Anda di halaman 1dari 2

m.

sejarah lahirnya ilmu kedokteran

Menurut dugaan sejarawan, manusia purba yang telah hidup berpuluh-puluh ribu tahun
sebelum masehi telah mengenal pengobatan. Mereka teahmengenal cara mengobati luka dengan
urapan (olesan), yaitu obat dari sejenis daun yang ditumbuk tipis.

Mereka juga telahmengenal cara melasah (fisioterapi) dan membalut tangan ataupun kaki
seseorang yang patah tulangnya. Cara itu mereka lakukan dengan menggunakan kulit binatang
sebagai pembalut. Manusia purba pun telah mengenal cara mengobati sakit perut, pusing, batuk-
batuk, dan pingsan. Dan bahkan mereka telah mencoba untuk melakukan pembedahan.

Pada awalnya, pengobatan dimulai dari pengalaman seseorang ketika salah satu bagian
tubuhnya terasa sakit. Atas dorongan insting maka secara refleks orang itu memijat bagian tubuhnya
terasa sakit tersebut. Mengenai hal pijat memijat, sudah menjadi kebiasaaan ketika tubuhterasa
pegal-pegal maka akanmeminta seseorang untuk memijat tubuhnya.karena itulah pemijat berusaha
mencari jalan pemijatan yang terbaik dengan bertanya atau berlatih memijat.lambat laun dia
menemukan jalan pemijatan yang beragam. Lahirlah ahli pemijatan.

Permulaan manusia mengenal ramuan obat untuk mengobati suatu penyakit diawali dengan
meramunya dari dedaunan. Pada awalnya mereka hanya mencoba-coba, misal ketika mereka sakit
perut, mereka mencoba meramu dari berbagi macam dedaunan hingga akhirnya menemukan
ramuan yang tepat.hingga akhirnya sakit perut tersebut hilang, maka disimpanlah dalam benak
mereka bahwa racikan itu bisa menyembuhkan penyakit sakit perut. Seseorang yang cerdikdan rajin
mengumpulkan bahan obat penemuan sendiri dan hasil penemuan orang lain akan terkenal sebagi
tukang mengobati. Jadi bisa dikatakan cikal bakalnya ditemukan ilmu pengobatan dari pijat memijat
dan peramuan alami. Pada jaman dahulu para ahli pengobatan akan memberikan ilmunya kepada
orang yang dipercaya sebagai anak didiknya.

Ilmu pengobatn berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pada tahun 650 SM di
daerah persia mulai di bentuk sekolah ilmu kedokteran oleh pemerintah saat itu. Mereka mulai
mempelajari anatomi manusia dengan cara melakukan percobaan dengan hewan terlebih dahulu,
kemudian setelah sudah belajar dengan hewan kemudian mereka menggunakan satir. Satir adalah
manusia percobaan yang di bedah oleh lembaga pendidikan kedokoterann tersebut. Mulai dari
itulah ilmu kedokteran semakin berkembang. Yang awalnya hanya pijat memijat, ramuan
berkembang menjadi ilmu kedokteran berdasarkan temuan ilmiah.

Ilmu kedokteran terus berkembang hingga ilmu yang mendalam (spesialis). Pada sekitar
tahun 480 masehi, mereka mulai mempelajari dengan spesifik, ada yg belajar khusus mata,
kandungan, saraf dll. Dalam pendidikan pada zaman tersebut, terdapat tingkatan tingkatan dalam
belajar ilmu kedokteran.

Tingkat pertama, yaiitu tingkat persiapan. Murid murid diberi ilmu pengantar kedokteran,
ilmu filsafat, kerohanian untuk menghilangkan rasa takut atau rasa waswas.

Tingkat kedua, murid di beri ilmu tentang anatomi tubuh secara langsung dengan cara
membedah hewan kecil seperti katak, tikus, biawak dll. Akhirnya praktek tersebut sampai pada cara
membedah mayat . semenjak sampai tingkatan membedah mayat tersebut murid-murid mulai di
kenalkan dengan penyakit, ilmu pengobatan, ramuan herba, serbuk batuan, dan lain sebagainya.
Tingkat ketiga, murid melanjutkan ilmu anatomi dan penerapannya, ilmu penyakit dan
obatnya, ilmu meracik obat, filsafat kedokteran dan semacamnya.

Tingkat keempat, di tingkat ini murid sudah mulai menerapkan ilmu pengobatan kepada
tawanan perang atau budak.

Tingkat kelima dan keenam, mulai mengobati pasien dari negaranya/ bangsanya sendiri.

Tingkat ketujuh dan kedelapan, murid di arahkan untuk memperdalam ilmu kedokteran,
dan memahirkan keahlian sendiri.

Ilmu kedokteran terus berkembang hingga saat ini, karena persebaran dari thabib atau ahli
pengobatan keseluruh dunia. Selain itu perkembangannya juga disebabkan karena adanya murid
dari bangsa yang jauh kemudian dia kembali dan mengembangkan ilmu kedokterannya di bangsanya
sendiri.

Perkembangan kedokteran di Indonesia

Pada tahun 1810 telah dibuka kursus mantri cacar dan pada 1911 telah dihasilkan mantri
mantri cacar dari bangsa Indonesia sendiri.kursus hanya berlangsung selama 6 bulan. Kursus ini
dilakukan karena pada waktu itu Indonesia mengalam wabah cacar yang mengakibatkan kematian.

Pada masa pemerintahan hindia belanda pun telah ada pembinaan bidan-bidan pribumi,
sedangkan bidan yang dianggap modern tetap berkebangsaan belanda.

Pada tahun 1850 telah berdiri kursus dokter pribumi, dan pada tahun 1851 resmi menjadi
sekolah dokter jawa. Lama pendidikan yaitu dua tahun. Setelah lulus dua tahun, mahasiswa yang
lulus diberi gelar doter jawa.

Pada tahun 1864, sekolah dokter jawa disesuaikan dengan sekolah kejuruan lainnya menjadi
lima sampai enam tahun.sebelum pendidikan selama enam tahun, mahasiswa diberi sekolah
persiapan selama 2-3 tahun. Dan lulus dengan gelar HBS (Hogere Burger School).

Pada tahun 1902 nama sekolah dokter jawa dirubah menjadi STOVIA (School Ter Opleding
Van Indische Artsen). Bahasa pengantarnya menggunakan bahasa belanda.

Pada tahun 1913 di surabaya didirikan NIAS (Nederlands Indische Artsen School). Dan
setahun berikutnya murid yang diterima di sekolah tersebut disamakan lulusan MULO.

Sedangkan pada tahun 1927, STOVIA berubah nama menjadi GHS (Geneeskundige Hoge
School). Pendidikan dilakukan selam 5 tahun dengan lulus mendapat gelar artsen.

STOVIA pada perkembangannya setelah kemerdekaan berubah menjaadi fakultas


kedokteran UI. Dan NIAS berubah menjadi fakultas kedokteran unair.

Anda mungkin juga menyukai