Oleh :
Diah ( 16180100002 )
JAKARTA
2019
KEPUTUSAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : HK.00.05.4.3870
TENTANG
Menimbang : Mengingat :
a. bahwa kosmetik merupakan suatu produk yang pada saat ini sudah sangat dibutuhkan
oleh masyarakat;
b. bahwa untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang dapat merugikan
kesehatan, maka perlu dicegah beredarnya kosmetik yang tidak memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan;
c. bahwa agar produksi kosmetika dalam negeri dapat tetap memiliki daya saing di
tingkat internasional khususnya AFTA, maka perlu adanya peningkatan mutu,
keamanan dan kemanfaatan kosmetik produksi dalam negeri;
d. bahwa langkah utama untuk menjamin mutu, keamanan dan kemanfaatan kosmetik
bagi pemakainya adalah penerapan
Ditetapkan di : J A K A R T A
H. SAMPURNO
Nomor :HK.00.05.4.3870
Bangunan dan fasilitas harus dipilih pada lokasi yang sesuai, dirancang, dibangun,
dan dipelihara sesuai kaidah.
1. Upaya yang efektif harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan
sekitar dan hama.
2. Produk kosmetik dan Produk perbekalan kesehatan rumah tangga yang mengandung
bahan yang tidak berbahaya dapat menggunakan sarana dan peralatan yang sama
secara bergilir asalkan dilakukan usaha pembersihan dan perawatan untuk menjamin
agar tidak terjadi kontaminasi silang dan risiko campur baur.
3. Garis pembatas, tirai plastik penyekat yang fleksibel berupa tali atau pita dapat
digunakan untuk mencegah terjadinya campur baur.
4. Hendaknya disediakan ruang ganti pakaian dan fasilitasnya. Toilet harus terpisah dari
area produksi guna mencegah terjadinya kontaminasi.
Penerimaan material;
Pengambilan contoh material;
Penyimpanan barang datang dan karantina;
Gudang bahan awal.
Penimbangan dan penyerahan;
Pengolahan;
Penyimpanan produk ruahan;
Pengemasan;.
sebelum produk dinyatakan lulus.
Gudang produk jadi;
Tempat bongkar muat;
Laboratorium;
Tempat pencucian peralatan.
6. Permukaan dinding dan langit-langit hendaknya halus dan rata serta mudah dirawat
dan dibersihkan. Lantai di area pengolahan harus mempunyai permukaan yang mudah
dibersihkan dan disanitasi.
7. Saluran pembuangan air (drainase) harus mempunyai ukuran memadai dan dilengkapi
dengan bak kontrol serta dapat mengalir dengan baik. Saluran terbuka harus dihindari,
tetapi apabila diperlukan harus mudah dibersihkan dan disanitasi.
8. Lubang untuk pemasukan dan pengeluaran udara dan pipa-pipa salurannya hendaknya
dipasang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah timbulnya pencemaran terhadap
produk.
10. Pipa, fitting lampu, lubang ventilasi dan perlengkapan lain di area produksi harus
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya ceruk yang sukar dibersihkan
dan sebaiknya dipasang di luar area pengolahan.
12. Area gudang hendaknya mempunyai luas yang memadai dengan penerangan yang
sesuai, diatur dan diberi perlengkapan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penyimpanan bahan dan produk dalam keadaan kering, bersih dan rapi.
Peralatan harus didisain dan ditempatkan sesuai dengan produk yang dibuat.
1. Rancang Bangun
Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan yang diolah tidak boleh
bereaksi atau menyerap bahan.
Peralatan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk misalnya
melalui tetesan oli, kebocoran katub atau melalui modifikasi atau adaptasi yang tidak
salah/tidak tepat.
Peralatan harus mudah dibersihkan.
Peralatan yang digunakan untuk mengolah bahan yang mudah terbakar harus kedap
terhadap ledakan.
3. Pemeliharaan
Peralatan untuk menimbang mengukur, menguji dan mencatat harus dipelihara dan
dikalibrasi secara berkala. Semua catatan pemeliharaan dan kalibrasi harus disimpan.
Petunjuk cara pembersihan peralatan hendaknya ditulis secara rinci dan jelas
diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dengan jelas.
PERATURAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: HK. 03.42.06.10.4556
TENTANG
PETUNJUK OPERASIONAL
PEDOMAN CARA PEMBUATAN KOSMETIK YANG BAIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Mengingat :
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Juni 2010
1. Harus dipilih lokasi yang bebas banjir, jauh dari tempat pembuangan sampah, tidak di
tempat pemukiman padat penduduk, terhindar dari pencemaran dan tidak mencemari
lingkungan. Jika tidak mungkin dihindarkan maka harus dilakukan tindakan
pencegahan terhadap pencemaran, misalnya :
Jumlah minimum kamar kecil yang dianjurkan berdasarkan jumlah personil adalah :
5. Tata-ruang hendaklah dirancang sesuai dengan alur penerimaan barang dan alur
proses produksi untuk mencegah terjadinya risiko kekeliruan, campur-baur dan
pencemaran silang produk.
Hendaklah disediakan area yang memadai untuk :
Penerimaan bahan baku dan bahan pengemas
Karantina bahan baku dan bahan pengemas
Pengambilan contoh bahan baku dan bahan pengemas
Penyimpanan bahan baku dan bahan pengemas
Penimbangan
Pencampuran atau pengolahan
Pencucian alat
Penyimpanan alat bersih
Penyimpanan produk antara dan produk ruahan
Pengemasan primer
Pengemasan sekunder
Karantina produk jadi
Penyimpanan dan penyerahan produk jadi
Laboratorium
Daerah produksi tidak boleh dipakai sebagai lalu lintas umum bagi personil yang
tidak bekerja di ruangan tersebut. Hendaklah dibuat koridor untuk lalu lintas personil dimana
setiap ruang produksi dapat dicapai tanpa harus melalui ruang produksi lainnya.
7. Cukup jelas.
Desain drainase tercantum pada Lampiran IV.3.
8. Instalasi saluran udara dan instalasi pipa lainnya hendaklah dipasang sedemikian rupa
sehingga mudah dilakukan perawatan dan pembersihan, misal di atas plafon koridor
atau di dalam ruangan dan diberi jarak yang cukup dengan dinding untuk menghindari
penumpukan debu dan untuk memudahkan pembersihan.
2. DINDING Bata atau blok, beton a. Mudah retak bila Daerah produksi
padat yang pengerjaannya
permukaannya diplester kurang baik
halus dan dibuat kedap b. Menimbulkan debu
air dengan lapisan cat bila dibongkar untuk
minyak, cat dari bahan perbaikan atau renovasi.
akrilik atau enamel
polimer tinggi,
poliuretan atau epoksi.
3. LANGITLANGIT a. Beton yang dicat a. Sukar dimodifikasi Daerah pengolahan dan
dengan cat minyak, untuk pemasangan Pengisian
bahan akrilik, enamel saluran listrik dan
polimer tinggi atau epoksi saluran udara
b. Dirancang untuk
menahan beban berat
c. Ruangan di atasnya
dapat digunakan untuk
penempatan saluran udara
dan layanan lain
Lampiran IV.3
(Contoh)
DESAIN SALURAN PEMBUANGAN AIR
(Penampang membujur)
Lampiran IV.4
REKOMEND
ASI KEKUATAN CAHAYA LAMPU DALAM RUANGAN
Catatan: 1 foot candle (flc) = 1 lumen/foot2 (lm/ft2) = 10,764 lux Kekuatan cahaya diukur dengan menggunakan
Luxmeter
V. PERALATAN
1. Rancang Bangun
Contoh bahan yang tidak bereaksi atau menyerap bahan, antara lain stainless steel tipe
AISI 316, 316 L.
Cukup jelas.
Semua bagian peralatan harus bisa terjangkau, mudah dibongkar dan dipasang
kembali serta tidak ada bagian yang dapat menahan sisa produk atau bahan pembersih
dan sanitasi.
Cukup jelas.
Lampiran V.2
(Contoh)
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PEMELIHARAAN PERALATAN
Lampiran V.3
(Contoh)
CATATAN PEMELIHARAAN PERALATAN
Lampiran V.4
(Contoh)
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU UNTUK KALIBRASI
Lampiran V.5
(Contoh)
CATATAN KALIBRASI DAN INSPEKSI ALAT
Lampiran V.6
(Contoh)
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PEMBERSIHAN
DAN SANITASI MESIN MIXER
Lampiran V.7
Lampiran V.7
(Contoh)
CATATAN PEMAKAIAN DAN PEMBERSIHAN MESIN MIXER
Lampiran V.8
(Contoh)
LABEL KEBERSIHAN PERALATAN
Lampiran V.9
(Contoh)
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU KALIBRASI TIMBANGAN
DENGAN KAPASITAS 70 KG
Lampiran V.10
(Contoh)
CATATAN KALIBRASI TIMBANGAN
DENGAN KAPASITAS 70 KG
Lampiran V.11
(Contoh)
CATATAN PERBAIKAN ALAT