PERFORASI TIFUS
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN Pasien dan atau keluarga memahami tujuan tindakan, dan semua aspek yang
terkait dengan tindakan tersebut.
KEBIJAKAN Semua tindakan kedokteran Dr. I.D.G. Nalendra
harus mendapatD.I., persetujuan
Sp.B,Sp.BTKV (K) dan atau
pasien
Laksamana Pertama TNI
keluarga etelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan terebut
PROSEDUR Prinsip pengobatan adalah apendisektomi, dengan persiapan-persiapan pra
bedah sebagai berikut :
1. Infus larutan garam fisiologis atau ringer laktat
2. Ampisillin 1g i.v + metronidazol 11g sup. Diberikan 1 jam pra bedah.
Bila pada operasi ternyata didapatkan apendiks yang sudah
mengalami perforas, maka langsung dibuat pembiakan kuman dan
tes kepekaan kuman terhadap antibiotik.
Pasca bedah :
1. Infus diteruskan dengan komposisi 2 gram fisiologis dan 3 dekstrose 5%
dalam 24 jam, sampai makan per oral dapat dimulai.
2. Bila bising usus mulai terdengar dapat dimulai minum sedikit-sedikit (3
sendok makan / jam)/
3. Bila flatus sudah terjadi dan perut tidak kembung maka makan cair dapat
dimulai.
4. Fisioterapi dapat dimulai segera pasca bedah.
5. Pada apendicitis akut yang tak mengalami penyulit, cukup diberikan
antibiotika propilaksis Ampisillin 1g + metronidazol 1g. Sup. Waktu
premedikasi. Bila sudah mengalami penyulit septik (gangreen / perforasi)
diberikan antibiotika :
Ampisillin 3x1 g intra vena
Aminoglikosid 3x60 mg intra vena (1,5 mg / kgBB)
Metronidazol 3x0,5 g intra vena
Sefalosporin generasi III 3x1 g i.v dengan Metronidazol 3x0,5 g
i.v
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
HEMOROID INTERNA
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Simtomatis untuk :
Nyeri : Asam Mefenamat 3x500 mg / hari selama 3 hari.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
KARSINOMA KOLON – REKTUM
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
TUJUAN Pasien dan atau keluarga memahami tujuan tindakan, dan semua aspek yang
terkait dengan tindakan tersebut.
KEBIJAKAN Dr. I.D.G.
Semua tindakan kedokteran Nalendra
harus D.I., persetujuan
mendapat Sp.B,Sp.BTKV (K) dan atau
pasien
Laksamana Pertama TNI
keluarga etelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan terebut.
PROSEDUR Kuratif :
Kolon kanan : hemikolektomi kanan
Kolon kiri : hemikolektomi kiri
Kolon transversum : kolontransversektomi
Sigmoid : > 12 cm dari anus : reseksi anterior
(ICOPIM 5.455)
< 6 cm dari anus : reseksi abdomino perineal
(ICOPIM 5.484)
Antara 6-12 cm dari anus : prokyosigmoidektomi
atau “sphincter saving operation” (ICOPIM 5.485)
Paliatif :
Untuk karsinoma kolon / rektum yang inoperabel
- Kolostomi proksimal tumor (ICOPIM 5.461)
Pintas ileo-kolostomi (ICOPIM 5.485)
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
ILEUS OBSTRUKSI
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
c. Pembedahan :
1. Penderita grup A, B1, C2 dan C1 : dilakukan anastomosis primer.
2. Penderita grup C2 : cukup dilakukan gastrosmi. Kemudian diperbaiki
keadaan umumnya. Bila keadaan umumnya sudah membaik baru
dikerjakan pembedahan difinitif.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
KELAINAN ANOREKTAL BAWAAN
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
PROSEDUR 1. Bayi diletakkan dalam posisi setengah duduk, dipasang pipa lambung
untuk mengosongkan isi lambung.
2. Koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sebelum naik
operasi
Pembedahan : Piloromiotomi.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PENYAKIT HIRSCHPRUNG
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL