Anda di halaman 1dari 5

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Hukum Lingkungan merupakan tunas baru dalam hukum, yang lahir serta tumbuh dan
berkebang setelah berkembangnya pengertian dan kesadaran manusia terhadap lingkungan
hidup. Sedangkan munculnya kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup secara global
dimulai pada tiga dasawarsa terakhir atau sekitar tahun 1970-an. Hukum lingkungan adalah
sarana untuk mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup, seperti
menurunnya kualitas lingkungan terkait nilai lingkungan bagi kesehatan, kesejahteraan dan
ketentraman manusia.

Fungsi dan tujuan Hukum Lingkungan adalah mengetahui perlindungan serta pengelolaan
lingkungan maupun proses penegakan hukum, mulai dari bentuk, jenis dan pelaku tindak
pidana, dampak tindak pidana lingkungan, dan penjatuhan sanksi pidana serta perlakuan
terhadap pelaku tindak pidana lingkungan.

Hutan Kota Rajawali (HKR) adalah area atau jalur dalam kota/wilayah yang penggunaannya
bersifat terbuka. Dikatakan hutan kota karena HKR menjadi tempat tumbuh-tumbuhan baik
secara alamiah atau yang sengaja ditanami. HKR merupakan paru-paru kota atau wilayah.
Tumbuhan dan tanaman hijau dapat menyerap karbondioksida, menambah oksigen,
menurunkan suhu dengan keteduhan dan kesejukan tanaman, menjadi area resapan air, serta
merendam kebisingan.

Pada awal peresmian Hutan Kota Rajawali tahun 2016 HKR dikelolah oleh pihak

perhutani. Namun, pada sekitar tahun 2017 setelah pihak perhutani beralih ke provinsi

maka Hutan kota Rajawali untuk saat ini dikelola oleh Dinas Sosial dan Lingkungan.

B. Tujuan Observasi

1. Untuk Mengetahui Fungsi dan Manfaat hutan kota rajawali sebagai ruang terbuka
hijau

2. Untuk Mengetahui dasar hukum pembentukan Hutan kota rajawali

3. Untuk Mengetahui Fasilitas dan kegiatan apa saja yang ada di Hutan kota rajawali
C. Manfaat Observasi

1. Menambah pengetahuan dan pengalam kami tentang pentingnya ruang terbuka


hijau

2. Mendorong kami untuk peduli terhadap lingkungan hidup khusunya menjaga hutan
kota rajawali

3. Mengetahui fasilitas sarana prasarana dan kegiatan yang diselenggarakan di hutan


kota rajawalai

D. Lokasi observasi

Hutan kota rajawali jalan bla bla bla

E. Waktu Pelaksaan observasi

Lupa

F. Metode Observasi

Melakukan Pengamatan secara langsung dengan mendatangi lokasi dan melakukan


wawancara dengan beberapa pengunjung

Bab II

Hasil Observasi dan Pembahasa

A. Hutan Kota sebagai ruang terbuka hijau

Hutan kota rajawali merupakan bagian dari progam ruang terbuka hijau, yang merupakan
ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk membulat maupun
dalam bentuk memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
pada dasarnya tanpa bangunan ( Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1998 ).
Pelaksanaan progam pengembangan ruang terbuka hijau dilakukan dengan pengisian hijau
tumbuhan secara alamiah ataupun tanaman budidaya seperti: pertanian, pertanaman,
perkebunan, dan sebagainya.
B. Sejarah Singkat Hutan Kota rajawali

Pada awal peresmian Hutan Kota Rajawali tahun 2016 HKR dikelolah oleh pihak perhutani.
Namun, pada sekitar tahun 2017 setelah pihak perhutani beralih ke provinsi maka Hutan kota
Rajawali untuk saat ini dikelola oleh Dinas Sosial dan Lingkungan.

C. manfaat hutan kota rajawali

1. identitas Kota

Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada
areal Hutan Kota, hutan kota rajawali dikenal dengan pohon jati nya, selain itu terdapat Palm,
Tanjung, Glodokan, Mlinjo, Mangga, Kayu jaran, Rambutan, Kelengkeng, Sawo
kecik,Cempoko, Ketapang, Asem, Beringin, Kelapa Akasia, Cendono, Bintaro, Petai, dan
berbagai jenis tumbuhan lain yang totalnya lebih dari 50 jenis.

2. Sebagai objek Pariwisata

Yang menjadi daya tarik masyarakat terkait Hutan Kota Rajawali yaitu dengan

diadakannya acara Minggon Jatinan ( Minggu di hutan kota jati) sebagai destinasi

makanan tradisional khas Batang. Selain acara minggon jatinan Hutan Kota Rajawali juga

dijadikan tempat edukasi untuk anak-anak seperti mengenalkan jenis tumbuhan yg

ditanam di Hutan Kota Rajawali, serta sebagai ruang terbuka untuk masyarakt setempat

melakukan aktivitas berolahraga seperti, panjat tebing, area untuk berjogging, atau

terdapat alat-alat menunjang olahraga.

Memang sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kehutanan bahwa hutan wisata

dibentuk dikhususkan salah satunya untuk kegiatan pariwisata. Sehingga fungsi hutan

wisata yang utama adalah sebagai wahana untuk berwisata alam. Wisata di hutan ini

tentu saja berbeda dengan tempat wisata lainnya, karena Hutan Rajawali ini berada
ditengah tengah kota Batang. Tapi meskipun begitu kita merasa sangat dekat dengan

alam. Berwisata di hutan juga akan memberikan pelajaran serta pengalaman kepada

anak-anak tentang perkenalan dengan alam. Sehingga selain bertujuan untuk hiburan,

wisata hutan ini juga bisa diunakan untuk belajar sambil rekreasi.

3. sarana edukasi dan belajar anak-anak

Hutan Kota Rajawali (HKR) juga bisa dijadikan sarana belajar. Misalkan anak-anak juga
dilibatkan dalam pengelolaan Hutan Kota Rajawali, mereka juga akan mendapat pelajaran
soft skill yang penting dan tak bisa didapatkan di bangku sekolah : belajar berorganisasi
dalam menghayati nilai-nilai luhur dari upaya menjaga kelestarian lingkungan. Ini bekal yang
penting bagi mereka sebagai generasi penerus di masa depan.

D. Pendapat Pengunjung HKR

1. Menurut pengunjung I, yang telah berkunjung mereka memberikan penjelasan bahwa


adanya

hutan kota rajawali sangat bermanfaat untuk rekreasi untuk berkumpul bersama teman dan
setiap

hari minggu selalu diadakan acara dari Ibu PKK acaran Pasar Jajan Tradisional yang sangat

bermanfaat untuk mengenalkan jajanan daerah tersebut.

2. menurut Pengunjung II, HKR dianggap tempat yang cocok untuk bersantai karena
banyakanya pohon yang membuat kualitas udara lebih segar.

3. menurut pengunjung II, HKR memiliki wisata kuliner yang dipadukan dengan kondisi
alam yang asri

Bab III.
Penutup

1. Kesimpulan

Hutan kota rajawali sebagai ruang terbuka hijau sangat penting untuk keseimbangan ekologi
manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik
matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat rekreasi. Hutan kota bisa
mengurangi dampak cuaca yang tidak bersahabat seperti mengurangi kecepatan angin,
mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga memberikan efek pengurangan pemanasan
global.

Keuntungan dari hutan kota dengan pohon dan semak-semaknya sangat banyak, termasuk
keindahan, pengurangan efek pulau bahang (urban heat island), pengurangan limpasan air
hujan, pengurangan polusi udara, pengurangan biaya energi untuk pendinginan udara ruang
dalam bangunan jika ada bangunan di dekatnya, meningkatkan nilai lahan dan bangunan di
sekitarnya, meningkatkan habitat kehidupan satwa, juga mitigasi dampak lingkungan
perkotaan secara keseluruhan

2. saran

a. sebagaimana di atur dalam peraturan daerah kabupaten batang no 07 tahun 2001 tentang
tata ruang wilayah kabupaten batang tahun 2011-2031, pemerntah daerah diharapkan
melaksanakan nya dengan semaksimal mungin

b. partisipasi masyarakat diharapkan semakin meningkat karena berbagai manfaat

HKR yang merasakan langsung adalah masyarakat batang sendiri

c. masalah kebersihan dan keutuhan sarana prasarana harus dijaga bersama, karena
HKR memiliki berbagai macam potensi baik dari segi lingkungan hidup maupun ekonomi

Anda mungkin juga menyukai