Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN

ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS DATUK BANDAR KOTA TANJUNG BALAI

AN OVERVIEW OF PUBLIC KNOWLEDGE ON THE USE OF ANTIBIOTICS AT DATUK


BANDAR HEALTH CENTER OF KOTA TANJUNG BALAI

Elisabeth Hutabarat*1, Hafizhatul Abadi2

Abstrak
Pendahuluan; penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menonjol.
Penyebab terjadinya infeksi adalah karena masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh manusia. Istilah infeksi
sendiri digunakan untuk mengartikan penumpukan dan pelipatgandaan bakteri, serta mikroorganisme lain dalam
jaringan atau pada permukaan tubuh tempat mereka dapat menyebabkan efek merugikan. Mikroorganisme
mampu menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit mulai dari infeksi ringan sampai
kepada kematian. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjung Balai. Hal inilah yang
melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan masyarakat terhadap
penggunaan antibiotik di Puskesmas Datuk Bandar kota Tanjung Balai. Tujuan; untuk mengetahui pengetahuan
tentang penggunaan antibiotik masyarakat Puskesmas Datuk Bandar kota Tanjung Balai. Metode; deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Datuk Bandar kota Tanjung Balai Jl. H. Adlin, Kel. Pahang,
Kec. Datuk Bandar Kota Tanjung Balai. Dengan waktu pengambilan data dari Mei-Juli 2019. Sampel adalah
seluruh pasien yang mengunjungi UPT Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjung Balai yaitu 93 masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tingkat pengetahuan masyarakat Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjung
Balai, dengan responden sebanyak 93 orang memiliki pengetahuan baik sebanyak 87 orang dengan skor kuesioner
>7, memiliki persentase 93,5%. Responden dengan pengetahuan yang cukup dengan skor 5-6 berjumlah 6
responden dengan persentase 6,5%. Sedangkan pengetahuan yang kurang dengan jumlah skor <5 tidak ada.
Kesimpulan; tingkat pengetahuan masyarakat Puskesmas Datuk Bandar Kota Tanjung Balai tergolong baik.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Antibiotik, Puskesmas Datuk Bandar

Abstract
Backgroundinfectious disease is still one of the prominent public health problems. The term infection
itself is used to mean the build up and multiplication of bacteria, as well as other microorganisms in the tissues
or on the surface of the body. Microorganisms san infect humans, animals and plants, causing diseases ranging
from minor infections to death. This research was conducted at Datuk Bandar Health Center of Kota Tanjung
Balai. Objectives; to find out knowledge about the use of antibiotics in Datuk Bandar Health Center of Kota
Tanjung Balai.. Method; type of research was quantitive descriprive. This research was conducted at Datuk
Bandar Health Center of Kota Tanjung Balai. Data was collected from May to July 2019. Samples were all
patients who visited UPT Datuk Bandar Health Center as many as 93 people. Results; the level of community
knowledge of Datuk Bandar Health Center, with 93 respondents having good knowledge as many as 87 people
with a questionnaire score >7, had a percentage of 93,5 %. Respondents with sufficient knowledge with a score
of 5-6 amounted to 6 respondents with a percentage of 6,5 %. While a lack of knowledge with a total score <5
did not exist. Conclusion; the level of community knowledge of Datuk Bandar Helath Center of Kota Tanjung
Balai Helath Center of Kota Tanjung Balai Public Health Center is quite good.
Keywords: Knowledge Level, Antibiotics, Datuk Bandar Health Center

Alamat Korespondensi :
Elisabeth Saulina Hutabarat: Institut Kesehatan Helvetia, Jalan Kapten Sumarsono No. 107,
Helvetia, Medan, Indonesia 20124.
PENDAHULUAN merupakan ancaman global bagi kesehatan
Penyakit infeksi masih merupakan salah karena pemakaian antibiotik yang tidak rasional
satu masalah kesehatan masyarakat yang akan menimbulkan resistensi bakteri terhadap
menonjol. Di negara berkembang yang miskin antibiotik. Hal ini akan menyulitkan terapi
sumber daya, penyakit infeksi menyebabkan dengan antibiotik pada penderita infeksi,
morbiditas dan mortalitas yang signifikan. sehingga akan menurunkan mutu pelayanan
Berdasarkan penelitian disebutkan bahwa dari kesehatan. Pada awalnya resistensi terjadi di
100.000 kematian disebabkan oleh penyakit rumah sakit, namun lambat laun juga
infeksi seperti infeksi pernafasan bawah, berkembang di kalangan masyarakat (7).
HIV/AIDS, diare, tuberkulosis (TB), malaria, Terdapat peningkatan resistensi bakteri
measles, pertusis, tetanus, meningitis, sipilis, terhadap berbagai antibiotik, diantaranya
hepatitis B, dan penyakit tropik (1). Di Indonesia, Staphylococcus aureus di negara-negara kaya
penyakit infeksi masih menempati urutan teratas akan sumber daya yang diketahui mempunyai
penyebab kesakitan dan kematian. Bagi penderita, resistensi tambahan terhadap gentamisin dan
selain menyebabkan penderitaan fisik, infeksi juga siprofloksasin, S. Pneumoniae di seluruh dunia
menyebabkan penurunan kinerja dan terdapat peningkatan resistensi terhadap
produktivitas, yang pada gilirannya akan penisilin dan eritromisin, enterococcus resisten
mengakibatkan kerugian materiil yang berlipat- vankomisin meningkat terutama pada
lipat. Tingginya kejadian infeksi di masyarakat Enterococcus faecium yang mencapai 27% di
dalam suatu negara akan menyebabkan Inggris (8).
peningkatan pengeluaran yang berhubungan Menurut Notoatmodjo (2010) (9),
dengan upaya pengobatannya (2). pengetahuan merupakan hasil penginderaan
Penyebab terjadinya infeksi adalah karena manusia, atau hasil “tahu” seseorang terhadap
masuknya bakteri patogen ke dalam tubuh objek melalui indra yang dimilikinya yang
manusia. Istilah infeksi sendiri digunakan untuk meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman,
mengartikan penumpukan dan pelipatgandaan rasa, dan raba. Penginderaan yang
bakteri, serta mikroorganisme lain dalam jaringan menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi
atau pada permukaan tubuh tempat mereka dapat oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
menyebabkan efek merugikan (3). objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
Mikroorganisme mampu menginfeksi manusia, diperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit dan indra penglihatan (mata). (9). Dari berbagai
mulai dari infeksi ringan sampai kepada kematian cara yang digunakan untuk memperoleh
(4). Patogen penginfeksi meliputi virus, bakteri, pengetahuan, Notoatmodjo (9) membaginya
jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein menjadi dua kelompok, yakni: a) Cara
yang menyimpang yang dikenal sebagai prion. tradisional atau nonilmiah, yakni tanpa melalui
Patogen-patogen ini merupakan penyebab epidemi penelitian ilmiah, dan b) Cara modern atau cara
penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen, tidak ilmiah, yakni memperoleh pengetahuan melalui
ada epidemi infeksi terjadi (5). proses penelitian.
Diketahui bahwa pemakaian antibiotik Resistensi merupakan salah satu faktor
akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang luar yang harus dipertimbangkan pada penggunaan
biasa, hal ini tidak hanya terjadi di negara antibiotik. Resistensi adalah kemampuan
berkembang saja namun juga di negara maju bakteri untuk menetralisir dan melemahkan
seperti Amerika Serikat. The Center fot Disease daya kerja antibiotik. Mikroorganisme dapat
Control and Prevention in USA menyebutkan mempertahankan diri terhadap antibiotik
terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak dengan beberapa cara, yaitu (10):
diperlukan dari 150 juta peresepan setiap tahun (6). a. Merusak antibiotik dengan enzim yang
Tingginya penggunaan antibiotik dapat diproduksi.
menimbulkan berbagai permasalahan dan b. Mengubah reseptor titik tangkap
antibiotik. yaitu:
c. Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran a. Resistensi mikroorganisme terhadap
antibiotik pada sel bakteri. antibiotik.
d. Antibiotik tidak dapat menembus dinding b. Faktor farmakokinetik dan
sel, akibat perubahan dinding sel bakteri. farmakodinamik antibiotik.
e. Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, c. Faktor interaksi dan efek samping obat.
namun segera dikeluarkan dari dalam sel d. Faktor biaya.
melalui mekanisme transport aktif keluar Dalam Pedoman Umum Penggunaan
sel. Antibiotik disebutkan bahwa, “Prinsip
Satuan resistensi dinyatakan dalam KHM penggunaan antibiotik yang bijak yaitu
(Kadar Hambat Minimal) atau Minimum penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit,
Inhibitory Concentration (MIC), yaitu kadar pada indikasi yang ketat dengan dosis yang
terendah antibiotik (µg/ml) yang mampu adekuat, interval dan lama pemberian yang
menghambat tumbuh kembang bakteri. tepat.” Kebijakan penggunaan antibiotik
Peningkatan nilai KHM menggambarkan tahap ditandai dengan pembatasan penggunaan
awal menuju resisten. Enzim perusak antibiotik antibiotik dan mengutamakan penggunaan
khusus terhadap golongan beta-laktam pertama antibiotik lini pertama. Indikasi ketat
dikenal pada tahun 1945 dengan nama penisilinase penggunaan antibiotik dimulai dengan
yang ditemukan pada Staphylococcus aureus dari menegakkan diagnosa penyakit infeksi,
pasien yang mendapat pengobatan penisilin. menggunakan informasi klinis dan hasil
Masalah serupa juga ditemukan pada pasien yang pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi,
terinfeksi Escherichia coli yang mendapat terapi serologi, dan penunjang lainnya.
ampisilin (11). Pemilihan jenis antibiotik harus
Antibiotik merupakan kelompok obat didasarkan pada hal-hal di bawah ini:
tersering kedua yang digunakan dalam a. Informasi tentang spektrum kuman
pengobatan. Satu dari tiga pasien rumah sakit penyebab infeksi dan pola kepekaan
mendapatkan antibiotik, mencakup 25% dari total kuman terhadap antibiotik.
biaya obat. Satu dari dua puluh kasus mengalami b. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau
kejadian efek samping yang kadang-kadang berat. perkiraan kuman penyebab infeksi.
Oleh sebab itu penggunaan antibiotik secara bijak c. Profil farmakokinetik dan
sangat penting, dan membutuhkan pengetahuan farmakodinamik antibiotik.
mengenai penyebab dari gejala penyakit yang ada, d. Melakukan de-eskalasi setelah
spektrum aktivitas dari antimikroba, prinsip mempertimbangkan hasil mikrobiologi
farmakokinetik, kontraindikasi dan interaksi obat, dan keadaan klinis pasien serta
serta sumber informasi yang tepat mengenai ketersediaan obat.
antibiotik dan penggunaannya. Selain e. Cost effective; obat dipilih atas dasar
menyebabkan resiko efek samping yang yang paling efektif dan aman.
seharusnya tidak terjadi pada pasien, penggunaan Penggunaan antibiotik secara kurang
antibiotik yang tidak tepat akan menambah beban bijak dapat menimbulkan pengobatan yang
pemilihan antibiotik terhadap strain yang resisten kurang efektif, peningkatan resiko terhadap
dan dapat menunda dimulainya terapi yang benar. keamanan pasien, meluasnya resistensi dan
Terapi yang tidak cukup juga merupakan masalah. tingginya biaya pengobatan. Untuk
Kesalahan yang paling sering dalam peresepan meningkatkan ketepatan penggunaan antibiotik
suatu antibiotik adalah pemilihan obat yang salah terutama dalam pelayanan kesehatan, pemerintah
serta kesalahan dalam dosis, durasi, atau cara menyusun suatu pedoman umum penggunaan
pemberian. (8). antibiotik. Pedoman ini tercantum dalam
Ada beberapa faktor yang harus Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
dipertimbangkan dalam pemakaian antibiotik, Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik (12). Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa
responden paling banyak adalah perempuan
METODE PENELITIAN dengan persentase 58%. Sedangkan laki-laki
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif persentase 42%.
kuantitatif tentang gambaran pengetahuan Berdasarkan penelitian, diukur dari
masyarakat mengenai antibiotik dan tingkat pendidikan responden dengan pendidikan
penggunaannya di Puskesmas Datuk Bandar kota terakhir SMA merupakan responden terbanyak
Tanjung Balai. Penelitian ini dilakukan di dengan jumlah 73 responden (79%), sedangkan
Puskesmas Datuk Bandar kota Tanjung Balai Jl. H. yang kedua adalah pendidikan terakhir SMP
Adlin, Kel. Pahang, Kec. Datuk Bandar Kota dengan jumlah responden 14 orang (15%).
Tanjung Balai. Waktu penelitian dilakukan pada Sedangkan pendidikan terakhir DIII sebanyak 5
bulan Mei-Juli 2019. Populasi adalah seluruh orang (5%) dan yang paling sedikit adalah
pasien yang mengunjungi UPT Puskesmas Datuk Sarjana dengan jumlah 1 orang. Total responden
Bandar kota Tanjung Balai yaitu 1320 masyarakat. sebanyak 93 orang.
Sampel yang akan diteliti sebanyak 93 masyarakat. Berdasarkan penelitian, responden yang
Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan berprofesi sebagai Wiraswasta menjadi jumlah
adalah dengan teknik random sampling, yaitu responden paling banyak dengan jumlah 45
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu responden (52%), yang kedua sebagai Ibu Rumah
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, Tangga dengan jumlah 17 responden (18%),
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang yang ketiga adalah Nelayan dengan jumlah 13
sudah diketahui sebelumnya. (9). responden (14%), yang keempat dan kelima
Kriteria Inklusi: memiliki jumlah responden yang sama yaitu
1. Pengunjung UPT Puskesmas Datuk Bandar Guru dan PNS sebanyak 5 responden (5%), yang
kota Tanjung Balai berusia antara 20 keenam adalah Buruh Bangunan sebanyak 4
sampai 50 tahun. responden (4%) yang terakhir adalah Asisten
2. Pengunjung UPT Puskesmas Datuk Bandar Rumah Tangga sebanyak 2 responden (2%).
kota Tanjung Balai yang mendapat terapi Berdasarkan penelitian, pasien dengan
dengan antibiotik oral. umur >40 tahun, memiliki pengetahuan baik
Kriteria Eksklusi: yang paling tinggi yaitu 100%, sedangkan yang
1. Pengunjung UPT Puskesmas Datuk Bandar kedua adalah umur 34-37 tahun, yaitu 95%. Yang
kota Tanjung Balai berusia > 50 tahun. ketiga adalah umur 30-33 tahun sebesar 93% dan
2. Pengunjung UPT Puskesmas Datuk Bandar yang terakhir adalah 38-40 tahun sebesar 89%.
kota Tanjung Balai yang tidak mendapat Berdasarkan penelitian, tingkat
terapi dengan antibiotik oral. Pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan
yang paling baik adalah DIII dan Sarjana sebesar
100%. Yang ketiga adalah SMA sebesar 99% dan
HASIL
yang terakhir adalah SMP sebesar 64%.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa
Berdasarkan penelitian, tingkat
responden paling banyak di umur 31-33 dengan
pengetahuan berdasarkan pekerjaan pengetahuan
jumlah 42 responden dan persentasenya sebanyak
baik yang paling tinggi adalah Guru, PNS dan
(45%) diikuti dengan responden berumun 34-37
Wiraswasta adalah 100%. Sedangkan yang
tahun dengan persentase sebesar (44%). Yang
keempat adalah Nelayan, dengan tingkat
ketiga terbanyak adalah responden dengan umur 38-
pengetahuan yang baik sebesar 92%. Yang
40 tahun dengan persentase sebesar 10% dan
kelima adalah Ibu Rumah Tangga, sebesar 88%.
terakhir yang paling sedikit adalah responden umur
Dan yang terakhir adalah Buruh Bangunan
>40 tahun, hanya 1 responden dengan persentase
sebesar 45%.
1%.
Berdasarkan penelitian, tingkat umur >40 tahun, memiliki pengetahuan baik
Pengetahuan di Puskesmas Datuk Bandar Kota yang paling tinggi yaitu 100%, sedangkan yang
Tanjung Balai, dengan responden sebanyak 93 kedua adalah umur 34-37 tahun, yaitu 95%. Yang
orang memiliki pengetahuan paik sebanyak 87 ketiga adalah umur 30-33 tahun sebesar 93% dan
orang dengan skor kuesioner diatas 7, memiliki yang terakhir adalah 38-40 tahun sebesar 89%.
persentase 93,5%. Responden dengan pengetahuan Berdasarkan penelitian, tingkat
yang cukup dengan skor 5-6 berjumlah 6 responden Pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan
dengan persentase 6,5%. Sedangkan pengetahuan yang paling baik adalah DIII dan Sarjana sebesar
yang kurang dengan jumlah skor <5 tidak ada. 100%. Yang ketiga adalah SMA sebesar 99% dan
yang terakhir adalah SMP sebesar 64%. Semakin
PEMBAHASAN tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa tinggi juga tingkat pengetahuan yang dimiliki.
responden paling banyak di umur 31-33 dengan Berdasarkan penelitian, tingkat
jumlah 42 responden dan persentasenya sebanyak pengetahuan berdasarkan pekerjaan pengetahuan
(45%) diikuti dengan responden berumun 34-37 baik yang paling tinggi adalah Guru, PNS dan
tahun dengan persentase sebesar (44%). Yang Wiraswasta adalah 100%. Sedangkan yang
ketiga terbanyak adalah responden dengan umur 38- keempat adalah Nelayan, dengan tingkat
40 tahun dengan persentase sebesar 10% dan pengetahuan yang baik sebesar 92%. Yang
terakhir yang paling sedikit adalah responden kelima adalah Ibu Rumah Tangga, sebesar 88%.
umur>40 tahun, hanya 1 responden dengan dan yang terakhir adalah Buruh Bangunan
persentase 1%.. sebesar 45%. Semakin tinggi jenis pekerjaan
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa seseorang, semakin tinggi juga tingkat
responden paling banyak adalah perempuan dengan pengetahuan yang dimiliki.
persentase 58%. Sedangkan laki-laki persentase Berdasarkan penelitian, tingkat
42%. Pengetahuan di Puskesmas Datuk Bandar Kota
Berdasarkan penelitian, diukur dari tingkat Tanjung Balai, dengan responden sebanyak 93
pendidikan responden dengan pendidikan terakhir orang memiliki pengetahuan paik sebanyak 87
SMA merupakan responden terbanyak dengan orang dengan skor kuesioner diatas 7, memiliki
jumlah 73 responden (79%), sedangkan yang kedua persentase 93,5%. Responden dengan
adalah pendidikan terakhir SMP dengan jumlah pengetahuan yang cukup dengan skor 5-6
responden 14 orang (15%). Sedangkan pendidikan berjumlah 6 responden dengan persentase 6,5%.
terakhir DIII sebanyak 5 orang (5%) dan yang Sedangkan pengetahuan yang kurang dengan
paling sedikit adalah Sarjana dengan jumlah 1 jumlah skor <5 tidak ada.
orang. Total responden sebanyak 93 orang.
Berdasarkan penelitian, responden yang KESIMPULAN
berprofesi sebagai Wiraswasta menjadi jumlah Berdasarkan hasil penelitian yang
responden paling banyak dengan jumlah 45 dilakukan mengenai tingkat pengetahuan
responden (52%), yang kedua sebagai Ibu Rumah antibiotik di Puskesmas Datuk Bandar kota
Tangga dengan jumlah 17 responden (18%), yang Tanjung Balai, dapat disimpulkan bahwa dengan
ketiga adalah Nelayan dengan jumlah 13 responden responden sebanyak 93 orang memiliki
(14%), yang keempat dan kelima memiliki jumlah pengetahuan paik sebanyak 87 orang memiliki
responden yang sama yaitu Guru dan PNS sebanyak persentase 93,5%. Responden dengan
5 responden (5%), yang keenam adalah Buruh pengetahuan yang cukup dengan persentase
Bangunan sebanyak 4 responden (4%) yang terakhir 6,5%. Sedangkan pengetahuan yang kurang
adalah Asisten Rumah Tangga sebanyak 2 dengan jumlah skor <5 tidak ada. Tingkat
responden (2%). pengetahuan masyarakat Puskesmas Datuk
Berdasarkan penelitian, pasien dengan Bandar Kota Tanjung Balai tergolong baik.
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
1. John. MF Adam. 2006. Klasifikasi dan
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus yang
Baru.Cermin Dunia Kedokteran. 127:37-40.
2. Wahyono, Hendroet. al., (2010). Preventing
Nosocomial Infections: Improving
Compliance with Standard Precautions in An
Indonesian Teaching Hospital.Journal of
Hospital Infection 2006 Sep: 64 (1): 36 – 43.
3. J.P. Siregar, Charles dan Amalia, Lia, 2004.
Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
EGCPenerbit Buku Kedokteran. Jakarta
4. Pelczar, Michael, J., E.C.S
Chan.(1988).Dasar-dasar
Mikrobiologi,Jakarta : UIPress.
5. Mansjoer. A, Suprohaita, Wardani W.I,
Setyowulan W. 2009. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid ke dua. Jakarta:
aesculapis
6. Akalin, E., H. 2002, Surgical prophylaxis: the
evolution of guidelines in an era of cost
containment. Journal of Hospital Infection,
50, 3-7.
7. Kementerian Kesehatan RI, 2011. Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
8. Mandal B.K., Edmund G.L., Edward M.D.,
Richard T.M. 2008. Lecture Notes Penyakit
Infeksi, Alih Bahasa Oleh Surapsari, J.
Jakarta: Penerbit Erlangga. pp. 147.
9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Drlica, K. & Perlin, D.S., 2011, Antibiotic
Resistance, Understanding and Responding to
an Emerging Crisis, United States of America,
73-103.
11. Stevens, D.L., Bisno, A.L., Chambers, H.F.,
Dellinger, E.P., Goldstein, E.J.C., Gorbach,
S.L., dkk., 2014. Practice Guidelines for the
Diagnosis and Management of Skin and Soft
Tissue Infections: 2014 Update by the
Infectious Diseases Society of America.
Clinical Infectious Diseases, ciu296.
12. Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang

Anda mungkin juga menyukai