Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENTINGNYA IMUNISASI”

OLEH :

SILVIA AGUSTIN

(15211804)

Pembimbing : Nur Fadjri Nilakesuma,Bd.M.Keb

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

PRODI D-III KEBIDANAN

TAHUN 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENTINGNYA IMUNISASI

Pokok bahasan : Pentingnya imunisasi Dasar Lengkap Bayi dan Balita


Hari/Tanggal : Kamis / 03 Mei 2018
Waktu : 20 menit
Sasaran : Ibu yang Mempunyai Bayi dan Balita di RW VII Kec.Kurao
Padang
Tempat : Balai Pemuda Kurao Pagang di RT 02 RW 07
Penyuluh : Mahasiswa STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, imunisasi merupakan kebijakan nasional melalui program imunisasi.


Imunisasi masih sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis (penyakit
pernapasan), campak, tetanus, polio dan hepatitis B. Program imunisasi sangat penting agar
tercapai kekebalan masyarakat (population immunity). Program Imunisasi di Indonesia
dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal
Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu
tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki
tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi
Publik, 2011).
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri (2015) di Kota Padang diduga karena
banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya imunisasi. Kurangnya kepedulian
orang tua dan sosialisasi dari petugas kesehatan menjadi faktor utama munculnya penyakit
ini. Keterangan para ahli kesehatan bahwa penyebab utama dari penyakit difteri kerena tidak
lengkapnya imunisasi seorang anak adalah menjadi patut dipertanyakan. Untuk memberikan
kesadaran bersama bagi setiap ibu yang memiliki anak balita diperlukan dua hal pokok,
pertama pemberian informasi yang utuh tentang imunisasi untuk daya tahan tubuh dan
manfaat kesehatan masa depan anak (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015)
Berdasarkan hasil pendataan ynag dilakukan pada tanggal 24 dan 25 april 2018 jumlah
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap berjumlah 15 orang dari 24, sedangkan balita
43 dari 70 orang balita.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat
memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu guna
mendapatkan imunisasi lengkap.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.
2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
4. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
5. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
6. Mnejelaskan jadwal pemberian imunisasi.
7. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
8. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
9. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
10. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
4. Jenis-jenis Imunisasi
5. Cara pemberian Imunisasi
6. Efek samping dari Imunisasi
7. Tempat pelayanan Imunisasi
D. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
4. Jenis-jenis Imunisasi
5. Cara pemberian Imunisasi
6. Efek samping dari Imunisasi
7. Tempat Pelayanan Imunisasi
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Nur Fadjri Nilakesuma,Bd.M.Keb
2. Penyuluh : Silvia Agustin
F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / judul kegiatan
Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi
2. Sasaran atau Target
Ibu yang memiliki bayi dan balita
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media dan alat
Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Waktu : 3 Mei 2018 pukul 10:00
Tempat : Guning sangko di RT 05 RW 07

6. Setting Tempat

Keterangan :

Tim Penyuluh

Para Peserta

7. Strategi Pelaksanaan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. 3 Menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan

4. Menyebutkan materi yang akan


diberikan

2. 14Menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Mengajukan Pertanyaan


Imunisasi 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tentang tujuan 3. Menyimakdanmemperhatikan
pemberian imunisasi 4. Mengajukan Pertanyaan

3.Menjelaskan tentang Jadwal 5. Mendengarkan

pemberian imunisasi

4Menjelaskan tentang jenis


imunisasi yang harus diberikan.

5 Menjelaskan tentang efek samping


imunisasi

6.kapan imunisasi tidak boleh


diberikan

7. Memberi kesempatan pada


ibu bertanya.

3. 3 Menit Evaluasi :

– Menanyakan pada ibu tentang 1. Ikut menyimpulkan

materi yang dibe-rikan dan 2. Menjawab pertanyaan

reinforcement kepada ibu bila dpt 3. Menjawab salam

men- jawab & menjelas kan kem


bali pertanyaan/materi
8. Referensi
Hidayat, Aziz.2012. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta.
Salemba Medika
IDAI, 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Erlangga
Dinas Kesehatan Kota Padang.2015. Kejadian Luar biasa di Kota Padang. Detik
Health.
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA IMUNISASI BAYI dan BALITA

1.Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang
dipakai untuk meransang pemberian zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui
suntikan (vaksin BCG, DPT dan Campak dan melalui mulut yaitu vaksin polio (Hidayat,
2012)

2. Tujuan Imunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan morbilitas dan mortalitas serta mengurangi kecacatan akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Hidayat, 2012)

3. Macam-macam imunisasi

1.HB-0

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis


kandungan vaksin ini adalah Hbsag dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi
hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan saat usia 6 tahun. Waktu satu kali
saat lahir kedua pada usia 1 bulan yang ketiga pada usia empat bulan (Hidayat, 2012)

2. BCG

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang
berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun
sudah dilakukan imunisasi BCG, TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak,
TBC milier pada lapangan paru, atau TBC tulang, vaksin BCG merupakan vaksin yang
mengandung kuman TBC yang sudah dilemahkan. BCG diberikan sejak lahir. Apabila usia
lebih dari 3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu, BCG diberikan bila uji
tuberkulin negatif (Hidayat, 2012 )

3.Polio
Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya polio myolitis yang
dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan frekuensi yang diberikan pada polio adalah satu kali pada usia dua bulan atau
usia empat bulan satu kali, enam bulan, delapan belas bulan dan lima tahun diberikan melalui
oral (Hidayat, 2012)

4.DPT

Merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,


pertusif, tetanus, vaksin DPT ini merupakan kuman yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti
toxoid. Frekuensi pemberian imunisasi DPT satu kali pada usia dua bulan, empat bulan, enam
bulan, delapan belas bulan, lima tahun, dua belas tahun (Hidayat, 2012)

5. Campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjdinya penyakit campak


pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang
dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi campak satu kali pada usia enam bulan dan satu
kali pada usia enam tahun, imunisasi campak diberikan melalui subcutan (Hidayat, 2012)

6. Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella)

Merupakan imunisasi yang diberikan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit


campak, gondok, parotissemidemka dan campak jerman. Adalah imunisasi MMR antigen
yang dipakai adalah virus campak estrain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak di
anjurkan untuk bayi usia dibawah satu tahun karena di khawatirkan terjadinya interverensi
imunisasi campak yang monofalent dahulu pada usia empat sampai enam bulan aau sembilan
sampai sebelas bulan dan booster dapat dilakukan MMR pada usia lima belas sampai delapan
belas bulan (Hidayat, 2012)

7.Imunisasi tyhpus abdominalis

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit thypus


abdominalis. Vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi enam sampai enam
belas bulan adalah 0,1 ml, satu sampai dua tahun 0,2 ml dan dua sampai dua belas tahun
adalah 0,5 ml pada imunisasi ini awal dapat diberikan dua kali dengan interval empat minggu
kemudian penguat setelah satu tahun kemudian (Hidayat, 2012)
8. imunisasi varicella

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit cacar air,
vaksin varicella merupakan virus hidup varicella, zooster,strain, OK yang dilemhkan. Vaksin
varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia dua belas tahun di daerah tropis dan bila
di atas tiga belas tahun dapat diberikan dua kali suntikan dengan interval empat sampai
delapan minggu (Hidayat, 2012)

4. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan

1) Anak sakit berat dan atau mendadak demam tinggi


2) Memiliki reaksi alergi yang berat reaksi anavilaktik
3) Adanya gangguan imunokompresi seperti orang yang mengalami leukemia dll.

5. Jadwal Pemberian Imunisasi

Keterangan:

a. HB 0 :0-7 HARI
b. BCG, POLIO I : I Bulan
c. DPT, HB, HIB 1, POLIO 2 :2 Bulan
d. DPT, HB,HIB 2,POLIO 3 :3 Bulan
e. DPT,HB, POLO 4, IPV :4 Bulan
f. CAMPAK :9 bulan
g. DPT, HB, HIB :18 bulan
h. CAMPAK :12 bulan (IDAI, 2012)

6. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam
2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.
3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.
4. HB : suntikan pada lengan.
5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung (IDAI, 2012)
7. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

a) BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC
dan panas tinggi.
b) DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.
c) Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
d) Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi (Hidayat, 2012)

8. EfekSampingImunissasi
a. BCG
Reaksi yang mungkin timbul pada pemberian imunisasi BCG adalah kadang
bernanah, tetapi akan sembuh dengan sendirinya walaupun lambat. Biasanya suntikan
BCG tidak menimbulkan panas.
b. DPT
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri
di tempat suntikan selama 1-2 hari.
c. POLIO
Reaksi yang timbul tidak ada, mungkin akan terdapat berak-berakringan. Pada anak
dengan diare berat atau sedang sakit parah, imunisasi polio dapat ditangguhkan
(Hidayat, 2012)

9. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi,


seperti yang diuraikan di bawah ini:

a) BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
b) DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi
akan turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit,
walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
c) Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.
10. Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

a) Posyandu
b) Puskesmas
c) Bidan / dokter praktek
d) Rumah bersalin
e) Rumah sakit

11. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

a) BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas.
b) DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kempres dingin.
c) Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

Anda mungkin juga menyukai