Anda di halaman 1dari 17

SPT PPN dan PPNBM

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan 2)

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Dhea Angela ( 01031181823026 )


Indah Rinanda Putri ( 01031281823048 )
Kori Rahayu ( 01031281823094 )
Rini Puspita Sari ( 01031181823001 )
Siti Fauziyah ( 01031181823042 )

Dosen Pengampu:

ERMADIANI, S.E, M.M, Ak.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

2020
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SPT PPN dan
PPNBM” untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan 2.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material. Oleh karena itu,
kami menyampaikan ucapan terima kasih pada :
1. Ermadiani selaku dosen mata kuliah Perpajakan 2 Universitas Sriwijaya
2. Teman-teman anggota kelompok yang ikut bekerja sama dalam penyusunan
makalah ini

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dengan kata sempurna baik secara materi maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu bagi
kami. Kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.

Indralaya, 26 Januari 2020

Penyusun

2
Daftar Isi

Halaman Judul ...................................................................................................... 1

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2

Daftar Isi ................................................................................................................ 3

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5

1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5

Bab 2 Pembahasan ................................................................................................ 6

Bab 3 Penutup……………………………………..……………………………15

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 15

Soal Pilihan Ganda dan Esai Materi PPN dan PPNBM……………………...16

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan kewajiban kenegaraan yang menunjukan peran
serta dari seluruh masyarakat dalam pembiayaan pemerintah untuk
melaksanakan pemerintahan dan pembangunan. Pajak telah terbukti
menjadi sumber utama dalam APBN Indonesia yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembiayaan pengeluaran
negara yang bersumber dari pajak menunjukan adanya kemandirian
bangsa untuk mencapai cita-cita luhur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pajak pada dasarnya merupakan peralihan sebagian kekayaan dari
masyarakat kepada negara yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak.
Peralihan kekayaan tersebut membuat pajak dipandang dari dua sisi yang
berbeda. Bagi masyarakat seringkali pajak dinggap sebagai beban. Di sisi
lain bagi pemerintah dan fiskus pajak harus dipungut karena terbukti pajak
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan pajak, baik
dengan usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak.

Dalam pengenaan dan pemungutan pajak, satu hal yang mendasar


dan harus diketahui adalah dasar pengenaan pajak. Apa yang menjadi
dasar pengenaan pajak disesuaikan dengan jenis pajak yang akan
ditanggung oleh seorang wajib pajak. Biasanya apa yang menejadi dasar
pengenaan pajak diatur dalam hukum pajak material. Sesuai dengan Pasal
1 angka 17 Undang-Undang PPN dan PPnBM, dasar pengenaan pajak
adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai
yang lain yang dipakai sebagai dasar menghitung pajak terutang.

Pemungutan pajak di Indonesia berasal dari kesepakatan rakyat dan


pemerintah, yang dituangkan dalam berbagai undang-undang pajak. Hal
ini melahirkan adanya hukum pajak di Indonesia.

4
Pentingnya pengetahuan pajak yang lebih mendalam, salah satunya
mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPNBM). Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang
SPT MASA PPN dan PPNBM. Di dalam SPT Masa PPN, terdiri dari tiga
kategori yaitu SPT MASA PPN 1111, SPT MASA PPN 1111 DM, SPT
MASA PPN 1111 PUT.
Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM ) diatur dalam UU No. 8 tahun 1983, kemudian diubah
menjadi UU No.11 tahun 1994 dan berakhir dengan UU No. 18 tahun
2000, dan terakhir UU No.42 Tahun 2009.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud SPT Masa PPN dan PPNBM ?
2. Bagaimanakah kewajiban melapor SPT Masa PPN ?
3. Berapakah jumlah SPT Masa PPN yang tersedia ?
4. Bagaimana bentuk, isi dan tata cara penyampaian SPT Masa PPN ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud SPT Masa PPN dan
PPNBM
2. Dapat mengetahui bagaimana kewajiban melapor SPT Masa PPN
3. Dapat mengetahui jumlah SPT Masa PPN yang tersedia
4. Dapat mengetahui bentuk, isi, dan tata cara penyampaian SPT Masa
PPN

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 SPT Masa PPN

SPT Masa PPN merupakan sebuah formulir yang digunakan


oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan penghitungan jumlah
pajak baik untuk melapor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang terutang. Untuk
memberikan kemudahan bagi Pengusaha Kena pajak (PKP) dalam
menyampaikan SPT Masa PPN dalam bentuk formulir kertas dan
mengurangi beban administrasi Direktur Jendral Pajak maka mulai
1 Januari 2011 formulir SPT Masa PPN mengalami perubahan
bentuk dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai.

Ketentuan megenai perubahan ini diatur dalam Peraturan


Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 tanggal 6 Oktober 2010 dan
Surat Edaran Nomor SE-98/PJ/2010 untuk PKP yang
menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
(Normal) dan untuk PKP yang menggunakan pedoman
penghitungan pengkreditan pajak masukan, diatur terpisah dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-45/PJ/2010 dan
Surat Edaran Nomor SE-99/PJ/2010.

Formulir SPT Masa PPN yang baru adalah Formulir SPT Masa
PPN 1111 yang akan menggantikan SPT Masa PPN 1107 dan SPT
Masa PPN 1108. Bentuk formulir SPT Masa PPN 1111 ini telah
disesuaikan dengan format scanning sehingga tidak ada lagi bentuk
SPT format scanning dan format non scanning. Dengan adanya
perubahan tersebut terdapat 3 macam formulir SPT Masa PPN sebagai
berikut:

6
1) SPT Masa PPN 1111, yang digunakan oleh PKP yang
menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
(Normal).
2) SPT Masa PPN 1111 DM, yang digunakan oleh PKP yang
menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak
Masukan.
3) SPT Masa PPN 1107 PUT, yang digunakan oleh Pemungut PPN.

2.2 Dasar Hukum

 UU No 16 Tahun 2009 ( UU KUP )


 UU No 42 Tahun 2009 ( UU PPN dan PPnBM )
 152/PMK.03/2009
 Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-44/PJ/2010

2.3 Fungsi SPT Masa PPN


 Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah PPN dan PPnBM yang terutang
 Untuk melaporkan tentang :
1) Pengkreditan PM terhadap PK
2) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa
pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak.
 Fungsi dari SPT Masa PPN selain untuk melaporkan pembayaran atau
pelunasan pajak, namun juga dapat digunakan untuk melaporkan harta
dan kewajiban serta penyetoran pajak dari pemotong atau pemungut.

2.4 Kewajiban Melapor SPT Masa PPN

SPT Masa PPN harus dilapor setiap bulannya, walaupun tidak ada
perubahan neraca atau nilai Rupiah pada masa pajak terkait nihil (0). Jatuh
tempo pelaporan adalah pada hari terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan

7
berikutnya setelah akhir masa pajak yang bersangkutan. Kecuali di bawah
kondisi tertentu seperti yang dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan
PER-80/PMK.03/2010, maka tanggal jatuh tempo bukanlah pada akhir
bulan berikut setelah akhir masa pajak yang bersangkutan. Gagal
melaporkan akan berakibat denda sebesar Rp 500.000,00 (UU KUP Pasal
7 ayat 1).

2.5 Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111 yang digunakan oleh PKP yang
menggunakan mekanisme Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
(Normal) memiliki isi terdiri atas:
 Induk SPT Masa PPN 1111 atau dinamakan Formulir 1111
 Lampiran SPT Masa 1111, terdiri atas:
1) Formulir 1111 AB – Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan
2) Formulir 1111 A1 – Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak
Berwujud dan/atau JKP
3) Formulir 1111 A2 – Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan
Dalam Negeri dengan Faktur Pajak
4) Formulir 1111 B1 – Daftar Pajak Masukan yang Dapat
Dikreditkan atas Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak
Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean
5) Formulir 1111 B2 – Daftar Pajak Masukan yang Dapat
Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri
6) Formulir 1111 B3 – Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dapat
Dikreditkan atau yang Mendapat Fasilitas

Formulir SPT Masa PPN 1111 dapat berbentuk formulir kertas


(hard copy) yang disampaikan ke KPP atau data elektronik yang
disampaikan dalam media elektronik atau e-filing. SPT Masa PPN
1111 dapat disampaikan oleh PKP dengan cara :

1. Manual, yaitu disampaikan langsung ke KPP atau KP2KP atau


disampaikan melalui pos, perusahaan jasa atau jasa kurir, dengan
bukti pengiriman surat ke KPP atau KP2KP. SPT Masa PPN 1111

8
yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT Masa PPN yang
berbentuk formulir kertas (hard copy).
2. Elektronik, yaitu melalui e-filling yang tata cara penyampaiannya
diatur sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan. SPT
Masa PPN 1111 yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT
Masa PPN yang berbentuk data elektronik yang disampaikan
dalam media elektronik.

2.6 Bentuk, Isi, dan Tata Cara Penyampaian SPT Masa PPN 1111
DM

SPT Masa PPN 1111 DM yang digunakan oleh PKP yang


menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak
Masukan memiliki isi terdiri atas :

A. Induk SPT Masa PPN 1111 DM


B. Lampiran SPT Masa PPN 1111 DM :
1. Formulir 1111 A DM – Daftar pajak keluaran atas
penyerahan dalam negeri dengan faktur pajak.
2. Formulir 1111 R DM – Daftar pengembalian BKP dan
pembatalan JKP oleh PKP yang menggunakan pedoman
perhitungan penkreditan pajak masukan.

Sama dengan formulir SPT Masa PPN 1111 diatas, formulir


SPT Masa PPN 1111 DM dapat berbentuk formulir kertas (hard
copy) yang disampaikan ke KPP atau data elektronik yang
disampaikan dalam media elektronik atau e-filing. SPT Masa PPN
1111 DM dapat disampaikan oleh PKP dengan cara :

a. Manual, yaitu disampaikan langsung ke KPP atau KP2KP atau


disampaikan melalui pos, perusahaan jasa atau jasa kurir, dengan
bukti pengiriman surat ke KPP atau KP2KP. SPT Masa PPN 1111
DM yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT Masa PPN yang
berbentuk formulir kertas (hard copy).

9
b. Elektronik, yaitu melalui e-filling yang tata cara penyampaiannya
diatur sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan. SPT
Masa PPN 1111 DM yang disampaikan dengan cara ini adalah SPT
Masa PPN yang berbentuk data elektronik yang disampaikan
dalam media elektronik.

2.7 SPT Masa PPN 1107 PUT

SPT Masa PPN 1107 PUT digunakan bagi pemungut PPN tersebut,
SPT Masa PPN bagi pemungut pajak terdiri atas:

 Induk SPT Masa PPN bagi pemungut PPN


 Lampiran SPT Masa PPN bagi pemungut PPN, baik dalm
bentuk formulir kertas atau elektronik :
1) Lampiran 1 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut oleh
bendaharawan pemerintah
2) Lampiran 2 – Daftar PPN & PPnBM yang dipungut selain
bendaharawan pemerintah

SPT Masa PPN bagi pemungut PPN atau disebut juga sebagai
formulir 1107 PUT berfungsi sebagai sarana bagi pemungut PPN
untuk mempertanggungjawabkan PPN atau PPN & PPnBM
terutang yang harus dipungut atas penyerahan BKP dan atau JKP
oleh pengusaha kena pajak kepada pemungut PPN.

Gambar Perubahan Formulir SPT

10
Gambar SPT Masa PPN Formulir 1111

2.8 Faktur Pajak


 Pengertian Faktur Pajak

Faktur Pajak sesuai dengan Perundang-Undangan Pasal 1


angka 23 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 ) adalah sebagai
berikut:

1) Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) yang dibuat oleh Pengusaha


Kena Pajak yang melakukan penyerahan BKP/JKP ; atau
2) Bukti pungutan pajak (PPN/PPn BM) karena impor BKP yang
digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

11
Faktur pajak merupakan bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh
PKP pada saat penyerahan BKP atau JKP atau yang dibuat oleh
direktur jendral Bea dan Cukai pada saat melakukan impor BKP.

 Syarat Faktur Pajak


A. Nama, alamat, dan nomor pokok wajib pajak yang
menyerahkan barang kena pajak atau jasa kena pajak;
B. Nama, alamat, dan nomor pokok wajib pajak pembeli barang
kena pajak atau penerima jasa kena pajak;
C. Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan
potongan harga;
D. pajak pertambahan nilai yang dipungut;
E. pajak penjualan atas barang mewah yang dipungut;
F. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak; dan
G. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur
pajak.

 Kode Faktur Pajak


01  penyerahan BKP / JKP ke selain pemungut PPN

02  penyerahan kepada bendaharawan wapu

03 penyerahan ke non-bendaharawan wapu

04  penyerahan dengan DPP nilai lain

05  penyerahan dengan metode khusus ( tidak dipakai )

06 penyerahan dengan tarif khusus dan penyerahan BKP


kepada pemegang passport luar negeri

07  penyerahan yang PPN nya tidak dipungut

08  air dan listrik ( dibebaskan )

09  penyerahan aktiva

12
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak


2) Penyerahan Jasa Kena Pajak
3) Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
4) Ekspor Jasa Kena Pajak

2.9 Pajak Masukan

Pajak yang diperoleh oleh pengusaha tersebut merupakan


“masukan” untuk keperluan usahanya dan pajak yang telah dibayar pada
saat pembelian atau perolehan barang atau jasa tersebut. Pajak Masukan
dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pajak Dapat Dikreditkan

 Merupakan faktur pajak standar

 Bukan Faktur Pajak yang cacat hukumnya

 Pengusaha yang menerbitkan Faktur Pajak harus yang sudah


dikukuhkan sebagai PKP

 Jangka waktu pengkreditan paling lambat 3 bulan berakhirnya


masa pajak.

2. Pajak Yang Tidak Dapat Dikreditkan

 Pembelian atau impor barang sebelum pengusaha


dikukuhkan menjadi PKP

 Pajak masukan ditagih dengan surat ketetapan pajak

 PM yang tidak dilaporkan pada saat pemeriksaan

13
 Pembelian barang dan pengeluaran biaya lain yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan proses
menghasilkan BKP atau JKP

2.10 Pajak Keluaran

Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh


Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
ekspor Jasa Kena Pajak.

A. Lebih Bayar
Lebih bayar terjadi apabila pajak terhadap pemasukan lebih
besar dibandingkan dengan pajak keluaran.

B. Kurang Bayar
Kurang bayar terjadi apabila Pajak keluarannya lebih besar
dibandingkan dengan pajak masukan.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

SPT masa PPN merupakan sebuah form yang digunakan


oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan perhitungan jumlah
pajak baik untuk melapor PPN maupun Pajak Penjualan Barang
Mewah yang Terutang. Fungsi SPT masa SPT selain untuk
melaporkan pembayaran atau pelunasan pajakm namun juga dapat
digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban serta penyetoran
pajak dari pemotong atau pemungut.

SPT Masa PPN harus dilapor setiap bulannya. Jatuh tempo


pelaporan adalah pada hari terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan
berikutnya setelah akhir masa pajak yang bersangkutan. Jika tidak
melapor, dikenakan denda sebesar Rp500.000 (UU KUP Pasal 7
Ayat 1).

15
Soal Pilihan Ganda

1. Apa kegunaan SPT Masa PPN ?....


A. SPT Masa PPN merupakan sebuah form yang digunakan oleh Wajib
Pajak Badan untuk melaporkan penghitungan jumlah pajak baik untuk
melapor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM) yang terhutang.
B. SPT Masa PPN surat pemberitahuan.
C. SPT Masa PPN merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang
tergolong mewah yang dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk
menghasilkan atau mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya
Jawaban:
2.

16
Daftar Pustaka

http://www.kabarpajak.com/2013/07/pajak-masukan-dan-pajak-keluaran.html

www.pajak.go.id

http://www.slideshare.net/karomah95/6-ppn-pengkreditan-pajak-masukan
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus (Buku 2). Jakarta. Salemba Empat

http://dudiwahyudi.com/pajak/pajak-pertambahan-nilai/pajak-penjualan-atas-
barang-mewah-ppnbm.html

https://www.online-pajak.com/spt-masa-ppn

17

Anda mungkin juga menyukai