BAB I
PENDAHULUAN
Tingginya tekanan gas perlu dikompres hingga sampai pada tekanan gas
yang dibutuhkan oleh manusia. Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
digunakan alat Compressed Gas Manifold untuk mengatur tekanan gas dan
dilengkapi alarm untuk memberikan informasi mengenai gas yang habis.
Permasalahan dilapangan masih terdapat kelalaian penggantian tabung gas akibat
pemberitahuan gas habis yang tidak efektif, sehingga di Rumah Sakit Jiwa Prof.
Dr. Soerojo Magelang diterapkan pemasangan sentral gas lebih dari satu, untuk
menghindari kesalahan, kerusakan maupun kelalaian. Sumber utama yang tidak
boleh terputus di rumah sakit adalah listrik, air dan gas. Gas medis salah satu
kebutuhan yang sangat pokok, sehingga tidak boleh lalai dalam peyuplaian
maupun penggantian.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang
monitoring instalasi sentral gas medis di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr. Soerojo
Magelang, terutama pada sentral gas Oxygen (O2). Sehingga tidak akan terjadi
adanya gas oksigen yang terputus akibat sistem monitoring yang kurang baik.
Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan alat medik yang dipelajari dan
mengambil data teknis yang diperoleh dari dokumentasi instansi serta
spesifikasi peralatan di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
3. Metode bertanya dan diskusi
Dengan cara memberi pertanyaan dan bertukar pendapat kepada pembimbing
mengenai hasil dari informasi atau data yang diperoleh di lapangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2007, RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang menjadi Instansi Pemerintah dibawah
Dep.Kes. RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum ( PPK BLU ).
Tahun 2009 adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang komprehensif direspon oleh RSJ Prof. Dr. Soerojo
Magelang dengan membuka pelayanan kesehatan non jiwa. Hal ini diperkuat oleh
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI, No.HK.03.05/I/441/09 Tentang Ijin Melaksanakan Pelayanan Kesehatan
Umum di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Surat Keputusan ini mengatur RSJ Prof. Dr Soerojo Magelang untuk
membuka pelayanan kesehatan umum sejumlah 15 % dari Tempat Tidur yang
tersedia. Pelayanan ini telah dilengkapi dengan tenaga medik spesialistik meliputi:
dokter spesialis bedah, dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis
kebidanan dan kandungan, spesialis saraf, spesialis Radiologi dan spesialis
anestesi. Pelayanan ini didukung juga dengan telah di operasikannya dua (2)
ruang untuk rawat inap, kamar operasi, kamar bersalin dan fasilitas pendukung
yang lain. Namun demikian RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang tetap menjalankan
kegiatan utama dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa.
Dari tahun ketahun RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang telah mengalami
pembangunan yang pesat, hingga saat ini kondisi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
memiliki :
1. Luas tanah : 409.450 m2
2. Luas bangunan : 27.724 m2
3. Kapasitas : 1000 tampat tidur
4. Rawat inap jiwa : 850 tempat tidur
5. Rawat inap non jiwa : 150 tempat tidur
6. Pelayan unggulan tumbuh kembang
7. RS jaringan pendidikan
8. RS situs cagar budaya
6
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Gas Medis
Gas medis rumah sakit adalah unsur jenis gas dengan spesifikasi khusus
yang dipergunakan untuk pelayanan sarana kesehatan/medis. Definisi istilah
mengenai gas medis dan instalasi terdapat dalam Pasal 1 Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1439/ Menkes / SK/ XI / 2002 tentang
penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan. Dalam pasal ini
disebutkan bahwa :
a. Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan.
b. Instalasi pipa gas medis adalah seperangkat prasarana perpipaan beserta
peralatan yang menyediakan gas medis tertentu yang dibutuhkan untuk
menyalurkan gas medis ke titik outlet di ruang tindakan dan perawatan.
c. Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan dan tabung
gas /liquid yang menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat
disalurkan melalui pipa instalasi gas medis.
d. Instalasi Gas Medis (IGM) adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa
gas medis sampai outlet.
Berdasarkan definisi istilah di atas maka dapat disimpulkan bahwa gas medis
maupun instalasinya harus memiliki standar-standar keamanan yang lebih tinggi
dari gas maupun instalasi gas lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan dan
penyaluran gas medis di sarana pelayanan kesehatan digunakan untuk tujuan
pelayanan kesehatan.
Adapun jenis dan tipe gas yang tergolong pemakaiannya untuk pelayanan
kesehatan pada sistem gas medis yaitu Oxygen (O2), Nitrogen Oxyde (N2O),
Compressed Air (CA) dan Vacuum/Suction Gas (V). Berikut penjelasan
mengenai gas medis tersebut :
1) Oxygen (O2)
Oxygen merupakan salah satu jenis gas yang selalu ada di rumah sakit. Biasa
digunakan dalam keadaan darurat, dan sebagai pertolongan pertama terutama pada
11
Tabung-tabung gas diletakkan pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang
digunakan sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan
hampir kosong maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu
akan terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi
cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar dipindah
atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan
biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan
(penyalur ). Jika arah saklar tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah
kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis. Sistem
automatic change over device oxygen terdiri atas: Type : DobleRow ( 10+ 10)
Manifold ( Dilengkapi dengan preassure switch, Regulator dan lampu monitor ),
Rangka penyangga, Symetricalheader.
diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca sebagai posisi cadangan
biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi sebagai posisi yang digunakan
(penyalur ). Jika arah saklar tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah
kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis. Sistem
automatic change over device nitrous oxide terdiri atas:
Type : Single Row (3 + 3) Manifold ( dilengkapi dengan preassure switch,
Regulator dan lampu monitor ), rangka penyangga, Symetricalheader.
3) Medical Compressed Air (Breathing Air)
Medical Compressed Air yang dipakai di rumah sakit diadakan melalui
pemasangan sentral compressed air. Udara yang dihasilkan harus bersih, kering,
bebas minyak dan bebas bakteri. Sistem Compressed Air terdiri atas:
- Oil Free Compressed : L unit yang bekerja dengan menekan udara sampai 7
kg/cm2. Motor : .2.2 KW induction motor, 3 phase, 200/220 Volt, 50/60 Hz.
Tekanan maksimum : 10 kg/cm2. Putaran mesin 1450 Rpm.
- Air cooledaftercooler
Tekanan maksimum saat operasi : 10 kg/cm2)
- Receiver Tank
Kapasitas : 500 liter yang dilengkapi dengan lubang pembersih dengan tebal
plat 6 mm.
- Medical air unit
Kapasitas flow : 7201/min untuk type compressor motor 2.2 KW. Unit ini
terdiri atas air dryer, filter udara, filter bakteri dan regulator udara. Air dryer
berfungsi untuk menghindari kondensasi pada jalur pipa dimana bakteri dapat
berkembang dan mengkontaminasi udara yang dihasilkan. Filter udara
menghilangkan bakteri (3 micron – 0,01 micron). Regulator udara
menurunkan tekanan menjadi konstan 4,0 kg/cm2.
4) Vacuum (suction)
Vacum yang dipasang di rumah sakit bekerja pada tekanan -53 Kpa sampai
dengan = 80 Kpa. Ruangan-ruangan yang menggunakan vacumpada rumah sakit
yaitu
- ICU (Intensive Care Unit)
14
- Kamar operasi
- Kamar endoscopy
- Kamar bedah gigi
- Unit gawat darurat
Berikut instalasi pada vakum (suction) di rumah sakit jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang pada gambar 3.2.
vane. Pipa penyambung untuk vacum line filter kejalur mesin adalah diameter
1,25. Vacum line filter mampu membersihkan/menyaring partikel sampai 0,01
micro.
3.2 Instalasi Sentral Gas Medis
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam instalasi sentral gas medis :
a) Penempatan Sentral Gas Medis
Sentral gas medis adalah satu komponen yang terdapat di dalam system
instalasi gas medis yang menjadi titik utama atau pusat dari system distribusi gas
medis. Peranan sentral gas medis adalah sebagai titik awal dan inti dari system
distribusi saluran semua gas medis yang akan didistribusikan ke titik-titik outlet di
rumah sakit.
Kapasitas sentral gas medis pada umumnya dihitung menurut outlet gas
medis yang dipasang. Untuk menentukan jumlah outlet yang dipasang disesuaikan
dengan banyaknya pelayanan yang ada di rumah sakit Di Rumah Sakit Jiwa Prof.
Dr. Soerojo Magelang menggunakan outlet gas pemasangan (4 x 2), yang berarti 4
pemasangan gas di sisi kanan dan 4 gas sisi kiri yang dirangkai dengan pipa
tembaga. Untuk pemasangan gas medis dapat dilihat pada gambar 3.3.
c) Proses Pemipaan
Dalam proses pemipaan sentral gas medis, semua pipa, fitting, kran dan
komponen lain harus dibersihkan terlebih dahulu agar aman digunakan dalam
penyaluran oxygen (O2). Pipa yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
pemerintah yaitu jenis pipa tembaga STM.B88.Type-L. Pemasangan pipa instalasi
gas medis dipasang diatas plafond, melewati lorong jalan rumah sakit.
Pemasangan pipa di atas plafond dilengkapi dengan dudukan dan gantungan pipa
yang diikat kuat pada dek beton atau kuda-kuda kayu.
Masing-masing pipa harus diberi klem penguat dengan jarak yang cukup
(10-25 cm). Jarak dudukan atau penumpu satu sama lain rata-rata 1-2 meter, balok
17
ketentuan test tekanan 2 kali tekanan kerja selama 2x24 jam tanpa adanya
perubahan tekanan. Tekanan pengecekan yang harus dilakukan adalah :
1) Leacage test (test kebocoran)
2) Pressure test (test tekanan pemakaian)
3) Flushing test (pemberian tekanan untuk membersihkan kotoran dalam pipa
instalasi).
4) Crossing test (memastikan jaringan instalasi gas tidak ada yang tertukar)
5) Purity test (memastikan kadar gas medis yang dikeluarkan sesuai standart)
Test petama : Setelah selesai pemasangan instalasi pipa di atas plafond dan
dinding selesai.
Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi standart tekan medis, yaitu :
Oxygen : 4 – 5 kg/cm2
Nitrogen : 4 – 5 kg/cm2
Compress air : 4 – 5 kg/cm2
Vacum (suction) :20 – 60 cmHg
22
BAB IV
PEMBAHASAN
setiap regulator ini mewakili jalur kiri dan kanan. Cara kerja manifold jenis ini
apabila tekanan atau gas pada tabung manifold sebelah kanan habis, maka katup
header bar sebelah kanan ditutup kemudian katup header bar sebelah kiri dibuka,
berlaku sebaliknya. Manifold jenis ini dilengkapi juga dengan header bar, katup
pengaman/pelepas tekanan, sinyal indikator tekanan, valve dan pigtail yang
disesuaikan dengan jumlah tabung/silinder. Proses pensuplaian gas medis pada
manifold manual dapat dilihat pada bagan 4.1.
yang biasanya digunakan untuk oxygen cair biasanya tangki ukuran 500, 1500,
3000, 6000, 9000 dan 11.000 galon.
Manifold pada tangki dirancang untuk mengontrol tekanan ke houseline dan
untuk melindungi saluran tersebut dari gas yang terlalu dingin atau kemungkinan
ada cairan yang terbawa. Manifold terdiri atas katup kontrol suhu dan katup
kontrol tekanan. Juga termasuk katup blokir dan pintas yang diperlukan, serta
indikator tekanan dan katup searah.
4.3 Compressed Gas Manifold
Sentral gas medis pada oxygen (O2) diatur oleh piranti yang dinamakan
Compressed Gas Manifold. Alat tersebut berfungsi sebagai pengatur supply
oksigen secara otomatis, pengatur tekanan kerja sentral instalasi (tekanan oxygen
yang dibutuhkan manusia sekitar 3 – 5 bar, dan sebagai penunjuk tekanan kerja
tabung gas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Keterangan :
untuk tabung gas seberat 6 kg. Sensor akan membaca tekanan gas tinggi yaitu di
atas 150 bar, pada alat Compressed Gas Manifold juga dilengkapi buzzer sebagai
indikator high pressure.
5) Intermediate pressure gauge
Intermediate pressure gauge berfungsi sebagai penggabung antara outlet gas
dari group kiri dan group kanan. Pengukuran akan tertera pada regulator, yang
selanjutnya akan disambungkan ke line pressure regulator.
6) Line pressure regulator
Pada bagian ini digunakan sebagai pengatur masuknya gas setelah melalui
Intermediate pressure gauge. Line pressure regulator dapat diatur untuk membuka
dan menutup secara manual maupun otomatis dengan bantuan sensor.
7) Pressure sensor outlet low
Pressure sensor outlet low digunakan sebagai pengatur masuknya tekanan
gas untuk dikonversikan ke dalam tekanan yang lebih kecil. Tekanan gas yang
dibuthkan manusia adalah sekitar 3,5 – 5 bar. Sensor low pada gas medis di
setting dalam keadaan tekanan dibwah 4 bar, sebagai indikasi pada alarm
pengingat (buzzer).
8) Line pressure gauge
Setelah melalui sensor tekanan rendah, selanjutnya gas masuk ke line
pressure gauge. Pada bagian ini tekanan gas akan tertera pada jarum penunjuk
dengan keadaan gas dalam tekanan rendah atau pembacaan untuk sisa gas, yang
nantinya sebagai indikasi bahwa tekanan gas sudah dibatas akhir.
9) Outlet supply line
Outlet supply digunakan sebagai jalur keluarnya gas oxygen menuju pipa
tembaga sampai pada ruangan pasient di rumah sakit. Pada bagian outlet juga
terdapat cabang sebagai jalur pembuangan, jika tekanan gas mengalami over load
yaitu lebih dari 5 bar.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Gas medis merupakan salah satu unsur terpenting dalam rumah sakit yang
digunakan untuk pelayanan sarana kesehatan dan medis, sehingga harus
benar-benar terjaga dan tidak boleh terputus.
2) Sentral gas sebagai titik awal dan inti dari system distribusi saluran semua
gas medis yang akan didistribusikan ke titik-titik outlet di rumah sakit,
sehingga perlu adanya monitoring untuk memantau tabung gas medis
supaya tetap dala keadaan terisi.
3) Dalam memonitoring sentral gas medis di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
dipasang Digital Medical Gas Alarm System yang sudah tersambung dengan
sentral gas, alat tersebut dijadikan sebagai indikasi untuk semua jenis gas
medis termasuk gas Oxygen (O2).
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, C., 2013. Makalah Sistem Jaringan Gas Medis di Rumah Sakit. Semarang
Moeloek, Nila., 2016. Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik Pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Jakarta. : Menteri Kesehatan
LAMPIRAN