Anda di halaman 1dari 18

Analisis dari Balance Of Payment (Neraca Pembayaran)

1. Pada tahun 2014

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2014 mencatat surplus sebesar US$2,4 miliar. Surplus
NPI ini ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial sebesar US$7,8 miliar yang melampaui defisit
transaksi berjalan sebesar US$6,2 miliar (2,81% PDB). Surplus NPI triwulan IV-2014 tersebut pada
gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari US$111,2 miliar pada akhir triwulan III-2014
menjadi US$111,9 miliar pada akhir triwulan IV-2014. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk
membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri Pemerintah selama 6,4 bulan dan berada di
atas standar kecukupan internasional. Pada Januari 2015, posisi cadangan devisa kembali meningkat
menjadi US$114,2 miliar.
Secara keseluruhan tahun, kinerja NPI 2014 mencatat perbaikan signifikan didukung oleh keberhasilan
sinergi kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah. NPI 2014 mencatat surplus
US$15,2 miliar setelah sebelumnya mengalami defisit US$7,3 miliar pada 2013. Perbaikan tersebut
ditopang oleh menyusutnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan
finansial. Defisit transaksi berjalan menurun menjadi US$26,2 miliar (2,95% PDB) dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai US$29,1 miliar (3,18% PDB). Perbaikan kinerja tersebut terutama dipengaruhi
oleh menurunnya impor akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi
pertumbuhan ekonomi. Dari sisi ekspor, meskipun ekspor secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur
yang membaik, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi AS, juga turut membantu perbaikan
kinerja tersebut. Selain itu, menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya surplus neraca pendapatan
sekunder turut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja transaksi berjalan. Pada sisi lain, surplus transaksi
modal dan finansial tahun 2014 mencapai US$43,6 miliar, dari sebelumnya US$22,0 miliar pada 2013.
Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial ini didorong oleh kepercayaan investor terhadap
prospek perekonomian Indonesia.
Proses perbaikan keseimbangan eksternal Indonesia yang tercermin pada struktur NPI yang lebih sehat
diperkirakan akan terus berlanjut sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang
ditempuh Bank Indonesia serta langkah reformasi fiskal Pemerintah. Kinerja NPI ke depan diperkirakan
terus membaik ditopang oleh struktur transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang lebih baik.
Turunnya harga minyak dunia dan reformasi subsidi Pemerintah akan memperbaiki defisit transaksi
berjalan migas, walaupun meningkatnya impor nonmigas terkait dengan proyek Pemerintah di bidang
infrastruktur agak menahan perbaikan defisit transaksi berjalan. Di sisi transaksi modal dan finansial,
membaiknya fundamental ekonomi sejalan dengan reformasi struktural yang terus berlangsung mendorong
arus modal masuk, baik FDI maupun investasi portfolio, yang diprakirakan masih cukup memadai bagi
pembiayaan defisit transaksi berjalan.
 Neraca Perdagangan Jasa
Untuk keseluruhan tahun 2014, defisit neraca jasa mencapai USD10,5 miliar, turun dari defisit
USD12,1 miliar pada tahun sebelumnya. Turunnya defisit neraca jasa pada 2014 terutama disumbang oleh
penurunan pembayaran jasa freight, seiring dengan penurunan impor barang akibat melemahnya
permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi pertumbuhan ekonomi domestik. Selain itu, perbaikan
neraca jasa juga didukung oleh kenaikan penerimaan jasa perjalanan seiring dengan peningkatan jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia.

 Neraca Pendapatan Primer


Untuk keseluruhan tahun 2014, defisit neraca pendapatan primer meningkat dari USD27,1 miliar
menjadi USD27,8 miliar. Peningkatan defisit tersebut terutama terjadi pada komponen pembayaran bunga
ULN perusahaan afiliasi, serta pembayaran dividen dan bunga atas kepemilikan surat-surat utang domestik
oleh nonresiden.

 Neraca Pendapatan Sekunder


Untuk keseluruhan 2014, surplus neraca pendapatan sekunder mencatat peningkatan, terutama
disumbang oleh meningkatnya penerimaan remitansi TKI. Meskipun jumlah TKI yang bekerja di luar
negeri tidak mencatat peningkatan dibanding tahun sebelumnya, antara lain sebagai dampak perpanjangan
moratorium TKI informal ke negaranegara Timur Tengah, namun nilai remitansi TKI meningkat 14,1%
dari tahun 2013 menjadi USD8,3 miliar. Kondisi tersebut ditopang oleh perbaikan ratarata upah TKI di
beberapa negara penempatan antara lain di Hongkong, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia.

 Investasi Langsung

Secara keseluruhan 2014, terjaganya tingkat kepercayaan investor nonresiden terhadap prospek
perekonomian indonesia mendorong arus masuk investasi langsung (sisi kewajiban) mengalami kenaikan
surplus dari USD23,4 miliar di 2013 menjadi USD25,7 miliar. Arus masuk investasi langsung yang
meningkat terutama disumbang oleh investor nonresiden yang melakukan akuisisi saham pada perusahaan
domestik serta penarikan pinjaman dari perusahaan afiliasi yang berasal dari penerbitan global bonds. Di
sisi aset, ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan investasi langsung pada 2014 turun menjadi
USD10,4 miliar dari USD11,1 miliar pada tahun sebelumnya. Namun demikian, karena kenaikan surplus
investasi langsung sisi kewajiban lebih besar dibanding penurunan investasi langsung sisi aset, maka
surplus investasi secara neto mengalami kenaikan dari USD12,3 miliar di 2013 menjadi USD15,3 miliar di
2014.

 Investasi Portofolio
Secara keseluruhan 2014, arus masuk neto investasi portofolio nonresiden meningkat lebih dua kali
lipat menjadi USD25,8 miliar dari USD10,9 miliar pada tahun 2013. Net inflow tertinggi sepanjang sejarah
tersebut didukung oleh persepsi positif investor terhadap kestabilan perekonomian Indonesia serta imbal
hasil investasi yang kompetitif sehingga mampu menarik masuk likuiditas global yang relatif tinggi.
Peningkatan arus masuk neto investasi portofolio terutama terjadi pada instrumen surat utang sektor publik
berdenominasi rupiah yaitu sebesar USD11,7 miliar pada 2014 dari sebelumnya USD5,2 miliar pada 2013.

 Investasi Lainnya

Secara keseluruhan 2014, investasi lainnya secara neto mencatat surplus sebesar USD2,7 miliar,
dibandingkan dengan defisit USD0,9 miliar pada tahun 2013. Perbaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh
kenaikan surplus investasi lainnya nonresiden di Indonesia (sisi kewajiban) dari USD2,6 miliar menjadi
USD6,9 miliar.

2. Pada Tahun 2015

2014* 2015
ITEMS
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III** Tw.IV** Total**

I . Transaksi Berjalan -4,927 -9,585 -7,035 -5,953 -27,499 -4,159 -4,296 -4,190 -5,115 -17,761

A. Barang 3,350 -375 1,560 2,448 6,983 3,063 4,125 4,141 1,953 13,281

- Ekspor 43,937 44,505 43,606 43,245 175,293 37,827 39,685 36,086 34,743 148,341

- Impor -40,588 -44,880 -42,046 -40,797 -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,790 -135,060

1. Barang Dagangan Umum 2,832 -703 1,192 2,153 5,474 2,690 3,810 4,047 2,004 12,551

- Ekspor, fob. 43,414 44,171 43,232 42,944 173,760 37,450 39,366 35,728 34,397 146,941

- Impor, fob. -40,581 -44,874 -42,039 -40,791 -168,286 -34,760 -35,557 -31,680 -32,392 -134,389

a. Nonmigas 5,581 2,475 4,326 4,922 17,304 3,947 5,932 6,158 2,987 19,024

- Ekspor, fob 35,822 36,657 35,970 36,560 145,008 33,068 34,722 32,038 30,698 130,526

- Impor, fob -30,241 -34,182 -31,644 -31,638 -127,704 -29,122 -28,790 -25,880 -27,711 -111,502

b. Migas -2,749 -3,178 -3,134 -2,769 -11,830 -1,256 -2,122 -2,111 -983 -6,472

- Ekspor, fob 7,592 7,514 7,262 6,384 28,752 4,382 4,644 3,690 3,698 16,415

- Impor, fob -10,341 -10,693 -10,395 -9,153 -40,582 -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887

2. Barang Lainnya 518 328 368 295 1,509 372 315 94 -51 730

- Ekspor, fob. 524 333 374 302 1,533 376 319 358 346 1,400

- Impor, fob. -6 -5 -6 -7 -24 -4 -4 -264 -398 -670

B. Jasa - jasa -2,131 -2,831 -2,486 -2,561 -10,010 -1,845 -2,651 -2,151 -1,846 -8,493

- Ekspor 5,887 5,721 5,698 6,226 23,531 5,526 5,085 5,446 5,835 21,891

- Impor -8,018 -8,552 -8,183 -8,787 -33,541 -7,371 -7,736 -7,597 -7,681 -30,384
C. Pendapatan Primer -7,230 -7,912 -7,313 -7,236 -29,692 -6,805 -7,195 -7,452 -6,576 -28,028

- Penerimaan 391 681 634 424 2,130 468 722 705 930 2,826

- Pembayaran -7,621 -8,593 -7,947 -7,660 -31,822 -7,272 -7,918 -8,158 -7,506 -30,854

D. Pendapatan Sekunder 1,085 1,534 1,204 1,397 5,220 1,428 1,426 1,272 1,354 5,479

- Penerimaan 2,084 2,505 2,306 2,479 9,374 2,521 2,645 2,539 2,627 10,333

- Pembayaran -999 -970 -1,102 -1,082 -4,154 -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853

II . Transaksi Modal 1 7 3 15 27 1 0 2 14 17

- Penerimaan 1 7 3 15 27 1 0 2 14 17

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

III . Transaksi Finansial 6,387 14,484 14,532 9,559 44,962 5,086 2,241 277 9,516 17,120

- Aset -5,393 -2,960 -3,786 1,353 -10,786 -8,302 -8,524 -3,787 340 -20,273

- Kewajiban 11,780 17,445 18,318 8,206 55,748 13,388 10,765 4,064 9,175 37,393

1. Investasi Langsung 2,023 4,353 5,752 2,661 14,788 1,695 3,467 1,782 2,315 9,259

a. Aset -2,883 -2,407 -2,226 -2,871 -10,388 -3,451 -3,394 -1,345 -1,237 -9,427

b. Kewajiban 4,906 6,760 7,979 5,532 25,176 5,146 6,860 3,127 3,553 18,686

2. Investasi Portofolio 8,730 8,046 7,409 1,883 26,067 8,509 5,592 -2,218 4,825 16,707

a. Aset 465 -991 1,299 1,814 2,587 24 -737 -683 393 -1,003

b. Kewajiban 8,265 9,037 6,110 69 23,481 8,484 6,329 -1,535 4,431 17,709

- Sektor publik2) 5,917 2,891 5,298 1,274 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369

- Sektor swasta3) 2,347 6,147 811 -1,205 8,101 1,542 2,521 -2,426 -1,296 341

3. Derivatif Finansial -140 45 -20 -40 -156 93 -3 231 -301 20

4. Investasi Lainnya -4,225 2,040 1,390 5,056 4,262 -5,210 -6,815 483 2,677 -8,866

a. Aset -3,214 375 -2,871 2,283 -3,426 -5,080 -4,622 -1,955 1,148 -10,510

b. Kewajiban -1,011 1,666 4,261 2,773 7,688 -130 -2,192 2,438 1,529 1,645

- Sektor publik2) -1,534 -295 -613 -1,766 -4,209 -1,144 -1,366 1,665 377 -469

- Sektor swasta3) 523 1,961 4,874 4,539 11,897 1,014 -826 773 1,152 2,113

IV. Total (I + II + III) 1,462 4,907 7,500 3,621 17,489 928 -2,055 -3,912 4,415 -624

V. Selisih Perhitungan Bersih 605 -610 -1,025 -1,211 -2,241 375 -870 -654 675 -474

VI . Neraca Keseluruhan (IV + V) 2,066 4,297 6,475 2,410 15,249 1,303 -2,925 -4,565 5,089 -1,098

VII . Cadangan Devisa dan yang terkait 4) -2,066 -4,297 -6,475 -2,410 -15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098

A. Transaksi Cadangan Devisa -2,066 -4,297 -6,475 -2,410 -15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

- Posisi Cadangan Devisa 102,592 107,678 111,164 111,862 111,862 111,554 108,030 101,720 105,931 105,931

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah


5.7 6.1 6.3 6.4 6.4 6.6 6.8 6.8 7.4 7.4

- Transaksi Berjalan (% PDB) -2.33 -4.26 -3.01 -2.70 -3.09 -1.95 -1.97 -1.94 -2.39 -2.06

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulan IV tahun 2015 mencatat surplus sebesar USD5,1 miliar,
setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar USD4,4 miliar. Surplus ini ditopang oleh surplus
transaksi modal dan finansial sebesar USD9,5 miliar yang melampaui defisit transaksi berjalan sebesar
USD5,1 miliar (2,39% PDB). Surplus NPI triwulan IV tahun 2015 tersebut pada gilirannya mendorong
kenaikan posisi cadangan devisa dari USD101,7 miliar pada akhir triwulan III 2015 menjadi USD105,9
miliar pada akhir triwulan IV 2015. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan
pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,4 bulan dan berada di atas standar
kecukupann nasional.
Defisit transaksi berjalan meningkat ditengah proses perbaikan perekonomian Indonesia. Defisit
transaksi berjalan triwulan IV tahun 2015 tersebut lebihh besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
sebesar USD4,2 miliar (1,94% PDB). Kenaikan defisir transaksi berjalan tersebut bersumber dari
penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas karena impor nonmigas tumbuh 7,5% seiring dengan
meningkatnya permintaan domestic pada triwulan IV 2015. Peningkatan impor sebesar terjadi pada
kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Sementara itu, ekspor
nonmigas terkontraksi 4,2% dipengaruhi oleh permintaan global yang masih rendah dan terus menurunya
harga komoditas. Disisi lain, deficit neraca perdagangan migas menyusut seiring turunyya volume impor
minyak dan harga minyak mentah dunia. Meski mengalami peningkatan deficit dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya, kinerja transaksi berjalan triwulan IV tahun 2015 membaik dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
Surplus transaksi modal dan finansial meningkat signifikan seiring menurunya ketidakpastian di
pasar keuangan global dan membaiknya keyakinan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Surplus
transaksi modal dan finansial Triwulan IV 2015 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
USD0,28 miliar. Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut didukung oleh kembali
meningkatnya arus masuk investasi portofolio pada obligasi pemerintah, termasuk global bond. Selain itu
juga di pengaruhi oleh

3. Pada Tahun 2016


TABEL 1
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
RINGKASAN
(Juta USD)

Februari 2017

2015 2016
ITEMS
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

I. Transaksi Berjalan -4,314 -4,279 -4,224 -4,703 -17,519 -4,651 -5,203 -4,680 -1,812 -16,347

A. Barang 3,198 4,371 4,248 2,232 14,049 2,648 3,749 3,923 5,070 15,390

- Ekspor 37,962 39,931 36,192 35,038 149,124 33,039 36,282 34,891 40,229 144,441

- Impor -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,160 -129,051

1. Barang Dagangan Umum 2,826 4,056 4,154 2,283 13,319 2,340 3,517 3,706 5,240 14,803

- Ekspor, fob. 37,586 39,612 35,835 34,692 147,725 32,687 35,977 34,554 39,843 143,061

- Impor, fob. -34,760 -35,557 -31,680 -32,409 -134,406 -30,347 -32,460 -30,848 -34,604 -128,258

a. Nonmigas 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,244 4,959 5,042 6,381 19,625
- Ekspor, fob 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,836 32,752 31,292 36,293 130,173

- Impor, fob -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,592 -27,793 -26,250 -29,912 -110,548

b. Migas -1,121 -1,876 -2,004 -702 -5,703 -904 -1,442 -1,336 -1,142 -4,823

- Ekspor, fob 4,518 4,890 3,797 3,979 17,184 2,851 3,225 3,262 3,550 12,887

- Impor, fob -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755 -4,667 -4,597 -4,691 -17,710

2. Barang Lainnya 372 315 94 -51 730 308 232 217 -170 587

- Ekspor, fob. 376 319 358 346 1,400 352 305 337 386 1,380

- Impor, fob. -4 -4 -264 -398 -670 -44 -73 -120 -556 -793

B. Jasa – jasa -1,823 -2,829 -2,293 -1,752 -8,697 -1,041 -2,273 -1,614 -1,558 -6,486

- Ekspor 5,574 5,087 5,408 6,152 22,221 5,946 5,429 5,974 6,801 24,151

- Impor -7,397 -7,915 -7,701 -7,904 -30,918 -6,987 -7,702 -7,588 -8,360 -30,637

C. Pendapatan Primer -7,116 -7,246 -7,452 -6,565 -28,379 -7,493 -7,903 -8,013 -6,272 -29,681

- Penerimaan 468 722 705 926 2,822 515 692 646 989 2,843

- Pembayaran -7,584 -7,969 -8,157 -7,491 -31,201 -8,008 -8,595 -8,659 -7,262 -32,524

D. Pendapatan Sekunder 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,235 1,223 1,024 949 4,430

- Penerimaan 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,479 2,563 2,415 2,348 9,806

- Pembayaran -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245 -1,340 -1,391 -1,400 -5,375

II. Transaksi Modal 1 0 2 14 17 0 4 5 0 9

- Penerimaan 1 0 2 14 17 0 4 5 0 9

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

III. Transaksi Finansial 5,611 1,998 60 9,174 16,843 4,378 7,502 10,551 6,757 29,188

- Aset -8,294 -9,155 -3,708 -332 -21,489 -1,316 -3,849 3,925 20,418 19,178

- Kewajiban 13,905 11,154 3,768 9,506 38,332 5,694 11,351 6,626 -13,661 10,010

1. Investasi Langsung 2,319 3,982 1,608 2,795 10,704 3,082 3,272 6,533 2,234 15,121

a. Aset -3,392 -3,276 -1,266 -1,141 -9,075 -852 -1,185 471 12,925 11,359

b. Kewajiban 5,712 7,258 2,873 3,936 19,779 3,934 4,457 6,062 -10,690 3,762

2. Investasi Portofolio 8,509 5,528 -2,188 4,333 16,183 4,439 8,277 6,541 -385 18,872

a. Aset 24 -737 -683 127 -1,268 -168 402 1,938 14 2,186

b. Kewajiban 8,484 6,266 -1,505 4,206 17,451 4,607 7,875 4,604 -399 16,686

- Sektor publik2) 6,942 3,808 908 5,728 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835

- Sektor swasta3) 1,542 2,457 -2,413 -1,522 65 -312 663 1,393 -1,891 -148

3. Derivatif Finansial 93 -3 231 -301 20 -22 -25 -28 66 -9

4. Investasi Lainnya -5,310 -7,510 409 2,346 -10,064 -3,121 -4,022 -2,495 4,842 -4,796

a. Aset -5,131 -5,371 -1,955 645 -11,812 -573 -3,236 1,356 7,477 5,024

b. Kewajiban -179 -2,138 2,364 1,702 1,748 -2,548 -786 -3,851 -2,635 -9,820

- Sektor publik2) -1,144 -1,366 1,665 656 -190 -119 -1,599 -1,242 -319 -3,279

- Sektor swasta3) 964 -772 700 1,046 1,938 -2,429 813 -2,609 -2,317 -6,542

IV. Total (I + II + III) 1,298 -2,280 -4,162 4,485 -659 -272 2,303 5,876 4,944 12,851

V. Selisih Perhitungan Bersih 5 -645 -404 605 -439 -15 -141 -167 -439 -762

VI. Neraca Keseluruhan (IV + V) 1,303 -2,925 -4,565 5,089 -1,098 -287 2,162 5,708 4,505 12,089

VII. Cadangan Devisa dan yang terkait 4) -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089

A. Transaksi Cadangan Devisa -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287 -2,162 -5,708 -4,505 -12,089

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Defisit transaksi berjalan pada triwulan IV 2016 menurun sejalan dengan perbaikan perekonomian
dunia dan perekonomian Indonesia. Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2016 tercatat sebesar USD1,8
miliar (0,8% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD4,7 miliar
(1,9% dari PDB) ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan pendapatan primer.
Surplus neraca perdagangan barang tercatat meningkat didorong oleh peningkatan ekspor seiring dengan
perbaikan ekonomi negara-negara mitra dagang dan meningkatnya harga komoditas global. Sementara itu,
defisit neraca pendapatan primer menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah
yang lebih rendah. Kinerja transaksi berjalan triwulan IV 2016 juga lebih baik dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2015 yang mencatat defisit sebesar USD4,7 miliar (2,2% dari PDB) karena meningkatnya
surplus neraca perdagangan barang dan menurunnya defisit neraca perdagangan jasa.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2016 mencatat surplus yang cukup besar dan
melampaui defisit transaksi berjalan. Surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV 2016 tercatat
sebesar USD6,8 miliar, terutama bersumber dari surplus investasi lainnya sejalan dengan berlanjutnya
repatriasi dana tax amnesty. Namun, surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan surplus pada triwulan III 2016. Lebih rendahnya surplus di triwulan IV 2016
disebabkan oleh defisit investasi portofolio sebagai dampak keluarnya dana asing dari saham
domestik dan SUN rupiah pasca-pengumuman Pemilu Presiden AS, serta surplus investasi langsung
yang juga lebih rendah karena dipengaruhi outflow di sektor pertambangan.

Dengan perkembangan tersebut, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV 2016 mencatat
surplus sebesar USD4,5 miliar. Surplus NPI triwulan IV 2016 tersebut pada gilirannya mendorong
kenaikan posisi cadangan devisa menjadi sebesar USD116,4 miliar pada akhir triwulan IV 2016, lebih
tinggi dari USD115,7 miliar pada akhir triwulan III 2016 atau bila dibandingkan periode akhir
triwulan IV 2015 yang sebesar USD105,9 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk
membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,4 bulan dan
berada di atas standar kecukupan internasional.

Untuk keseluruhan tahun, kinerja NPI 2016 membaik ditopang oleh penurunan defisit transaksi
berjalan dan kenaikan surplus transaksi modal dan finansial. NPI 2016 mencatat surplus sebesar
USD12,1 miliar setelah tahun sebelumnya mengalami defisit USD1,1 miliar. Defisit transaksi
berjalan turun dari USD17,5 miliar (2,0% PDB) pada 2015 menjadi USD16,3 miliar (1,8% PDB) di
2016 didukung perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa. Surplus neraca perdagangan
meningkat karena penurunan impor yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor.
Meskipun demikian, laju penurunan impor di 2016 tidak sedalam pada 2015 sejalan dengan
membaiknya perekonomian domestik. Demikian pula halnya dengan laju penurunan ekspor yang
tidak sedalam tahun sebelumnya karena didukung meningkatnya harga komoditas global. Defisit
neraca perdagangan jasa juga menurun mengikuti penurunan impor barang. Di sisi lain, surplus
transaksi modal dan finansial tahun 2016 meningkat signifikan menjadi USD29,2 miliar, dari
sebelumnya USD16,8 miliar pada 2015. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan
surplus investasi langsung dan investasi portofolio serta penurunan defisit investasi lainnya sejalan
dengan masih baiknya persepsi pelaku ekonomi terhadap perekonomian domestik dan implementasi
program pengampunan pajak yang berjalan dengan baik.
 Neraca Perdagangan Barang

TABEL 2
ITEMS NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
Barang
1) BARANG
- Ekspor (Juta USD)
- Impor
A. Barang dagangan umum
1. Nonmigas
Februari 2017
a. Ekspor
b. Impor 2015 2016
2. Minyak
a. Ekspor Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**
b. Impor
3. Gas 3,198 4,371 4,248 2,232 14,049 2,648 3,749 3,923 5,070 15,390
a. Ekspor 37,962 39,931 36,192 35,038 149,124 33,039 36,282 34,891 40,229 144,441
b. Impor -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,160 -129,051
B. Barang lainnya 2,826 4,056 4,154 2,283 13,319 2,340 3,517 3,706 5,240 14,803
a.l. Emas nonmoneter 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,244 4,959 5,042 6,381 19,625
a. Ekspor 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,836 32,752 31,292 36,293 130,173
b. Impor -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,592 -27,793 -26,250 -29,912 -110,548
-3,184 -3,658 -3,521 -2,743 -13,106 -2,030 -2,463 -2,621 -2,588 -9,702
Memorandum: 1,927 2,611 1,786 1,510 7,833 1,221 1,816 1,631 1,600 6,267
1. Nominal -5,111 -6,268 -5,307 -4,253 -20,938 -3,250 -4,279 -4,252 -4,188 -15,969
a. Total Ekspor (fob) 2,063 1,781 1,517 2,041 7,402 1,126 1,021 1,286 1,447 4,880
- Nonmigas 2,591 2,280 2,011 2,469 9,351 1,631 1,409 1,631 1,950 6,620
- Migas -528 -498 -494 -429 -1,949 -505 -388 -345 -503 -1,741
b. Total Impor (fob) 372 315 94 -51 730 308 232 217 -170 587
- Nonmigas 372 315 94 -51 730 308 232 217 -170 587
- Migas 376 319 358 346 1,400 352 305 337 386 1,380
2. Pertumbuhan (%, yoy) -4 -4 -264 -398 -670 -44 -73 -120 -556 -793
a. Total Ekspor (fob)
- Nonmigas
- Migas
b. Total Impor (fob) 37,962 39,931 36,192 35,038 149,124 33,039 36,282 34,891 40,229 144,441
- Nonmigas 33,445 35,041 32,395 31,059 131,941 30,188 33,057 31,629 36,680 131,554
- Migas 4,518 4,890 3,797 3,979 17,184 2,851 3,225 3,262 3,550 12,887
3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,533 -30,967 -35,160 -129,051
4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) -29,126 -28,794 -26,144 -28,125 -112,189 -26,636 -27,866 -26,370 -30,468 -111,341
-5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755 -4,667 -4,597 -4,691 -17,710

Catatan: -13.6 -10.3 -17.0 -19.0 -14.9 -13.0 -9.1 -3.6 14.8 -3.1
1)
Dalam free on board (fob). -8.0 -5.3 -10.9 -15.7 -10.0 -9.7 -5.7 -2.4 18.1 -0.3
-40.5 -34.9 -47.7 -37.7 -40.2 -36.9 -34.1 -14.1 -10.8 -25.0
-14.3 -20.8 -24.0 -19.6 -19.7 -12.6 -8.5 -3.1 7.2 -4.5
-3.7 -15.8 -17.4 -11.1 -12.2 -8.5 -3.2 0.9 8.3 -0.8
-45.5 -36.7 -44.2 -48.9 -43.6 -33.4 -31.0 -20.7 0.2 -22.6
50.7 59.1 45.8 39.6 48.8 28.7 41.3 40.6 46.5 39.3
0.766 0.793 0.794 0.794 0.787 0.836 0.834 0.833 0.823 0.831

Neraca perdagangan barang triwulan IV 2016 mencatat surplus sebesar USD5,1 miliar, naik 29,2%
dibandingkan dengan surplus triwulan III 2016 sebesar USD3,9 miliar. Perbaikan kinerja neraca
perdagangan barang tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas dan
penurunan defisit neraca perdagangan migas. Secara tahunan, surplus neraca perdagangan barang pada
triwulan IV 2016 lebih tinggi sebesar 127,1% dibandingkan dengan surplus triwulan yang sama tahun
sebelumnya. Peningkatan yang signifikan ini mendorong surplus neraca perdagangan barang untuk
keseluruhan 2016 lebih tinggi 9,6% dibandingkan surplus pada 2015.
 Neraca Perdangan Jasa
TABEL 3
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI BERJALAN
JASA-JASA
(Juta USD)

Februari 2017

2015 2016
ITEMS Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

Jasa-jasa -1,823 -2,829 -2,293 -1,752 -8,697 -1,041 -2,273 -1,614 -1,558 -6,486
- Ekspor 5,574 5,087 5,408 6,152 22,221 5,946 5,429 5,974 6,801 24,151
- Impor -7,397 -7,915 -7,701 -7,904 -30,918 -6,987 -7,702 -7,588 -8,360 -30,637
A. Jasa manufaktur 80 95 101 79 356 83 89 94 84 351
- Ekspor 80 95 101 79 356 83 89 94 84 351
- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -88 -72 -90 -90 -340 -113 -69 -108 -73 -364
- Ekspor 43 87 76 77 284 91 89 99 110 389
- Impor -131 -159 -166 -168 -624 -204 -158 -207 -183 -753
C. Transportasi -1,520 -1,638 -1,612 -1,375 -6,146 -1,211 -1,376 -1,356 -1,720 -5,662
- Ekspor 814 838 785 1,019 3,456 887 947 916 817 3,567
- Impor -2,335 -2,476 -2,396 -2,395 -9,602 -2,098 -2,323 -2,272 -2,537 -9,229
a. Penumpang -141 -294 -373 -406 -1,215 -141 -251 -313 -427 -1,134
- Ekspor 334 323 325 311 1,293 333 317 387 324 1,361
- Impor -476 -618 -698 -717 -2,508 -474 -568 -701 -752 -2,494
b. Barang -1,367 -1,371 -1,299 -1,168 -5,204 -1,088 -1,034 -985 -1,282 -4,389
- Ekspor 354 364 289 398 1,406 411 496 401 362 1,671
- Impor -1,721 -1,734 -1,588 -1,566 -6,610 -1,499 -1,531 -1,386 -1,644 -6,059
c. Lainnya -12 27 60 198 273 18 -90 -58 -10 -140
- Ekspor 126 151 171 310 758 143 134 128 131 536
- Impor -138 -124 -111 -112 -484 -125 -224 -186 -141 -676
D. Perjalanan 1,059 609 827 974 3,469 1,171 815 1,265 1,243 4,494
- Ekspor 2,756 2,292 2,796 2,916 10,761 2,894 2,519 3,278 3,513 12,203
- Impor -1,698 -1,683 -1,969 -1,942 -7,292 -1,723 -1,704 -2,013 -2,269 -7,709
E. Jasa konstruksi -5 -29 -78 38 -74 38 16 12 40 106
- Ekspor 117 84 101 77 379 70 54 43 71 238
- Impor -122 -113 -178 -39 -453 -31 -39 -31 -31 -132
F. Jasa asuransi dan dana pensiun -213 -312 -200 -164 -888 -145 -186 -153 -205 -689
- Ekspor 5 9 12 29 54 5 9 11 28 53
- Impor -218 -321 -212 -193 -942 -150 -195 -164 -233 -742
G. Jasa keuangan -121 -157 -87 -132 -497 -185 -110 -189 -163 -647
- Ekspor 45 53 83 67 248 71 94 11 86 262
- Impor -166 -210 -170 -199 -744 -257 -203 -200 -250 -909
H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -328 -463 -292 -518 -1,601 -358 -635 -319 -361 -1,673
- Ekspor 13 17 7 15 52 13 10 8 15 46
- Impor -340 -479 -299 -534 -1,653 -371 -645 -327 -376 -1,719
I. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -193 -233 -212 -182 -820 -205 -467 -200 -283 -1,155
- Ekspor 281 204 180 306 971 194 226 224 338 982
- Impor -474 -437 -392 -488 -1,791 -399 -693 -424 -621 -2,136
J. Jasa bisnis lainnya -617 -734 -775 -544 -2,670 -275 -533 -850 -253 -1,911
- Ekspor 1,230 1,200 1,099 1,388 4,917 1,454 1,186 1,089 1,574 5,302
- Impor -1,847 -1,934 -1,874 -1,932 -7,587 -1,729 -1,718 -1,939 -1,827 -7,213
K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -12 22 15 20 45 0 11 9 8 28
- Ekspor 26 32 22 31 111 16 25 20 20 81
- Impor -38 -11 -7 -11 -67 -16 -14 -11 -12 -53
L. Jasa pemerintah 135 83 109 142 469 158 172 180 124 635
- Ekspor 163 176 146 147 632 169 182 182 146 678
- Impor -28 -93 -37 -5 -163 -11 -9 -2 -22 -43

Memorandum:
Jumlah pelawat (ribuan orang)
- Ke dalam negeri 2,328 2,377 2,555 2,535 9,794 2,427 2,551 2,921 3,030 10,929
2,040 2,051 2,228 2,026 8,345 2,070 2,075 2,185 1,973 8,303
- Ke luar neg

Secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2016 turun 25,4% menjadi USD6,5
miliar dari USD8,7 miliar pada 2015 . Turunnya defisit neraca jasa tersebut terutama disumbang oleh
penurunan pembayaran jasa freight, seiring dengan penurunan impor barang. Selain itu, perbaikan neraca
jasa juga didukung oleh kenaikan penerimaan jasa perjalanan seiring dengan meningkatnya jumlah wisman
yang berkunjung ke Indonesia dari 9,79 juta pada 2015 menjadi 10,93 juta pada 2016.
Februari 2017

20 2016

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

Pendapatan Primer -7,116 -7,246 -7,452 -6,565 -28,379 -7,493 -7,903 -8,013 -6,272 -29,681

- Penerimaan 468 722 705 926 2,822 515 692 646 989 2,843

- Pembayaran -7,584 -7,969 -8,157 -7,491 -31,201 -8,008 -8,595 -8,659 -7,262 -32,524

A. Kompensansi tenaga kerja -316 -322 -356 -367 -1,361 -360 -367 -407 -419 -1,553

- Penerimaan 53 61 49 50 213 55 63 50 51 219

- Pembayaran -370 -383 -405 -416 -1,574 -415 -430 -457 -470 -1,772

B. Pendapatan investasi -6,800 -6,924 -7,095 -6,198 -27,018 -7,133 -7,536 -7,606 -5,854 -28,128

- Penerimaan 414 661 657 877 2,609 460 629 596 938 2,624

- Pembayaran -7,214 -7,586 -7,752 -7,075 -29,627 -7,593 -8,165 -8,203 -6,792 -30,752

a. Pendapatan investasi langsung -4,430 -4,570 -4,888 -4,616 -18,504 -4,562 -4,506 -4,522 -4,035 -17,625

1) Pendapatan modal ekuitas -4,130 -4,307 -4,434 -4,210 -17,081 -4,248 -4,326 -4,164 -3,860 -16,597

- Penerimaan 23 23 9 17 72 2 32 40 17 90

- Pembayaran -4,153 -4,331 -4,442 -4,227 -17,153 -4,249 -4,358 -4,203 -3,877 -16,687

2) Pendapatan utang (bunga) -300 -263 -455 -406 -1,423 -315 -180 -358 -175 -1,028

- Penerimaan 8 2 4 2 16 2 33 5 34 73

- Pembayaran -308 -265 -458 -409 -1,440 -317 -213 -363 -209 -1,101

b. Pendapatan investasi portofolio -1,925 -1,757 -1,856 -922 -6,460 -2,221 -2,405 -2,777 -1,162 -8,565

1) Pendapatan modal ekuitas -217 -977 -367 -375 -1,936 -218 -1,362 -389 -169 -2,138

- Penerimaan 58 88 38 98 283 59 147 123 304 633

- Pembayaran -275 -1,065 -405 -474 -2,219 -277 -1,510 -512 -472 -2,772

2) Pendapatan utang (bunga) -1,709 -780 -1,489 -547 -4,525 -2,003 -1,043 -2,388 -993 -6,427

- Penerimaan 212 432 517 651 1,812 245 249 241 392 1,126

- Pembayaran -1,921 -1,212 -2,006 -1,198 -6,337 -2,248 -1,292 -2,628 -1,385 -7,553

c. Pendapatan investasi lainnya -445 -597 -352 -660 -2,053 -350 -625 -307 -656 -1,938

- Penerimaan 113 115 89 108 426 153 167 188 192 701

- Pembayaran -558 -712 -441 -768 -2,479 -502 -792 -496 -849 -2,639

Untuk keseluruhan tahun, defisit neraca pendapatan primer meningkat dari USD28,4 miliar pada 2015
menjadi USD29,7 miliar pada 2016. Peningkatan defisit tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya
neto pembayaran pendapatan investasi portofolio.

 Neraca Pendapatan Sekunder

TABEL 5
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN
PENDAPATAN SEKUNDER
Pendapatan Sekunder Februari 2017

2015 2016
- Penerimaan Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

- Pembayaran 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,235 1,223 1,024 949 4,430

A. Pemerintah 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,479 2,563 2,415 2,348 9,806

-1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245 -1,340 -1,391 -1,400 -5,375
Penerimaan
8 2 15 124 149 1 35 46 81 163
Pembayaran 8 3 15 124 150 6 35 46 81 168

B. Sektor lainnya 0 -1 0 0 -1 -5 0 0 0 -5

1,419 1,424 1,258 1,258 5,360 1,233 1,189 978 868 4,267

1. Transfer personal 1,614 1,642 1,605 1,553 6,415 1,526 1,428 1,348 1,180 5,482

Penerimaan 2,336 2,390 2,356 2,366 9,447 2,301 2,268 2,195 2,096 8,860

-721 -747 -750 -812 -3,031 -775 -840 -847 -916 -3,378
Pembayaran -195 -218 -347 -295 -1,056 -292 -239 -370 -313 -1,214

2.Transfer lainnya 177 253 169 166 765 172 261 174 171 778

-372 -471 -516 -461 -1,821 -464 -500 -544 -484 -1,992
- Penerimaan

- Pembayaran 3,893 3,837 3,755 3,686 3,686 3,639 3,591 3,515 3,472 3,472

77 79 83 86 86 83 89 93 97 97

Untuk keseluruhan tahun 2016,


surplus neraca pendapatan sekunder menurun dari USD5,5 miliar pada 2015 menjadi USD4,4 miliar,
terutama disebabkan oleh menurunnya penerimaan remitansi TKI. Jumlah TKI yang bekerja di luar
negeri tercatat menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di antaranya sebagai dampak
perpanjangan moratorium TKI informal ke negara-negara Timur Tengah.

 Investasi Langsung

TABEL 6
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA
TRANSAKSI FINANSIAL
INVESTASI LANGSUNG
(Juta USD)

Februari 2017

2015 2016
ITEMS
Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

Investasi Langsung 2,319 3,982 1,608 2,795 10,704 3,082 3,272 6,533 2,234 15,121

A. Aset -3,392 -3,276 -1,266 -1,141 -9,075 -852 -1,185 471 12,925 11,359

1. Modal ekuitas -2,648 -2,368 -1,525 -1,457 -7,998 -1,140 -1,558 -39 13,135 10,397

2. Instrumen utang -744 -908 260 316 -1,076 289 373 511 -210 962

B. Kewajiban 5,712 7,258 2,873 3,936 19,779 3,934 4,457 6,062 -10,690 3,762
1. Modal ekuitas 4,941 4,802 4,184 4,895 18,822 3,753 5,347 4,536 -9,722 3,914

2. Instrumen utang 770 2,456 -1,310 -959 957 181 -890 1,525 -969 -152

a. Penerimaan 21,195 22,515 18,139 13,739 75,588 12,596 13,044 13,019 11,669 50,328

b. Pembayaran -20,425 -20,059 -19,449 -14,698 -74,631 -12,415 -13,934 -11,493 -12,637 -50,480

Memorandum:

Investasi langsung berdasarkan arah investasi 2,319 3,982 1,608 2,795 10,704 3,082 3,272 6,533 2,234 15,121

A. Ke luar negeri -2,098 -1,122 -2,178 -539 -5,937 61 -293 1,591 11,105 12,463

1. Modal ekuitas -1,534 -1,431 -766 -506 -4,237 -187 -631 -47 13,129 12,264

2. Instrumen utang -564 308 -1,411 -33 -1,700 248 338 1,638 -2,024 199

B. Di Indonesia (PMA) 4,417 5,105 3,785 3,334 16,641 3,022 3,565 4,942 -8,870 2,658

1. Modal ekuitas 3,828 3,864 3,424 3,944 15,060 2,799 4,419 4,544 -9,716 2,046

2. Instrumen utang 589 1,240 361 -610 1,581 222 -855 398 846 612

Untuk keseluruhan 2016, kinerja investasi langsung mencatat surplus neto sebesar USD15,1 miliar,
meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatatkan surplus sebesar USD10,7 miliar. Masih tingginya
kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan
ekonomi ke depan mampu mendorong investor asing untuk tetap melakukan investasi jangka panjang di
Indonesia. Perbaikan kinerja investasi langsung tersebut sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan
perekonomian domestik dari 4,88% (yoy) pada 2015 menjadi 5,02% (yoy) pada 2016.
 Investasi PortofoliEMS
TABEL 7

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI PORTOFOLIO
(Juta USD)

Investasi Portofolio
Februari 2017

A. Aset 201
1.Sektor publik 2015 6
a. Modal ekuitas Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II* Tw.III* Tw.IV** Total**

b. Surat utang 8,509 5,528 -2,188 4,333 16,183 4,439 8,277 6,541 -385 18,872

2.Sektor swasta 24 -737 -683 127 -1,268 -168 402 1,938 14 2,186

a. Modal ekuitas 713 -13 -180 -128 392 174 -53 1,579 96 1,795

b. Surat utang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

713 -13 -180 -128 392 174 -53 1,579 96 1,795


B. Kewajiban
-689 -724 -503 255 -1,660 -341 455 359 -82 391
1.Sektor publik
-258 -317 -180 -2 -758 -147 -118 269 -214 -210
a. Modal ekuitas
-431 -406 -323 257 -903 -195 573 90 132 601
b. Surat utang
8,484 6,266 -1,505 4,206 17,451 4,607 7,875 4,604 -399 16,686
1)Bank sentral
6,942 3,808 908 5,728 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835
2)Pemerintah
N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A
a) Jangka pendek
6,942 3,808 908 5,728 17,386 4,919 7,213 3,211 1,492 16,835
b) Jangka panjang
-125 182 -194 2 -135 68 248 86 -287 114
2.Sektor swasta
7,067 3,627 1,102 5,725 17,521 4,851 6,965 3,125 1,779 16,720
a. Modal ekuitas
296 51 -417 32 -38 -172 176 124 -572 -444
b. Surat utang 6,771 3,576 1,519 5,694 17,559 5,022 6,789 3,001 2,351 17,164
1)Jangka pendek 1,542 2,457 -2,413 -1,522 65 -312 663 1,393 -1,891 -148
2)Jangka panjang 437 -88 -1,200 -696 -1,547 314 667 1,637 -1,299 1,319

1,105 2,546 -1,213 -826 1,612 -626 -4 -245 -592 -1,467


Memorandum:
-217 271 -1,154 -1,235 -2,335 -480 35 -109 217 -336

Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 1,322 2,275 -59 409 3,947 -146 -39 -136 -810 -1,131

1. Dalam Rupiah 7,067 3,627 1,102 5,725 17,521 4,851 6,965 3,125 1,779 16,720

2. Dalam Valuta Asing 3,407 2,527 -992 2,575 7,518 3,501 2,862 3,125 -1,441 8,047

3,660 1,100 2,093 3,150 10,003 1,350 4,103 0 3,221 8,673

Untuk keseluruhan 2016, surplus investasi portofolio neto meningkat menjadi sebesar
USD18,9 miliar dari USD16,2 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama
dipengaruhi net inflows dari penjualan surat utang asing oleh penduduk, sebagian besar terjadi
pada triwulan III 2016, yang ditengarai terkait dengan implementasi tax amnesty. Selain itu,
berkebalikan dengan 2015, pada 2016 tercatat net beli asing pada instrumen saham seiring
dengan aksi beli yang terus meningkat sampai dengan triwulan III 2016, namun tertahan
dengan adanya aksi net jual pada triwulan akhir 2016.

 Investasi Lainnya

Untuk keseluruhan tahun 2016, investasi lainnya secara neto mencatat defisit sebesar
USD4,8 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada tahun 2015 sebesar
USD10,1 miliar. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi surplus di sisi aset
investasi lainnya, terutama pada paruh kedua 2016, terkait dengan masuknya dana
repatriasi dalam rangka program amnesti pajak. Di sisi lain, kewajiban investasi lainnya
pada 2016 berbalik menjadi defisit, terutama karena net pembayaran pinjaman luar
negeri yang terjadi baik pada sektor publik maupun swasta.

4. Pada Tahun 2017

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berlanjut pada triwulan IV 2017 dengan
defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali. Surplus NPI tercatat USD1,0 miliar, ditopang
oleh transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus cukup besar, terutama bersumber dari
investasi langsung dan investasi portofolio. Sementara itu, defisit transaksi berjalan tetap
terkendali dalam batas yang aman. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa
pada akhir Desember 2017 meningkat menjadi USD130,2 miliar, tertinggi dalam sejarah.
Cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang
luar negeri pemerintah selama 8,3 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

Surplus transaksi modal dan finansial ditopang oleh optimisme terhadap prospek ekonomi
domestik dan menariknya imbal hasil keuangan domestik . Surplus transaksi modal dan
finansial pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar USD6,5 miliar terutama bersumber dari
surplus investasi langsung dan investasi portofolio. Namun, surplus transaksi modal dan
finansial tersebut lebih rendah dibandingkan surplus pada triwulan sebelumnya. Lebih
rendahnya surplus pada triwulan IV 2017 disebabkan oleh menurunnya surplus investasi
langsung, seiring dengan outflow investasi langsung di sektor migas, dan menurunnya surplus
investasi portofolio sebagai dampak keluarnya dana asing dari instrumen surat berharga
berdenominasi rupiah sehubungan dengan adanya ketidakpastian dari sektor eksternal pada
awal triwulan IV 2017.

Defisit transaksi berjalan masih terkendali dalam batas yang aman meski mengalami
peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Defisit transaksi berjalan triwulan IV 2017
tercatat sebesar USD5,8 miliar (2,2% dari PDB), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar USD4,6 miliar (1,7% dari PDB). Peningkatan defisit tersebut disebabkan
oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang yang disertai peningkatan defisit neraca
jasa. Lebih rendahnya surplus neraca perdagangan barang bersumber dari kenaikan impor,
seiring menguatnya kebutuhan domestik untuk investasi dan kegiatan produksi, yang
melampaui kenaikan ekspor. Sementara itu, kenaikan defisit neraca jasa terutama disebabkan
oleh meningkatnya defisit jasa transportasi sejalan dengan kenaikan impor barang.

Untuk keseluruhan tahun, NPI 2017 mencatat surplus yang relatif besar dengan defisit
transaksi berjalan yang terus membaik dan terkendali di bawah 2,0% dari PDB. Surplus NPI
2017 tercatat sebesar USD11,6 miliar ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dalam bentuk investasi langsung dan
investasi portofolio, sejalan dengan membaiknya persepsi investor terhadap prospek
perekonomian domestik. Sementara itu, defisit transaksi berjalan tahun 2017 tercatat sebesar
USD17,3 miliar atau 1,7% dari PDB, lebih rendah dibandingkan defisit tahun sebelumnya
sebesar 1,8% dari PDB. Perbaikan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari
peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah meningkatnya impor migas,
defisit neraca jasa terkait defisit jasa transportasi, dan neraca pendapatan primer terutama untuk
pembayaran repatriasi hasil investasi asing.

 Neraca Perdagangan Barang

Neraca perdagangan barang triwulan IV 2017 mencatat surplus sebesar USD3,2 miliar,
lebih rendah 39,9% dibandingkan dengan surplus triwulan III 2017 sebesar USD5,3 miliar.
Penurunan surplus neraca perdagangan barang tersebut dipengaruhi oleh penurunan surplus
neraca perdagangan nonmigas dan peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Surplus
neraca perdagangan barang pada triwulan IV 2017 tersebut juga lebih rendah 38,0%
dibandingkan dengan surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
USD5,1 miliar. Namun demikian, untuk keseluruhan 2017, surplus neraca perdagangan barang
meningkat 23,3% dibandingkan 2016, didorong oleh kenaikan ekspor yang masih lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan impor.

 Neraca Perdagangan Jasa

Secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2017 meningkat 11,0%
(yoy) menjadi USD7,9 miliar dari USD7,1 miliar pada 2016. Peningkatan defisit neraca jasa
tersebut terutama didorong oleh peningkatan pembayaran freight seiring dengan peningkatan
impor barang. Sementara itu, peningkatan defisit neraca jasa yang lebih dalam tertahan oleh
meningkatnya penerimaan jasa perjalanan seiring dengan meningkatnya jumlah wisman yang
berkunjung ke Indonesia dari 10,86 juta pada 2016 menjadi 12,20 juta pada 2017.

 Neraca Pendapatan Primer

Untuk keseluruhan tahun, defisit neraca pendapatan primer meningkat dari USD29,6
miliar pada 2016 menjadi USD32,8 miliar pada 2017. Peningkatan defisit tersebut
terutama disebabkan oleh meningkatnya neto pembayaran pendapatan investasi
langsung sejalan dengan bertambahnya investasi langsung asing di Indonesia dan
membaiknya profitabilitas perusahaan PMA.

 Neraca Pendapatan Sekunder

Untuk keseluruhan tahun 2017, surplus neraca pendapatan sekunder relatif sama dengan
2016 yaitu sebesar USD4,5 miliar, terutama dipengaruhi oleh stabilnya penerimaan remitansi
neto. Perkembangan tersebut dipengaruhi struktur tenaga kerja migran Indonesia yang lebih
baik di tengah menurunnya jumlah TKI yang bekerja di luar negeri seiring perpanjangan
moratorium TKI informal ke negara-negara Timur Tengah.

 Investasi Langsung

Untuk keseluruhan 2017, kinerja investasi langsung mencatat surplus neto sebesar
USD20,2 miliar, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang mencatatkan surplus
sebesar USD16,1 miliar.

 Investasi Portofolio

Untuk keseluruhan 2017, surplus investasi portofolio neto meningkat menjadi sebesar
USD20,7 miliar dari USD19,0 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya arus masuk dana asing pada instrumen surat utang pemerintah,
sebagian besar dalam denominasi rupiah. Selain itu, peningkatan tersebut juga ditopang oleh
lebih besarnya penerbitan obligasi global korporasi untuk tujuan ekspansi usaha maupun
refinancing utang dengan memanfaatkan suku bunga yang lebih rendah, terutama pada paruh
pertama 2017.

 Investasi Lainnya

Untuk keseluruhan tahun 2017, investasi lainnya secara neto mencatat defisit sebesar
USD10,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan defisit sebesar USD5,8 miliar pada tahun
2016. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi defisit di sisi aset investasi lainnya,
terutama pada triwulan II 2017. Hal tersebut terkait dengan meningkatnya penempatan
simpanan di luar negeri sebagai bentuk antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas valasnya yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang lebaran. Di sisi
lain, kewajiban investasi lainnya pada 2017 berbalik menjadi surplus, terutama karena sektor
swasta nonbank mulai kembali melakukan penarikan pinjaman luar negeri neto dan penarikan
utang dagang neto yang lebih besar seiring meningkatnya impor.

5. Pada Tahun 2018

Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada tiwulan IV 2018 mengalami surplus sehingga
menopang ketahanan sector eksternal. Setelah pada triwulan sebelumnya mengalai defisit, NPI
pada triwulan IV 2018 mencatat surplus sebesar USD5,4 miliar, ditopang peningkatam surplus
transaksi modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada
akhir Desember 2018 meningkat menjadi USD120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan
6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintahan, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan IV 2018 meningkat signifikan
sebagai cerminan tingginya kepercayaan investor terhdap prospek perekonomian domestik.
Surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar USD15,7 miliar, meningkat signifikan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnnya. Peningkatan tersebut terutama didukung oleh
membaiknya kinerja investasi portofoli, seirimg meninngkatnya masuk investasi domestik.

Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV 2018 meningkat sejalan dengan
permintaan domestik yang kuat. Defisit tercatat sebesar USD9,1 miliar (3,57% PDB), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan defisit di pengaruhi oleh
penurunan kinerja neraca perdaganagan barang nonmigas akibat masih tingginya impor sejalan
dengan permintaan domestik yang masih kuat ditengah kinerja ekspor yang terbatas. Meskipun
demikian, neraca pendapatan primer dan neraca jasa lebih baik dapat membantu mengurangi
kenaikan defisit.

Perkembangan NPI triwulan 2018 secara keseluruhan tahun 2018 menunjukkan


ketahanan sektor eksternal yang tetap terkendali. Defisit neraca transaksi maish berada dalam
batas aman, sebesar USD31,1 miliar atau 2,98% dari PDB. Defisit tersebut dipengaruhi oleh
impor nonmigas yang tinggi, khususnya bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari
kautnya aktivitas ekonomi dalam negeri, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang terbatas.
Kenaikan defisit juga didorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rerata
harag minyak dunia konsumsi BBM domestik.

 Neraca

Anda mungkin juga menyukai