SMP Negeri 2 Kuta Utara kelas 1 SMP. Adikku adalah orang yang
sangat manja dan pemalas.
. Ayahku bernama I Dewa Putu Suarditha, beliau adalah sosok yang tegas, intelektual,
disiplin,dan bertanggung jawab. Sedangkan ibuku bernama Ni Wayan Widiasih, ibukku adalah
sosok yang penyayang, berhati lembut, sangat perhatian, tetapi sangat cerewet. Ayahku adalah
seorang wirausaha dan Ibuku adalah seorang guru. Aku sangat bangga dengan kedua orang tuaku
karena mereka sangat pekerja keras dan merupakan panutan kami bertiga.
Kisah hidupku dimulai ketika aku masuk TK pada tahun 2007, aku telat masuk TK
karena Ayahku sangat sibuk dengan bisnisnya sehingga ia lupa mendaftarkanku untuk sekolah.
Aku sangat senang ketika pertama masuk sekolah, bertemu teman-teman dan bermain bersama.
Tetapi ketika pulang aku tidak dijemput oleh Ayah maupun Ibuku, melainkan asisten rumah
tangga yang menjemputku. Setiap aku pulang disambut dengan rumah yang sepi, Ayah dan
Ibuku sibuk bekerja saat itu. Ayahku pada saat itu merupakan pengusaha sehingga jarang sekali
dirumah dan Ibuku saat itu bekerja di Waterboom dari pagi jam 07.00 pagi sampai jam 05.00
sore. Aku merasa sedih saat itu karena setiap aku pulang aku selalu berempat dirumah bersama
asisten rumah tangga.
Pada suatu hari, Ayahku pulang dari tokonya dan membawa secarik kertas dan
diletakkannya di meja makan kami. Aku sangat penasaran dengan kertas tersebut, karena aku
melihat wajah Ayahku sangat murung saat itu, “ Mungkin dikertas itu ada sesuatu yang bikin
Ajik murung belakangan ini” kataku dalam hati. Aku pun mencoba melihat kertas tersebut, dan
aku akhirnya tau saat itu bisnis Ayahku terlilit hutang hingga milyaran rupiah. “ Jik, ini apa? Kok
nominalnya sampai milyaran ?” tanyaku yang pura pura tidak tahu. Ketika itu Ayahku langsung
cepat-cepat mengambil kertas itu dan berkata “ Ee.. ini jumlah uang yang Ajik investasikan
untuk bisnis” saut Ayahku yang mencoba berbohong kepadaku. Setelah itu aku pun mengerti
keadaan orang tuaku yang sedang down saat itu, akhirnya aku memutuskan untuk tidak menuntut
untuk membeli sesuatu yang berlebihan. Hari demi hari ku lewati bersama keluargaku, aku
melihat semuanya baik-baik saja ketika itu. Tiba saatnya pada suatu hari, aku melihat Ibuku
menangis dikamar menyendiri, “ Ibu kenapa nangis ? pasti ada masalah ya ?” tanyaku yang
penasaran saat itu. “ Dek kamu kan udah mau SMP, nanti tolong ngerti keadaan Ajik sama Ibu
ya. Kita mau pindah rumah, soalnya rumahnya ini mau dijual pake nutupin hutangnya Ajik.
Nanti kita tinggal dirumah yang sederhana aja ya dek, kanggoin dulu ya.” Kata Ibuku sambil
menangis saat itu. Tak terpikirkan olehku saat itu akan terjadi hal seperti ini. Aku sangat sedih
saat itu, tapi aku mencoba untuk memendamnya. Aku saat itu sedang persiapan untuk Ujian
Nasional, jadi aku memutuskan untuk fokus belajar agar mendapat sekolah yang ingin kutuju.
Setelah aku lulus ujian dengan nilai yang lumayan, akhirnya aku dan keluarga kecilku
pindah rumah dekat sekolah yang aku tuju saat itu yaitu SMP 2 Kuta Utara. Aku tidak terlalu
terkejut tiba-tiba pindah rumah karena aku sudah tahu dari awal. Namun adik dan kakakku masih
belum bisa mengerti dengan keadaan orang tuaku, sehingga mereka sangat sedih karena
meninggalkan rumah tercinta kami yang penuh dengan kenangan indah didalamnya. Setelah
semua barang-barang sudah dipindahkan, keluarga kecilku akhirnya berkumpul dan
membicarakan masalah apa yang menimpa orang tuaku. Setelah semuanya dijelaskan akhirnya
kami mengerti dengan kondisi Ayahku saat itu. “ Mulai sekarang belajar mandiri ya, jangan
manja kayak dulu lagi. Ajik sama Ibu lagi ada diposisi bawah sekarang, tolong ngertiin ya” kata
Ayahku. “ Iya Jik, gapapa kok namanya juga roda kehidupan, kadang ada di atas kadang ada
dibawah. Yang penting kita bersyukur aja masih diberi kemudahan.” Saut kakakku yang penuh
pengertian.
Setelah sebulan aku mulai terbiasa dengan keadaan seperti itu, saat itu aku akhirnya
belajar bersyukur dan sangat menghargai sesuatu yang kita punya. Terkadang aku teringat masa
masa ketika keluargaku benar-benar bahagia, namun apalah daya keluargaku harus melewati
sebuah masalah untuk mengerti sebuah kata “ Bersyukur “. Akhirnya saat aku duduk dibangku
SMP aku memutuskan untuk mencari uang untuk kebutuhan pribadiku agar tidak terlalu
memberatkan kedua orang tuaku. Pertama kali aku bingung bagaimana agar dapat menghasilkan
uang sendiri, awalnya aku sangat benci dengan yang namanya “ Bisnis “ tetapi seiring
berjalannya waktu aku menemukan cara untuk mendapatkan uang yaitu dengan cara yang aku
benci yaitu berbisnis. Awalnya aku ragu dengan cara tersebut, tetapi apalah daya aku harus
menghasilkan uang sendiri, akhirnya aku mencoba untuk menjual baju kaos. Awalnya aku
berjualan sendiri, aku mencoba mengajak teman dekatku untuk ikut berjualan. Aku mengajak
Mury, Ketut dan Gung Bagus saat itu. Akhirnya kami berempat membuka bisnis online yang
menjual baju bernama Kampungkaos_id. Saat itu bisnis kami berjalan dengan pesat dan
mendapat untung yang lumayan untuk kami yang masih duduk di bangku SMP. Akhirnya dari
sanalah aku mulai mandiri, tidak meminta uang lagi untuk kebutuhan pribadiku. Hari demi hari
kulewati aku akhirnya memiliki keahlian dalam berbisnis dan wawasanku terbuka.
Tiba saatnya kami berempat lulus SMP, kami berkumpul untuk membicarakan kemana
tujuan sekolah akan dituju. Kami berempat memiliki pilihan yang berbeda setiap orangnya, ada
yang ke Denpasar, Sakura, Triatmajaya, dan aku memutuskan untuk sekolah di kampong
halamanku lagi. Akhirnya bisnis Kampungkaos_id kami pun berhenti sampai disitu. Setelah
kami lulus semua sibuk dengan sekolah tujuan. Aku mengubah tujuan sekolahku dan akhirnya
aku memutuskan untuk melanjutkan di SMA 1 Kuta Utara. Tidak disangka kami bertiga bertemu
kembali di sekolah itu, aku, Gung Bagus dan Ketut. Setelah setahun aku sekolah di Sakura aku
berfikir kembali bagaimana caranya agar tidak memberatkan orang tuaku. Akhirya aku
melanjutkan berbisnis baju kembali. Aku bersyukur saat itu telah diberi kemudahan oleh Tuhan
untuk belajar mandiri dan tidak memberatkan orang tuaku. Bisnisku berjalan dengan lancar dan
aku hidup dengan uang hasil jerih payahku sendiri. Tetapi ketika itu aku merasakan kurangnya
mendapat kasih sayang dari orang tuaku, entah aku yang merasa seperti itu atau memang orang
tuaku yang terlalu sibuk untuk bekerja. Aku sempat merenung dan mengalami depresi ketika itu,
aku sangat bingung dan stress. Ketika itu aku harus bekerja sambil bersekolah, masa remajaku
hanya berisi antara dua hal tersebut. Sedih bukan main ketika aku kembali mengenang saat-saat
keluarga kecilku berbahagia dahulu.Yang biasanya setiap minggu pergi jalan-jalan dan sekarang
kami harus menanggung perihnya kehidupan. Disana akhirnya aku belajar memahami situasi dan
belajar untuk menghargai setiap momen berharga dalam hidup ini. Namun didalam diriku
akhirnya terbentuk mental yang kuat sehingga aku harus bangkit kembali. Aku termotivasi oleh
kata-kata Ayahku “ Semua pasti berawal dari 0, tidak ada yang instan. Kamu diberi kesempatan
untuk merasakannya. Perbanyak bersyukur, jangan melihat sebuah masalah dari satu sisi saja,
kamu harus melihat sisi positif dan negatifnya dek” kata Ayahku. Disana aku benar-benar
bersyukur terhadap semua yang keluargaku alami, sebelumnya aku hanya melihat sisi negatif
dari kebangkrutan Ayahku, padahal banyak sisi positifnya contohnya seperti aku lebih
menghargai sesuatu, belajar mandiri, tidak manja, belajar untuk mencari uang sendiri, dan
banyak lagi pengalaman yang aku dapat dari peristiwa ini.
Setelah itu aku memotivasi diri untuk bangkit dari keterpurukan, memaksimalkan
usahaku dan bekerja keras untuk mengejar cita-citaku. Banyak hal yang dapat dipetik dari apa
yang aku dan keluargaku alami saat ini. Aku sangat ingin ketika dewasa aku dapat
membahagiakan kedua orang tuaku selagi mereka masih ada. “ Aku harus bisa membalikkan
keadaan ini yang awalnya dari bawah menuju keatas, dimana seperti kehidupanku dahulu”
kataku dalam hati. Terkadang aku menangis ketika mendapat nasihat dari orang lain mengenai
sesuatu yang kita capai untuk membahagiakan orang tua. Aku selalu berdoa agar selalu diberi
kemudahan untuk mencapai kesuksesan dan kelak bisa mencapai puncak yang aku impikan serta
tumbuh menjadi seseorang yang bersinar terang lebih dari siapapun sehingga aku bisa membuat
orang tuaku bangga kepadaku.
NOVEL SEJARAH PRIBADI
(STEREO.SAKURA)