Anda di halaman 1dari 10

Pancasila Sebagai Pembentuk

Moral Bangsa
Kelompok 2
Moral n (ajaran) (1.) baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; (2.)
kondisi mental yang membuat orang tetap
berani, bersemangat, dan bedisiplin; isi hati atau
keadaan perasaan sebagaimana terungkap.
(KBBI)
Perwujudan moral dapat berupa prinsip-
prinsip yang baik, benar, terpuji dan mulia.
Pancasila Sebagai pembentuk Moral
Bangsa
• Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pancasila pada
prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia dan
setiap warga negara harus mengakui adanya Tuhan.
Segenap rakyat Indonesia mengamalkan dan
menjalankan agamanya dengan cara yang berkeadaban
yaitu hormat menghormati satu sama lain.
Dengan menyertakan moral ketuhanan sebagai
dasar negara, Pancasila memberikan dimensi
transendental pada kehidupan politik serta
mempertemukan dalam hubungan simbolis antara
‘daulat Tuhan’ dengan ‘daulat rakyat’.
“Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-
tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara
yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan
secara kebudayaan, yakni dengan tiada ‘egoisme-
agama’. Dan hendaknya negara Indonesia satu Negara
yang bertuhan.” Pidato Soekarno 1 Juni 1945
• Sila ke – 2 “Kemanusiaan yang adil dan
beradab.”
kemanusiaan yang adil dan beradab
merupakan kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi akal
budi dan hati nurani manusia dalam hubungan
dengan norma dan kesusilaan umum, baik
terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun
terhadap alam dan hewan.
Sila kedua dalam UUD 1945 mencakup
1. Pemeliharaan, perlindungan terhadap hal yang
berkaitan dengan agama.
2. Pemelihaaraan, pengayoman terhadap jiwa
atau diri ini mulai dari yang lahir sampai yang
batin.
3. Perlindungan terhadap kehidupan (individu
pribadi, keluarga, kehormatan dan
martabatnya)
4. Memelihara akal sampai sesuatu yang bisa
merusak akal.
• Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”
Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini
mencakup persatuan dalam arti ideologis,
politik, ekonomi sosial budaya dan keamanan.

Sosial

Bangsa Budaya

Persatuan
Suku Agama

Politik Ideologi
• Sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.”
cita-cita pemuliaan daulat rakyat bergema
kuat dalam sanubari para pendiri bangsa
sebagai pantulan dari semangat emansipasi dan
egalitarianisme dari aneka bentuk penindasan,
yang ditimbulkan oleh kolonialisme dan
feodalisme. Cita-cita kerakyatan hendak
menghormati suara rakyat dalam politik dengan
memberi jalan bagi peran dan pengaruh besar
yang dimainkan oleh rakyat dalam proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pemerintah.
Sila ke-5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
• Menegaskan bahwa seyogyanya tidak ada
kemiskinan dalam Indonesia Merdeka.
• Menekankan prinsip keadilan dan kesejahteraan
ekonomi atau sociale rechtvaardigheid .
• Tidak boleh terjadi praktik perekonomian yang
hanya mementingkan kolektivisme, tidak boleh
juga mengedepankan individualitas.
• Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,
baik material maupun spiritual bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sumber
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. 2013. Sekretariat Jendral MPR-RI.

Anda mungkin juga menyukai