DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hubungan antara waktu dan kadar air dalam bahan ............................ 18
Grafik 2. Hubungan antara waktu dan kecepatan pengeringan .......................... 19
Grafik 3. Hubungan antara kadar air dan kecepatan pengeringan bahan ........... 19
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mencari harga koefisien perpindahan H2O dari padatan ke udara pada
periode kecepatan pengeringan tetap.
2. Untuk mengetahui perpindahan H2O dari padatan ke udara.
3. Untuk membuat grafik kecepatan pengeringan versus kadar air dalam
padatan dan grafik tambahan lainnya.
1.3 Manfaat
1. Agar prkatikan dapat mengetahui cara pengoperasian drying dengan metode
batch atau kontinu.
2. Agar praktikan dapat mengetahui kecepatan pengeringan bahan.
3. Agar praktikan dapat mengetahui cara pembuatan grafik kecepatan
pengeringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uap air panas mempunyai sifat pindah panas yang lebih unggul daripada
udara pada suhu yang sama, karena tidak ada tahanan terhadap difusi uap air
dalam uap itu sendiri. Laju pengeringan pada periode laju konstan hanya
bergantung pada laju pindah panas. Pada prinsipnya, setiap pengeringan langsung
atau tak langsung (kombinasi konduksi dan konveksi) dapat dioperasikan
sebagaipengering uap air panas. Dalam pengeringan dengan udara, meskipun pada
enthalpy jenis lebih rendah, panas laten dalam aliran gas luaran biasanya sukar
dan mahal untuk digunakan kembali. Jika infiltrasi udara dapat dihindarkan (atau
diminimumkan) sampai dengan tingkat yang dapat diterima, maka seluruh panas
laten yang disuplai ke pengering uap air ini d apat dipulihkan dengan
mengembunkan aliran buang atau meningkatkan enthalpi jenisnya secara mekanis
atau dengan kompresi panas. Karena pengering ini akan menghasilkan uap yang
sama dengan jumlah air yang diuapkan di dalam pengering, maka memanfaatkann
kelebihan uap tesebut.
(Napitupolu, 2012)
II.1.1 Jenis-Jenis Pengeringan
1. Pengeringan alamiah menggunakan panas matahari
Pengeringan ini adalah pengeringan yang paling sederhana (dengan cara
penjemuran). Penjemuran adalah usaha pembuangan atau penurunan kadar air
suatu bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang cukup aman disimpan, yaitu
tingkat kadar airnya seimbang dengan lingkungannya.
2. Pengeringan menggunakan bahan bakar
Pengeringan menggunakan bahan bakar ini disebut juga dengan
pengeringan mekanis. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas (bahan
bakar cair, padat, listrik) seperti BBM, batubara, limbah biomassa yaitu arang,
kayu, sekam, serbuk gergaji, dan lain-lain.
3. Pengeringan gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan menggunakan energi
sinar matahari dan bahan bakar minyak atau biomassa yang menggunakan
konveksi paksa (udara panas yang dikumpulkan dalam kolektor kemusian
dihembus ke komoditi).
(Oyin, 2011)
5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering
udara maka makin cepat pengeringannya.
…………………………………………………………………..(3)
Keterangan
R = kecepatan pengeringan (kg/h m2)
Ls = berat bahan kering (kg)
A = luas permukaan (m2)
(Zaini, 2016)
II.3 Hipotesa
Pada percobaan drying ini, jika luas permukaan bahan semakin besar, maka
semakin besar pula kecepatan pengeringannya. Semakin besar kadar air, maka
semakin kecil kecepatan pengeringannya. Semakin besar suhu, maka semakin
besar kecepatan pengeringannya.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III. 1 Bahan
1. Wortel
III.2 Alat
1. Pisau
2. Penggaris
3. Loyang
4. Neraca analitis
5. Oven
III.4 Prosedur
1. Bahan dipotong berbagai bentuk (segitiga, lingkaran, persegi panjang, dan
kubus) dan diukur masing-masing sisinya serta ditimbang berat awalnya.
2. Hidupkan pemanas oven, dihidupkan sampai suhu oven mencapai yang
diinginkan.
3. Masukkan bahan dalam oven dengan interval waktu tertentu.
4. Timbang bahan setelah dioven.
5. Lakukan prosedur 3 dan 4 sampai berat kering bahan relatif konstan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3 Grafik
IV.3 Pembahasan
Percobaan drying ini terdapat beberapa tujuan. Pertama untuk mencari harga
koefisien perpindahan H2O dari padatan ke udara pada periode kecepatan
pengeringan tetap. Kedua, untuk mengetahui perpindahan H2O dari padatan ke
udara. Yang terakhir, untuk membuat grafik kecepatan pengeringan versus kadar
air dalam padatan dan grafik tambahan lainnya.
Percobaan drying dilakukan menggunakan bahan berupa sayuran wortel
yang dipotong dengan berbagai macam bentuk seperti segitiga,lingkaran,persegi
panjang,dan kubus. Selanjutnya bahan ini dikeringkan dengan menggunakan oven
untuk menghilangkan kadar airnya. Bahan kemudian dikeluarkan dari oven setiap
interval waktu 15 menit lalu di masukkan ke dalam desikator dan setelah itu
dilakukan penimbangan sampai berat relative konstan.
Dari hasil percobaan drying di dapatkan hasil dimana berat awal bahan
berbentuk segitiga 18,23704 gr dengan luas permukaan 46,6 cm2, lingkaran
17,3544 gr dengan luas permukaan 40,192 cm2,persegi panjang 18,4849 gr
dengan luas permukaan 37 cm2, dan yang terakhir kubus 17,9571 gr dengan luas
permukaan 37,5 cm2. Dari berbagai macam bentuk tersebut selalu mengalami
penurunan nilai baik itu berat bahan,kadar air maupun kecepatan pengeringan
setiap interval waktu tertentu, hal ini disebabkan kandungan air pada wortel
menguap karena suhu panas pada saat proses pengovenan. Pengurangan berat
bahan wortel ini terjadi karena adanya proses perpindahan massa air yang terjadi
dari wortel ke udara panas pada oven, air yang memiliki fase liquid pada wortel
berubah fase menjadi uap dikarenakan suhu oven yang berada diatas 1000C.
Selain terjadi peristiwa perpindahan massa, pada proses drying juga terjadi
peristiwa perpindahan panas, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan suhu
antara udara panas pada oven dengan suhu pada ubi yang dioven. Panas berpindah
dari udara panas pada oven ke ubi, sesuai dengan teori dimana panas mengalir
dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Pada wortel yang berbentuk segitiga memiliki luas permukaan yang paling
besar sehingga untuk tercapainya berat konstan hanya memerlukan waktu yang
lebih cepat daripada wortel yang berbentuk persegi panjang dengan luas
permukaan yang paling kecil, sehingga diperlukan waktu yang relatif lama untuk
mendapatkan berat yang konstan. Dari hasil percobaan yang telah didapatkan bisa
dibandingan dengan hasil hipotesa yang terdapat pada bab II , dimana jika luas
permukaan bahan semakin besar, maka semakin besar pula kecepatan
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I 20
DRYING
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.I Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan:
1. Semakin besar kadar air dalam bahan yang dibentuk maka semakin lama
waktu proses pengeringan yang dibutuhkan
2. Nilai kecepatan pengeringan dan kadar air berbanding lurus, semakin
besar nilai kecepatan pengeringan maka semakin besar pula kadar air
pada suatu bahan
3. Nilai kecepatan penegeringan dan kadar air berbanding terbalik dengan
waktu, semakin kecil nilai kecepatan penegeringan dan kadar air maka
semakin lama waktunya
V.2 Saran
1. Dalam proses pengeringan bahan harus dilakukan sampai benar-benar konstan.
2. Harus lebih teliti dalam membentuk bahan berbagai bentuk
DAFTAR PUSTAKA
Akbar. 2011. “Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Wortel (Daucus carota L)”.
(https://mukegile08.wordpress.com/2011/06/06/morfologi-dan-klasifikasi-
tanaman-wortel/). Diakses pada tanggal 21 Februari 2018 pukul 20.52 WIB.
McCabe. 2005. “Unit Operations of Chemical Engineering”. Ney York : WC
Graw-Hill Companies.
Napitupolu, Farel. 2012. “Perancangan dan Pengujian Alat Pengering Kakao
dengan Tipe Cabinet Dryer untuk Kapasitas 7,5 kg per Siklus”.
(https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jddtm/article/download/628/431). Diakses
pada tanggal 21 Februari 2018 pukul 21.18 WIB.
Oyin. 2011. “Jenis-Jenis Pengeringan”. (http://doanddoo.blogspot.co.id/2011/12
/jenis-jnis-pengeringan.html). Diakses pada tanggal 21 Februari 2018 pukul
21.18 WIB.
Tim Dosen OTK I. 2018. “Praktikum Operasi Teknik Kimia I Modul 1 Drying”.
Surabaya : UPN “Veteran” Jawa Timur.
Tindaon, Westryan. 2013. “Jenis-Jenis Alat Pengering”.
(http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html). Diakses
pada tanggal 21 Februari 2018 pukul 21.24 WIB.
Zaini, W. A. A.. 2016. “Calculation of Drying”. (http://fcee.utm.my/abbas/files/
2016/06/Drying.pdf). Diakses pada tanggal 21 Februari 2018 pukul 21.28
WIB.
APPENDIX
( )
( )
b. Lingkaran
c. Persegi Panjang
d. Kubus
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
b. Lingkaran
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
c. Persegi Panjang
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
d. Kubus
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
b. Lingkaran
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
c. Persegi Panjang
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit
d. Kubus
t=15 menit
t=30 menit
t=45 menit
t=60 menit
t=75 menit
t=90 menit