Salam sejahtera bagi kita semua. Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERUBAHAN
FISIOLOGIS PADA SISTEM GASTROINTERSTINAL” pada proses keperawatan. Kami
menyadari bahwa makalah ini belum maksimal dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan masukan, kritikan, dan saran para pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.
Terima kasih kepada banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
kepada pembuatan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terima kasih.Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Tuhan dan mendapat
balasan dari nya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan juga bagi para pembaca sekalian, Amin.
Keadaan Bayi sangat bergantung pada pertumbuhan janin di dalam uterus, kualitas
pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu selama hamil, penaganan persalinan dan
perawatan sesudah lahir. penaggulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal
atau tidak. Diantara bayi yang normal dan yang membutuhkan pertolongan medik segera
(sydroma gangguan pernafasan).
Adaptasi pada Bayi Baru Lahir merupakan proses penyesuaina fungsional neonataus
dari kehidupan di dalam uterus ke keluar uterus. Bila terdapat gangguan pada adaptasi maka
Bayi akan sakit.sedangkan pada Bayi yang kurang bulan terdapat gangguan mekanisme
adaptasi. adaptasi segera adalah pada fungsi-fungsi vital yaitu gastroinestinal
Pada umumnya kelahiran Bayi normal cukup di hadiri oleh Bidan yang dapat di beri
tanggung jawab penuh terhadap keselamatan Ibu dan Bayi pada persalinan normal.maka
seorang Bidan harus mengetahui dengan segera timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan
bayi.
PEMBAHASAN
Fungsi secara umum sistem Gastrointestinal yaitu tarnsport air dan makanan,
mencerna makanan secara mekanik dan kimia, mengabsorbsi nutrien hasil pencernaan ke
dalam pembuluh darah, serta mengeluarkan produk sisa.Saluran gastrointestinal memberi
tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan makanan, yang terus-menerus. Untuk mencapai hal
ini dibutuhkan :
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri
secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynk.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel )
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian superior
=bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi
dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut
esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus -
"memakan"). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu :
1.Kardia
Merupakan bagian yang berbatasan dengan esophagus. yang menerima makanan dari
kerongkongan, fundus adalah bahwa bagian lambung yang dibentuk oleh besar
kelengkungan.
2.Fundus
Fundus adalah bagian atas rahim. Pada 12 minggu kehamilan, fundus berada di atas
tulang kemaluan (simfisis pubis). Pada kira-kira 20 minggu, fundus telah mencapai
pusar (umbilikus). Setelah minggu ke-20, tinggi fundus (diukur dari atas tulang
kemaluan) adalah sama dengan jumlah minggu kehamilan. Sebagai contoh, pada 25
minggu, fundus akan menjadi sekitar 25cm di atas tulang kemaluan.
3.Antrum
Antrum adalah suatu istilah umum untuk ruang atau ruangan yg memiliki
arti spesifik pada bagian2 organ tertentu dalam tubuh.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim.
• Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan
makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar
pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.
Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda -
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
K.Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu padakolon desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang
di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang
dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan
fungsi utama anus.
L.Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencernadan
mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini
(Gorrie, et al., 1998).Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata
sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari
pertamakehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam (Olds, et al., 1980) untuk
pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. (Gorrie,et al., 1998).
Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K (Olds, et
al., 1980). Enzim-enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak
sederhanaada pada minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu
menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana
serta mengemulsi lemak (Jensen et al., 2004). Amilase pankreas mengalamidefisiensi
selama 3-6 bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisamencerna jenis
karbohidrat yang kompleks seperti yang terdapat pada sereal.
Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang ada di
dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat
padasusu formula ( Gorrie, et al., 1998). Feses pertama yang dieksresi olehbayi disebut
mekonium, berwarna gelap, hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut,
tidak berbau, danlengket.
Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir.Jika
tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi
abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi (Gorrie, et al., 1998 & Simpson &
Creehan, 2001).
Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna
coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini
merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai
tipe makanan yang didapat oleh bayi (Gorrie, et a., 1980). Tabel berikut menjelaskan
karaktertisik penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir.
Tabel 1. Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran.
Periode pertama reactivity dimulai setelah lahir.BBL berada dalam keadaan diam,
bangun dan terjaga. Matanya dibuka dan waspada,berespons terhadap
rangsangan,menggerakgerakkan tangan dan kaki dengan energik, berusaha mencari dan
tampak lapar. Fase ini akan diikuti dengan dengan fase aktifsiaga.
Selama fase aktif-siaga BBL akan memperlihatkan refleks isap yang kuat dan tampak
lapar. Ini merupakan waktu yang sangat ideal untuk menyusui pertama. Setelah 30 menit bayi
akan mengantuk, tidur dan akhirnya masuk periode tidur terlelap sekitar 2 sampai 4 jam.
Selama waktu ini bayi tidak berespons, nadi dan respirasi turun pada nilai normal namun
suhu mungkin rendah. Ketika BBL terbangun dari periode tidur, mereka masuk
periode keduareaktivity.
Periode ini dapat berlangsung 4 sampai 6 jam. BBL bangun, siaga dan dapat
menangis. BBL menjadi berkeinginan terhadap makanan, memperlihatkan aktivitas seperti
mencari puting, mengisap dan menelan dan kelihatan lapar.Feeding mungkin dapat dimulai
jika ia belum dimulai pada periode awal reactivity. Mekonium mungkin keluar selama
periode ini. Sekresi mukus meningkat dan BBL dapat mengalami gag atau regurgitasi
(Gorrie, et al., 1998 & Burroughs & Leifer, 2001).
Pada beberapa fasilitas, bayi diberikan cairan (air) steril dalam jumlah sedikit sebelum
diberikan feeding formulam pertama. Fasilitas yang lain memberikan asi atau susu formula
untuk semua feeding. Feeding pertama tidak lebih dari 1 ons untuk mengurangi regurgitasi
karena overdistensi abdomen. Beberapa bayi dapat mengalami cekukan
atau gag selama feedingpermulaan dan sebagian yang lain dapat mengalami kebiruan atau
sianosis karena terjadi apnea saat pemberian feeding.
dimasukkan dengan hati-hati ke dalam rektum untuk mengetahui patensi anus dan
merangsang pengeluaran feses mekonium (Gorrie et al., 1998).
Keterlambatan feeding menyebabkan stasis usus sehingga isi usus yang mengandung
mekonium lama dikeluarkan. Mekonium merupakan penyimpan bilirubib dalam jumlah yang
sangat besar dan ini dapat diabsrobsi kembali ke dalam sirkulasi jika tertunda dieliminasi.
Kegagalan dalam membersihkan mekonium dengan cepat mempertinggi reabsrobsi usus dan
Hal ini dapat terjadi karenabilirubin directyang ada dalam mekonium dikonversi
ulang oleh enzim beta glukoronidase menjadi bilirubinindirect, diabsrobsi oleh dinding usus
dan masuk kembali ke sirkulasi enterohepatik. Efek proses ini adalah joundice pada
BBL(Melson et al., 1999). Rutinitas beberapa rumah sakit dalam pola
pemberian feeding pada BBL berkontribusi terhadap tingginya level bilirubin.
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Dengan adanya adaptasi Bayi Baru lahir terjadilah perubahan-perubahan pada bayi,
oleh karena itu pada proses adaptasi perlunya penambahan pengetahuan perawatan bayi baru
lahir bagi para ibu.terutama pada seorang wanita yang pertama kali menjadi seorang ibu.
Untuk itu kelompok kami sangat mengharapkan saran dan kritik dalam pembuatan
makalah ini, dan sebagai reverensi dalam pembuatan makalah selanjutnya.karena sedikitnya
kesalahan dapat mengurangi nilai kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://abnusclassb.blogsot.com/2014/12/kelompok-5-adaptasi-bbl-perubahan.html
edition.
Gorrie T.M., McKinney E.S., & Murray S.S. (1998). 2nd edition. Foundation of Maternal–
Newborn Nursing.Philadelphia. W.B. Saunders Company.
Thomson, E. (1995). Introduction to Maternity and Pediatric Nursing 2nd edition. WB.
Saunders. USA.