Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


RUMKITAL SPO/ /I/2020 1/6
Dr. RAMELAN
Surabaya
Ditetapkan
Tanggal terbit : Karumkital Dr. ramelan
14 Januari 2020

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Radito Soesanto, Sp. THT-KL.,Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu prosedur yang dilakukan oleh penanggungjawab bedah kepada pasien
yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
TUJUAN 1. Untuk menentukan kondisi pasien sebelum dilakukan pembedahan.

2. Untuk merencanakan jenis tindakan prabedah, intra pembedahan dan


pasca pembedahan apakah elektif atau emergensi.

3. Mempersiapkan kondisi pasien sebelum tindakan pembedahan sesuai


dengan indikasi.

4. Untuk menjamin ketepatan waktu tindakan yang akan dilakukan.

5. Meningkatkan mutu layanan dan keselamatanpasien.


KEBIJAKAN 1. Keputusan Karumkital Dr. Ramelan No. Kep/92/X/2012 tentang kebijakan
SPO ( Standar Prosedur Operasional ) Rumkital Dr. Ramelan
2. Pedoman Pelayanan Departemen Bedah Rumkital Dr. Ramelan
PROSEDUR 1. Dilakukan serahterima oleh Dokter Spesialis Anestesiologi berkompeten
dengan stafmedis yang bertanggung jawab di ruang pulih, meliputi
diagnosa, permasalahan pradan intra bedah, jenis anestesi, dan
instruksi khusus pasca anestesi.
2. Saat pasientiba di ruangpulih, dilakukan pemasangan monitor serta
evaluasi kembali tanda vital pasien oleh Spesialis Anestesiologi atau
perawat Anestesi, meliputi :

a. Kesadaran
b. Tekanandarah
c. Frekuensinadi
d. Frekuensi pernafasan

3. Pemberian oksigen dengan nasal kanulatauface mask diberikan sampai


pasien pulih kesadaran penuh oleh penanggung jawab ruang pulih.
PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


SPO/ /I/2020 2/6
RUMKITAL
Dr. RAMELAN
Surabaya
PROSEDUR 4. Pemantauan tanda vital dan skala nyeri dilakukan sesua kondisipasien
sampai pasien dinyatakan stabil dan layak pindah keruang rawat atau
pulang. Kriteria skala nyeri yang digunakan adalah VAS dengan target
selama 30 menit setelah di ruang pulih, nilai VAS < 4
5. Bila terjadi komplikasi pasca anestesi seperti, nyeri atau kedaruratan
jalan nafas, repirasi, hemodinamik harus segera diatasi oleh residen
anestesi yang kompeten lebih dahulu dibantu perawat ruang pulih, dan
bila memerlukan tindakan lebih lanjut harus dilakukan oleh dokter
bedah yang bersangkutan.

6. Untuk pembedahan elektif :

a. Pasien dari poli akan diperiksa secara seksama meliputi anamnesis,


pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang, dan konsultasi dengan unit
terkait.

b. Perencanaan pembedahan yang dibuat minimal meliputi rencana


teknik bedah, kebutuhan peralatan khusus bedah, persiapan ruang
rawat dan intensif, serta rencana perawatan pasca bedah
selanjutnya.Pada assesmentawal di poli, dokter bedah menentukan
urgen si pembedahan (cito/urgent/elektif).

c. Hasil yang di dapat dari proses (a) akan menentukan keputusan


tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Bedah sesuai
tingkat kompetensi.

d. Pada pasien dengan pembedahan kedaruratan akan dirujuk ke IGD


Rumah Sakit Tk. II Udayana.

e. Pada perencanaan juga dipertimbangkan beberapa hal seperti


:pembedahan kasus sulit, perubahan atau perluasan tindakan yang
mungkin terjadi karena temuan intra-operatif, apakah pasien harus
dirawat inap atau rawat jalan, dan apakah pasien membutuhkan
tindakan anesthesia
PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


SPO/ /I/2020 3/6
RUMKITAL
Dr. RAMELAN
Surabaya
PROSEDUR f. Bila pasien membutuhkan tindakan anastesia, maka dikonsultasikan
ke poliklinik anestesi untuk dilakukan prosedur sesuai dengan SPO
kunjungan pra-anestesia.

g. Setelah pasien dari poliklinik anestesi akan kembalike DPJP Bedah.

h. Semua proses penilaian hingga perencanaan pembedahan dan


perencanaan anesthesia harus dicatat di dalam rekammedis pasien.

i. Seluruh proses perencanaan pembedahan dan perencanaan


anesthesia termasuk hasil penilaian awal yang mendasari harus
dikomunikasikan dan dilakukan pemberian edukasi pembedahan dan
anesthesia kepada pasien dan keluarga oleh DPJP Bedahdan
Anestesiologi

j. Bila semua hal diatas sudah diputuskan, maka dokter bedah akan
minimal 24 jam sebelum tindakan operasi (sesuai dengan SPO
Pendaftaran dan Penjadwalan).

k. Setelah operasi terjadwal, maka dilakukan pendaftaran rawat inap dan


atau ruang rawat intensif (apabila inpatient) oleh dokter bedah.

l. Apabila ruang rawat tidak tersedia, maka dilakukan pendaftaran dan


penjadwalan ulang baik kamar operasi maupun ruang rawat inap.
Pasien di informasikan bahwa jadwal operasi di undur sampai
ruangan tersedia kemudian DPJP bedah berkoordinasi dengan
coordinator bangsal/ruang untuk mengupayakan ketersediaan ruang
rawat.

PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


SPO/ /I/2020 4/6
RUMKITAL
Dr. RAMELAN
Surabaya
PROSEDUR 1) Bila ruangan tidak tersedia, maka akan dilakukan pendaftaran
dan penjadwalan operasi dengan pasien tersebut, dengan
prioritas untuk mendapatkan ruang rawat yang tersedia.

2) Jadwal operasi kemudian menjadi satu hari setelah pasien


mendapatkan ruang rawat inap

m. Pada kasus urgensi, DPJP atau petugas rawat jalan, rawat darurat,
rawat inap langsung menghubungi petugas penanggung jawab
penjadwalan di kamar bedah.

n. Bagi pasien rawat inap, pemeriksaan dan persiapan prabedah dan pra
anesthesia serta toleransi operasi dapat dilakukan di ruang rawat inap
oleh dokter bedah, dokter anestesiologi, dan dokter lain yang
bersangkutan

o. Bagi pasien rawat jalan, pemeriksaan dan persiapan prabedah dapat


dilakukan di poli bedah oleh dokter bedah dan persiapan pra-
anestesia dapat dilakukan di poli klinik anestesi oleh dokter
anestesiologi dan dokter lainnya yang dibutuhkan.

p. Disini dapat ditentukan jenis operasi pada pasien, teknik-teknik


khusus yang akan dilakukan, kebutuhan alat-alat operasi atau
monitoring khusus dan posisi pasien pada saat operasi.

1. Untuk bedah Gawat Darurat :

a. Pasien masuk IGD atau dirujuk dari poli dengan kedaruratan bedah
akan diperiksa kembali secara seksama meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

b. Persiapan anestesi, dan konsultasi dengan unit/DPJP terkait.

PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


SPO/ /I/2020 5/5
RUMKITAL
Dr. RAMELAN
Surabaya
PROSEDUR c. Hasil yang di dapat dari proses (a) akan menentukan keputusan
tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Konsulen Jaga
Bedah.

d. Pada assessment selanjutnya ditentukan apakah pasien harus


dirawat inap atau dirawat di ruang intensif.

e. Seluruh proses penilaian hingga perencanaan pembedahan


kedaruratan dilakukan sesuaiurgensipasien.

f. Setelah semuahal di atas sudah diputuskan maka dokter bedah akan


menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke kamarbedah.
Pasien ini mendapatkan prioritas.

g. Setelah operasi terjadwal maka dilakukanlah pendaftaran rawat inap


dan/atau ruang rawat intensif oleh dokter bedah. Pasien ini
mendapatkan prioritas.

h. Seluruh proses perencanaan pembedahan harus dikomunikasikan


dan dilakukan pemberian edukasi pembedahan kepada pasien dan
keluarga oleh DPJP sesuai dengan kompetensinya

q. Disini dapat ditentukan jenis operasi pada pasien, teknik-teknik


khusus yang akan dilakukan, kebutuhan alat-alat operasi atau
monitoring khusus dan posisi pasien pada saat operasi.

2. Untuk bedah Gawat Darurat :

i. Pasien masuk IGD atau dirujuk dari poli dengan kedaruratan bedah
akan diperiksa kembali secara seksama meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

j. Persiapan anestesi, dan konsultasi dengan unit/DPJP terkait.

PERENCANAAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman:


SPO/ /I/2020 6/6
RUMKITAL
Dr. RAMELAN
Surabaya
PROSEDUR k. Hasil yang di dapat dari proses (a) akan menentukan keputusan
tindakan pembedahan yang akan dilakukan oleh DPJP Konsulen Jaga
Bedah.

l. Pada assessment selanjutnya ditentukan apakah pasien harus


dirawat inap atau dirawat di ruang intensif.

m. Seluruh proses penilaian hingga perencanaan pembedahan


kedaruratan .

n. Setelah semua hal di atas sudah diputuskan maka dokter bedah akan
menjadwalkan operasi pasien dan mendaftarkannya ke kamar bedah.
Pasien ini mendapatkan prioritas.

o. Setelah operasi terjadwal maka dilakukanlah pendaftaran rawat inap


dan/atau ruang rawat intensif oleh dokter bedah. Pasien ini
mendapatkan prioritas.

p. Seluruh proses perencanaan pembedahan harus dikomunikasikan


dan dilakukan pemberian edukasi pembedahan kepada pasien dan
keluarga oleh DPJP sesuai dengan kompetensinya.

UNIT TERKAIT 1. IGD.


2. Rawat Inap.
3. Rawat Jalan.

Anda mungkin juga menyukai