Skor Nilai:
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada saya dalam menyelesaikan tugas rutin indivudu ini,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya
ucapkan kepada Ibu Roida S. M Sirumapea., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami. Dalam makalah ini saya
membahas dan menjelaskan mengenai tugas critical journal review dengan judul
jurnal . Selaku manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu saya
sangat membutuhkan kritik dan saran. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Psikologi Pendidikan Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................ i
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................... 22
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi jurnal.
BAB II.
RINGKASAN
Website : journal.unair.ac.id/filerPDF/110610161_Ringkasan.pdf
Jumlah Halaman :5
PEMBAHASAN
Menurut Ni Made Sintya Noviana Utami (2013: 14), ada beberapa manfaat dari
dukungan sosial, antara lain yaitu: individu mampu menghadapi masalah dengan lebih baik;
membantu meningkatkan kompetensi dan rasa percaya diri; mengurangi kecemasan dan
stress; dan membuat individu lebih berpikir positif dalam menghadapi permasalahan.
Dengan dukungan dari orang lain, individu akan terbantu dalam menghadapi masalah
sehingga dapat mengurangi tekanan dan stress yang dirasakan. Hasil penelitian Dubow &
Tisak (Tina Afiatin & Budi Andayani, 1998: 39) menyatakan bahwa siswa sekolah dasar
yang cukup mendapat dukungan sosial dan memiliki ketrampilan pemecahan masalah,
memiliki penyesuaian diri yang baik. Dukungan sosial yang dirasakan anak akan membuat
anak percaya diri dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki banyak manfaat, yaitu
khususnya dalam membantu siswa menyelesaikan masalah dengan baik sehingga
mengurangi stress, memelihara kesehatan fisik dan meningkatkan kesejahteraan
psikologis individu sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
3.4. Kajian Teori
Pembentukan kemandirian belajar pada siswa (Biemiller, 1998) ditentukan
oleh 2 hal. Pertama adalah sumber sosial, yaitu orang dewasa yang berada di
lingkungan siswa seperti orangtua, pelatih, anggota keluarga dan guru. Orang
dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai kemandirian belajar dengan modelling,
memberikan arah dan mengatur perilaku yang akan dimunculkan. Sumber yang
kedua adalah mempunyai kesempatan untuk melatih kemandirian belajar. Siswa
yang secara konstan selalu diatur secara langsung oleh orangtua dan guru tidak
dapat membangun ketrampilannya untuk dapat belajar secara mandiri karena
lemahnya kesempatan yang mereka punya.
Menurut Johnson (2009), kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa melibatkan
studi akademik dalam kehidupan sehari – hari yang diterapkan dengan berbagai cara untuk
mencapai tujuan. Hal ini melibatkan kerja sama dengan orang lain. Kerja sama ini meliputi
kerjasama antara individu dengan individu lain, baik sesama siswa, siswa dengan guru dan
siswa dengan keluarganya.
Menurut Santrock (2003), keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam
membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah
adalah bersumber dari orang tua. Orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan
pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil
inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Hal ini dapat membentuk anak mengalami
perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri.
Apabila diberikan suasana yang penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih
sayang dan perhatian orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu, tersaingi, maka hal ini
akan mendorong dan memberikan anak untuk bersifat lebih mandiri, mempunyai
keberanian untuk melatih dirinya berinisiatif, bertanggung jawab, serta dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam bidang akademis maupun non akademis
(Shochib, 1998). Sears (2004), mengungkapkan bahwa orangtua hendaknya memberi
dukungan yang bersifat positif dan menghargai anak, serta memelihara dan tidak memberi
stimulus-stimulus palsu bagi putra-putri mereka.
Dalam mengembangkan motivasi pada diri siswa, peran orangtua merupakan hal
yang penting. Persepsi anak terhadap dukungan orangtua dan harapan anak terhadap
orangtua dapat berfungsi sebagai motivator positif bagi pelajar (Ethington, 1991). Rasa
percaya orangtua terhadap kemampuan akademis anak, mengarahkan anak agar mandiri,
memberikan penguat bagi perilaku berprestasi, serta keterlibatan di dalam pembelajaran
anak dapat memunculkan persepsi diri positif dan motivasi akademis (Eccles, Wigfiled &,
1998 ; Gonzalez-DeHass, Wiwms, & Holbein, 2005).
Monks, dkk (1998) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian perlu didukung oleh disiplin, dan ketelitian, karena tidak ada sesuatu
pengetahuan dan keterampilan yang dapat berkembang dengan baik tanpa diiringi oleh
kedisiplinan, serta didukung oleh sikap yang terbuka, dalam konteks menumbuhkan rasa
kedisiplinan ini peran dan dukungan sosial orangtua sangat diperlukan.
Menurut Sarafino (2002), dukungan sosial adalah berbagai macam dukungan yang
diterima oleh seseorang dari orang lain, dapat berupa dukungan emosional, dukungan
penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan
dari kelompok. Menurut Canavan dan Dolan (2000), dukungan sosial dapat
diaplikasikan ke dalam lingkungan keluarga, seperti orang tua. Jadi dukungan sosial orang
tua adalah dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional,
penghargaan, instrumental, informasi ataupun kelompok.
Dukungan orangtua merupakan sistem dukungan sosial yang terpenting di masa
remaja. Dibandingkan dengan sistem dukungan sosial lainnya, dukungan orangtua
berhubungan dengan kesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri,
percaya diri, motivasi dan kesehatan mental. Keterlibatan orangtua dihubungkan dengan
prestasi sekolah dan emosional serta penyesuaian selama sekolah pada remaja (Corviile-
Smith, Ryan, Adam & Dalicandro, 1998; Greenwood & Miller, 1995 ; Seidman et al., 1999).
Menurut Lee & Detels (2007), dukungan sosial orangtua dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu
dukungan yang bersifat positif dan dukungan yang bersifat negatif. Dukungan positif adalah
perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua. Sedangkan dukungan yang bersifat negatif
adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapat mengarahkan pada perilaku negatif anak.
Dukungan keluarga bersifat optimal ketika dukungan tersebut sesuai dengan harapan umur
anak sehingga anak dapat mencapai kemandirian dan kedekatan.
BAB VI.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa
SMA di Surabaya.
Menurut saya, secara keseluruhan jurnal tersebut masih kurang baik, karena perlu
diperbaiki dibeberapa bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang
dibuat, jumlah item yang digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek
penelitian yang digunakan responden.
B. Saran
Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya
mengambil data dengan kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi, menjelaskan
bagaimana studi dokumentasi serta hasil studi yang didapat.
Sebaiknya peneliti menyebutkan apakah instrumen kuesioner yang dibuat telah
valid atau belum. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Dan
sebaiknya peneliti tidak membuat terlalu banyak alat instrumen yaitu 103 item.
Danebaiknya peneliti memberikan batasan sampel yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Milfayetty, Sri., Yus, Anita., dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: Unimed Press
www.academia.edu/.../PERSEPSI_SISWA_TERHADAP_DUKUNGAN_SOSIAL_OR...
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30170/5/Chapter%20I.pdf