• Tujuan Membangun kerjasama dengan menciptak suasana yang menyenangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan berbagai macam karakter manusia untuk menciptakan kualitas pribadi yang positive EPIDEMIOLOGI HAIs • Pengertian : ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran atau distribusi masalah kesehatan pada sekelompok manusia atau masyarakat serta factor factor yang mempengaruhi khususnya kejadian HAIs diantara pasien (penyebaran/penularan) penyakit infeksi yang diperoleh dirumah sakit dengan memenui kriteria tertentu seperti frekuensi IAD, ISK dan FAP • Tujuan dan Penggunaan epidemiologi bagi pengelola program PPIRS antara lain 1. Mensukseskan program PPI, melakukan audit, melakukan survelen untuk menetapkan angka HAIs dalam pengembangan program PPI 2. Penganganan masalah : managemen KLB Keadaan suatu masalah kesehatan 1. Epidemi : keadaan diamana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu singkat berada dalam frekuensi meningkat 2. Pandemi : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) frekuensinya dalam waktu singkat meningkat sangat tinggi serta penyebaran suatu wilayah yang luas 3. Endemik : suatu keadaan dimana masalah kesehatan (penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama 4. Sporadik : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada di suatu wilayah tertenten frekuensinya berubah ubah menurut perubahan waktu Model Triad Epidemiologi Rantai Infeksi • 3 Hal Pokok dalam Epidemiologi 1. Frekuensi masalah kesehatan 2. Penyebaran masalah 3. Faktor factor yang memepengaruhi • Jenis atau macam epidemiologi 1. Epidemiologi deskriptif : hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebab suatu masalah, tanpa melihat factor factor penyebab hasil nya hanya menjawab siapa, dimana, kapan, tidak menjawab mengapa 2. Epidemiologi analitik : mencakup keseluruhan jawaban termasuk penyebab terjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan, Dicari hubungan penyebab dan akibat. Penyebab menunjuk kepada factor factor yang mempengaruhi, sedangkan akibat menunju kepada frekuensi penyebaran serta adanya masalah kesehatan Pasien Safety • Tujuan : 1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan 2. Untuk meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Untuk menurunkan KTD di rumah sakit 4. Untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit • 6 sasaran internasional keselamatan pasien (SIKP) atau international patient safety goals (IPSG) 1. SIKP 1 Mengidentifikasi pasien dengan benar : • Rumah sakit menetapkan regulasi • Identifikasi pasien dengan menggunakan minimal 2 identitas dan ridak boleh menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat • Bentuk identifikasi nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, atau bentuk lainnya (KTP/barcode) • 2 bentuk identifikasi harus dilakukan saat interfensi kepada pasien 2. SIKP 2 : meningkatkan komunikasi yang efektif • Rumah sakit menetapkan regulasi pelaksanaan proses komunikasi verbal dan atau melalui telpon • Rumah sakit menetapkan regulasi proses pelaporan hasil pemeriksaan diasnotik kritis • Rumah sakit menetapkan proses komunikasi serah terima • Komunikasi dianggap efektif bila tepat waktu, akurat, lengkap, tidak mendua/ diterima oleh penerima • Berbentuk verbal, elektronik/ tertulis • Bukti pelatihan komunikasi efektif antar profesi pemeberi asuhan dengan pasien keluarga pasien dan masyarakat 3. SIKP 3 : meningkatkan keamanan obat yang harus diwaspadai • Ada regulasi tentang penyediaan, penyimpanan, penataan, penyiapan, dan penggunaan obat yang perlu diwaspadai • Rumah sakit mengimplementasikan regulasi yang sudah dibuat • Tersedia dafta semua obat yang perlu diwaspadai yang disusun berdasarkan atas dasar spesifik 4. SIKP 4 : memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar • Ada regulasi untuk prosedur bedah aman • Sebelum oprasi dilakukan rumah sakit menyediakan ceklist untuk mencatat apakah inform concern sudah benar dan lengkap, tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien • Rumah sakit menggunakan komponen time out • Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang tepat pasien, tepat prosedur, tepat lokasi jika pasien dilakukan diluar kamar operasi 5. SIKP 5 : mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan • Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan sesuai standar WHO • Rumah sakit melakukan program kebersihan tangan di seluruh rumah sakit • Staf rumah sakit dapat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur • Ada bukti staf melaksanakan 5 saat kebersihan tangan • Prosedur desinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai regulasi 6. SIKP 6 : mengurangi resiko cedera pasien akibat jatuh • Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh • Rumah sakit melakukan proses assessment terhadap semua pasien yang terindikasi beresiko jatuh • Rumah sakit melakukan assessment awal, lanjutan, dan ulang dari pasien rawat inap yang berdasarkan catatan identifikasi resiko jatuh • Langkah langkah diadakannya untuk mengurangi resiko jatuh bagi pasien Perlindungan Kesehatan Petugas merupakan bagian dari kewaspadaan standar • Tujuan : mencegah HAIs • Pengertian HAIs : infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit/ fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana tidak ada infeksi atau tidak masa inkubasi saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang, jika infeksi pada petugas karena pekerjaannya • Program perlindungan petugas kesehatan 1. Vaksinasi hepatitis B, SARS COV2 2. Menjaga prilaku hidup sehat PHBS 3. Tidak memanipulasi jarum bekas pakai 4. Melapor bila terjadi pajanan benda tajam bekas pakai pasien infeksius 5. Petugas yang demam/ menderita gangguan pernafasan pasca kontak dengan pasien probable atau terkonvirmasi covid 19 di tracing untuk melakukan pemeriksaan PCR • Perlindungan petugas kesehatan 1. Gizi yang ade kuat 2. Evaluasi petugas kesehatan yang terpapar 3. Petugas kesehatan yang hamil serta sait tidak diijinkan bertugas di ruang isolasi 4. Petugas dilarang menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan sarung tangan tercemar 5. APD yang sesuai rekomendasi WHO 6. Jumlah minimal petugas sesuai standar perawatan 7. Catat semua petugas yang masuk ruang pasien • Kemungkinan penyebab petugas terpapar 1. Pelepasan APD tidak benar 2. Perilaku tidak sesuai saat memakai APD 3. Memakai sarung tangan menyentuh area yang sering disentuh bersama 4. Lupa tidak melakukan hand hygine 5. Makan bersama berhadapan di ruang yang kecil 6. Berbincang 7. Hadir di tempat kerumunan, hajatan, bar, pasar, mall, supermarket KEWASPADAAN ISOLASI • Kewaspadaan isolasi bertujuan memutus mata rantai infeksi • Terdiri dari 2 lapis yaitu kewaspadaan standar(lapis pertama) dan kewaspadaan transmisi(lapis kedua) • Implementasi kewaspadaan isolasi : 1. Saat pertama kali menerima pasien di triage 2. Saat akan melakukan tindakan pemasangan alat 3. Saat akan melakukan tindakan bedah 4. Saat melayani langsung pasien dengan infeksi menular • Kewaspadaan standar terdiri dari 11 point(kebersihan tangan,APD,Pemrosesan alkes/dekontaminasi,penanganan linen, pengendalian lingkungan, penanganan limbah, perlindungan kesehatan karyawan, penempatan pasien, etika batuk, penyuntikan yg aman dan praktek lumbal punksi • Kewaspadaan standar dilakukan oleh semua individu yg terlibat di RS dan Fasyankes • HH, APD, Limbah, Lingkungan,Etika batuk (semua individu, perawat dan dokter) • Penempatan pasien, Pemrosesan alkes, Penanganan linen, Perlindungan karyawan, Penyuntikan yg aman (Perawat dan dokter) • Praktek lumbal punksi(Dokter) • Kewaspadaan standar dilaksanakan setiap saat memberikan pelayanan kesh di RS dan Fasyankes,dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja • Kewaspadaan transmisi melalui cara : 1. Kontak : waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, kulit yg tdk utuh, membran mukosa baik LANGSUNG maupun TIDAK LANGSUNG 2. Droplet (transmisi 1,8 m melalui batuk, bersin, bicara) 3. Airborn (Dpt ttp infeksius dlm waktu yg lama, terbawa udara lbh jauh > 3 meter)
• Kewaspadaan transmisi pada kasus Covid 19:
1. Kontak : kamar tersendiri/kohorting, APD : sarung tangan, gaun ( jarak 1 meter), lingkungan dibersihkan 2x dan setiap tampak kotor, limbah kontaminasi darah dan cairan tubuh, sekresi, ekskresi dianggap infeksius dimasukkan kantong kuning 2. Droplet/percikan : kamar tersendiri/kohorting, APD : masker bedah, google dan atau pelindung wajah, gaun, sarung tangan, sepatu tertutup (jarak 1,8 meter), lingkungan pembersihan dilakukan 2-3x/ bila perlu, bila diperlukan penegakan diagnosa pasien pakai masker bedah, limbah dan linen diprlakukan infeksius 3. Airborn/udara : kamar tersendiri dengan tekanan negatif /netral ventilasi kombinasi mekanik dgn kecepatan udara > 12x/jam, APD petugas masker N95, APD pasien masker bedah, (jarak 2 meter), pembersihan lingkungan 3x sehari/jika tampak kotor, limbah dan linen diperlakukan sebagai limbah n linen infeksius Desain dan tata udara •kualitas udara tidak bau, cahaya intensitas •,ventilasi diruang operasidan isolasi, dengan pasien imunokompromais harus terjaga pada tekanan lebih positif sedikit minimal 0,10 mbar. •UU no 44 tahun 2009 tentang RS •ASHRAE 62-2-2013 tentang ventilation for acceptble indoor ahr quality •untuk laundry bangunan permanen ruang linen kotor dan bersih harus terpisah . •ventilasi ada 3 macam yaitu alami, mekanik, dan campuran .