Latar Belakang
pemeliharaan ternak ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing dan domba. Namun
pakan berupa hijauan segar sulit didapatkan, yang ada hanya sisa-sisa tanaman
biasanya akibat dari kurang memperhitungkan daya dukung pakan yang tersedia
produktivitas ternak, diperlukan kajian mengenai potensi hijauan asal rumput dan
pemanenan jagung. Limbah jagung dengan limbah yang paling banyak adalah
batang jagung (stover) dengan tingkat kecernaan yang rendah. Kulit jagung
merupakan limbah dengan jumlah terkecil namun memiliki kecernaan yang tinggi
berupa tanaman maka di inivasikanlah tanaman jagung ini agar dapat menjadi
jerami jagung. Jerami jagung merupakan jenis pakan dari limbah tanaman jagung
yang sudah dipanen. Nutrisi jerami jagung lebih tinggi dibandingkan dengan
jerami padi dan lebih disukai oleh sapi potong (Arifin, 2015).
Amoniasi adalah proses fermentasi hijauan yang di fungsikan sebagai
salah satu pengawetan kebutuhan hijauan bagi ternak pada musim kemarau
jerami atau hay ini akan meningkat. Zat nitrogen ini akan berfungsi sebagai zat
Peternakan Rakyat yaitu untuk mengetahui cara pembuatan amoniasi dengan baik
dan benar, serta dapat memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber pakan
mengenai amoniasi jagung agar menjadi sumber informasi ilmiah bagi mahasiswa
dan masyarakat dalam mengetahui cara membuat amoniasi jagung dengan baik
Sumber : www.pioneer.com
Ordo : Tripsaceae
Family : Poaceae
Sub-family : Panicoideae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
yang rendah karena mengandung lignin dan silika yang relatif tinggi yang
membatasi kecernaannya, sehingga pemberiannya pada ternak perlu pengolahan
pakan,dan bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50% di antaranya
digunakan untuk pakan. Dalam lima tahun terakhir, kebutuhan jagung untuk
bahan baku industry pakan, makanan, dan minuman meningkat 10-15% per tahun.
9,4 trilyun dan pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp 18,2 trilyun. Kondisi
pada lahan kering di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Irian, dan Sulawesi.
Ada sekitar 6,96 juta hektar lahan yang terdapat di 14 provinsi tergolong
berpotensi untuk pengembangan jagung. Salah satu daerah di luar Jawa yang
memiliki lahan kering yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan
penghasil utama jagung di Kawasan Timur Indonesia, dan menempati urutan ke-5
setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung dan Sumatera Utara (Biba, 2011).
daya cerna kadar protein dan intake jerami. Ammonia merusak ikatan aster antara
karbohidrat structural dengan lignin dan membuat jerami lebih lunak sehingga
ternak. Ammonia (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami.
Sehingga ikatan tersebut bias terlepas dan berganti ikatan dengan NH3. Pada saat
yang bersamaan, sellulosa serta hemisellulosa akan terlepas dari ikatan. Dengan
demikian sifat kecernaan dan kadar protein jerami juga meningkat. Tujuan
bidang industri diartikan sebagai proses mengubah bahan dasar menjadi produk
oleh massa sel mikrobia. Dan proses fermentasi dapat terjadi jika ada kontak
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan kedalam makanan yang
2014).
digunakan sebagai pengganti pakan protein sejati, karena dapat menekan biaya
pakan ternak. Sebagian besar urea yang diproduksi, digunakan pada bidang
dkk, 2017).
Pemberian pupuk urea dalam tanah mempengaruhi sifat kimia dan hayati
(biologi) tanah. Fungsi kimia dan hayati yang penting diantaranya adalah selaku
penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P, dan S, pelarutan
fosfat dengan jalan kompleksasi ion Fe dan Al dalam tanah dan sebagai sumber
pakan hijauan berkualitas diantaranya, luas lahan yang semakin sempit dan
produksi hijauan yang dibatasi oleh musim, sehingga secara kontinyu tidak dapat
tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Produksi limbah pertanian
sampai saat ini masih merupakan produk yang belum dimanfaatkan secara baik,
sehingga perlu dikaji kemungkinan pemanfaatannya sebagai pakan ternak yang
terutama tingginya kandungan serat kasar dan kandungan protein yang rendah.
adalah dengan memberi perlakuan sebelum diberikan pada ternak atau melalui
jagung dengan penambahan urea sebagai zat aditif dan amoniasi ini dapat
bahan tambahan untuk mendukun kebutuhan nutrisi dari ternak dan salah satu
kombinasi bahan pakan yang diberikan yaitu jerami jagung dan dedak padi.
Proporsi jerami jagung dan dedak kasar yang seimbang yaitu dengan pemberian
jerami jagung sebanyak 75% dan dedak kasar sebanyak 25% yang dapat
untuk merombak serat kasar. Selain itu, ketersediaan populasi kapang yang tinggi
Maret 2019 sampai Minggu 17 Maret 2019, pukul 08.00 WITA sampai selasai,
Mencampur urea dengan air, lalu menyiram jerami jagung yang telah di potong-
potong dengan campuran air dan urea. Untuk menentukan banyaknya air yang
ditambahkan untuk mencapai kadar air yang diinginkan, terlebih dahulu harus
diketahui kadar air awal. Setelah itu Mengaduk campuran jerami jagung, air, dan
urea hingga merata. Setelah rata memasukkan jerami jagung hasil amoniasi
kedalam kantong plastik atau silo. Terakhir Menyimpan jerami dalam keadaan
kedap udara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Mistar. 2015. Kiat Jitu Menggemukan Sapi Secara Maksimal. Agromedia
Pustaka. Jakarta Selatan.
Bahar. S. 2016. Teknologi Pengelolaan Jerami Jagung Untuk Pakan Ternak
Ruminansia. Buletin Pertanian Perkotaan. 6(2) : 25-31.
Elihasridas dan Herawati .R. 2014. Kecernaan in-Vitro Ransum Berbasis Limbah
Jagung Amoniasi dengan Berbagai Rasio Konsentrat untuk Ruminansi.
Jurnal Peternakan Indonesia. 16 (3) : 145-151.
Hanum Z dan Usma Y. 2011. Analisis Proksimat Amoniasi Jerami Padi dengan
Penambahan Isi Rumen. Agripet. 11 (1) : 39-44.
Hastuti. D, Nur. A.S, dan Iskandar. M.B. Pengaruh Perlakuan Teknologi Amofer
(Amoniasi Fermentasi) pada Limbah Tongkol Jagung sebagai Alternatif
Pakan Berkualitas Ternak Ruminansia. Mediagro. 7 (1) : 55 – 6.
Krisnamurthi. B. 2010. Manfaat Jagung dan Peran Produk Bioteknologi Serealia
dalam Menghadapi Krisis Pangan, Pakan dan Energi di Indonesia.
Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Riady R.M. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum). Skripsi. Fakultas
Peternakan.Universitas Hasanuddin.
Semaun Rahmawati. 2013. Kecernaan In-Vitro Kombinasi Fermentasi Jerami
Jagung dan Dedak Kasar dengan Penambahan Aspergillus Niger. Jurnal
Galung Tropika, 2 (2) : 97-102.
Syukur Abdul. 2016. 99% Gagal Beternak Kambing. Penebar Swadaya. Jakarta.
Trisnadewi, A. A, Cakra., dan I W Suarna. 2017. Kandungan Nutrisi Silase Jerami
Jagung Melalui Fermentasi Pollard dan Molases. Majalah Ilmiah
Peternakan. 20 (2) : 55-59.
Wulandari. F dan Batoro J. J2016. Etnobotani Jagung (Zea mays L.) Pada
Mayarakat Lokal di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang. Jurnal Biotropika . 4 (1) : 17-24.
Yanuartono, Nururrozi. A, Indarjulianto. S, Purnamaningsih. H, dan Rahardjo. S.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. 28 (1): 10 – 34.