Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

DASAR – DASAR KOMUNIKASI BISNIS

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS


Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi bisnis yang diambil dari
beberapa sumber

:Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun


partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu
produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi
bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang
menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang
internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-
rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di
perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal
termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-
hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua
hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis
(create business value).
· Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun
nonverbal.

· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk


mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem
organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya
sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan.

1
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi.
Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar
informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu
paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi
lintas budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal communications )
merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-
hariantara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
komunikasi lintas budaya ( intercultural / communication ) merupakan bentuk
komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing – masing
memiliki budaya yang berbeda.
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun
non verbal.

B. Ruang Lingkup Komunikasi Bisnis

Ruang lingkup komunikasi bisnis di sini akan kami paparkan seperti yang
disampaikan oleh Chris Fill (1995). Ruang lingkup yang disampaikan di sini
berupa delapan pertanyaan di antaranya :

1. Siapa yang menerima pesan.


2. Pesan yang berperan sebagai informasi.
3. Nilai perusahaan atau produk yang dipertahankan.
4. Pengeluaran dalam pembuatan produk baru.
5. Cara pesan ketika disampaikan.
6. Tindakan penerima yang diinginkan.
7. Kontrol terhadap proses.
8. Pencapaian ketetapan

2
C. Bentuk Dasar Komunikasi
Verbal : melalui tulisn dan lisan
Non Verbal : bahasa tubuh, ekspresi

Komunikasi Verbal
Komunikasi dalam bisnis dapat efektif tergantung pada keterampilan
menyampaikan (melalui tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan
membaca) pesan-pesan bisnis.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau
lisan (oral). Sepasang kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter
membawakan acara musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis berita
atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon anaknya, itu merupakan
sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan
secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar
maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.

Prakteknya, komunikais verbal bisa dilakukan dengan cara :


Berbicara dan menulis. Umumnya untuk menyampaikan bussines message,orang
cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain
karena alas an praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran
karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak
penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan
pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing.
Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya
disampaikan dengan berbicara.
Mendengarkan dan membaca. Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering
mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas
penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening)

3
mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan,
masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan
kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga
pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang
tercerna dengan baik.
Bentuk Komunikasi Verbal :
1. membuat dan mengirim surat klaim
2. membuat dan mengirim surat penawaran harga kepada pihak lain
3. membuat dan mengirim surat pemesanan barangan kepada pihak
lain
4. membuat dan mengirim surat konfirmasi kepada pelanggan
5. membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain
6. memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi
tentang produk baru
7. berdiskusi dalam suatu tim kerja (team work)
8. melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu
perusahaan
9. mengadakan briefing dengan staf karyawan
10. mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer
operasional/lini bawah
11. melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di
hadapan tim penguji
12. melakukan teleconference dengan pihak lain

4
KOMUNIKASI NON VERBAL
Meski jarang disadari diyakini manfaatnya, Komunikais non verbal ( non verbal
communicarion) merupakan hal yang penting. Banyak komunikasi verbal tidak
efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal
dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan mengenainsuatu kesimpulan tentang berbagai
macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam
perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan
sekaligus memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat,
ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.
Tujuan komunikais non verbal ;
- Menyediakan/memberikan informasi
- Mengatur alur suatu percakapan
-Mengekspresikan suatu emosi
-Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkankan pesan-pesan
verbal.
-Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
-Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk
melakukan serve badmintos, belajar golf dan sejenisnya.
Lebih jauh, relevansi komunikasi non verbal dalam dunia bisnis, komunikasi non
verbal yang disampaikan dengan baik akan mampu membantu seseorang
meningkatkan kredibilitas dan potensi leadeship, selain tentunya akan
mempermudah proses penyampaian pesan inti kepada komunikan.

5
Bentuk Komunikasi Non Verbal
1. menggerakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan
2. mengerutkan dahi untuk menunjukkan seseorang sedang serius/
berpikir
3. gambar pria/wanita yang dipasang dipintu masuk toilet umum
untuk
4. menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya
5. berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melam
6. tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk
mewujudkan rasa senang,
7. simpati dan penghormatan
8. membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau
antipati terhadap orang lain
9. menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau
keheranan
10. asbak di atas meja yang menunjukkan tamu diperkenankan/ boleh
merokok
11. mengirimkan bunga sebagai tanda kesuksesan, cinta atau duka cita

Bentuk-Bentuk Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis pun terdapat dua macam bentuk di antaranya :

1. Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal ini merupakan komunikasi yang


disampaikan melalui lisan dan tulisan. Dalam komunikasi Verbal pun
terdapat dua tipe yaitu :
o Aktif (sebagai penyampai pesan)
o Pasif (sebagai pemberi tanggapan pesan)
2. Komunikasi Non-Verbal. Komunikasi non verbal ini merupakan bentuk
komunikasi yang disampaikan melalui gaya bahasa tubuh (body
language).

6
D. Proses Komunikasi
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenal atau memahami komunikasi dari
dua perspektif, yaitu:

1. Perspektif Kognitif. Komunikasi menurut Colin Cherry, yang mewakili


perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols) untuk
mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau
kejadian. Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu
partisipan kepada partisipan lain melalui penggunaan kata-kata atau
lambang lainnya. Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat,
receiver akan memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender,
oleh karena itu tindak komunikasi telah terjadi.
2. Perspektif Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku
memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana
sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada
receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance menegaskan
bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang
verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk
memperoleh respons. Kedua pengertian komunikasi yang disebut terakhir,
mengacu pada hubungan stimulus respons antara sender dan receiver.

Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua perspektif yang


berbeda, kita mencoba melihat proses komunikasi dalam suatu organisasi.
Menurut Jerry W. Koehler dan kawan-kawan, bagi suatu organisasi, perspektif
perilaku dipandang lebih praktis karena komunikasi dalam organisasi bertujuan
untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu respons khusus diharapkan oleh
pengirim pesan (sender) dari setiap pesan yang disampaikannya. Ketika satu
pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan suatu persoalan apakah
informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak berbagi informasi atau
tidak.

7
Sekarang kita mencoba memahami proses komunikasi antarmanusia yang
disajikan dalam suatu model berikut:
Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok
yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai
berikut:

1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan


satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk
dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang
akan disampaikan.
2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu
sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya,
tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan
informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan
atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan
gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku
nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang
telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima
dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu
tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel
atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran
untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon.
Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang
tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis
seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber
berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun
hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang
dikehendaki.
4. Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan
itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang

8
baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang.
Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan
penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya.
Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding
dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang
akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula
memberikan respons terhadap pesan tersebut.
5. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan
balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan
yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik
dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud
kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan
pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat
dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

9
BAB 2

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

A. Pengertian

Komunikasi antar pribadi dinilai sangat efektif untuk merubah perilaku orang lain,
bila terdapat persamaan mengenai makna yang dibincangkan. Tanda khusus yang
ada di komunikasi antar pribadi ini terletak pada arus balik langsung. Arus balik
tersebut memiliki daya tangkap yang mudah untuk komunikator baik ecara verbal
dalam bentuk kata maupun non verbal dalam bentuk bahasa tubuh seperti
anggukan, senyuman, mengernyitkan dahi dan lain sebagainya.

Selama proses komunikasi antar pribadi berlangsung sangat penting terjadinya


interaksi berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
individu dengan antar individu supaya terjadi umpan balik dan tidak menimbulkan
kesalah pahaman dalam berkomunikasi.

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication Book


(Devito, 1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua individu atau antar individu dalam kelompok dengan
beberapa efek dan umpan balik seketika. Sedangkan menurut Evert M Rogers
dalam Depari, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke
mulut, dengan interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.

Lain halnya dengan Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) yang mengemukakan


bahwa komunikasi antar pribadi, dihubungkan dengan pertemuan antara dua
individu, tiga individu ataupun lebih yang terjadi secara spontan dan tidak
berstruktur. Begitu pula Onong U.Effendy (Effendy,1993:61), mengutarakan
komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang dimana kontak

10
langsung terjadi dalam bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face
to face) atau bisa melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar
pribadi yakni dua arah atau timbal balik. (Baca juga: Sistem Komunikasi
Indonesia)

Berdasarkan pendapat para teoritikus, bisa dikemukakan bahwa komunikasi antar


pribadi adalah dimana orang – orang yang terlibat dalam komunikasi menganggap
orang lain sebagai pribadi bukan sebagai objek.

B. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi yang terjadi antar individu memiliki beberapa tujuan,
antara lain :

1. Menyampaikan Informasi – Tujuan utama berkomunikasi ialah


menyampaikan informasi. Lalu di dalam komunikasi antar pribadi
ditekankan kembali mengenai penyampaian informasi yang memiliki sifat
intim dan mendekati komunikasi yang efektif.
2. Menumbuhkan Simpati – Dalam berbagi informasi, ada kalanya terselip
beberapa pesan yang merupakan pengalaman pribadi. Baik dalam
bentuknya pengalaman menyenangkan atau menyedihkan. Dari sana
timbul rasa simpati yang dirasakan oleh kedua belah pihak.
3. Menumbuhkan Motivasi – Tidak jarang pula dari informasi yang
dibagikan menimbulkan motivasi tersendiri. Apabila pesan tersebut berisi
kisah – kisah inspiratif yang mampu menggugah kepribadian diri
4. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana
seorang pemimpin mempengaruhi,mengarahkan,memotivasi dan
mengendalikan bawahan dengan cara tertentu sehingga dapat
menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien (gaya
kepemimpinan mempengaruhi sikap dan perilaku bawahanya

11
kepemimpinan terjadi karena ada interaksi
manajer,bawahan,lingkungan/situasi
Teori x dan y douglas mc gregor :
didasarkan pada asumsi tentang parakaryawan dan bagaimana memotivasi.
Empat gaya kepemimpinan Ludlow dan paton:
1.) Pengarahan
2.) Pembekalan
3.) Dukungan
4.) pendelegasian

Gaya kepemimpinan situasional


Dalam prakteknya gaya kepemimpinan yg diterapkan seorang manajer
dapat saja berubah seiring dengan perubahan dinamika yg berkembang
dalam diri para karyawan.

Harsey dan blan card ada 3 kemampuan atau ketrampilan dlm penerapan
kepemimpinan situasional:
1.) ketrampilan analitik
2.) ketrampilan fleksibilitas
3.) ketrampilan komunikasi

Kepemimpinan inti
Dalam suatu lingkungan kerja gaya kepemimpinan tidak sama seorang
manajer harus dapat memahami dengan baik dan tepat lingkungan kerja
yang ada termasuk memahami karakter bawahan.

Hellriegel dan slocum :


Seorang manajer yg baik harus memiliki 5 kemampuan yg disebut
keahlian kepemimpinan inti:
1.) pemberdayaan.
2.) Intuisi

12
3.) pemahamandiri
4.) visi
5.) kesesuaiannilai

Teoridua factor
Herzberg:dalam menuaikan tugas pekerjaan karyawan dipengaruhi dua
faktor yaitu faktor hygiene(sumber ketidakpuasan kerja) dan faktor
motivator(sumber kepuasan kerja).

Mendengarsebagaikeahlianantarpribadi
Lehman,himstreet,baty:kebiasaanmendengarygefektifakanmenghasilkanha
lpositif:
1.) pendengar yg baik disukai orang
2.) kinerja kerja karyawan meningkat
3.) terhindar dari kesalahpahaman
4.) pendengar yg baik bisa menilai fakta atau gosip
5.) pendengar ygbaikbsmendapat ide baru

C. Gaya Kepemimpinan

Menurut Ludlow dan Panton dalam kajian teori kelompok 7, terdapat empat gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang juga
berbeda, antara lain; pengarahan (directing), pembekalan (coaching), dukungan
(supporting), dan pendelegasian (delegating).
Pengarahan
Harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang harus
dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan pekerjaan tersebut harus
dapat diselesaikan.
Pembekalan

13
perlu juga memberikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang
belum dipahami dengan baik oleh para anggota.
Dukungan
lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai
masukan atau saran-saran dari para anggota yang sangat berharga bagi
peningkatan prestasi kerja.
Pendelegasian
Walau sudah ada perwakilan/pendelegasian, juga harus tetap melakukan
pemantauan (monitoring) atas kinerja para anggotanya, untuk memastikan bahwa
mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Studi kepemimpinan Universitas Michigan yang dipelopori oleh Gibson dan
Ivancevich mengidentifikasikan dua bentuk perilaku pemimpin yaitu[18] :

a. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (The Job Centered).


Dalam gaya kepemimpinan ini, seorang manajer akan mengarahkan dan
mengawasi bawahannya agar sesuai dengan yang diharapkan manajer. Manajer
yang mempunyai gaya kepemimpinan ini lebih mengutamakan keberhasilan dari
pekerjaan yang hendak dicapai daripada perkembangan kemampuan bawahannya.

b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan (The


Employee Centered).
Manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan
memotivasi pekerjaannya untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan
pekerjaannya dalam mengambil suatu keputusan.

14
E. MENDENGARKAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Mendengarkan merupakan aktivitas komunikasi yang sangat penting
karena sangat mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Untuk mengukur
pentingnya mendengarkan terlihat dari tujuan mendengarkan dan manfaat yang
dapat diproleh dari mendengarkan. Mendengarkan yang efektif adalah yang
menerima pesan secara utuh dan kemudian meberikan feedback yang sesuai
dengan pesan yang disampaikan. Untuk menjadi pendengar yang baik, perlu
adnya langkah – langkah berikut.

Proses Mendengarkan

1. Menerima

Mendengarkan diawali dengan menerima pesan dari pengirim pesan


(komunikator). pesan tersebut bisa verbal, maupun nonverbal yang terdiri dari
bahasa isyarat, ekspresi wajah, dan keragaman dalam intonasi. Di bagian ini, kita
tidak hanya mencatat pesan baik verbal maupun nonverbal yang disampaikan oleh
komunikator, tetapi juga hal – hal yang berhubungan dengan komunikator,
misalnya latar belakang dan karakter komunikator. Dalam menerima pesan
diberlukan adanya:

a. Perhatian penuh kepada pengirim pesan, hal apa saja yang disampaikan,
maupun yang tidak disampaikan.
b. Lingkungan yang memadai atau sesuai.
c. Perhatian penuh kepada pengirim pesan sehingga apa yang akan kita
sampaikan selanjutnya sesuai dengan topic bahasan.
d. Pengutamaan komunikan sebagai pendengar dan hindari interupsi.

2. Memahami

Adalah bagian dimana komunikan berusaha mengerti dan mendalami apa yang
disampaikan komunikator, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang
mewakili emosi.

15
Dalam memahami, perlu adanya:

a. Menghubungkan informasi terbaru dari komunikator dengan apa yang


terjadi saat ini di lapangan (fakta).
b. Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan. Hindari
menyimpulkan pesan sebelum komunikator selesai menyampaikan
seluruh pesannya.
c. Pertanyaan untuk menklarifikasi. Jika memungkinkan, tanyakan contoh
real (nyata) dari penjelasan atau pesan yang disampaikan komunikator.
d. Mengubahkalimatkomunikatormenjadikalimatsendiri yang
lebihmudahdipahami.

3. Mengingat

Dalam mendengarkan diperlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan yang


telah disampaikan. Ingatan berguna dalam melakukan komunikasi agar yang
disampaikan sesuai, tidak keliru, maupun rancu. Ingatan misalnya untuk
mengingat nomor telepon, alamat rumah, nama, janji temu, atau arah.

Dalam mengingat perlu adanya:

a. Identifikasi sumber ide dan referensi yang mendukung


b. Ringkasan pesan yang mudah diingat. Namun perlu kehati – hatian dalam
meringkas, jangan sampai menghilangkan detail/inti pesan atau bagian –
bagian lain yang penting.
c. Pengulangan nama dan kata kunci untuk mengingatkan diri sendiri, bila
memungkinkan, dengan suara yang keras.

16
4. Mengevaluasi

Evaluasi terdiri dari pengambilan kesimpulan. Kadang - kadang kita mencoba


mengevaluasi niat atau motif dari komunikator. Seringkali evaluasi ini terjadi
dalam keadaan tidak sadar atau muncul secara alami dalam bentuk kritik atau
analisis. Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realita dan
fakta yang terjadi.

Dalam mengevaluasi, cobalah untuk:

a. Memberikan evaluasi ketika telah benar – benar memahami inti pesan


yang disampaikan.
b. Asumsikan komunikator sebagai orang yang berniat baik dan berikan pula
sikap baik ketika meminta klarifikasi tentang hal – hal yang ingin kita
ketahui lebih detail.
c. Bedakan fakta dari kesimpulan, opini, dan interpretasi dari individu
komunikator.
d. Temukan segala bentuk kecurigaan, hal – hal yang menarik, atau anggapan
yang membuat komunikator terkesan tidak fair terhadap apa yang
disampaikan.

5. Merespon
Merespon terdiri dari dua macam. Yang pertama adalah respon yang diberikan
ketika komunikator sedang menyampaikan pesan. Dan yang kedua adalah respon
yang diberikan setelah menyampaikan keseluruhan pesan. Respon merupakan
feedback, dimana komunikan mengirimkan kembali pesan kepada komunikator.
Informasi yang dikirim kembali adalah respon mengenai perasaan dan pikiran
tentang pesan yang telah disampaikan. Respon merupakan salah satu bukti yang
diinginkan komunikator bahwa pesannya telahj sampai dan didengarkan.

17
Dalam merespon, cobalah untuk:

a. berikan feedback yang sesuaidenganisipesan.


Berikankesanbahwakitamendengarkandenganmemberirespon yang
singkatsekalipun.
Iniakanmembuatkitatidakhanyamenjadipendengarmelainkanjugapengendal
ikomunikasitersebut.
b. Berikanekspresi yang mendukung
c. Berusahajujur, karena yang diinginkankomunikatoradalahekspresidan
feedback yang apaadanya.
d. Ketikamemberikanrespon, usahakanresponadalahsegalabentuk feedback
yang keluardaridirisendiri, bukanrespon yang ideal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Onong Uchjono, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju),1992


Drs. Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara), cet 12,
2011.
Stephen P. Robbins, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Elrangga),
2002.
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, ed III, 2006, Jakarta.
Ronald B. Adler & Jaanne Marquardt Elmhorst, Communicating at Work,
(Boston: Mc.Graw Hill), 2002.
Keith Davis & john W Newston, Prilaku dalam Organisasi edisi7 jilid1, (Jakarta:
elrangga), 1994.
John M Ivancevich, Robert konopaske, Michael T Matteson, Prilaku dan
Manajemen Organisasi edisi 7 jilid 2, (Jakarta: Elrangga), 2007.
http://prismamika.blogspot.co.id/2012/04/161-faktor-penghambat-
komunikasi.html

19

Anda mungkin juga menyukai