Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL KEGIATAN
SOSIALISASI BAHAYA KANDUNGAN ZAT KIMIA (FORMALIN) PADA
MAKANAN

B. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Formalin (CH2O) merupakan senyawa kimia yang terdiri dari hidrogen,
oksigen, dan karbon. Formalin juga dikenal sebagai formaldehyde, methanal, methylen
oxide, oxymethylene, methylaldehyde, oxomethane, dan formic aldehyde. Formalin dalam
konsentrasi yang sangat kecil (<1%) dapat digunakan sebagai pengawet untuk berbagai
bahan non pangan seperti pembersih rumah tangga, pelembut, lilin, dan karpet. Kegunaan
formalin lainnya adalah obat pembasmi hama untuk membunuh virus, bakteri, jamur, dan
benalu yang efektif pada konsentrasi tinggi, bahan peledak, dan sebagainya. Dalam bidang
farmasi formalin digunakan sebagai pendetoksifikasi toksin dalam vaksin dan obat
penyakit kutil karena kemampuannya merusak protein.
Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), secara umum
ambang batas aman formalin di dalam tubuh adalah 1 mg/l. Formalin dapat mengakibatkan
gangguan pada organ dan sistem tubuh manusia jika masuk ke tubuh melebihi ambang
batas tersebut. Akibat yang ditimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat dan
jangka panjang melalui hirupan, kontak langsung, atau tertelan.
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua
zat di dalam sel, menekan fungsi sel, dan menyebabkan kematian sel, sehingga
menimbulkan keracunan pada tubuh. Selain itu kandungan formalin yang tinggi dalam
tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan
kanker) dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan). Orang yang
mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan
kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bisa menguap di
udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan sehingga
merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Formalin termasuk dalam daftar bahan tambahan kimia yang dilarang
digunakan (Hiasinta, 2001). Faktor utama penyebab penggunaan formalin pada makanan
adalah tingkat pengetahuan konsumen yang rendah mengenai bahan pengawet, daya awet
makanan yang dihasilkan lebih bagus, harga murah, tanpa peduli bahaya yang dapat

1
ditimbulkan. Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang cenderung membeli
makanan dengan harga murah tanpa mengindahkan kualitas. Sulitnya membedakan
makanan biasa dengan makanan dengan penambahan formalin, juga menjadi salah satu
pendorong perilaku konsumen tersebut. Deteksi formalin secara akurat hanya dapat
dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji
formalin.
b. Masalah
Anak-anak SD di Desa Tanjung Harapan banyak yang belum mengetahui apa
itu zat-zat kimia yang berbahaya didalam kehidupan sehari-hari dan akibat jika salah satu
zat kimia yang berbahaya dikonsumsi oleh tubuh.
c. Tujuan dan Manfaat
Memberikan pengetahuan serta memperkenalkan tentang zat-zat kimia yang
berbahaya didalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan pengetahuan tentang salah satu
zat kimia tersebut.

C. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode dari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Bahaya Kandungan Zat
Kimia (Formalin) pada Makanan ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan
metode penyampaian materi dan sesi tanya jawab bersama siswa/i kelas VI SDIT
USWATUN HASANAH, Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Padang Jaya, Bengkulu
Utara.
Hari/tanggal : Rabu, 18 Juli 2018
Waktu : Pukul 14.00 WIB s/d selesai.
Tempat : Ruang Kelas VI SDIT USWATUN HASANAH
Sasaran kelompok : Siswa/i Kelas VI SDIT USWATUN HASANAH

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil
Adapun capaian program KKN ini yakni antara lain:
 Dalam sosialisasi ini hasil yang diperoleh bahwa siswa/i mulai mengetahui
zat kimia dan mereka juga mengetahui bahwa bahan-bahan mereka yang
digunakan seperti pembersih, pewangi dan bahan pengawet makanan
merupakan bagian dari peranan kimia.

2
 Dalam sosialisasi ini hasil yang diperoleh bahwa siswa/i mendapat
pengetahuan lebih mengenai bahan kimia berbahaya pada makanan dan
siswa/i mulai memperhatikan setiap bahan berbahaya untuk makanan.
 Dalam sosialisasi ini hasil yang diperoleh bahwa siswa menjadi paham
mengenai bahaya Formalin dalam makanan.

b. Pembahasan
Topik kegiatan : Sosialisasi
Dalam topik diskusi kali ini, penyusun akan menjelaskan penggunaan
Bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan pada makanan yaitu formalin.
a. Formalin
Formalin merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang
penggunaannya dalam makanan menurutperaturan Menteri Kesehatan (Menkes)
Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 (Hiasinta, 2001)
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar
30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan,
yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk
tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin sudah sangat umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya digunakan sebagai reagensia,
bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan lilin, untuk mengawetkan contoh
biologi (preparat) atau mengawetkan mayat, bukan makanan. Di industri makanan,
misalnya, formalin dipakai untuk membuat makanan lebih awet. Misalnya saja
untuk pengawetan pada tahu, mi, ataupun pada bakso. Formalin adalah larutan
yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Penggunaan yang salah (misuse) Formalin adalah digunakan sebagai bahan
pengawet pada makanan seperti; tahu, mie basah, ayam potong, ikan asin, ikan
basah, dan lain – lain. Adapun bahaya formalin adalah sebagai berikut,
1. Jika tertelan : dapat menyebabkan rasa terbakar pada saluran pencernaan,
kemungkinan terjadi pendarahan, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain
itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan syaraf pusat dan ginjal.
2. Jika terhirup : dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
pernafasan (kemungkinan parah), reaksi alergi dan bahaya kanker pada
manusia.

3
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak
terlampau khas untuk mengenali pangan formalin, namun dapat membantu
membedakannya dari pangan tanpa formalin.
Ciri-ciri mi basah yang mengandung formalin :
 Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25oC) dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es (10oC)
 Bau agak menyengat, bau formalin
 Tidak lenggket dan mie lebih mengkilap dibanding mie normal
Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin :
 Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25oC) dan tahan lebih dari 15
hari pada suhu lemari es (10oC)
 Tahu terlampau keras, namun tidak padat
 Bau agak menyengat, bau formalin
Ciri-ciri bakso yang mengandung formalin:
 Tidak rusak dampai lima hari pada suhu kamar (25oC)
 Tekturnya sangat kenyal
Ciri-ciri ikan segar yang mengandung formalin :
 Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25oC)
 Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna
daging ikan putih bersih
 Bau sangat menyengat, bau formalin
Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin :
 Tidak mudah rusak lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25oC)
 Bersih cerah
 Tidak berbau khas ikan asin

Formalin yang terdapat dalam bahan makanan dan alat makan sehari-hari
ini memang harus diwaspadai. Tetapi sebaiknya tidak mensikapi secara berlebihan.
Bukan berarti kita harus sama sekali tidak makan tahu, bakso, mi basah atau ikan
asin. Atau kita tidak harus menghindari bahan plastik atau melamin untuk alat
makan kita. Karena tidak semua bahan makanan atau alat makan tersebut

4
mengandung formalin. Yang penting konsumen harus jeli dengan memperhatikan
kualitas makanan dan alat makan yang dibeli atau dipakai. Pencegahan paparan
langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi pekerja industri yang
memakai bahan formalin agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan,
seperti masker, kain dan alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya
formalin kedalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap
udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata
pengamanyang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata
ditempat kerja yang berguna apabila terjadi kecelakaan darurat.
Pencegahan paparan pada kulit sebaiknya menggunakan sarung tangan dan
pakaian pelindung bahan kimia yang tahan terhadap bahan kimia. Hindari makan,
minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan sebelum makan.
Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi didalam tubuh, sangat
tidak bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan
formalin sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Dari hasil penyampaian materi yang sudah dilaksanakan dalam KKN di Desa
Tanjung Harapan maka dapat disimpulkan bahwa sasaran telah mengerti mengenai zat
kimia berbahaya pada makanan dalam kehidupan sehari-hari, ciri-ciri makanan yang
mengandung zat kimia serta mengerti pentingnya mengenal zat kimia dalam kehidupan.
Sasaran juga lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi jajanan yang ada pada saat ini
khususnya yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Kegiatan ini juga terlaksana karena kerjasama dari anak-anak yang sangat ingin belajar.

b. Saran
Dalam terlaksananya kegiatan ini maka sangat disarankan kepada sasaran
untuk lebih berhati-hati lagi dalam pengkonsumsian zat kimia berbahaya, dan mampu
memberitahukan kepada orang-orang terdekat dari sasaran tersebut. Saran selanjutnya
ditujukan untuk KKN selanjutnya agar lebih mempersiapkan percobaan kimia lainnya
sehingga sasaran lebih senang terhadap kegiatan ini.

5
DAFTAR PUSTAKA
Hiasinta A. Purnawijayanti. 2001. Sanitasi, Higine, dan Keselamatan Kerja dalam
Penggolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius
Kardiawarman, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains & Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian
TIM P3KKN UNIB. 2016. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata. P3KKN Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Bengkulu.

6
LAMPIRAN
SDIT USWATUN HASANAH
Desa Tanjung Harapan Kecamatan Padang Jaya
Bengkulu Utara
Suasana Kelas ketika Penyampaian Materi

7
Sesi Tanya dan Jawab serta pemberian Hadiah kecil-kecilan

8
Photo Bersama dengan anak-anak Kelas VI A dan B

Anda mungkin juga menyukai