Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

Di susun oleh kelompok 2 :


1.Meiske Likumahua
2. Anastasya Bonita
3.Merry Nirom

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan yang MAHA KUASA , kasih dan
anugerahnya yang dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan tugas
membuat makalah ini walaupun sangat sederhana.
Tujuan membuat makalah ini guna melengkapi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Disamping itu juga menambah pengetahuan
tentang manajemen keperawatan.
Dalam kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman kelompok yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Kami percaya bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan kekeliruan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
pembaca semua.

Jakarta , 10 februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relatif belum
profesional. Hal ini bisa dilihat dengan adanya kemampuan profesional terbatas,
pengaturan tugas yang kurang efektif, dan fasilitas maupun alat yang kurang memadai.
Kondisi seperti ini terjadi akibat relatif masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan
maupun adanya krisis moral para perilaku pelayan kesehatan akibat krisis di berbagai
bidang yang berkepanjangan.
Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan
pelayanan rumah sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan untuk
bertindak profesional. Situasi ini menuntut para pembaharu di bidang keperawatan
untuk mengembangkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan untuk dapat
diimplementasikan dalam pengorganisasian ruang keperawatan sehingga dapat
menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan.
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan dengan berbagai keuntungan
dan kerugiannya. Pada akhirnya, diharapkan pimpinan keperawatan dapat memilih
metode pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan falsafah organisasi, struktur,
pola ketenagaan, dan keadaan pasien yang disesuaikan dengan sumber daya yang
tersedia di rumah sakit.
Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh
karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk
memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi
tersebut diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu
faktor yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan
keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan
keperawatan yang diberikan. Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model asuhan
keperawatan tersebut.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan
kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Manajemen Keperawatan dan
manajemen Asuhan Keperawatan ?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang manajemen asuhan
keperawatan.
2. Tujuan khusus.
a. Memahami pengertian manajemen keperawatan
b. Memahami tujuan manajemen keperawatan
c. Memahami prinsip prinsip manajemen keperawatan
d. Memahami lingkup manajemen keperawatan
e. Memahami manajemen asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. (P.
Siagian, 2000)

Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan


melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan
dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)

Jadi manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan
masyrakat.

B. Tujuan Manajemen Keperawatan


1. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit.
2. Meningkatkan penerimaan masyarakat akan pelayanan keperawatan dalam mendidik
perawat agar profesional dan bertanggung jawab.
3. Meningkatkan hubungan pasien, keluarga, dan masyarakat.
4. Meningkatkan komunitas antara staff.
5. Meningkatkan produktifitas antara staff.

C. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan

1. Berlandasan perencanaan
2. Melalui penggunaan waktu efektif : produktif naik
3. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
4. Berfokus pada pemenuhan kebutuhan pasien
5. Terorganisir
6. Melakukan pengarahan untuk mencapai tujuan
7. Memotivasi karyawan: kinerja naik
8. Komunikasi efektif
9. Pengembangan staff
D. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan

1. Manajemen Oparasional, ada 3 tingkatan :


a. Manajemen puncak
b. Manajemen menengah
c. Manajemen bawah
2. Manajemen Asuhan Keperawatan adalah meliputi :
a. Pengumpulan data, validasi data, interprestasi informasi keunikan pasien.
b. Perencanaan intervensi keperawatan ( setelah merumuskan diagnosa keperawatan,
penetepan tujuan-tujuan dengan menggunakan sumber-sumber.
c. Penerapan rencana keperawatan ( implementasi ) perawat mengarahkan, menolong,
mengobservasi dan mendididk semua personil keperawatan dalam asuhan pasien.
d. Evaluasi ( pertimbangan sistematis dari tujuan dibandingkan pencapaian ).

E.MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Manajemen Pada Proses Keperawatan


Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1986). Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada
berbagai tahap dalam keperawatan.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan yang
mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien,
pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan di masa datang. Pengkajian
ini meliputi proses pengumpulan data, memvalidasi, dan menginterprestasikan
informasi tentang pasien sebagai individu yang unik.
Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan dengan menganalisis data yang
telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis
keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan aktual
maupun potensial.
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu memformulasikan
diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan
tindakan alternatif untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.
Semua kegiatan keperawatan harus menggunakan sumber-sumber yang tersedia melalui
penetapan tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Implementasi keperawatan merupakan langkah berikutnya dalam proses
keperawatan. Semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
harus direncanakan untuk menunjang tujuan pengobatan medis, dan memenuhi rencana
keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan
berati perawat mengarahkan, menolong, mengobservasikan dan mendidik semua
personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. Pemantauan yang
terus menerus terhadap personil keperawatan dan pasien, termasuk evaluasi perilaku
dan pendidikan, merupakan supervisi keperawatan yang penting.
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan. Evaluasi merupakan
pertimbangan sistematis dan standart dari tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan
dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi
keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika tujuan yang diidentifikasikan
sebelumnya cukup direalitas dan dapat dicapai oleh perawat, pasien dan keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus-menerus oleh
perawat, melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer
keperawatan sebelumnya. Para manajer keperawatan ( terutama manajer pada tingkat
bawah) terlibat dalam proses manajerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen,
dalam rangka memengaruhi dan mengerakkan bawah. Hal itu dilakukan agar mampu
memberikan asuhan keperawatan yang memadai dengan kode etik dan standart praktik
keperawatan.
perawat memiliki peran antara lain sebagai berikut :

1. Peran perawat sebagai kordinator.


Bahwa dalam tugas memberikan asuhan keperawatan, seorang perawa harus bisa
mengelola pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Sebab penanganan pasien tidak
dilakukan oleh perawat sendiri tetapi tetapi harus bekerja sama dengan dokter, ahli gizi,
fisioterapis dan timkesehatan lainnya. Untuk mengelola tim kesehatan lainnya. Untuk
mengelola tim kesehatan lainnya agar lebih tertib, teratur, terencana terkoordinasi
dengan baik makaperawat perlu menguasai ilmu kepemimpinan dan manajemen.
2. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer.

Jumlah dah kualifikasi perawat yang bekerja diruang perawatan sangat banyak dan
bervariasi. Dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, para perawat diatur dan
dipimpin oleh kepala ruangan. Kepala ruangan tersebut akan menjalankan peran sebagai
seorang manajer sekaligus menjalankan peran sebagai seorang pemimpin, mengatur dan
mengarahkan para perawat yang bertugas. Pada kenyataannya meskipun sudah diatur
dan diarahkan, sering terjadi konflik baik diantara para perawat maupun antara perawat
dan kepala ruangan sebagai pemimpin. Oleh karena itu agar dapat mengantisipasi dan
menangani masalah yang akan muncul perawat perlu mempelajari dan menguasai ilmu
manajemen dan kepemimpinan.

3. Perawat berperan sebagai pemimpin dan manajer diri sendiri.


Sebagai seorang perawat yang professional, masing-masing perawat harus dapat
memimpin dan mengatur dirinya sendiri. Tanpa kemampuan manajemen diri yang baik
sulit sekali seorang perawat akan dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan
yang profesional kepada pasien.

B. Manajemen Pada Tahap Pengkajian


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah :
1. Perawat memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetauhuan fisiologi, psikologi,
sosial dan kultural
2. Perawat memiliki pemahaman tentang proses keperawatan.
3. Perawat memiliki pemahaman tentang diri perawat sendiri, respon fisiologis, dan
psikologis
4. Perawat harus menerima pasien apa adanya.
5. Perawat harus berperan sebagai pengamat, pendengar aktif, dan mempunyai pengertian
yang baik tentang informasi apa yang harus dikumpulkan dimana dan bagaimana.
6. Perawat harus mengumpulkan data secara sistematis dan menggunakan pedoman yang
mudah dimengerti.
7. Perawat menggunakan teori-teori, seperti hierarki maslow tentang kebutuhan dasar
manusia, teori tentang adapatasi manusia, dan teori De Elizabeth kubler-Ros tentang
reaksi pengalaman lalu dan sarang.
8. Waktu yang diperlukan untuk pengkajian harus diperioritaskan sehingga perawat pasien
dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pengumpulan data.
9. Perawat harus memahami teknik dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi.
10.Perawat harus memahami faktor-faktor distraksi baik eksternal maupun internal dari
pasien.
11. Kedekatan dan kepercayaan antara perawat pasien harus mendapat prioritas.
12. Perawat harus belajar “objective concern”, sering kontak dengan pasien yang memang
memerlukan bantuan perawat lebih karena kondisinya.
13. Data harus dikumpulkan sesegera mungkin setelah pasien ada.
Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan pada tahap pengkajian adalah
wawancara, observasi dan pemeriksaan. Dalam pengumpulan data, perlu ditetapkan
kualifikasi tenaga keperawatan yang tepat dan juga tempat, fasilitas, serta sarana yang
diperlukan.

C. Manajemen Pada Tahap Diagnosis


Diagnosis keperawatan merupakan keputusan profesional dari perawat yang
menggambarkan kondisi pasiennya. Proses diagnosis mencakup pengelompokan data,
analis, dan merumuskan diagnosis. Diagnosis keperatawan ada yang bersifat aktual,
potensial, dan possible. Perawat yang akan merumuskan diagnosis keperawatan harus
mempunyai pengetahuan yang luas tentang fisiologi-patologi, area masalah
keperawatan, serta kemampuan berfikir secara objektif yang kritis.
Diagnosis keperawatan yang telah dirumuskan harus dimasukkan dalam daftar
masalah keperawatan klien dan ditanda tangani oleh perawat yang bersangkutan.

D. Manajemen Pada Tahap Perencanaan


Jika perawat ingin memberikan asuhan keperawatan yang efektif kepada pasien.
Perawat harus menggunakan lebih banyak pikiran dalam menyusun perencanaan.
Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan.
Kesehatan merupakan salah satu alasan utama dalam perencanaan terutama di dalam
kebingungan dan disorganisasi aktivitas keperawatan dibangsal dan asuhan keperawatan
yang buruk. Semakin kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting.
Perencanaan mencangkup pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah
pasien. Pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan profesi, filosofi
personal, kesediaan menerima tanggung jawab mengambil keputusan, dan kesediaan
membantu anggota tim lain untuk turut berkontribusi dalam asuhan keperawatan pasien.
1. Tahapan Perencanaan Keperawatan
Tahapan perencanaan keperawatan terdiri atas:
a. Penyusunan prioritas masalah pasien yang telah teridentifikasi
b. Perumusan tujuan untuk setiap masalah pasien
c. Pemilihan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai tujuan
d. Pencatatan informasi pada formulir “rencana asuhan keperawatan”

2. Tujuan Penulisan Rencana Asuhan Keperawatan

Pencana asuhan keperawatan memperlihatkan apakah perawat betul-betul membantu


pasien dan bagaimana membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tujuan. Selain itu,
rencana tersebut mengarahkan apa yang harus dilakukan perawat untuk mencapai hasil
yang diharapkan, agar proses pencapaian menjadi lebih efekif.
Tujuan menulis rencana asuhan keperawatan adalah :
a. Menunjukkan tujuan suhan keperawatan
b. Sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepada pasien
c. Sebagai alat komunikasi bagi seluruh staf yang terkait dengan pasien
d. Sebagai pedoman supervisi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
e. Sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan

3. Bagian-bagian Penting dalam Rencana Asuhan Pasien

Istilah rencana asuhan pasien disini adalah uraian seluruh asuhan terhadap pasien yang
menjadi tanggung jawab perawat. Asuhan pasien mencangkup tiga aspek; asuhan umum
yaitu asuhan yang dinstruksikan oleh dokter atau kebijaksaaan rumah sakit, asuhan
medis yang diinstruksikan oleh dokter tetapi didelegasikan kepada yang lain, dan
asuhan keperawatan yan diinstruksikan dan menjadi tanggung jawab perawat. Bagian-
bagian rencana asuhan pasien adalah sebagai berikut.
a. Asuhan umum pasien (general patient care). Hal ini mencangkup keperluan makan-
minum, jumlah aktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dan kenyamanan.
b. Asuhan medis yang didelegasikan (delegated medical care). Tanggung jawab utama
dokter adalah diagnosis dan terapi untuk mengobati penyakit atau mengurangi gejala.
Dokter mendelegasikan kepada staf keperawatan atau spesialis teknik. Misalnya,
pemberian infus dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi mdeis.
c. Intervensi keperawatan (nursing intervetion or nursing orders). Intervensi ini merupakan
tanggung jawab perawat yang ditujukan untuk mengatasi respons pasien terhadap
penyakitnya.

F. Manajemen Pada Tahap Implementasi


Perawat profesional harus menggunakan semua teknik manajemen, yang salah
satunya adalah supervise. Selain itu, untuk membantu staf memberikan asuhan
keperawatan dengan baik. Rencana asuhan keperawatan adalah daftar intruksi dokter
dan kegiatan rutin, biasanya mencakup pengobatan, serta intruksi keperawatan
1. Menggunakan Rencana Asuhan dalam Mengorganisasi pekerjaan
a. Perencanaan adalah bagian dari menjemen asuhan pasien
Mengimplementasikan rencana asuhan pasien tidak hanya mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan, tetapi juga mencakup observasi, pengambilan keputusan, dan komunikasi.
b. Pengetahu diperlukan untuk perencanaan yang baik
Tujuan utama keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi
pada pasien. Perawat harus bekerjasama dan menerima pasien sebagai individu dan
menyadari adanya masalah pada pasien. Staf keperawatan harus mempunyai
pengetahuan terkait kondisi dan masalah pasien.

c. Perencanaan penting untuk kegiatan yang efektif


Apabila tidak ada rencana, maka yang ada adalah kebingungan. Perencanaan membuat
kita tahu ke mana kita harus pergi dan bagaimana mencapainya. Tanpa informasi
tentanng ini, semua aktivitas akan sia-sia atau hanya sedikit yang dicapai. Dalam
manajemen asuhan pasien yang baik, perencanaan dan organisasi sangat penting, tidak
hanya untuk menyediakan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga untuk koordinasi
semua aktivitas keperawatan.

d. Mengatur pekerjaan diri kita sendiri


Asuhan keperawatan akan efektif jika bisa memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup
kebutuhan fisik, emosi, dan spiritual. Mengatur pekerjaan mempunyai arti menyusun
prioritas mana yang paling penting untuk keselamatan pasien dan bagi pekerja staf,
sehingga setiap pasien akan menerima asuhan sesuai kebutuhan dan pada waktu yang
tepat.
e. Menjawab enam pertanyaan : what, why, when. Who, where and how.

(1). Jawaban terhadap pertanyaan what (apa) dan why (kenapa) akan menguraikan tentang
apa dan mengapa asuhan keperawatan penting bagi pasien serta fasilitas dan sarana apa
yang diperlukan.

(2). Jawaban untuk when (kapan) menguraikan tentang waktu serta berapa lama asuhan
keperawatan diberikan, sehingg dapat dinilai efisien asuhan keperawatannya.
(3). Jawaban terhadap pertanyaan how (bagaimana) harus meruuk kepada kebijakan rumas
sakit, manual prosedur, dan rencana asuhan keperawatan pasien. Jawaban akan
memberikan gambaran tentang metode, strategi, tahap- tahap dan asuhan keperawatan
yang dibeikan. Selain itu, juga dilihat apakah metode dan strategi yang dipilih benar-
benar efisien sehhingga akan menigkatakan kualitas asuhn keperawatan.

(4) Jawaban terhda pertnyaan where (di mana) menunukkan tempat di mana asuhan
keperawatan dilaksanakan. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan who (siapa)
mencakup siapa yang harus melaksanakan asuhan keperawatan, apakah dapat
didelegasikan kepda pembantu perawat atau kepad praktisi. Jadi intinya, memilih orang
yang tepat untuk suatu tugas adalah penting.
2. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien dalam Orientasi
Orientasi adalah kegiatan pengenalan untuk mempelajari situasi, lingkungan, dan
program tempat kerja. Beberapa orientasi harus mencakup informasi yang terkait.
Artinya, tidak hanya mencakup situasi fisik dan rumah sakit, tetapi mencakup juga
tugas dan tanggung jawab spesifik dan setiap orang. Orientasi harus dilaksanakan terus-
menerus selama beberapa hari sampai seeorang merasa diterima dalam lingkungan
ruangan, sehingga ia bisa bekerja dengan tenang dan aman. Hal itu terutama untuk
tenaga perawat baru.

3. Menggunakan Rencana Asuhan Pasien sebagai Pedoman untuk Supervisi


Perencanaan dan organisasi dipakai dasar untuk supervisi yang efektif. Supervisi
mencakup semua aktivitas yang diyakini manajemen akan membantu mencapai tujuan
administrasi. Supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan, pembagian tugas,
pemberian arahan, pengamat, penilai, pembimbing, dan pendidik pekerja. Supervise
meyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan seperti yang seharusnya.
Beberapa yang perlu di perhatikan dalam kegiatan supervisi adalah sebagai berikut.

a. Memberikan laporan pasien dengan lengkap


Laporan adalah tanggung jawab mendasar dari administrasi dan manajemen. Laporan
perawat adalah salah satu bentuk dan orientasi yang tujuannya memberikan informasi
tentang situasi yang ada dan terjadi saat ini, yang digunakan untuk mempersiapkan
personel kerja pada hari ini.
Baik perawat maupun pembantu perawat harus mempunyai harus mempunyai
pengetahuan yang sama tentang kondisi pasien. Pengetahuan ini mencakup masalah
pasien, metode untuk membantu memecahkan masalah pasien, serta pengobatan dan
perkembangan kondisi pasien
b. Membuat rencangan laporan agar lengkap dan membntu
(1). Setiap laporan harus berisi kebenaran dan menggambarkan kondisi pasien.
(2). Perawat selalu memanggil tiap pasien dengan nama
(3). Perawat selalu menggunakan rencana asuhan pasien sebagai pedoman dalam
memberikan gambaran yang lengkap tentang pasien.
(4). Perawat harus mempertahankan laporan pada tingkat professional.
c. Melakukan tugas dengan baik
(1). Perencanaan asuhan keperawatan pasien harus menggambarkan intuksi- intruksi
keperawatan yang harus dilaksanakan selama 24 jam. Jika pasien harus pindah tempat
perawatan,rencana asuhan harus dipindahkan ke tempat yang baru
(2). Rencana asuhan keperawatan pasien harus digunakan sebgai dasar untuk dokumentasi
asuhan keperawatan. Pendokumentasikan dalam bentuk catatan pasien menggambarkan
perkembangan kondisi pasien dan menggambarkan semua kegiatan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat.

G. Manajemen Pada Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dalam rangkaian pemecahan masalah yang merupakan
bagian dari tanggung jawab perawat profesional. Beberapa konsep dasar untuk
membantu dalam mengevaluasi pencapaian asuhan keperawatan adalah:

1. Selalu berpikir kritis dalam proses evaluasi


2. kriteria evaluasi harus dikembangkan untuk menyakinkan validitas, sehingga evaluasi
menjadi lebih objektif.
3. Standar asuhan keperawatan harus didefinisikan dengan jelas dan digunakan secara
konsisten.
Evaluasi asuhan keperawatn sangat menetukan gambaran dan kualitas asuhan
keperawatan. Untuk ha ini, seharunya diytampilkan:
a. penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari rencana asuhan keperawatan,
mengobservasi perilaku pasien sebagai respons terhadap asuhan keperawatan,
mempelajari catatan berorientasi masalah, serta pencatatan keperawatan.
b. Audit keperawatan secara periodik
c. Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan keperawatan yang
diberikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Manajeman Asuhan Keperawatan adalah suatu kerangka kerja yang
mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan keperawatan
dan sistem MAKP. Tujuan manajeman asuhan keperawatan professional antaralain
menjaga konsistensi asuhan keperawatan, mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan, menciptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan,memberikan pedoman dalam
menentukan kebijakan dan keputusan, menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

B. Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi ini,
sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama kelompok
terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas bisa
bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau
untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................... .........1

BAB II TINJAUAN
TEORI .................................................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Keperawatan............................................... 3
B. Tujuan Manajemen Keperawatan ................................................... 3
C.. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan ....................................... 4
D. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan ...................................... 5
E. Manajemen Asuhan Keperawatan .................................................. 6

BAB III

PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................... 24
B. Saran........................................................................................... 24

Anda mungkin juga menyukai