Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-NYA kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Uang dan Inflasi”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Ekonomi Makro II.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,:
Kami memahami paribahasa tiada gading yang tidak retak, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ke
depan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan
A. Uang ............................................................................................................... 2
a. Pengertian uang .................................................................................. 2
b. Fungsi uang ........................................................................................ 2
c. Jenis-jenis uang .................................................................................. 2
B. TEORI KUANTITAS UANG ...................................................................... 4
a. Transansik dan persamaan kuantitas ................................................. 4
b. Dari transaksi jadi pendapatan ........................................................... 4
c. Fungsi permintaan uang dan persamaan kuantitas ............................ 4
d. Asumsi perputaran konstan ............................................................... 5
e. Uang, Harga dan infalsi .................................................................... 5
C. Seigniorage: Penerimaan dan Pencetakan uang ............................................ 6
D. Inflasi ............................................................................................................ 6
a. Pengertian inflasi .............................................................................. 6
b. Penyebab inflasi ................................................................................ 6
c. Jenis-jenis inflasi ............................................................................... 7
d. Dampak inflasi .................................................................................. 8
e. Cara mencegah inflasi ....................................................................... 10
E. Inflasi dan tingkat bunga ................................................................................ 10
a. Dua tingkat bunga : Riil dan Nominal .............................................. 10
b. Efek fisher ......................................................................................... 10
c. dua tingkat bunga riil : Ex Ante dan Ex post .................................... 11
F. Tingkat bunga nominal dan permintaan terhadap uang ................................ 12
a. biaya memegang uang ....................................................................... 12
b. Uang masa depan dan harga sekarang .............................................. 12
G. Biaya sosial infasi ......................................................................................... 12
a. Biaya inflasi yang diharapkan ........................................................... 12
b. Biaya inflasi yang tidak di harapkan ................................................. 12
H. Hiperinflasi .................................................................................................... 13
a. Sebab-sebab inflasi ............................................................................ 13
I. Dikotomi klasik ............................................................................................. 13

BAB III Penutup


A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Uang adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat
pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat untuk melakukan
pembelian barang dan jasa.Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang
dapat digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu
wilayah tertentu.
Secara umum uang tidak berfungsi sebagai alat tukar,akan tetapi juga
memiliki fungsi-fungsi lain seperti sebagai alat satuan hitung,penimbun kekayaan
atau standar pencicilan utang.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinuitas) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Jadi, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk
mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu uang ?
2. Apa itu infalsi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui tentang apa itu uang.
2. Mengetahui tentang apa itu inflasi.

1
BAB II
ISI

A. UANG

1. PENGERTIAN UANG
Uang adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat
pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat untuk melakukan
pembelian barang dan jasa.Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat
digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu
wilayah tertentu.
Secara umum uang tidak berfungsi sebagai alat tukar,akan tetapi juga
memiliki fungsi-fungsi lain seperti sebagai alat satuan hitung,penimbun kekayaan
atau standar pencicilan utang.
2. FUNGSI UANG
a. Fungsi asli uang
Untuk fungsi asli dari suatu nilai mata uang, dibagi menjadi 3 bagian,
diantaranya adalah:

 Uang sebagai alat tukar atau disebut juga dengan medium of exchange yang
dimana untuk mempermudah suatu pembayaran ( pertukaran). Kondisi
dimana barter sering menjadi kendala dalam suatu transaksi, maka uang
menjadikan solusi alternatif untuk mempermudah penukaran baik barang
ataupun jasa.
 Uang satuan alat hitung, nilai uang sendiri ditujukan untuk menaksir,
menghitung atapun menilai suatu barang dan jasa. Dapat juga dijadikan tolak
ukur kekayaan milik seseorang, sebagai penunjuk harga barang dan jasa,
satuan hitung untuk mempermudah transaksi, laba, rugi ataupun pinjaman
seseorang.
 Uang sebagai alat penyimpanan dalam bentuk nilai atau nominal tertentu
yang biasa disebut dengan valuta. Hal tersebut dimaksudkan untuk simpanan
nilai pembelian untuk masa yang akan datang.

b. Fungsi Turunan Uang

Selain ketiga fungsi diatas, uang sendiri memiliki fungsi turunan, atau
disebut fungsi lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Uang sebagai alat pembayaran yang sah saat melakukan transaksi jual beli.
 Uang digunakan sebagai alat menimbun kekayaan dimana uang dapat
disimpan di bank setiap bulannya.
 Uang sebagai pemindah kekayaan. Situasi ini berlaku ketika seseorang akan
menjual tanah, rumah, mobil ataupun motor untuk ditukarkan dalam bentuk
uang kepada orang lain.

2
 Uang sebagai alat pembayaran hutang yang sah. Ketika sistem barter sudah
tidak diberlakukan, maka uang dinilai sebagai alat pembayaran hutang yang
sah.
 Uang sebagai salah satu alat pergerakan ekonomi. Hal tersebut sangat terkait
ketika nilai mata uang mengalami kenaikan atau kemunduran akan
berpengaruh pada kegiatan pasar di masyarakat.

3. JENIS-JENIS UANG

a. Uang atas-Unjuk (fiat money)


Adalah uang yang tidak memiliki nilai intrinsik dan ditetapkan menurut dekrit
pemerintah.
b. Uang Komoditas (Commodity money)
Adalah uang yang memiliki nilai intrinsik. Contoh : Emas.
Kita perlu mengetahui jenis-jenis tentang uang yang berlaku sah di tiap
negara. Ada buang yang dibagi menurut jenisnya adalah uang kartal dan giral.

a. Uang kartal merupakan suatu nilai uang yang disahkan negara untuk
melakukan pembayaran transaksi apapun.
b. Uang giral merupakan suatu nominal uang dalam bentuk yang berbeda-beda
dan dapat diambil sewaktu-waktu. Contohnya cek

Sedangkan jika dilihat dari bahan pembuatannya, maka ada uang kertas dan
uang logam

a. Uang logam awalnya terbuat dari emas dan juga perak. Namun bahan
pembuatan uang berubah dan digantikan dengan yang lebih tahan lama.
Umumnya nilai mata uang logam tidaklah besar.
b. Uang kertas terbuat dari bahan kertas yang memiliki ketahanan yang cukup
tinggi.

Nominal uang kertas jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan uang
logam. Namun sayangnya, nilai intrinsik dari uang kertas sama sekali tidak ada.

Adapun menurut nilainya uang dibedakan menjadi dua yakni uang penuh
dan juga uang tanda.

a. Uang penuh sendiri memiliki makna bahwa jumlah nominal yang tertera pada
uang sama dengan nilai tukar atau nilai intrinsik yang ada pada uang tersebut
tanpa dikurangi sedikitpun.
b. uang tanda memiliki arti bahwa nominal uang yang tercantum lebih tinggi
daripada nilai bahan pembuatan uang yang digunakan. Contoh saja jika
pemerintah akan membuat uang senilai Rp 2000 maka harus membayar
sejumlah Rp 1500 terlebih dahulu.

Uang yang ada pada perkembangan zaman modern saat ini merupakan alat
pembayaran yang wajib dan sah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk

3
memperoleh kebutuhannya sehari-hari. Nilai intrinsik uang akan berbeda-beda
sesuai dengan bahan pembuatannya.

Luasnya penggunaan uang menjadi nilai tukar antara satu negara dengan
negara lainnya. Tiap negara wajib mempertahankan nilai mata uang mereka agar
tidak mengalami inflasi yang mempengaruhi kegiatan ekonomi di pasaran dan
menjaga kestabilan harga kebutuhan orang banyak.

 Bagaimana Kuantitas Uang dikendalikan


Kontrol atas Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat disebut Kebijakan moneter.
Contoh di Amerika serikat, Kebijakan moneter yang mereka ambil untuk mengendalikan
peredaran uang yaitu dengan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operations)-Pembelian
dan penjualan Obligasi pemerintah. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar : Bank
sentral membeli obligasi pemerintah dan membayarnya dengan uang baru. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar : Bank sentral menjual obligasi pemerintah dan
menerima uang yang ada di masyarakat dan lalu menghancurkannya.

 Bagaimana Kuantitas Uang Diukur


Aset yang paling jelas untuk dimasukkan dalam kuantitas uang adalah mata Uang/
sering disebut sebagai uang kartal ( Uang Logam dan Uang Kertas ). Selain itu juga ada
transaksi dengan rekening Giro.

B. TEORI KUANTITAS UANG


a. Transaksi dan Persamaan Kuantitas
Hubungan antara Transaksi dan Uang ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Uang x Perputaran = Harga x Transaksi
M x V = P x T
V dalam persamaan kuantitas disebut perputaran uang transaksi (transactions
velocity of money). Ini menyatakan berapa kali uang berpindah tangan dalam periode waktu
tertentu.
b. Dari transaksi menjadi pendapatan
Transaksi dan output sangat berkaitan, karena semakin banyak perekonomian
berproduksi, semakin banyak barang dibeli dan dijual. Jika Y menyatakan jumlah output dan
P menyatakan harga satu unit output, maka nilai uang dari output adalah PY.
Uang  Perputaran = Harga  Output
M  V = P  Y

4
Versi persamaan kuantitas ini disebut perputaran uang pendapatan (income
velocity of money), yang menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang
dalam periode waktu tertentu.
c. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan Kuantitas
Kuantitas uang dalam bentuk jumlah barang dan jasa yang dapat dibelinya. Jumlah
ini, M/P disebut keseimbangan uang riil (real money balances). Keseimbangan uang riil
mengukur daya beli dari persediaan uang. Fungsi permintaan uang (money demand
function) adalah persamaan yang menunjukkan penentu keseimbangan uang riil yang orang
ingin pertahankan. Berikut adalah suatu fungsi permintaan uang sederhana :
(M/P)d = k Y
di mana k adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang orang ingin tahan
untuk setiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa kuantitas keseimbangan
uang riil yang diinginkan adalah proporsional terhadap pendapatan riil.
Fungsi permintaan uang mirip dengan fungsi permintaan untuk barang tertentu. Di
sini “barang” adalah kenyamanan menahan keseimbangan uang riil. Pendapatan lebih tinggi
mendorong permintaan lebih besar akan keseimbangan uang rill. Fungsi permintaan uang
menawarkan cara lain untuk memandang persamaan kuantitas (MV= PY) di mana V = 1/k.
Ini menunjukkan kaitan antara permintaan uang dan perputaran uang. Ketika orang menahan
banyak uang untuk tia p dolar pendapatan (k adalah besar), uang tidak sering berpindah
tangan (V adalah kecil). Sebaliknya, ketika orang ingin menahan hanya sedikit uang (k
adalah kecil), uang sering berpindah tangan (V adalah besar). Dengan kata lain, parameter
permintaan uang k dan perputaran uang V adalah dua sisi berlawanan dari suatu koin.

d. Asumsi Perputaran Konstan


Persamaan kuantitas dapat dipandang sebagai suatu definisi : bahwa perputaran V
sebagai rasio GDP nominal, PY, terhadap kuantitas uang M. Tapi, jika kita membuat asumsi
bahwa perputaran uang adalah konstan, maka persamaan kuantitas MV = PY menjadi teori
dampak uang yang berguna. Garis di atas V mengartikan perputaran adalah tetap.
MV = PY

e. Uang Harga dan Inflasi


Tiga Unsur unsur penting yang menentukan seluruh tingkat harga perekonomian
Antara Lain :
1. Faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan tingkat output Y.

5
2. Jumlah uang beredar menentukan nilai output nominal, PY. berasal dari persamaan
kuantitas dan asumsi bahwa perputaran uang adalah tetap.
3. Tingkat harga P, adalah rasio nilai output nominal, PY, terhadap tingkat output Y.
Dengan kata lain, jika Y adalah tetap, karena ia bergantung pada pertumbuhan
faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi, dan kita telah membuat asumsi bahwa
perputaran adalah konstan
M+V = P+Y
% perubahan M + % perubahan V = % perubahan P + % perubahan Y
Jadi, Teori kuantitas uang menyatakan bahwa bank sentral, yang mengontrol
jumlah uang beredar, memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi. Jika bank sentral
menjaga jumlah uang beredar stabil, tingkat harga akan stabil. Jika bank sentral
meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat, tingkat harga akan meningkat
cepat.

C. SEIGNIORAGE : PENERIMAAN DARI PERCETAKAN UANG


Penerimaan yang ditingkatkan melalui pencetakan uang disebut seigniorage.
Ketika mencetak uang untuk mendanai pengeluaran, pemerintah meningkatkan jumlah
uang beredar. Kenaikan jumlah uang beredar, pada gilirannya, menyebabkan inflasi.
Mencetak uang untuk meningkatkan penerimaan adalah seperti menetapkan pajak
inflasi.

D. INFLASI
1. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinuitas) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya
likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Jadi, tingkat harga yang dianggap tinggi belum
tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan
saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

6
2. PENYEBAB INFLASI
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) , kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi
(kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi) dan yang. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiscal(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

a. Inflasi tarikan permintaan ( demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan
terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-
faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi
karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang
bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan
oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku
bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri
keuangan.

b. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari
rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal
seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll),
bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi
tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang
terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

3. JENIS – JENIS INFLASI


a. Inflasi menurut sifatnya
 Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang
dari 10% pertahun.
 Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun.
Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif
7
besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya
15%, 20%, 30%, dan sebagainya.
 Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100%
pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
 Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya
harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini
masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat
tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b. Inflasi berdasarkan sebabnya
 Demand Pull Inflation, Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
menyebabkan bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya
permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang
ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan
pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation.
 Cost Push Inflation, disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya
produksi. Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan
oleh produsen, yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan
jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik
menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
c. Inflasi berdasarkan asalnya
 Domestic Inflation, inflasi ini semata-mata disebabkan dari dalam negeri.
Adapun penyebabnya antara lain misalnya karena deficit anggaran belanja
yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dan
lain-lain.
 Imported Inflation, inflasi ini disebabkan karena naiknya harga barang-
barang impor.hal ini terjadi karena biaya produksi barang di luar negeri tinggi
atau karena adanya kenaikan tariff impor barang

4. DAMPAK INFLASI

Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam


perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam

8
jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa
inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu
cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara, dan lain sebagainya. Secara khusus
dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah
sebagai berikut.

a. Dampak Negatif Inflasi


 Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat
yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa
membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan
yang ditimbulkannya.
 Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk
menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank
di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau
rendahnya dana investasi yang tersedia.
 Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk
memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
 Distribusi barang relatife tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi
produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan
yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
 Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya
relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
 Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang
mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada
penjarahan dan perampasan.

b. Dampak Positif Inflasi


 Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan
diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
 Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri
menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

9
 Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan
tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.

5. CARA MENCEGAH INFLASI


 Kebijakan Moneter
Menurut teori moneter klasik, inflasi terjadi karena penambahan jumlah uang
beredar. Dengan demikian, secara teoretis relatif mudah untuk mengatasi inflasi,
yaitu dengan mengendalikan jumlah uang beredar itu sendiri. Kebijakan moneter
adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar terlalu berlebihan
sehingga inflasi meningkat tajam, Bank Indonesia akan segera menerapkan
berbagai kebijakan moneter untuk mengurangi peredaran uang.
 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi
inflasi adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan
mengadakan pinjaman pemerintah.
 Kebijakan Non-Moneter dan Non- Fiskal
Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan
nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi,
menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.
E. INFLASI DAN TINGKAT BUNGA
a. Dua Tingkat Bunga: Riil Dan Nominal
Para ekonom menyebut tingkat bunga yang bank bayar sebagai tingkat bunga
nominal (i) dan kenaikan daya beli Kita sebagai tingkat bunga riil (r).
r=i–π
Hal Ini menunjukkan hubungan antara tingkat bunga nominal dan tingkat inflasi, di
mana r adalah tingkat bunga riil, i adalah tingkat bunga nominal dan π adalah tingkat inflasi,
dan bahwa p hanyalah persentase perubahan tingkat harga P.

10
b. Efek FISHER
i=r+p
i = Tingkat bunga nominal actual
r = Tingkat bunga Riil
p = Inflasi
Fisher Equation menunjukkan perbedaan antara tingkat bunga riil dan nominal.
Sedangkan Hubungan satu-untuk-satu antara tingkat dan tingkat bunga nominal disebut
Efek Fisher. Hubungan satu-untuk-satu antara tingkat dan tingkat bunga nominal
disebut Efek Fisher. Ini menunjukkan bahwa bunga nominal dapat berubah karena dua
hal : karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah.
Teori kuantitas dan persamaan Fisher menyatakan bagaimana pertumbuhan
uang mempengaruhi tingkat bunga nominal. Menurut teori kuantitas, kenaikan tingkat
pertumbuhan uang satu persen menyebabkan kenaikan 1% pada tingkat inflasi.
Menurut persamaan Fisher, kenaikan 1% pada tingkat inflasi akan
menyebabkan kenaikan 1% pada tingkat bunga nominal.

c. Dua Tingkat Bunga : EX Ante dan EX Post


Tingkat bunga riil yang diharapkan peminjam dan pemberi pinjaman harapkan
ketika kesepakatan dibuat disebut tingkat bunga riil ex ante. Tingkat bunga riil yang
terealisasi disebut tingkat bunga ex post.
p sebagai inflasi masa depan aktual dan pe sebagai ekspektasi terhadap inflasi
masa depan. Tingkat bunga riil ex ante adalah i - pe, dan tingkat bunga riil ex post
adalah i - p. Dua tingkat bunga riil berbeda ketika inflasi aktual p berbeda dari inflasi
yang diharapkan pe.
i = r + pe
Tingkat bunga riil ex ante r ditentukan oleh ekuilibrium di pasar barang dan
jasa, seperti dijelaskan oleh model pada Tingkat bunga nominal i bergerak satu-untuk-
satu dengan perubahan pada inflasi yang diharapkan pe.

11
F. TINGKAT BUNGA NOMINAL DAN PERMINTAAN TERHADAP UANG
Asumsi yang dipakai adalah Permintaan keseimbangan uang riil proporsional
terhadap pendapatan. Tapi, kita membutuhkan determinan lain dari kuantitas uang yang
diinginkan—tingkat bunga nominal.
a. Biaya memegang Uang
Tingkat bunga nominal adalah biaya pilihan memegang uang : apa yang anda
serahkan dengan memegang uang bukannya obligasi. Sehingga, fungsi permintaan
uang umum yang baru dapat ditulis sebagai:
(M/P)d = L(i, Y)
Persamaan ini menyatakan bahwa permintaan terhadap likuiditas
keseimbangan uang riil adalah fungsi dari pendapatan (Y) dan tingkat bunga
nominal (i). Semakin tinggi tingkat pendapatan Y, semakin besar permintaan untuk
keseimbangan uang riil.
b. Uang masa Depan dan harga sekarang
Sebagaimana teori kuantitas uang jelaskan, jumlah uang beredar dan
permintaan uang sama-sama menentukan tingkat harga ekuilibrium. Perubahan
tingkat harga adalah, oleh definisi, tingkat inflasi. Inflasi, lalu, mempengaruhi
tingkat bunga nominal melalui efek Fisher. Tapi sekarang, karena tingkat bunga
nominal adalah biaya memegang uang, tingkat bunga nominal mengumpan balik
kepada permintaan uang.

G. BIAYA SOSIAL INFLASI


a. Biaya Inflasi yang diharapkan ( Expected )
Ketidaknyamanan mengurangi uang di tangan secara metaforis disebut biaya
kulit sepatu (shoe-leather cost) dari inflasi, karena lebih sering berjalan ke bank
membuat sepatu seseorang cepat rusak. Ketika perubahan inflasi membuat
pencetakan dan pendistribusian katalog harga baru, misalnya, maka, biaya ini disebut
biaya menu (menu costs). Biaya lain terkait dengan undang-undang pajak. Sering
undang-undang pajak tidak memperhitungkan efek inflasi pada pendapatan.
b. Biaya Inflasi yang tidak diharapkan
Inflasi yang tak terantisipasi tidak disukai karena meredistribusi, secara
subjektif, kekayaan di antara individu. Contohnya, ini mengganggu pensiun tetap
individu. Sering kontrak ini tidak dibuat dalam satuan riil dengan diindeks pada
ukuran tertentu tingkat harga. Ada keuntungan dari inflasi—banyak ekonom berkata

12
bahwa sedikit inflasi akan membuat pasar tenaga kerja berjalan lebih baik. Mereka
mengatakan inflasi “meminyaki roda” pasar tenaga kerja.

H. HIPERINFLASI
Hiperinflasi didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi 50 persen per bulan, lebih
dari 1 persen per hari. Biaya seperti biaya kulit-sepatu dan biaya menu jadi lebih buruk
dengan hiperinflasi—dan sistem pajak juga terdistorsi. Kemudian, ketika biaya jadi terlalu
besar dengan hiperinflasi, uang kehilangan perannya sebagai penyimpan nilai, unit hitung
dan media pertukaran. Barter atau penggunaan uang komoditas menjadi biasa.
a. Sebab-sebab Hiperinflasi
Ketika bank sentral mencetak uang dengan cukup pesat maka disitulah akan
terjadi Hiperinflasi.

I. DIKOTOMI KLASIK
Para ekonom menyebut pemisahan determinan variabel riil dan nominal dikotomi
klasik (classical dichotomy). Penyederhanaan teori ekonomi, ini menyatakan perubahan
jumlah uang beredar tak mempengaruhi variabel riil. Ketidakrelevanan uang untuk variabel
riil ini disebut netralitas moneter (monetary neutrality). Untuk belajar isu-isu jangka-
panjang—netralitas moneter mendekati benar.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uang adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran
dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan
jasa.Dengan kata lain, bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam
melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu.
Secara umum uang tidak berfungsi sebagai alat tukar,akan tetapi juga memiliki
fungsi-fungsi lain seperti sebagai alat satuan hitung,penimbun kekayaan atau standar
pencicilan utang.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinuitas) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Jadi, tingkat harga yang dianggap tinggi belum
tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada
banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan
adalah CPI dan GDP Deflator.

14
EKONOMI MAKRO II
UANG DAN INFLASI

OLEH:
HERYANTODO SIBURIAN 170202032
IMAM ARIFIN 170202031
ALAGUSTIAN MAULIDIN 170202078

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2020

‫أ‬

Anda mungkin juga menyukai