Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT JALAN

KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-singkatnya.
Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek
sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional namun juga memberikan
pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik- baiknya,
pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang
cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari
sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan tersebut harus profesional. Selain
itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien
maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien
mendapatkan tindakan / pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan rawat inap.
Sebagai bagian dari rumah sakit, insalasi rawat jalan berupaya meningkatkan pelayanan
kesehatan dan berusaha memenuhi segala aspesialisek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka pelayanan
instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Purbalingga diantaranya, terdiri dari;
a. Poli kebidanan &kandungan
b. Poli uroligi
c. Poli umum
d. Poli internist
e. Poli gigi
f. Poli jantung & pembuluh darah
g. Poli Bedah Umum
h. Poli saraf

2. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan khusus
Terwujudnya penyelanggaraan pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dengan mutu tinggi
serta mengutamakan keselamatan pasien.
b. Tujuan umum
- Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik berdasarkan
SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
- Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,terjangkau dengan pengutamaan
pada upaya preventif dan kuratif.
- Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan
yang aman.
- Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif, profesional,
tim, dan sejahtera.

3. RUANG LINGKUP PELAYANAN


a. Ruang lingkup pelayanan klinik umum : Memberikan pelayanan dengan lingkup yang
terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter umum dan
dokter gigi umum
b. Ruang lingkup pelayanan klinik spesialis : Memberikan pelayanan kepada pasien yang
memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis, yang meliputi
spesialis kebidanan & kandungan, urologi, internist, ortodentist, jantung & pembuluh
darah, bedah umum, saraf
c. Ruang lingkup pelayanan one day care : Memberikan pelayanan kepada pasien yang
memerlukan perawatan observasi selama sehari, setelah itu pasien bisa dilihat lagi apakah
sudah bisa diijinkan rawat jalan atau memerlukan rawat inap.

4. BATASAN OPERASIONAL
a. Pelayanan poliklinik
1) Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan
diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum dan dokter gigi umum
2) Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan,
konsultasi kandungan / alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan
dan lepas alat kontrasepsi iud, yang melayani adalah dokter Spesialis Obgyn.
3) Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis
bedah umum
4) Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit dalam
5) Klinik jantung & pembuluh darah dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa, yang tindakannya meliputi EKG, Treadmill,
ECHO. Dokter yang melayani adalah Spesialis jantung & pembuluh darah
6) Klinik Urologi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnose terkait perkemihan. Dokter yang melayani adalah spesialis urologi
b. Pelayanan administrasi
1) Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke
poli pelayanan yang di tuju.
2) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
3) Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang kembali kontrol
klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran.

5. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen
Kesehatan 1991.
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
6. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
7. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
8. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
9. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
10. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
11. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
12. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
17. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
18. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
19. Keputusan Direktur Utama PT. Mataram Sentra Medika Mataram Nomor
009/SK/DIR/PT MSM/VI/2014 tertanggal 25 Juni 2014, tentang struktur organisasi
Rumah Sakit Harapan Keluarga.
20. Pedoman penyelenggaraan Rumah
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI STANDAR MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat, dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialis serta lulus dalam
kredential yang di lakukan oleh komite medik

b. Tenaga perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung oleh tenaga
perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan yang mendukung dalam
pelayanan instalasi rawat jalan.

c. Tenaga kesehatan lain


Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga diperlukan oleh instalasi rawat jalan untuk
mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan, diantaranya ahli gizi, farmasi, dan
pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih.
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Nama jabatan Kualifikasi formal& in Waktu kerja Jumlah sdm


formal
Kepala intalasi Minimal lulusan Minimal 5 tahun 1
D3 Keperawatan

-Pelatihan Manajemen
Bangsal

Perawat pelaksana - Minimal lulusa 3


n D3 keperawatan
- S. Kep, Ns
1

Bidan Minimal lulusan 4


P2B / D3 kebidanan
Pekarya Kesehatan Minimal lulusan 1
SMA

3. PENGATURAN JAGA

Dalam pelayanan diinstalasi rawat jalan pengaturan jaga/ shift dinas diatur sebagai berikut

Nama jabatan Jam masuk Jam pulang keterangan


Koordinator 07:00 wita 15:00 wib
Perawat pelaksana 07:00 wita 14:00 wib Shift pagi

14:00 wita 21:00 wib Shift siang


BAB III
STANDAR FASILITAS

1. DENAH RUANG
2. DENAH FASILITAS

Kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Purbalingga terdiri dari:

Jumlah Kondisi alat


No Poli Fasilitas Baik Rusak Rusak
ringan berat
1 Obgyn - Televise 24 inci Tosiba 1 √
- Tempat tidur 1 √
- Tempat duduk pasien 2 √
- Kursi dokter 1 √
- Kursi bar USG 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- USG 2 Dimensi 1 √
- Print out USG 1 √
- Meja beroda 1 √
- Meja dokter 1 √
- Lemari laci kecil 1 √
- Kursi hijau kecil 1 √
- Lampu sorot 1 √
- AC 1 √
- Remot AC 1 √
- Box file 1 √

2 Poli - Tempat tidur 1 √


urologi - Tempat duduk pasien 2 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Troli 1 √
- View rontgen medical 1 √
film
- USG 1 √
- Print out USG 1 √
- Kursi bar USG 1 √
- AC 1 √

3 Poli - Tempat tidur 1 √


internist - Tempat duduk pasien 1 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Troli 1 √
- View rontgen medical 1 √
film
- USG 1 √
- Print out USG 1 √
- Kursi bar USG 1 √
- AC 1 √

4 Poli - Tempat tidur 1 √


umum - Tempat duduk pasien 1 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 2 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Troli 1 √
- View rontgen medical 1 √
film
- USG 1 √
- Print out USG 1 √
- Kursi bar USG 1 √
- AC 1 √

5 Poli gigi - Tempat duduk pasien 2 √


- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis √
- Lemari etalase 1 √
- Dental unit 1 √
- Lampu whitening teeth 1 √
monitex
- Kursi priksa 1 √
- AC 1 √
6 Poli - Tempat tidur 1 √
jantung - Tempat duduk pasien 2 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Meja troli 1 √
- EKG 1 √
- Pantom jantung 1 √
- AC 1 √

7 Poli - Tempat tidur 1 √


bedah - Tempat duduk pasien 2 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- Meja troli 1 √
- Sterilisator 1 √
- AC 1 √

8 Poli - Tempat tidur 1 √


saraf - Tempat duduk pasien 2 √
- Kursi dokter 1 √
- Meja dokter 1 √
- Tempat sampah medis 1 √
- Tempat sampah non 1 √
medis 1 √
- AC 1 √
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara team
work, dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik

1. PASIEN RAWAT JALAN

Setelah menerima list dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan memasukan
data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter yang di tuju, setelah teregister
pasien siap ke pelayanan anamnesa yang terdiri dari timbang badan, ukur suhu tubuh,
tensimeter dan selanjutnya pasien siap untuk diperiksa dokter sesuai antrian, sedangkan
pasien yang memerlukan pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke radiologi, maka
segera dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium dan radiologi. Setelah
semua hasil laboratorium dan radiologi jadi, pasien kembali ke dokter untuk diperiksa.
Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter selanjutnya pasien menunggu di
depan kasir dan farmasi untuk pembayaran dan menerima obat.

Assessment awal pasien rawat jalan adalah prosedur yang harus dilakukan untuk
memperoleh semua informasi yang di butuhkan pasien, diagnostik, dan tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya.
Alur masuk rawat jalan
Mulai

Pasien
Masuk poliklinik

Keperawatan Prosedur
Memeriksa kelengkapan administrasi penunjang
Mengentri data px ke divisi yang dituju
Prosedur
tindakan/one day
care DPJP menulis surat dan
DPJP assesment medis :
entri work order
anamnesa dan pemeriksaan
fisik

ya
Perlu penunjang ?

tidak

Perlu tindakan
? tidak

Dpjp menulis
resep/surat
tidak Perlu MRS?
kontrol/rujuk balik

tidak ya

Kasus bedah?

ya

Selesai DPJP bedah

Menulis permintaasn MRS


Pelayanan Instalasi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Purbalingga
RS PKU STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN
Muhammadiyah
INSTALASI RAWAT JALAN RS HARAPAN KELUARGA
Purbalingga
Jl. Kol. Sugiri,
No. Dokumen No. Revisi Halaman : 1/1
Gandasuli,
Bobotsari
Standar Tanggal Ditetapkan Oleh,
prosedur ditetapkan
dr. Setyana Eka N
operasional

Pengertian Pelayanan rekam medis terhadap semua pasien yang datang berobat ke
instalasi rawat jalan

Tujuan Agar semua pasien memiliki dokumen rekam medis untuk menyimpan
catatan riwayat penyakitnya

Kebijakan 1. Semua perawat poliklinik Rumah Sakit PKU Muhammadiyah


Purbalingga berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan
sesuai denga S.P.O yang dibuat oleh Rumah Sakit.

2. S.P.O ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan


pelayanan keperawatan.

3. Tulis yang anda kerjakan dan kerjakan yang anda tulis.

Prosedur 1. Petugas registrasi memasukkan data ke komputer rawat jalan

2. Petugas poliklinik menerima list dari rekam medik

3. Petugas poliklinik melakukan anamnesa yang meliputi timbang,


mengukur suhu tubuh, dan mengukur tekanan darah pasien.

4. Petugas poliklinik memanggil pasien sesuai nomor antrian poli yang


dituju

5. Pasien menunggu di farmasi dan kasir untuk pembayaran dan


menerima obat
2. PASIEN ONE DAY CARE

Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan observasi dalam
satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi tersebut pasien belum ada perubahan
kondisi yang lebih baik maka pasien dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care
bekerjasama dengan instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

1. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

2. Tujuan :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.

3. Programme WHO, World Alliance for Patient Safety


Pada Januari 2002 Executive Board WHO menyusun usulan resolusi, dan
kemudian diajukan pada World Health Assembly ke 55 Mei 2002, dan diterbitkan sebagai
Resolusi WHA55.18. Selanjutnya pada World Health Assembly ke 57 Mei 2004,
diputuskan membentuk aliansi International untuk peningkatan keselamatan pasien
dengan sebutan World Alliance for Patient Safety, dan ditunjuk Sir Liam Donaldson
sebagai Ketua.
World Alliance for patient safety pada tahun 2004 menerbitkan 6 program
keselamatan pasien, dan tahun 2005 menambah 4 program lagi, keseluruhan 10 program
WHO untuk keselamatan pasien adalah sbb :
a. Global Patient Safety Challenge :
b. Ist Challenge : 2005-2006 : Clean Care is Safer Care,
c. 2nd Challenge : 2007-2008 : Safe Surgery Safe Lives
d. Patient for Patient Safety
e. Taxonomy for Patient Safety
f. Research for Patient Safety
g. Solutions for Patient Safety
h. Reporting and Learning
i. Safety in action
j. Technology for Patient Safety
k. Care of acutely ill patients
l. Patient safety knowledge at your fingertips

4. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission
International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005
mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara, dengan kegiatan
mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien, dan mencari
solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera
pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating
Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Sembilan topik yang
diberikan solusinya adalah sbb:
a. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-Alike Medication
Names)
b. Pastikan Identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi nosokomial
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada beberapa standar yang harus
dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100
%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah pasang, salah penulisan
nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An ) salah jenis kelamin dan salah alamat.
b. Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal ini target yang
harus terpenuhi adalah 100 %.
c. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via telpon
harus menggunakan metode SBAR, target yang harus terpenuhi 100 %.
d. Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud tidak tepat apabila
salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list pasien lain.
e. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ), tepat waktu dan tepat
dokumentasi.
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar tempat kerja
tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun non
medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya ;

TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT


Mengacu kepada standar keselamatan pasien (Permenkes
1691/MENKES/PER/VIII/2011), maka RS PKU Muhammadiyah Purbalingga harus merancang
proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja mutu serta keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan RS PKU
Muhammadiyah Purbalingga, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan “ Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah keselamatan
pasien rumah sakit tersebut. Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit
adalah sebagai berikut:

A. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN


Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. RS PKU Muhammadiyah Purbalingga telah memiliki kebijakan yang
menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden,
bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan
apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
b. RS PKU Muhammadiyah Purbalingga telah memiliki kebijakan dan prosedur
yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
c. RS PKU Muhammadiyah telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan
belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
d. Lakukan assesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.

2. Tingkat Unit Kerja/Tim :


a. Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian
mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
b. Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di RS PKU
Muhammadiyah Purbalingga untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yang
tepat

B. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA


Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di seluruh
jajaran RS PKU Muhammadiyah Purbalingga .
Langkah penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
b. Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang ditugaskan untuk
menjadi “penggerak” dalam gerakan keselamatan pasien
c. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran Direksi maupun
rapat-rapat manajemen rumah sakit
d. Keselamatan Pasien menjadi materi dalam semua program orientasi dan pelatihan
di RS PKU Muhammadiyah Purbaalingga dan dilaksanakan evaluai dengan pre
dan post test.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
 Semua pimpinan unit kerja wajib memimpin gerakan Keselamatan Pasien
 Selalu jelaskan kepada seluruh personil relevansi dan pentingnya serta manfaat
bagi mereka dengan menjalankan gerakan Keselamatan Pasien
 Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden
C. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen
hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Telaah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non
klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan
Pasien dan staf
b. Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Manajer
Rumah Sakit RS PKU Muhammadiyah Purbalingga
c. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim:
a. Dalam setiap rapat koordinasi selalu laksanakan diskusi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Keselamatan Pasien guna memberikan umpan balik kepada
Manajer terkait
b. Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko
rumah sakit
c. Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akseptabilitas
setiap risiko, dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memperkecil risiko
tersebut
d. Pastikan penilaian risiko tersebut disampaikan sebagai masukan ke proses
asesmen dan pencatatan risiko rumah sakit.

D. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN


Pastikan staf anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian/insiden, serta rumah
sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).
Langkah penerapan :
1. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu pada
Pedoman Keselamatan Pasien RS PKU Muhammaiyah Purbalingga
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan setiap
insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
mengandung bahan pelajaran yang penting.

E. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN


Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
Langkah penerapan :
1. Tingkat rumah sakit :
a. RS PKU Muhammadiyah Purbalingga memiliki kebijakan dan pedoman yang
jelas tentang cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang insiden
dengan para pasien dan keluarganya.
b. Seluruh staf RS PKU Muhammadiyah Purbalingga terkait harus mampu
memastikan bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden.
c. Seluruh jajaran manajerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan dan
dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan
keluarganya.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden.
b. Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga bilamana terjadi insiden,
dan segera berikan kepada mereka informasi yang jelas dan benar secara tepat.
c. Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empati kepada pasien dan
keluarganya.
F. BELAJAR DAN BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KESELAMATAN PASIEN
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa KTD itu timbul.
Langkah penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit:
a. Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara
tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
b. Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan
Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) yang mencakup insiden yang
terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan melakukan Failure Modes
and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko tinggi.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim:
a. Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil analisis insiden.
b. Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena dampak di masa depan
dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.

G. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KESELAMATAN PASIEN


Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.
Langkah Penerapan:
1. Tingkat Rumah Sakit :
a. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk menentukan solusi.
b. Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem (input dan proses),
penyesuaian pelatihan staf dan/atau kegiatan klinis, termasuk penggunaan
instrumen yang menjamin keselamatan pasien.
c. Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang direncanakan.
d. Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI.
e. Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden
yang dilaporkan.
2. Tingkat Unit Kerja/Tim :
a. Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
b. Telaah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan pastikan
pelaksanaannya.
c. Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan


Jenis Pelayanan Indikator Standar keterangan
Rawat Jalan 1. Dokter 100 % dokter Di Rumah Sakit
pemberi spesialis. PKU
pelayanan di Muhammadiyah
poliklinik poliklinik sudah
spesialis 100% dokter
spesialis

2. Ketersediaan a. Klinik obgyn


pelayanan b. Klinik uroligi
c. Klinik umum
d. Klinik internist
e. Klinik gigi
f. Klinik jantung &
pembuluh darah
g. Klinik Bedah
Umum
h. Klinik saraf
i. Klinik paru

3. Jam buka a. Klinik umum a) Setiap hari kerja


pelayanan Jam 08.00-14.00 kecuali hari libur
b. Klinik spesialis pasien rawat
dan gigi jalan masuk IGD.
Jam 06.00-17.00 b) Setiap tanggal
merah atau hari
besar klinik
spesialis libur

4. Waktu
tunggu di ≤ 60 menit
rawat jalan

5. Kepuasan
pelanggan ≥ 90 %
BAB VIII

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Purbalingga yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan
pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan
mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai