Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin,
dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Karies di tandai dengan adanya demineralisasi jaringan
keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.5 Karies gigi
timbul karena interaksi empat faktor yaitu host yang meliputi gigi dan saliva,
mikroorganisme, substrat serta waktu atau lamanya proses interaksi antar faktor
tersebut.3
Axelsson pada tahun 1999 dan WHO pada tahun 2003 menyatakan bahwa
karies gigi merupakan proses infeksi yang memiliki keterkaitan dengan kesehatan dan
status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan
penyakit organ tubuh lainnya.3,8
Gambar 1. Pulpitis6
b. Ulkus Traumatik
Ulkus traumatik atau ulserasi adalah ulserasi akibat trauma, dapat disebabkan
kontak dengan sisa mahkota gigi atau akar yang tajam akibat proses karies gigi.
Ulserasi akibat trauma sering terjadi pada daerah mukosa pipi dan bagian perifer
lidah. Secara klinis ulserasi biasanya menunjukkan permukaan sedikit cekung dan
oval bentuknya. Pada awalnya daerah eritematous di jumpai di bagian perifer, yang
perlahan-lahan warnanya menjadi lebih muda karena proses keratinisasi. Bagian
tengah ulkus biasanya berwarna kuning-kelabu. Setelah pengaruh traumatik hilang,
ulkus akan sembuh dalam waktu 2 minggu.14
Gambar 3. Fistula6
d. Abses
Saluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada
pulpa yang terinfeksi, sehingga menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar
ke arah jaringan periapikal secara progresif. Pada saat infeksi mencapai akar gigi,
patofisiologi proses infeksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan virulensi bakteri,
ketahanan host, dan anatomi jaringan yang terlibat.5,13
Abses merupakan rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan infeksi
bakteri campuran. Bakteri yang berperan dalam proses pembentukan abses yaitu
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam
proses ini memiliki enzim aktif yang disebut koagulase yang fungsinya untuk
mendeposisi fibrin, sedangkan Streptococcus mutans memiliki 3 enzim utama yang
e. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanjutan radang pulpa
akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma.
Nekrosis pulpa dapat bersifat parsial atau total. Ada dua tipe nekrosis pulpa, yaitu:14
1. Tipe koagulasi, di sini terdapat jaringan yang larut, mengendap, dan
berubah menjadi bahan yang padat.
2. Tipe liquefaction, enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi
suatu bahan yang lunak atau cair.
Setelah nilai IMT diperoleh, bandingkan nilai IMT hasil perhitungan pada
diagram BMI for age sesuai jenis kelamin dan umur anak. (Gambar 6 dan 7)
Gambar 6. Diagram BMI for Age untuk anak laki-laki usia 5-19 tahun21
Indikator pertumbuhan
Z-score PB/U atau BB/U BB/PB atau IMT/U
TB/U BB/TB
0 (Angka
Median)
Di bawah 1
Catatan :
1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan
endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah
anak tersebut jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang tinggi
sekali menurut umurnya, sedangkan tinggi orangtua normal).
2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada kategori ini, kemungkinan
mempunyai masalah gizi atau pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini
dinilai berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U.
3. Anak mempunyai kemungkinan risiko, bila kecenderungannya menuju
garis z-score +2 berarti risiko lebih pasti.
4. Anak yang pendek atau sangat pendek kemungkinan akan menjadi gemuk
bila mendapatkan intervensi gizi yang salah.
Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang sedang
mengalami proses tumbuh kembang. Menurut Hayati (cit. Junaidi), ujung sefalik
saluran pencernaan yang menjadi pintu masuk makanan dibutuhkan oleh tubuh untuk
menghasilkan energi maupun perbaikan jaringan dan pertumbuhan anak.23
Selanjutnya, salah satu alat cerna yang dimiliki manusia adalah mulut beserta organ
pelengkapnya yaitu gigi, lidah dan saliva. Gigi berperan untuk mencerna makanan.
Menurut Nurdadi (cit, Junaidi), pertumbuhan dan perkembangan anak
dipengaruhi oleh faktor internal berupa struktur fisik dan tingkat pertumbuhan sel
otak semasa dalam kandungan. Sedangkan, faktor eksternal antara lain kualitas gizi
yang diterima anak dan status kesehatan yaitu ada tidaknya penyakit yang diderita
misalnya seperti karies gigi. Pada anak-anak terutama pada usia sekolah dasar,
struktur giginya termasuk gigi bercampur yaitu gigi susu dan gigi permanen, sehingga
rentan mengalami karies gigi. Anak kelas 2 sekolah dasar yang mempunyai usia rata-
rata 8 tahun merupakan salah satu kelompok usia kritis untuk terkena karies gigi
karena mengalami transisi pergantian gigi susu ke gigi permanen. Gigi susu berguna
untuk memotong, berbicara dan memicu pertumbuhan rahang23
Karies gigi menjadi masalah kesehatan yang penting karena kelainan pada
gigi ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika dibiarkan
berlanjut akan menjadi sumber fokal infeksi dalam mulut. Karies yang tidak dirawat
pada anak dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, akibatnya asupan
makanan menjadi berkurang, penurunan kualitas hidup, seperti susah tidur, kegiatan
menjadi terbatas sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang berdampak
pada penurunan berat badan anak. Penyakit karies gigi juga dapat menyebabkan
kehilangan gigi sehingga mengalami gangguan dalam proses pengunyahan makanan.
Apabila terjadi kerusakan pada tahap yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi
dapat tanggal.24,25
Skor p
Skor u
Skor f
Indeks Massa Tubuh
Skor a
(Z-score):
Obesitas
Pengukuran skor PUFA
Gemuk
Skor P Normal
Skor U Kurus
Skor F Sangat kurus
Skor A