Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabai (capsium) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek
yang baik. Masalah utama dalam pengembangan cabai adalah rendahnya
produksi cabai. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memicu peningkatan
produksi cabai. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi cabai adalah
dengan menentukan kelembaban udara. Kelambaban udara berpengaruh pada
proses pertumbuhan cabai. Jika kelembaban udara rendah, penguapan akan
mengikat sehingga penyerapan nutrien makin banyak.

1.2 Rumusah Masalah


1) Adakah pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?
2) Bagaimana pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui pengaruh kelembaban terhadap tanaman cabai.
2) Mengetahui berapa kelembaban yang baik untuk tanaman cabai.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Cabai Merah


Cabai merah merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah capsicum annum. Cabai merah berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan
Asia termasuk Indonesia. Cabai merah adalah buah dan tanaman anggota genus
capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu buah cabai merah yang pedas
sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan.
Secara umuym cabai merah memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin
diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, vitamin A, B1 dan C.
Selain dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe merah juga digunakan
keperluan industri diantaranya industri bumbu masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu. Cabai merah mengandung minyak astiri capsaian
yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan
untuk rempah-rempah.
Cabai merah dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari tanpa harus membeli di pasar. Pada umumnya cabe merah
dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpul. Cabai
merah dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 240C – 27oC dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabai merah dapat ditanam pada
tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air,
serta membutuhkan sinar matahari penuh. Tanaman cabai merah menghendaki
pengairan yang cukup. Apalagi jumlahnya berlebih dapat menyebabkan
kelembaban yang tinggi dan merangsangnya tumbuhnya penyakit jamur dan
bakteri. Jika kekurangan air, tanaman cabai merah dapat kurus, kerdil, layu dan
mati. Tanaman cabai merah dapat dipanen saat berumur 75-85 hari. Umur panen
cabai merah tergantung varietas, lokasi penanaman dan pupuk yang digunakan
serta kesehatan tanaman.

2
 Klasifikasi Tanaman Cabai Merah
- Kingdom : Plantarum
- Divisi : Spermatophyta
- Subdivisi : Angiospermae
- Kelas : Sympetalae
- Ordo : Tubiflorae (solonales)
- Famili : Solonaceae
- Genus : Capsium
- Spesies : Capsium annum

B. Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran yang meliputi
panjang, tinggi, massa dan volume karena adanya pertambahan substansi yang
tidak dapat kembali (bersifat irreversibel) dan kuantitatif (dapat dinyatakan
dengan angka). Pada tumbuhan terdapat dua macam titik pertumbuhan, yaitu:
1. Titik pertumbuhan primer (pada ujung akar dan batang) menyebabkan
bertambah tingginya tanaman
2. Titik pertumbuhan sekunder (kambium) menyebabkan bertambah besarnya
tanaman.
Pertumbuhan pada tanaman dimulai dengan pembelahan sel, pemanjangan
dan diferensiasi sel yang terjadi pada daerah titik tumbuh. Kecepatan bertambah
panjangnya ujung batang dan akar tumbuhan di tiap bagian tidak sama. Hal ini
disebabkan pada daerah titik tumbuh terdiri atas 3 daerah pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu:
a. Daerah pembelahan, yang terletak paling ujung
b. Daerah pemanjangan, yang terletak di atas daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi, yaitu merupakan daerah yang sel-selnya telah mengalami
spesifikasi letak daerah ini paling belakang pada titik tumbuh.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


1. Hormon
Hormon merupakan substansi yang sangat aktif. Hasil sekresi ini
meskipun diproduksi dalam tubuh tetapi dipengaruhi oleh kondisi
eksternal. Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah suatu senyawa
organik yang mempengaruhi pertumbuhan secara fisiologis. Beberapa

3
hormon memacu pertumbuhan, pembelahan dan pemanjangan sel, tetapi
ada pula yang menghambat. Adapun hormon yang berperan pada
pertumbuhan tanaman adalah :
a. Hormon Auksin
Fungsi auksin, yaitu:
1) Merangsang perkembangan akar lateral dan serabut sehingga
meningkatkan penyerapan air mineral.
2) Merangsang perpanjangan sel batang dan menghambat
perpanjangan sel akar.
3) Mengakibatkan pembengkokan batang
4) Menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem hingga dapat
meningkatkan transportasi air dan mineral.
5) Merangsang pembentukan bunga dan buah.
6) Merangsang pembelahan sel kambium vaskuler sehingga
menyebabkan pertumbuhan jaringan vaskuler sekunder.
b. Hormon Giberelin
Fungsinya, yaitu:
1) Merangsang pemanjangan dan pembelahan sel
2) Merangsang aktivitas enam amilase dan proteinasase yang
berperan dalam perkecambahan.
3) Merangsang pertumbuhan tunas
4) Menghilangkan dormansi biji
5) Merangsang pertumbuhan buah secara partenogenesis
6) Merangsang pembungaan
7) Memperbesar ukuran buah
c. Hormon Etilen
Fungsi gas etilen, yaitu:
1) Mempercepat pematangan buah
2) Menyebabkan penebalan batang
3) Kombinasi dengan auksin memacu pembungaan pada mangga dan
nanas dan kombinasi dengan giberelin mengatur tumbuhnya bunga
jantan dan betina.

4
d. Hormon Sihakarin
Fungsinya, yaitu:
1) Merangsang pembelahan sel
2) Merangsang pembentukan tunas
3) Merangsang pelebaran daun
4) Mempercepat pertumbuhan memanjang
5) Menghambat efek dormensi apikal oleh auksin
6) Mengatur pembentukan bunga dan buah
7) Menunda pengguguran daun, bunga dan buah.
e. Hormon Tubuh
1) Kaukalin : fungsinya merangsang pertumbuhan batang
2) Fitokalin : merangsang pertumbuhan daun
3) Rhizokalin : merangsang pertumbuhan akar
4) Anthokalin : Merangsang pertumbuhan bunga
5) Asam Traumalin : merangsang pertumbuhan kalus pada batang
yang dilukai.
2. Gen
Setiap makhluk hidup memiliki informasi genetik yang didapatkan
dari induknya. Informasi genetik mempengaruhi segala ciri dan sifat yang
dimiliki oleh makhluk hidup. Informasi genetik ini dibawa oleh substansi
yang disebut gen. Gen berfungsi mengendalikan proses metabolisme dan
mengatur sintesis protein, sehingga secara tidak langsung pertumbuhan
dan perkembangan dikendalikan oleh gen.
3. Air dan Mineral
Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Air
berfungsi sebagai medium dan tempat terjadinya reaksi biokimia dalam
sel. Selain air, tumbuhan juga memerlukan nutrien berupa mineral untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Nutrien dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Makronutrien, yaitu unsur yang mutlak diperlukan oleh tumbuhan,
terdiri atas karbon (C), hidrogen (H2), Oksigen (O), Fosfor (P), Kalium
(K), Nitrogen (N), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Besi (Fe), Magnesium
(Mg).

5
b. Mikronutrien, yaitu unsur yang diperlukan tumbuhan tetapi dalam
jumlah sedikit, terdiri atas baron (B), molbidenum (Mo), Seng (Zn),
Tembaga (Cu), dan Kalor (Cl).
4. Cahaya
Cahaya dibutuhkan dalam proses fotosintesis tetapi berpengaruh
negatif terhadap proses pertumbuhan karena merusak hormon auksin.

5. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga berpengaruh
terhadap keseluruhan proses fisiologis. 3 kisaran suhu yang berpengaruh
pada tumbuhan dan perkembangan:
a) Suhu minimum, suhu terendah yang masih memungkinkan tumbuhan
tumbuh dan berkembang.
b) Suhu maksimum, suhu tertinggi dimana masih memungkinkan
tumbuhan tumbuh dan berkembang.
c) Suhu optimum, suhu ideal bagi tumbuhan untuk melakukan
pertumbuhan dan berkembang secara maksimal.
6. Kelembaban
Kelembaban udara dan tanah berpengaruh pada proses
pertumbuhan. Jika kelembaban udara rendah, penguapan akan meningkat
sehingga penyerapan nutrien makin banyak.
7. Oksigen
Kandungan oksigen mempengaruhi pertumbuhan organisme. Tanah
yang gembur mempunyai kemampuan besar dalam menyimpan oksigen.
Jika kandungan oksigen banyak, maka pertumbuhan akan makin baik.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


 Biji cabai
 Tanah
 Sorok
 Air
 Pot
 Penggaris
 Kertas
 Pensil
 Penghapus
 Alat Pengukur Kelembaban

3.2 Cara Kerja


1. Isi pot dengan tanah menggunakan sorok
2. Sebarkan biji di dalam pot
3. Siram pot tersebut menggunakan air
4. Ukur kelembaban udaranya dengan menggunakan alat pengukur kelembaban
5. Amati pertumbuhan tanaman tersebut setiap 1 minggu sekali.
6. Catata pertumbuhan tinggi pada tanaman cabai tersebut

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan selama 11 minggu yaitu dimulai dari tanggal 27
November 2009 sampai dengan Februari 2010, penelitian dilaksanakan di rumah
penulis dengan menggunakan tempat penanaman berupa pot.

3.4 Cara Pengambilan Data


Data diambil dengan cara observasi langsung dan study litereatur baik
melalui media cetak maupun elektronik. Pertumbuhan tinggi tanaman diukur
menggunakan penggaris.

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Terdapat interaksi nyata yang saling berpengaruh terhadap tanaman cabai
yang dipengaruhi oleh faktor kelembaban tanaman cabai terhadap kelembaban
udara. Jika kelembaban udara rendah penguapan akan meningkat sehingga
penyerapan nutrien makin banyak.

5.2 Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai, penulis menyarankan
untuk mengukur dahulu kelembaban udara yang rendah maupun yang tinggi. Jika
kelembaban udara rendah maka penguapan akan mengikat sehingga penyerapan
nutrien makin banyak, dan sebaliknya jika kelembaban udara tinggi penguapan
tidak akan mengikat sehingga penyerapan nutrien sedikit.

8
LAPORAN
KARYA ILMIAH BIOLOGI
“Mengamati Kelembaban Pada Tanaman Cabai”

Disusun oleh :
Fadillah Rusna Darmawanti
Kelas : XII IPA 2

SMA NEGERI 1 PLUMBON


Jalan Yudhistira Karangasem Plumbon Kab. Cirebon
Telp. (0231) 321606 Kode Pos 45155

9
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum biologi mengenai “Pengaruh Kelembaban Terhadap


Tanaman Cabai” telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk nilai
akhir mata pelajaran Biologi pada :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Wali Kelas Guru Pembimbing

Ikhwan Kasfiadi, S.Pd. Ida Nurbani, S.Pd.


NIP. 19680412 199201 1 002 NIP. 19621011 198412 2 002

Kepala Sekolah

Drs. H. Rahman
NIP. 19580524 198211 1 002

10
KATA PENGANTAR
i

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Karya ilmiah ini membahas tentang “Pengaruh Kelembaban terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelembaban untuk
pertumbuhan tanaman cabai.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik dalam penelitian ataupun penyusunan karya ilmiah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Drs. H.A. Rahman
Selaku Kepala SMA Negeri 1 Plumbon
2. Bapak Ikhwan Kasfiadi, S.Pd.
Selaku Wali Kelas XII IPA 2
3. Ibu Ida Nurbani, S.Pd.
Selaku guru pembimbing
4. Keluarga
5. Rekan-rekan semua
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan karya ilmiah
ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan karya ilmiah
ini baik dalam penelitian ataupun penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis ataupun bagi
yang membaca.

Plumbon, Februari 2010

Penulis

11
DAFTAR ISI
ii

Lembar Pengesahan................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 2
BAB III Metode Penelitian......................................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan...................................................................................... 7
3.2 Cara Kerja............................................................................................. 7
3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................ 7
3.4 Cara Pengambilan Data......................................................................... 7
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................................. 8
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................
4.2 Pembahasan...........................................................................................
BAB V Penutup.........................................................................................................
5.1 Kesimpulan...........................................................................................
5.2 Saran......................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

12
iii

Anda mungkin juga menyukai