Anda di halaman 1dari 528

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Juang Kencana

Kecamatan : Cicantayan
Kabupaten : Sukabumi
Provinsi : Jawa Barat

Standar / Indikator dan Sub Indikator Kondisi Saat Ini


1 Standar Kompetensi Lulusan 6.24
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap 7

1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman 7


dan bertakwa kepada Tuhan YME
1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7
berkarakter

1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin 7


1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun 6.99

1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur 7


1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli 7

1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya 7


diri
1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap 7
bertanggungjawab

1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat 7


1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani 7

1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 3.79


pengetahuan
1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, 3.79
konseptual, metakognitif

1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi 6.71


keterampilan
1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif 6.35

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 5.93


produktif
1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis 7

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 7


mandiri

1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 7


kolaboratif

1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak 6.99


komunikatif

2 Standar Isi 6.45


2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi 6.45
lulusan
2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap 6.15
2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan 6.1
2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan 6.14

2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa 6.92


2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran 6.92

2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan 6.58


sesuai prosedur
2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam 6.41
pengembangan kurikulum

2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan 7


2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan 5.91

2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan 6.98


pendidikan yang dikembangkan

2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan 6.32

2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai 6.99


struktur kurikulum yang berlaku
2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk 4.57
pendalaman materi

2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan 6.8


lokal

2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa 6.89

3 Standar Proses 6.75


3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai 6.68
ketentuan
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan 7
3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 7

3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan 6.9


sistematis

3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan 5.84


pengawas sekolah

3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat 6.99

3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa 6.99


sesuai ketentuan

3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran 7


3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu 7

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah 6.99

3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi 7

3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu 7


3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang 7
kebenarannya multi dimensi;

3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada 7


keterampilan aplikatif

3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai 7


pembelajar sepanjang hayat

3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, 7


siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah
kelas.

3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar 7


belakang budaya siswa.

3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai 7


karakteristik siswa
3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam 6.99
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar 7

3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran 7

3.3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam 6.58


proses pembelajaran
3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif 6.99
3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik 6.42

3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran 6.84

3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada ❖ Kepala sekolah


guru melakukan pengawasan
dalam bentuk supervisi
proses pembelajaran
terhadap guru setiap
tahun.

❖ Supervisi proses
pembelajaran dilakukan
oleh kepala sekolah pada
tahap pelaksanaan, dan
penilaian hasil
pembelajaran
3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran 6.44

3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses 7


pembelajaran

4 Standar Penilaian Pendidikan 6.37


4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi 6.76
4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan 7
keterampilan
4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah 6.53

4.2. Teknik penilaian obyektif dan akuntabel 6.12


4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif 5.73
dan akuntabel
4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap 6.51

4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti 6.57


4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian 7

4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik 6.15

4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek 6.35


4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap 6.71

4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek 6.38


pengetahuan

4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek 5.98


keterampilan

4.5. Penilaian dilakukan mengikuti prosedur 6.05


4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara 6.41
sesuai prosedur
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai 6.36
prosedur

4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan 5.37


pertimbangan yang sesuai

5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2.77


5.1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan 1.8
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 4.2

5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar 0


seimbang

5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran 0

5.1.4. Bersertifikat pendidik 0.46


5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik 5.72
5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik 3.94
5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik 0

5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai 4.72


ketentuan
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 7

5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan 7

5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan 7


5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 0

5.2.5. Bersertifikat pendidik 0

5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah 0


5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 0.04
5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 0.04
5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 0.04

5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 0.01


5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 0.05

5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi 1.67


sesuai ketentuan
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi 0

5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi 0


minimal SMK/sederajat
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat

5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 7

5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi 2.33


berpendidikan sesuai ketentuan
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik


5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik

5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik


5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai 0
ketentuan
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0

5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi 0


sesuai
5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium bersertifikat

5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0


berpengalaman sesuai

5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran 0

5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan


sesuai ketentuan
5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran 0

5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai


ketentuan

5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik


5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik

5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai 3.15


ketentuan
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan 7

5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi 7


sesuai

5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat


5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman 7
sesuai

5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan 0

5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai 0


ketentuan

5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik


5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik

5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik

5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik

6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 2.66


6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai 2.87
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai
dan memadai

6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa 0

6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan 7

6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa 0


6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan 6.6
6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan 1.55

6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran 1.81


yang lengkap dan layak
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar 5.83

6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 0


6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 0

6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar 0

6.2.5. Memiliki laboratorium biologi sesuai standar 0


6.2.6. Memiliki laboratorium fisika sesuai standar 0

6.2.7. Memiliki laboratorium kimia sesuai standar 0

6.2.8. Memiliki laboratorium komputer sesuai standar 0


6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar 0

6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai 4.66


6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai 0
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 0
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai 7
6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak pakai
6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak pakai
6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak pakai 0
6.2.17. Kondisi laboratorium komputer layak pakai 0
6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa layak pakai 0
6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung 1.82
yang lengkap dan layak
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 0
6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar 0

6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar 0

6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar 3.5


6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar 1.57

6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar 3.5

6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar


6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar 3.5

6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar 0

6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar 0

6.3.11. Menyediakan kantin yang layak 7

6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai 6.99


6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja 6.93

6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai 0


6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 0
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 1.4
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai 0
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 2.33
6.3.19. Kondisi gudang layak pakai
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai 7
6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai 4.2
6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai 0
6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai 0
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 6.05
7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan 6.56
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai 6.61
ketentuan
7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang 6.43
lingkup sesuai ketentuan

7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam 6.66


perencanaan pengelolaan sekolah

7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan 6.7


7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap 6.52

7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan 6.34


7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga 6.95
kependidikan

7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri 6.95

7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta 6.99


masyarakat serta lembaga lain yang relevan
7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan 6.45
kegiatan pembelajaran

7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan 2.3


tugas kepemimpinan
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik
7.3.2. Berjiwa kepemimpinan 6.93

7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik 0

7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik 6.87


7.3.5. Berjiwa kewirausahaan 0

7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik 0

7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen 6.13


7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai 6.13
ketentuan

8 Standar Pembiayaan 6.13


8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang 6.99
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu 7

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi 7


yang jelas

8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa 7


kurang mampu

8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan 7


8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai 7
ketentuan

8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik 4.39


8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari 0
APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya

8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana 6.25

8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku 6.91


kepentingan
PEMETAAN MUTU
TAHUN 2019
hatan Juang Kencana

Analisis Lingkungan
Kekuatan Kelemahan
❖ Siswa memiliki: ❖ Siswa memiliki:
 pengetahuan teknis dan spesifik, detail  pengetahuan tentang cara
dan kompleks berkenaan dengan ilmu melakukan sesuatu atau
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya kegiatan yang terkait dengan
terkait dengan masyarakat dan lingkungan pengetahuan teknis, spesifik,
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan algoritma, metode, dan kriteria
regional, dan internasional. untuk menentukan prosedur
 pengetahuan terminologi/istilah dan yang sesuai berkenaan dengan
klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, ilmu pengetahuan, teknologi,
teori, model, dan struktur yang digunakan seni, dan budaya, terkait
terkait dengan pengetahuan teknis dan dengan masyarakat dan
spesifik, detail dan kompleks berkenaan lingkungan alam sekitar,
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bangsa, negara, kawasan
dan budaya terkait dengan masyarakat dan regional, dan internasional.
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,  pengetahuan tentang
kawasan regional, dan internasional. kekuatan dan kelemahan diri
sendiri dan menggunakannya
❖ Sekolah memiliki wujud nyata kualitas dalam mempelajari
dan kuantitas yang diperoleh kelompok/ pengetahuan teknis, detail,
individu siswa untuk mengukur tingkat spesifik, kompleks, kontekstual
pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai dan kondisional berkenaan
hasil pengalaman pembelajaran dan dengan ilmu pengetahuan,
kegiatan yang diselenggarakan oleh teknologi, seni, dan budaya
sekolah berupa: terkait dengan masyarakat dan
 tingkat kelulusan dalam ujian sekolah lingkungan alam sekitar,
berstandar nasional bangsa, negara, kawasan
 tingkat capaian nilai pengetahuan dalam regional, dan internasional.
penilaian pendidikan.
❖ Sekolah memiliki wujud
nyata kualitas dan kuantitas
yang diperoleh kelompok/
individu siswa untuk mengukur
tingkat pengetahuan yang
dimiliki siswa sebagai hasil
pengalaman pembelajaran dan
kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah berupa:
 prestasi/penghargaan pada
❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir ❖ Keterampilan berpikir dan
dan bertindak kreatif melalui pengalaman bertindak kreatif belum
pembelajaran dan kegiatan. meliputi:
 menciptkan kreasi sendiri
❖ Contoh keterampilan berpikir dan  memiliki gaya tulis sendiri
bertindak kreatif meliputi:
 kreatif menghasilkan karya ❖ Sekolah belum memiliki
 memodifikasi karya orang lain wujud nyata kualitas dan
 menggunakan teknologi dalam belajar kuantitas yang diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk
❖ Sekolah memiliki wujud nyata kualitas mengukur tingkat keterampilan
dan kuantitas yang diperoleh kelompok/ yang dimiliki
individu siswa untuk mengukur tingkat siswa sebagai hasil pengalaman
keterampilan yang dimiliki siswa sebagai pembelajaran dan kegiatan
hasil pengalaman pembelajaran dan yang diselenggarakan oleh
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah berupa:
sekolah berupa:  prestasi/penghargaan pada
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam level kewilayahan.
penilaian pendidikan.

❖ Siswa memiliki keterampilan berpikir ❖ Sekolah belum memiliki


dan bertindak produktif melalui wujud nyata kualitas dan
pengalaman pembelajaran dan kegiatan. kuantitas yang diperoleh
kelompok/ individu siswa untuk
❖ Contoh keterampilan berpikir dan mengukur tingkat keterampilan
bertindak produktif meliputi: yang dimiliki siswa sebagai hasil
 merangkum hasil bacaan pengalaman pembelajaran dan
 meniru karya orang lain kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah berupa:
❖ Sekolah memiliki wujud nyata kualitas  prestasi/penghargaan pada
dan kuantitas yang diperoleh kelompok/ level kewilayahan.
individu siswa untuk mengukur tingkat
keterampilan yang dimiliksiswa sebagai
hasil pengalaman pembelajaran dan
kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah berupa:
 tingkat capaian nilai keterampilan dalam
penilaian pendidikan.
❖ Perangkat pembelajaran disusun guru ❖ Rancangan dan hasil
sesuai kompetensi sikap spiritual dan penilaian sikap baru berupa
sosial yaitu menghayati dan mengamalkan: jurnal penilaian.
 ajaran agama yang dianutnya,
 perilaku jujur,
 perilaku disiplin,
 perilaku santun,
 perilaku peduli,
 perilaku bertanggung jawab,
 perilaku percaya diri,
 perilaku sehat jasmani dan rohani,
 perilaku pembelajar sepanjang hayat.
Perangkat pembelajaran meliputi program
tahunan, program semester, silabus, RPP,
buku yang digunakan guru dan siswa
dalam pembelajaran, lembar tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri, handout,
alat evaluasi dan buku nilai
❖ Pelaksanaan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di KKG/
MGMP tentang penguatan pendidikan
karakter siswa pada kompetensi sikap.
❖ Terdapat program kegiatan
ekstrakurikuler berupa kegiatan kagamaan,
kegiatan krida, latihan olahbakat dan
latihan olah-minat.
❖ Perangkat pembelajaran disusun guru ❖ Perangkat pembelajaran
sesuai kompetensi pengetahuan yaitu disusun guru sesuai
memahami, menerapkan, menganalisis kompetensi pengetahuan yaitu
dan mengevaluasi: memahami, menerapkan,
 pengetahuan faktual, menganalisis dan mengevaluasi
 pengetahuan konseptual, baru meliputi:
Perangkat pembelajaran meliputi buku  pengetahuan prosedural,
yang digunakan guru dan siswa dalam  pengetahuan metakognitif,
pembelajaran, lembar tugas terstruktur Perangkat pembelajaran hanya
dan kegiatan mandiri, handout, alat meliputi buku yang digunakan
evaluasi dan buku nilai guru dan siswa dalam
pembelajaran, lembar tugas
❖ Pelaksanaan Pengembangan terstruktur dan kegiatan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di mandiri, handout, alat evaluasi
KKG/MGMP tentang kompetensi dan buku nilai
pengetahuan.

❖ Terdapat program kegiatan


ekstrakurikuler berupa Kegiatan Ilmiah
Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik,
penelitian, kelompok pencinta teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya.
❖ Perangkat pembelajaran disusun guru Perangkat pembelajaran baru
sesuai kompetensi keterampilan yaitu meliputi buku yang digunakan
menunjukkan keterampilan berfikir dan guru dan siswa dalam
bertindak: pembelajaran, lembar tugas
 kreatif, terstruktur dan kegiatan
 produktif, mandiri, handout, alat evaluasi
 kritis, dan buku nila
 mandiri,
 kolaboratif,
 komunikatif.
Perangkat pembelajaran meliputi buku
yang digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran, lembar tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri, handout, alat
evaluasi dan buku nilai

❖ Rancangan dan hasil penilaian


keterampilan kinerja, proyek dan
portofolio.

❖ Terdapat pengalaman pembelajaran


dalam bentuk praktik di laboratorium.
penelitian sederhana, studi wisata,
seminar atau workshop, peragaan atau
pameran, pementasan karya seni dan
lainnya.
❖ Memiliki tim yang bertugas ❖ Tim Pengembang Kurikulum
mengembangkan kurikulum sekolah. hanya meliputi seluruh guru
mata pelajaran, dan komite
❖ Tim Pengembang Kurikulum meliputi sekolah atau penyelenggara
seluruh guru mata pelajaran, dan komite tanpa melibatkan kanselor
sekolah atau penyelenggara pendidikan (Guru BK)
dibuktikan dengan dokumen penugasan.

❖ Sekolah memiliki pedoman


pengembangan kurikulum yang diketahui
tim pengembang kurikulum sekolah
sebagai dasar pengembangan.
❖ Tahapan Analisis, mencakup: ❖ Tahapan Analisis, belum
 Analisis ketentuan peraturan perundang- mencakup:
undangan mengenai kurikulum.  Analisis kebutuhan siswa,
❖ Tahapan Penyusunan, mencakup: sekolah, dan lingkungan
 Perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah. (analisis konteks).
 Pengorganisasian muatan kurikuler  Analisis ketersediaan sumber
sekolah. daya pendidikan.
 Pengaturan beban belajar siswa dan
beban kerja guru pada tingkat kelas.
 Penyusunan kalender pendidikan
sekolah.
 Penyusunan silabus muatan atau mata
pelajaran muatan lokal.
 Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.

❖ Tahapan pengesahan yang dilakukan


oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

❖ Kepala Sekolah bertanggungjawab atas


tersusunnya KTSP.

❖ Wakil Kepala bidang kurikulum


bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP
❖ Bentuk pendalaman materi yang diatur ❖ Bentuk pendalaman materi
berupa kegiatan pengarahan materi, dan yang diatur tidak termasuk
penugasan terstruktur kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
❖ Terdapat kegiatan penugasan
terstruktur berupa pendalaman materi ❖ Terdapat kegiatan mandiri
pembelajaran oleh siswa yang dirancang tidak terstruktur berupa
oleh pendidik dan waktu penyelesaian pendalaman materi
ditentukan oleh pendidik. pembelajaran oleh siswa yang
dirancang oleh pendidik dan
❖ Beban belajar penugasan terstruktur waktu penyelesaiannya diatur
dan kegiatan mandiri maksimal 60% dari sendiri oleh siswa.
waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran.
❖ RPP dievaluasi oleh kepala sekolah dan ❖ Sekolah belum memiliki
pengawas dokumen evaluasi/telaah RPP.
❖ Guru memanfaatkan hasil penilaian ❖ Hasil penilaian otentik
otentik untuk merencanakan program dimanfaatkan sebagai bahan
remedial, pengayaan, atau pelayanan untuk memperbaiki proses
konseling pembelajaran sesuai Standar
Penilaian Pendidikan.

❖ tidak Dibuktikan dengan memeriksa ❖ Kepala sekolah melakukan


dokumen bukti pelaksanaan supervisi pengawasan dalam bentuk
proses pembelajaran yang dilakukan oleh supervisi proses pembelajaran
kepala sekolah atau guru senior yang terhadap guru setiap tahun.
diberi wewenang oleh kepala sekolah.
❖ Supervisi proses
❖ Supervisi proses pembelajaran pembelajaran dilakukan oleh
dilakukan oleh kepala sekolah hanya pada kepala sekolah pada tahap
tahap pelaksanaan, dan penilaian hasil pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran yang tanpa ditindaklanjuti hasil pembelajaran
dengan cara: pemberian contoh, diskusi,
konsultasi, atau pelatihan.
❖ Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan ❖ Evaluasi hasil pembelajaran
saat proses pembelajaran dan di akhir dilakukan saat proses
satuan pelajaran dengan menggunakan pembelajaran dan di akhir
metode dan alat: tes satuan pelajaran dengan
lisan/perbuatan, dan tes tulis. menggunakan metode dan
alat: tes
❖ Hasil evaluasi akhir diperoleh dari lisan/perbuatan, dan tes tulis.
gabungan evaluasi proses dan evaluasi
hasil pembelajaran. ❖ Hasil evaluasi akhir
diperoleh dari gabungan
evaluasi proses dan evaluasi
hasil pembelajaran.
❖ Hasil penilaian pencapaian Baru 90 % pendidik yang
pengetahuan dan keterampilan siswa melakukan peniaian sesua
disampaikan dalam bentuk angka dengan deskrisi standar mutu
dan/atau deskripsi.

❖ Penilaian aspek sikap dilakukan dengan


mendeskripsikan perilaku siswa.

❖ Penilaian aspek pengetahuan dilakukan


dengan melaporkan hasil penilaian dalam
bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

❖ Penilaian aspek keterampilan dilakukan


dengan melaporkan hasil penilaian dalam
bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

❖ Penilaian didasarkan pada prosedur dan ❖ Prosedur penilaian, kriteria


kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi penilaian, dan dasar
subjektivitas penilai. pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang
❖ Perangkat penilaian berkepentingan.
dipertanggungjawabkan dalam bentuk
laporan ❖ Penilaian dapat
dipertanggungjawabkan baik
dari segi mekanisme, prosedur,
teknik, maupun hasilnya.
❖ Instrumen penilaian yang digunakan ❖ Instrumen penilaian yang
oleh pendidik dalam bentuk penilaian digunakan oleh satuan
berupa tes, pengamatan, penugasan pendidikan dalam bentuk
perseorangan atau kelompok, dan bentuk penilaian akhir dan/atau ujian
lain yang sesuai dengan karakteristik sekolah memenuhi persyaratan
kompetensi dan tingkat perkembangan substansi, konstruksi, dan
siswa. bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik.
❖ Memiliki prosedur penilaian, kriteria
penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan yang dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan.

❖ Kemajuan yang dicapai oleh peserta ❖ Laporan hasil penilaian


didik dipantau, didokumentasikan secara pendidikan pada akhir
sistematis. semester dan akhir tahun tidak
ditetapkan dalam rapat dewan
❖ Sekolah melaporkan hasil belajar pendidik berdasar hasil
kepada orang tua peserta didik, komite penilaian oleh Satuan
sekolah , dan institusi di atasnya. Pendidikan dan hasil penilaian
oleh Pendidik.
❖ Pelaporan proses belajar dan hasil
belajar oleh pendidik dilakukan oleh wali
kelas atau guru kelas;

❖ Pelaporan penilaian dilakukan oleh


pendidik disampaikan kepada pesertadidik
dan orang tua dalam bentuk rapor
dan/atau paspor keterampilan yang berisi
tentang skor disertai dengan deskripsi
capaian kompetensi.

❖ Pendidik memiliki dokumen laporan


hasil penilaian pada setiap akhir semester
atau tahun dalam bentuk laporan prestasi
belajar siswa.
❖ Penilaian keterampilan dilakukan ❖ Belum semua penilaian
melalui praktik, produk, proyek, portofolio, keterampilan dilakukan melalui
dan/atau teknik lain sesuai dengan praktik, produk, proyek,
kompetensi yang dinilai. portofolio, dan/atau teknik lain
sesuai dengan kompetensi
yang dinilai.
❖ Prosedur penilaian pendidikan ❖ Prosedur penilaian tidak
dilakukan melalui: dilakukan oleh Pendidikdalam
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik hal:
 Penilaian hasil belajar oleh sekolah  Pendidik menetapkan tujuan
 Penilaian hasil belajar oleh pemerintahpenilaian melalui
telaah/analisis KI/KD
❖ Prosedur penilaian oleh Pendidik:  Pendidik menyusun kisi-kisi
 Pendidik melakukan penilaian pada penilaian
aspek sikap, pengetahu an dan  Pendidik merancang
keterampilan instrumen dan pedoman
 Pendidik melaporkan hasil penilaian penilaian
 Pendidik memanfaatkan hasil penilaian  Pendidik melakukan analisis
kualitas instru-men berkaitan
❖ Prosedur penilaian oleh sekolah: dengan persebaran, tingkat
 Sekolah menetapkan KKM kesulitan, materi, bahasa.
 Sekolah melakukan penilaian pada aspek  Pendidik melakukan
sikap, pengetahuan dan keterampilan pengolahan dan analisis dan
 Satuan pendidik melaporkan hasil mengintepretasikan hasil
penilaian
 Sekolah memanfaatkan laporan ❖ Prosedur penilaian oleh
penilaian sebagai evaluasi pendidikan sekolah:
 Sekolah menyusun kisi-kisi
penilaian
 Sekolah meran-cang
instrumen dan pedom an
penskoran
 Sekolah melakukan analisis
kualitas instrumen berkaitan
dengan persebaran, tingkat
kesulitan, materi, bahasa.
 Sekolah melakukan
pengolahan dan analisis dan
meng-intepretasikan hasil
❖ Penilaian aspek sikap dilakukan melalui ❖ Penilaian aspek
tahapan: pengetahuan dilakukan tidak
 mengamati perilaku siswa selama melalui tahapan:
pembelajaran;  menyusun perencanaan
 mencatat perilaku siswa dengan penilaian;
menggunakan lembar  mengembangkan instrumen
observasi/pengamatan; penilaian;
 menindaklanjuti hasil pengamatan; dan
 mendeskripsikan perilaku siswa. ❖ Penilaian aspek
keterampilan dilakukan tidak
❖ Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
melalui tahapan:  melaksanakan penilaian;
 melaksanakan penilaian;  memanfaatkan hasil
 memanfaatkan hasil penilaian; dan penilaian; dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk  melaporkan hasil penilaian
angka dengan skala 0-100 dan deskripsi. dalam bentuk angka dengan
skala 0-100 dan deskripsi.
❖ Penilaian aspek keterampilan dilakukan
melalui tahapan:
 melaksanakan penilaian;
 memanfaatkan hasil penilaian; dan
 melaporkan hasil penilaian dalam bentuk
angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.

❖ Pertimbangan penentuan kelulusan ❖ Kenaikan kelas dan


siswa: kelulusan siswa dari satuan
 Menyelesaikan seluruh program pendidikan ditetapkanmelalui
pembelajaran. rapat dewan pendidik.
 Ujian sekolah.
 Ujian sekolah berstandar nasional.
 Penilaian sikap.
 Penilaian pengetahuan.
 Penilaian keterampilan.
❖ Untuk SMP/SMA/SMK (pada kelompok ❖ Untuk SMP/SMA/SMK (pada
mata pelajaran normatif dan adaptif) kelompok mata pelajaran
harus memiliki kualifikasi akademik produktif) masih ada guru yang
pendidikan minimum diploma empat (DIV) belum memiliki kualifikasi
atau sarjana (S1) program studi yang akademik pendidikan minimum
sesuai dengan mata pelajaran yang diploma empat (DIV) atau
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari sarjana (S1) program studi yang
program studi yang terakreditasi. sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.

❖ Pendidik pada SMP dan SMA


mengajar dengan rasio minimal
jumlah siswa adalah 20:1.

❖ Pendidik pada SMK tidak


terdiri atas guru mata pelajaran
dan instruktur bidang kejuruan
yang penugasannya ditetapkan
oleh masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan
keperluan.

❖ Guru belum memiliki


sertifikat profesi guru sesuai
jenjang pendidikannya.
❖ Sebagian pendidik memiliki kompetensi ❖ Sebagian pendidik belum
dalam: memiliki kompetensi dalam:
 Mengintegrasikan karakteristik siswa dari  Mengintegrasikan
aspek fisik, agama dan moral, sosial, karakteristik siswa dari aspek
kultural, emosional, dan intelektual dalam fisik, agama dan moral, sosial,
pembelajaran kultural, emosional, dan
 Memilih teori belajar dan prinsip-prinsip intelektual dalam
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
karakteristik siswa.  Memilih teori belajar dan
 Merancang kegiatan pembelajaran siswa prinsip-prinsip pembelajaran
berdasarkan kurikulum. yang sesuai dengan
 Menyelenggarakan pembelajaran yang karakteristik siswa.
mendidik.  Merancang kegiatan
 Menggunakan teknologi informasi dan pembelajaran siswa
komunikasi serta bahan ajar untuk berdasarkan kurikulum.
kepentingan penyelenggaraan kegiatan  Menyelenggarakan
pengembangan yang mendidik. pembelajaran yang mendidik.
 Mengembangkan potensi siswa untuk  Menggunakan teknologi
mengaktualisasikan berbagai potensi yang informasi dan komunikasi serta
dimiliki. bahan ajar untuk kepentingan
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, penyelenggaraan kegiatan
dan santun dengan siswa. pengembangan yang mendidik.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil  Mengembangkan potensi
belajar. siswa untuk
 Menggunakan hasil penilaian proses dan mengaktualisasikan berbagai
hasil belajar untuk eningkatkankualitas potensi yang dimiliki.
pembelajaran.  Berkomunikasi secara efektif,
 Melakukan tindakan reflektif untuk empatik, dan santun dengan
peningkatan kualitas pembelajaran. siswa.
 Melaksanakan penilaian
proses dan hasil belajar.
 Menggunakan hasil penilaian
proses dan hasil belajar untuk
eningkatkankualitas
pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
❖ Sebagian guru belum
memiliki kompetensi dalam:
 Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional
Indonesia.
 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi siswa
dan masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
 Menjunjung tinggi kode etik
profesi guru.
❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Belum semua pendidik
 Menguasai materi, struktur, konsep, dan memiliki kompetensi dalam:
pola pikir keilmuan yang mendukung mata  Menguasai materi, struktur,
pelajaran yang diampu. konsep, dan pola pikir keilmuan
 Menguasai kompetensi inti dan yang mendukung mata
kompetensi dasar mata pelajaran yang pelajaran yang diampu.
diampu.  Menguasai kompetensi inti
 Mengembangkan materi pembelajaran dan kompetensi dasar mata
yang diampu secara kreatif. pelajaran yang diampu.
 Mengembangkan keprofesionalan secara  Mengembangkan materi
berkelanjutan dengan melakukan tindakan pembelajaran yang diampu
reflektif. secara kreatif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan  Mengembangkan
komunikasi untuk berkomunikasi dan keprofesionalan secara
mengembangkan diri. berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
❖ Memiliki kompetensi dalam:
 Komunikasi sesama guru
dibuktikan melalui pengamatan
asesor selama visitasi.
 Komunikasi guru dengan
tenaga kependidikan
dibuktikan melalui pengamatan
asesor selama visitasi.
 Komunikasi guru dengan
siswa dibuktikan melalui
wawancara, observasi kelas,
dan melihat hasil supervisi
kepala sekolah.
 Komunikasi guru dengan
orangtua dibuktikan melalui
dokumen pertemuan berkala
guru dengan orangtua dan
catatan guru BK.
 Komunikasi guru dengan
masyarakat dibuktikan melalui
dokumen pertemuan guru
dengan masyarakat
❖ Memiliki pangkat serendah-
rendahnya III/c bagi pegawai
negeri sipil (PNS) dan bagi non-
PNS disetarakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan
oleh yayasan atau lembaga
yang berwenang.

❖ Memiliki sertifikasi pendidik


yang dikeluarkan oleh lembaga
pendidik dan tenaga
kependidikan

❖ Memiliki sertifikat kepala


sekolah yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan
Pemerintah
❖ Memiliki kompetensi dalam:
 Berakhlak mulia,
mengembangkan budaya dan
tradisi akhlak mulia,
dancmenjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di
sekolah.
 Memiliki integritas
kepribadian sebagai pemimpin.
 Memiliki keinginan yang kuat
dalam pengembangan diri
sebagai kepalacsekolah.
 Bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
 Mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagaickepala
sekolah.
 Memiliki bakat dan minat
jabatan sebagai pemimpin
pendidikan.
❖ Memiliki kompetensi dalam:
 Menyusun perencanaan
sekolah untuk berbagai
tingkatan perencanaan.
 Mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan
kebutuhan
 Memimpin sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah secara optimal.
 Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah
menuju organisasi pembelajar
yang efektif.
 Menciptakan budaya dan
iklim sekolah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran
siswa.
 Mengelola guru dan staf
dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara
optimal.
 Mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam
rangka pendayagunaan secara
optimal.
 Mengelola hubungan sekolah
dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide,
sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah.
 Mengelola siswa dalam
rangka penerimaan siswa baru,
dan penempatan dan
pengembangan kapasitas
siswa.
 Mengelola pengembangan
kurikulum dan kegiatan
❖ Memiliki kompetensi dalam:
 Menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan
sekolah.
 Bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah
sebagai organisasi pembelajar
yang efektif
 Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin
sekolah.
 Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah.
 Memiliki naluri
kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai
sumber belajar siswa.

❖ Memiliki kompetensi dalam:


 Merencanakan program
supervisi akademik dalam
rangka peningkatan
profesionalisme guru.
 Melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru
dengan menggunakan
pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil
supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
❖ Memiliki kompetensi dalam:
 Bekerja sama dengan pihak
lain untuk kepentingan sekolah
 Berpartisipasi dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan.
 Memiliki kepekaan sosial
terhadap orang atau kelompok
lain.

❖ Sekolah tidak memiliki


kepala TAS (Tenaga
Administrasi Sekolah).

❖ Kepala tidak berpendidikan


S1 program studi yang relevan
dengan pengalaman kerja
sebagai tenaga administrasi
sekolah minimal 4 (empat)
tahun, atau D3 dan yang
sederajat, program studi yang
relevan, dengan pengalaman
kerja sebagai tenaga
administrasi sekolah minimal 8
(delapan) tahun
❖ Tidak memiliki sertifikat
kepala tenaga administrasi
sekolah dari lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah.

❖ Pelaksana Urusan Administrasi Sarana ❖ Pelaksana Urusan


dan Prasarana berpendidikan minimal Administrasi Kepegawaian
lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang berpendidikan minimal lulusan
sederajat. SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat,
❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Persuratan dan Pengarsipan berpendidikan ❖ Pelaksana Urusan
minimal lulusan SMK/MAK, program studi Administrasi Sarana dan
yang relevan. Prasarana berpendidikan
minimal lulusan
❖ Penjaga Sekolah berpendidikan minimal SMA/MA/SMK/MAK atau yang
lulusan SMP/MTs atau sederajat. sederajat.
❖ Tenaga Kebersihan berpendidikan ❖ Pelaksana Urusan
minimal lulusan SMP/MTs atau yang Administrasi Hubungan Sekolah
sederajat. dengan Masyarakat
berpendidikan minimal lulusan
❖ Pesuruh berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang
SMP/MTs atau yang sederajat. sederajat.
❖ Pelaksana Urusan
Administrasi Kesiswaan
berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat.

❖ Pelaksana Urusan
Administrasi Kurikulum
berpendidikan minimal lulusan
SMA/MA/SMK/MAK atau yang
sederajat.

❖ Tukang Kebun
berpendidikan minimal lulusan
SMP/MTs atau sederajat.

❖ Pengemudi berpendidikan
minimal lulusan SMP/MTs atau
❖ Memiliki kompetensi:
 Memiliki integritas dan
akhlak mulia
 Memiliki etos kerja
 Mengendalikan diri
 Memiliki rasa percaya diri
 Memiliki fleksibilitas
 Memiliki ketelitian
 Memiliki kedisiplinan
 Memiliki kreativitas dan
inovasi
 Memiliki tanggung jawab

❖ Kepala tenaga administrasi


sekolah memiliki kompetensi:
 Bekerja sama dalam tim
 Memberikan layanan prima
 Memiliki kesadaran
berorganisasi
 Berkomunikasi efektif
 Membangun hubungan kerja
❖ Kepala tenaga administrasi
sekolah dan pelaksana urusan
memiliki kompetensi
 Melaksanakan administrasi
kepegawaian
 Melaksanakan administrasi
keuangan
 Melaksanakan administrasi
sarana dan prasarana
 Melaksanakan administrasi
hubungan sekolah dengan
masyarakat
 Melaksanakan administrasi
persuratan dan pengarsipan
 Melaksanakan administrasi
kesiswaan
 Melaksanakan administrasi
kurikulum
 Melaksanakan administrasi
layanan khusus
 Menerapkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)

❖ Petugas layanan khusus


memiliki kompetensi:
 Menguasai kondisi keamanan
sekolah
 Menguasai teknik
pengamanan sekolah
 Menerapkan prosedur
operasi standar pengamanan
sekolah
 Menguasai penggunaan
peralatan pertanian dan atau
perkebunan
 Menguasai pemeliharaan
tanaman

❖Menguasai teknik-teknik
Kepala tenaga administrasi
sekolah memiliki kompetensi:
 Mendukung pengelolaan
standar nasional pendidikan
 Menyusun program dan
laporan kerja
 Mengorganisasikan staf
 Mengembangkan staf
 Mengambil keputusan
 Menciptakan iklim kerja
kondusif
 Mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya
 Membina staf
 Mengelola konflik
 Menyusun laporan
❖ Sekolah tidak memiliki
kepala laboran

Tidak memiliki tenaga laboran


berkualifikasi sesuai
Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga teknisi


laboran

Tidak memiliki tenaga teknisi


laboran
Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga laboran


Tidak memiliki tenaga laboran

Tidak memiliki tenaga laboran

❖ Tidak memiliki sertifikat


kompetensi pengelolaan
perpustakaan sekolah dari
lembaga yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk jalur guru
dan yang bukan
pustakawan
Tidak memiliki tenaga
pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan
Tidak memiliki tenaga
pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan

Tidak memiliki tenaga


pustakawan
❖ Satu SMK/MAK memiliki sarana dan ❖ Belum memiliki sarana dan
prasarana yang dapat melayani minimum 3 prasarana yang dapat melayani
rombongan belajar maksimum 48 rombongan
belajar.

❖ Luas lahan minimum dapat ❖ Lahan untuk satuan


menampung sarana dan prasarana untuk pendidikan memenuhi
melayani jumlah rombongan belajar ketentuan rasio minimum luas
minimum. lahan terhadap peserta didik.

❖ Luas lahan efektif adalah


seratus per tiga puluh dikalikan
luas lantai dasar bangunan
ditambah infrastruktur, tempat
bermain/berolahraga/upacara,
dan luas lahan praktik.

❖ Luas lantai bangunan tidak


dihitung berdasarkan banyak
dan jenis program keahlian,
serta banyak rombongan
belajar di masing-masing
program keahlian.

❖ Bangunan gedung belum


memenuhi ketentuan rasio
minimum luas lantai terhadap
peserta didik.
❖ Tata bangunan dengan koefisien dasar ❖ Bangunan dilengkapi sistem
bangunan tidak melebihi 30 %, koefisien keamanan berikut.
lantai bangunan, koefisien ketinggian  Peringatan bahaya bagi
maksimum dan jarak bebas bangunan pengguna, pintu keluar
sesuai Peraturan Daerah. darurat, dan jalur evakuasi jika
❖ Bangunan memenuhi persyaratan terjadi bencana kebakaran
keselamatan berikut. dan/atau bencana lainnya.
 Memiliki konstruksi yang stabil, kukuh,  Akses evakuasi yang dapat
tahan gempa dan kekuatan alam lainnya. dicapai dengan mudah dan
 Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau dilengkapi penunjuk arah yang
proteksi aktif untuk mencegah dan jelas.
menanggulangi bahaya kebakaran dan  Alat pemadam kebakaran
petir. pada area yang rawan
❖ Bangunan memenuhi persyaratan kebakaran.
kesehatan berikut.  Setiap ruangan dapat dikunci
 Mempunyai ventilasi udara dan dengan baik saat tidak
pencahayaan yang memadai. digunakan.
 Memiliki sanitasi meliputi saluran air
bersih, saluran air kotor dan/atau air
limbah, tempat sampah, dan saluran air
hujan.
 Bahan bangunan yang aman bagi
kesehatan pengguna dan ramah
lingkungan.
 Fasilitas dan aksesibilitas yang mudah,
aman, dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat.
❖ Bangunan memenuhi persyaratan
kenyamanan berikut
 Mampu meredam getaran dan
kebisingan.
 Setiap ruangan memiliki pengaturan
penghawaan yang baik.
 Setiap ruangan dilengkapi pencahayaaan
sesuai dengan ketentuan untuk melakukan
kegiatan belajar.
❖ Bangunan bertingkat memenuhi
persyaratan berikut.
❖ Ruang pembelajaran umum meliputi: ❖ Ruang pembelajaran umum
 Memiliki ruang kelas tidak meliputi:
 Memiliki ruang perpustakaan  Memiliki laboratorium IPA
 Memiliki tempat bermain/lapangan untuk SD, SMP dan SMK
 Memiliki laboratorium komputer untuk  Memiliki laboratorium biologi
SMA dan SMK untuk SMA dan SMK
❖ Ruang penunjang meliputi:  Memiliki laboratorium fisika
 Memiliki ruang guru untuk SMA dan SMK
 Memiliki tempat ibadah  Memiliki laboratorium kimia
 Memiliki jamban untuk SMA dan SMK
 Memiliki ruang sirkulasi  Memiliki laboratorium
 Memiliki ruang tata usaha untuk SMP, bahasa untuk SMA dan SMK
SMA dan SMK ❖ Ruang penunjang tidak
 Menyediakan tempat parkir yang meliputi:
memadai  Memiliki ruang pimpinan
 Memiliki ruang UKS
 Memiliki ruang konseling
untuk SMP, SMA dan SMK
 Memiliki ruang organisasi
kesiswaan untuk SMP, SMA dan
SMK
 Menyediakan kantin yang
layak
 Menyediakan unit
kewirausahaan dan bursa kerja
untuk SMK
❖ Jumlah minimum ruang kelas sama ❖ Rasio minimum luas ruang
dengan banyak rombongan belajar adalah kelas adalah 2 m2/siswa.
60% dari jumlah rombongan belajar. ❖ Dilengkapi sarana terdiri
❖ Luas minimum ruang kelas adalah 30 dari:
m2.  Perabot minimal yang
❖ Lebar minimum ruang kelas minimum 4 tersedia dalam rasio minimal
m. jumlah per peserta didik sesuai
❖ Dilengkapi sarana terdiri dari: deskripsi kondisinya.
 Perabot minimal yang tersedia dalam  Media pendidikan minimal
rasio minimal jumlah per peserta didik yang tersedia dalam jumlah
sesuai deskripsi kondisinya. minimal sesuai deskripsi
 Media pendidikan minimal yang tersedia kondisinya
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi  Perlengkapan lain minimal
kondisinya yang tersedia dalam jumlah
 Perlengkapan lain minimal yang tersedia minimal sesuai deskripsi
dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya
kondisinya

Belum memiliki laboratorium


IPA
Belum memiliki ruang
perpustakaan sesuai standar

Belum memiliki tempat


bermain/lapangan sesuai
standar

Belum memiliki laboratorium


biologi
Belum memiliki lboratorium
Fisika

Belum memiliki laboratorium


kimia

Belum memiliki laboratorium


kimia
Belum memiliki laboratorium
bahasa

Belum memiliki ruang


pimpinan
Belum memiliki ruang guru

Belum memiliki ruang UKS

❖ Jumlah sesuai dengan kebutuhan ❖ Tidak dilengkapi sarana


❖ luas minimum adalah 24 m2. antara lain:
 Lemari/rak 1 buah/tempat
ibadah dengan ukuran
memadai untuk menyimpan
perlengkapan ibadah.
 Perlengkapan ibadah yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
 Jam dinding 1 buah/tempat.
❖ Minimum 1 unit untuk guru. ❖ Jumlah rasio Minimum 1
❖ Jumlah minimum setiap sekolah 3 unit. unit untuk 30 siswa belum
❖ Luas minimum 1 unit jamban 2 m2. terpenuhi
❖ Berdinding, beratap, dapat dikunci, dan ❖ tiap unit belum dilengkapi
mudah dibersihkan. tempat sampah
❖ Tersedia air bersih di setiap unit
jamban.
❖ Tiap unit dilengkapi sarana meliputi:
 Kloset jongkok 1 buah dengan saluran
berbentuk leher angsa.
 Tempat air 1 buah dengan volume
minimum 200 liter berisi air bersih.
 Gayung 1 buah
 Gantungan pakaian 1 buah
 Tempat sampah 1 buah

❖ Tiap gudang tidak dilengkapi sarana ❖ Luas minimum Gudang SD


meliputi: 18 m2, gudang SMP dan SMA
 Lemari 1 buah berukuran memadai 21 m2 dan gudang SMK adalah
untuk menyimpan alat-alat dan arsip 24 m2.
berharga. ❖ Gudang dapat dikunci.
 Rak 1 buah berukuran memadai untuk
menyimpan peralatan olahraga, kesenian,
dan keterampilan.
 Meja kerja 1 buah yang kuat, stabil, dan
aman untuk gudang SMK.
 Kursi kerja/stool 1 buah yang kuat, stabil,
dan aman untuk gudang SMK
❖ Luas minimum adalah 32 m2. ❖ Rasio minimum luas ruang
❖ Mudah dicapai dari halaman sekolah tata usaha 4 m2/petugas
ataupun dari luar lingkungan sekolah serta
dekat dengan ruang pimpinan.
❖ Dilengkapi sarana terdiri dari perabot
dan perlengkapan lain minimal yang
tersedia dalam jumlah minimal sesuai
deskripsi kondisinya.

belum memiliki ruang


konseling

Belum memiliki ruang


organisasi kesiswaan
❖ Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan ❖ Visi mampu memberikan
sekolah inspirasi, motivasi, dan
❖ Misi menjadi dasar program pokok kekuatan pada warga sekolah
sekolah dengan menekankan pada kualitas dan segenap pihak yang
layanan peserta didik dan mutu lulusan berkepentingan
yang diharapkan oleh sekolah. ❖ Dirumuskan berdasarkan
❖ Tujuan mengacu pada visi, misi, tujuan masukan dari warga sekolah,
pendidikan nasional, standar kompetensi komite sekolah, dan pihak-
lulusan yang sudah ditetapkan oleh pihak pemangku kepentingan,
sekolah dan Pemerinta serta relevan serta selaras dengan tujuan
dengan kebutuhan masyarakat dan pendidikan nasional.
❖ Diputuskan dalam rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah.
❖ Ditetapkan oleh kepala sekolah dan
disosialisasikan kepada semua warga
sekolah dan pihak-pihak pemangku
kepentingan.
❖ Ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan
pendidikan.
❖ Membuat rencana kerja jangka ❖ Disusun tidak berdasakan
menengah dan rencana kerja tahunan rekomendasi hasil evaluasi diri
❖ Diputuskan dalam rapat dewan sekolah.
pendidik dengan memperhatikan masukan ❖ Disosialisasikan tidak kepada
dari komite sekolah dan ditetapkan oleh seluruh warga sekolah.
kepala sekolah.
❖ Disahkan oleh penyelenggara
pendidikan,
❖ Dituangkan dalam dokumen tertulis
yang mudah dibaca dan dipahami oleh
pihak-pihak yang terkait.
❖ Rencana kerja jangka menengah
menggambarkan:
 tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu empat tahun yang berkaitan dengan
mutu lulusan yang ingin dicapai
 perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan;
❖ Rencana kerja tahunan memuat
ketentuan yang jelas mengenai:
 kesiswaan;
 kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
 pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya;
 sarana dan prasarana;
 keuangan dan pembiayaan;
 budaya dan lingkungan sekolah;
 peran serta masyarakat dan kemitraan;
 rencana-rencana kerja lain yang
mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
❖ Rencana kerja tahunan dinyatakan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKA-S/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah.

❖ Masukan pemangku kepentingan ❖ Masukan dari segenap pihak


menjadi dasar rumusan visi sehingga yang berkepentingan termasuk
selaras dengan visi institusi di atasnya komite sekolah menjadi dasar
serta visi pendidikan nasional; perumusan misi;
❖ Mengakomodir masukan dari berbagai
pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah ke dalam tujuan sekolah;
❖ Menyosialisasikan kepada warga
sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan terkait visi, misi dan
tujuan sekolah.
❖ Perumusan mempertimbangkan visi, ❖ Pedoman pengelolaan KTSP,
misi dan tujuan sekolah; kalender pendidikan dan
❖ Sekolah memiliki pedoman yang pembagian tugas pendidik dan
mengatur aspek pengelolaan meliputi: tenaga kependidikan dievaluasi
 KTSP. dalam skala tahunan,
 Kalender pendidikan/akademik. sementara lainnya dievaluasi
 Struktur organisasi sekolah. sesuai kebutuhan
 Pembagian tugas di antara guru.
 Pembagian tugas di antara tenaga
kependidikan.
 Peraturan akademik.
 Tata tertib sekolah.
 Kode etik sekolah.
 Biaya operasional sekolah.

❖ Menyusun dan menetapkan petunjuk ❖ Dilaksanakan berdasarkan


pelaksanaan operasional mengenai proses rencana kerja tahunan oleh
penerimaan peserta didik meliputi kriteria penanggung jawab kegiatan
calon peserta didik, mekanisme yang didasarkan pada
penerimaan peserta didik sekolah ketersediaan sumber daya yang
dilakukan dan orientasi peserta didik baru ada.
yang bersifat akademik dan pengenalan ❖ Memberikan layanan
lingkungan tanpa kekerasan dengan konseling kepada peserta didik
pengawasan guru. oleh guru kelas atau guru BK.
❖ Melaksanakan kegiatan ekstra dan ❖ Melakukan pelacakan
kokurikuler untuk para peserta didik; terhadap alumni
❖ Melakukan pembinaan prestasi
unggulan;
❖ mempertanggungjawabkan
pelaksanaan pada rapat dewan pendidik
dan/atau sekolah dalam bentuk laporan
pada akhir tahun ajaran yang disampaikan
sebelum penyusunan rencana kerja
tahunan berikutnya.
❖ Program pendayagunaan pendidik dan  mutasi tenaga kependidikan
tenaga kependidikan dikembangkan sesuai dari satu posisi ke posisi lain
dengan kondisi sekolah didasarkan pada analisis
❖ Mendukung upaya: jabatan.
 promosi pendidik dan tenaga  Wakil kepala SMK bidang
kependidikan; hubungan industri
 pengembangan pendidik dan tenaga melaksanakan tugas dan
kependidikan sesuai dengan aspirasi tanggung jawabnya sebagai
individu, kebutuhan kurikulum dan pembantu kepala sekolah
sekolah; dalam mengelola kemitraan
 penempatan tenaga kependidikan dengan dunia usaha dan dunia
disesuaikan dengan kebutuhan baik industri;
jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas; ❖ Menilai kinerja pendidik dan
❖ Mendayagunakan: tenaga kependidikan meliputi:
 kepala sekolah melaksanakan tugas dan  Kesesuaian penugasan
tanggung jawabnya sebagai pimpinan dengan latar belakang
pengelolaan sekolah; pendidikan.
 Wakil kepala bidang kurikulum  Keseimbangan beban kerja.
melaksanakan tugas dan tanggung  Keaktifan dalam pelaksanaan
jawabnya sebagai pembantu kepala tugas.
sekolah dalam mengelola bidang  Pencapaian prestasi.
kurikulum;  Keikutsertaan dalam berbagai
 Wakil kepala bidang sarana prasarana lomba dan menjadi juara
melaksanakan tugas dan tanggung misalnya guru/kepala sekolah
jawabnya sebagai pembantu kepala berprestasi, dan OSN guru.
sekolah dalam mengelola sarana
prasarana;
 Wakil kepala bidang kesiswaan
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah dalam mengelola peserta didik
 Guru melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai agen
pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing,
dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas dan mampu
❖ Sekolah menyusun peraturan akademik ❖ Sekolah menetapkan
yang meliputi: petunjuk pelaksanaan
 Persyaratan minimal kehadiran siswa operasional yang mengatur
untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari mekanisme penyampaian
guru. ketidakpuasan siswa dan
 Ketentuan mengenai ulangan, remedial, penyelesaiannya mengenai
ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan. penilaian hasil belajar.
 Ketentuan mengenai hak siswa untuk
menggunakan fasilitas belajar, ❖ Kode etik sekolah yang
laboratorium, perpustakaan, penggunaan mengatur guru dan tenaga
buku pelajaran, buku referensi, dan buku kependidikan memasukkan
perpustakaan. larangan bagi guru dan tenaga
 Ketentuan mengenai layanan konsultasi kependidikan, secara
kepada guru mata pelajaran, wali kelas, perseorangan maupun kolektif,
dan konselor. untuk:
❖ Sekolah menetapkan pedoman tata-  menjual buku pelajaran,
tertib yang berisi: seragam/bahan pakaian
 tata tertib pendidik, tenaga sekolah, dan/atau perangkat
kependidikan, dan peserta didik, termasuk sekolah lainnya baik secara
dalam hal menggunakan dan memelihara langsung maupun tidak
sarana dan prasarana pendidikan; langsung kepada peserta didik;
 petunjuk, peringatan, dan larangan  memungut biaya dalam
dalam berperilaku di sekolah, serta memberikan bimbingan belajar
pemberian sangsi bagi warga yang atau les kepada peserta didik;
melanggar tata tertib.  memungut biaya dari peserta
❖ Sekolah menetapkan kode etik yang didik baik secara langsung
memuat norma tentang: maupun tidak langsung yang
 hubungan sesama warga di dalam bertentangan dengan
lingkungan sekolah dan hubungan antara peraturan dan undang-undang;
warga sekolah dengan masyarakat;  melakukan sesuatu baik
 sistem yang dapat memberikan secara langsung maupun tidak
penghargaan bagi yang mematuhi dan langsung yang mencederai
sangsi bagi yang melanggar. integritas hasil Ujian Sekolah
 prosedur tertulis mengenai pelaksanaan dan Ujian Nasional.
penciptaan suasana iklim dan lingkungan
pendidikan.
❖ Kode etik sekolah yang mengatur
peserta didik memuat norma untuk:

❖ Bertanggung jawab dalam membuat ❖ Berkomunikasi untuk


keputusan anggaran sekolah; menciptakan dukungan intensif
❖ Bertanggung jawab atas perencanaan dari orang tua peserta didik
partisipatif mengenai pelaksanaan dan masyarakat;
kurikulum ❖ Memberi teladan dan
menjaga nama baik lembaga,
profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya;
❖ Memberi
contoh/teladan/tindakan yang
bertanggung jawab.
❖ Mengembangkan motivasi
pendidik dalam
mengembangkan kompetensi.
❖ Membantu, membina, dan
mempertahankan lingkungan
sekolah dan program
pembelajaran yang kondusif
bagi proses belajar peserta
didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan
tenaga kependidikan;
❖ Meningkatkan mutu
pendidikan.
❖ Menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif bagi
siswa.
❖ Menjabarkan visi ke dalam
misi target mutu;
❖ Merumuskan tujuan dan
target mutu yang akan dicapai;
❖ Menganalisis tantangan,
peluang, kekuatan, dan
kelemahan sekolah;
❖ Membuat rencana kerja
strategis dan rencana kerja
tahunan untuk pelaksanaan
peningkatan mutu;
❖ Meningkatkan kreasi dan
inovasi dalam mengembangkan
kurikulum.
❖ Memfasilitasi
pengembangan,
penyebarluasan, dan
pelaksanaan visi pembelajaran
yang dikomunikasikan dengan
baik dan didukung oleh
komunitas
sekolah;
❖ Menjaga dan meningkatkan
motivasi kerja pendidik dan
tenaga kependidikan dengan
menggunakan sistem
pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas
pelanggaran peraturan dan
kode etik;

❖ Menjamin pelaksanaan
mutu proses pembelajaran
melalui pelaksanaan
monitoring atau supervisi.
❖ Mengembangkan sistem
penilaian dalam memantau
perkembangan belajar siswa.
❖ Melaksanakan dan
merumuskan program
supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja sekolah;
❖ Mengelola sistem informasi manajemen ❖ Menyediakan fasilitas
yang memadai untuk mendukung informasi yang efisien, efektif
administrasi pendidikan yang efektif, dan mudah diakses;
efisien dan akuntabel;
❖ Menugaskan seorang guru atau tenaga
kependidikan untuk melayani permintaan
informasi maupun pemberian informasi
atau pengaduan dari masyarakat berkaitan
dengan pengelolaan sekolah baik secara
lisan maupun tertulis dan semuanya
direkam dan didokumentasikan;
❖ Melaporkan data informasi sekolah
yang telah terdokumentasikan kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
belum mengatur alokasi dana
yang berasal dari
APBD/APBN/Yayaasan/Sumber
lainnya

❖ Memiliki pembukuan biaya operasional  Beum memiliki buku


berupa buku kas umum yang berisikan pembantu pajak yang mencatat
seluruh transaksi dengan didukung catatan semua transaksi yang harus
dari buku pembantu, antara lain: dipungut pajak serta
 Buku pembantu kas yang mencatat tiap memonitor pungutan dan
transaksi tunai dan ditandatangani oleh penyetoran pajak yang
Bendahara dan Kepala Sekolah. dipungut selaku wajib pungut
 Buku pembantu bank yang mencatat tiap pajak.
transaksi melalui bank (baik cek,giro
maupun tunai) dan ditandatangani oleh
Bendahara dan Kepala Sekolah.
UTU
9

Masalah Akar Masalah


❖ Gaya dan metode pembelajaran yang
diterapkan tidak mengarah pada bakat, minta
dan kemampuan belajar siswa.

❖ Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana


belum memadai
❖ Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi
pengembangan keterampilan siswa belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal.

❖ Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana


belum memadai

❖ Pengelolaan sekolah terkait fasilitasi


pengembangan keterampilan siswa belum
terfokus dan terencanakan dengan optimal
❖ Pencapaian kompetensi sikap siswa tidak ❖ Pemahaman guru terkait kompetensi sikap
diukur dengan tepat. siswa belum menyeluruh
❖ Proses pembelajaran baik intrakurikuler ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan
maupun ektrakurikuler tidak mengarah pada perangkat pembelajaran kurang.
pencapaian kompetensi pengetahuan.
❖ Pemahaman guru terkait kompetensi
❖ Pencapaian kompetensi pengetahuan siswa pengetahuan belum menyeluruh.
tidak diukur dengan tepat.

❖ Siswa tidak memiliki kompetensi


pengetahuan yang ditetapkan.
❖ Proses pembelajaran baik intrakurikuler ❖ Kompetensi guru dalam penyusunan
maupun ektrakurikuler tidak mengarah pada perangkat pembelajaran kurang.
pencapaian kompetensi keterampilan.
❖ Pemahaman guru terkait kompetensi
❖ Pencapaian kompetensi keterampilan siswa keterampilan belum menyeluruh
tidak diukur dengan tepat.

❖ Siswa tidak memiliki kompetensi


keterampilan yang ditetapkan.
❖ KTSP yang dikembangkan tidak sesuai ❖ Unsur dalam tim pengembang kurikulum
dengan pedoman pengembangan yang tidak mengetahui dan memahami pedoman
ditetapkan. pengembangan kurikulum sekolah sehingga
tidak mau terlibat mendalam.
❖ Kurikulum yang dilaksanakan oleh sekolah ❖ Sekolah kurang memahami bahwa ada
tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, tahapan yang harus dilalui dalam
sekolah serta perkembangan siswa. pengembangan KTSP.
❖ Pendalaman materi dilakukan monoton ❖ Kompetensi pedagogik pendidik belum
searah. optimal.
❖ Tindak lanjut pengembangan ❖ Pengawasan proses pembelajaran tidak
keprofesionalan pendidik secara berjalan dengan optimal.
berkelanjutan kurang optimal
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan ❖ Guru yang dapat melakukan penilaian
standar yang ditetapkan. otentik secara komprehensif terbatas.
❖ Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak
tercapai dengan optimal.

❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan ❖ Komitmen kepala sekolah dalam


standar yang ditetapkan. menjalankan tugas supervisi belum
terlaksana dengan baik
❖ Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak
tercapai dengan optimal.
❖ Proses pembelajaran tidak sesuai dengan ❖ Komitmen kepala sekolah dalam
standar yang ditetapkan. menjalankan tugas supervisi belum
terlaksana dengan baik
❖ Kompetensi lulusan yang diharapkan tidak
tercapai dengan optimal.
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa ❖ Kemampuan pendidik untuk
tidak dapat diketahui dengan tepat. mendeskripsikan capaian siswa dalam
❖ Pendidik tidak dapat memperbaiki proses bentukkalimat yang mendidik masih terbatas
pembelajaran. ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses
❖ Prosedur penilaian yang dilakukan belum penilaian masih belum maksimal
sesuai dengan peraturan yang ditentukan.

❖ Ketidakadilan bagi siswa yang ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses


berkebutuhan khusus dan memiliki penilaian masih belum maksimal.
perbedaan latar belakang.
❖ Sekolah belum mampu mengembangkan
❖ Pendidik tidak dapat memperbaiki proses perangkat penilaian.
pembelajaran.

❖ Prosedur penilaian yang dilakukan belum


sesuai dengan peraturan yang ditentukan.
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses
tidak dapat diketahui dengan tepat penilaian masih belum maksimal.

❖ Ketidakadilan bagi siswa yang ❖ Sekolah belum mampu mengembangkan


berkebutuhan khusus dan memiliki perangkat penilaian secara mandiri.
perbedaan latar belakang.

❖ Pendidik tidak dapat memperbaiki proses


pembelajaran.

❖ Prosedur penilaian yang dilakukan belum


sesuai dengan peraturan yang ditentukan.

❖ Upaya peningkatan mutu pendidikan ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses


kurang optimal. penilaian masih belum maksimal.
❖ Instrumen tidak dapat digunakan sebagai ❖ Pendidik pada umumnya tidak menyusun
pengendalian standar mutu penilaian Instrumen penilaian dengan benar.

❖ Tingkat pencapaian kompetensi siswa tidak ❖ Jumlah siswa melebihi kemampuan


dapat diukur pendidik melakukan penilaian
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses
tidak dapat diketahui penilaian masih belum maksimal

❖ Pendidik tidak dapat memperbaiki proses


pembelajaran

❖ Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai


dengan peraturan yang ditetapkan.
❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa ❖ Pemahaman pendidik terhadap proses
tidak dapat diketahui penilaian masih belum maksimal

❖ Pendidik tidak dapat memperbaiki proses


pembelajaran

❖ Prosedur penilaian dilakukan belum sesuai


dengan peraturan yang ditetapkan.

❖ Pengukuran pencapaian kompetensi siswa ❖ Sering terjadinya perubahan peraturan


tidak dapat diketahui dengan tepat. yang berkaitan dengan penilaian.

❖ Ketidakadilan bagi siswa yang


berkebutuhan khusus dan memiliki
perbedaan latar belakang
❖ Kedalaman substansi materi pembelajaran ❖ Komitmen dari penyelenggara pendidikan
kurang maksimal dalam merekrut guru dengan kualifikasi
minimum.

❖ Tidak dapat menjamin kualitas layanan ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara


Pendidikan. pendidikan dalam mewujudkan rasio guru
terhadap rombongan belajar
❖ Tidak dapat meningkatkan mutu
pendidikan

❖ Pendidik terkendala dalam mendapat


tunjangan sertifikasi

❖ Guru yang tidak sesuai dengan latar ❖ Komitmen penyelenggara pendidikan


belakang pendidikan/jurusan akan sulit terhadap ketersediaan guru untuk tiap mata
memahami materi pembelajaran. pelajaran

❖ Layanan siswa belum terfasilitasi dengan


baik

❖ Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang


tepat sasaran

❖ Mengurangi nilai profesionalisme guru. ❖ Adanya kuota terhadap jumlah guru yang
disertifikasi.
❖ Pendidikan yang bermutu tidak dapat
terselenggara tanpa adanya guru profesional. ❖ Biaya PLPG yang cukup besar.

❖ Rancangan isi pembelajaran, pelaksanaan ❖ Kurangnya tenaga untuk


proses pembelajaran dan penilaian menyelenggarakan diklat guru.
pembelajaran kurang maksimal
❖ Guru belum mampu menyelenggarakan ❖ Kurangnya pemahaman tentang
proses pembelajaran dengan sebaikbaiknya kompetensi pedagogik
sesuai peran guru sebagai agen pembelajaran
❖ Paradigma guru dalam pengembangan
❖ Menyebabkan pengelolaan pembelajaran belum berkembang
menjadi kurang efektif.
❖ Proses pengawasan dan pembinaan dari
❖ Kurang menguasai menguasai karakteristik kepala sekolah dan pengawas tidak
siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, ditindaklanjuti oleh penyelenggara
emosional, dan intelektual Pendidikan.
❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Paradigma guru dalam mengembangan
kompetensi kepribadian masih belum
❖ Kesulitan dalam mengelola kelas dengan terbentuk.
baik
❖ Kurangnya komitmen lembaga penjamin
mutu untuk melakukan penyegaran kepada
para guru
❖ Belum terbentuknya penguasaan materi ❖ Kurangnya pemahaman tentang
pembelajaran secara luas dan mendalam oleh kompetensi profesional.
pendidik dalam membimbing siswa belajar.
❖ Paradigma guru terhadap kompetensi
profesional belum terbentuk

❖ Proses pengawasan dan pembinaan dari


kepala sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggara
Pendidikan.
❖ Guru belum mampu berkomunikasi secara ❖ Kurangnya pemahaman tentang
efektif dan santun dengan sesama guru, kompetensi kepribadian
tenaga kependidikan, siswa, dan orangtua
siswa. ❖ Paradigma guru terhadap kompetensi
sosial belum terbentuk
❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.
❖ Proses pengawasan dan pembinaan dari
❖ Pengelolaan kelas oleh guru yang kepala sekolah dan pengawas tidak
bersangkutan terkendala. ditindaklanjuti oleh penyelenggara
Pendidikan.
❖ Kemampuan tata kelola sekolah yang ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara
dilakukan kurang terstruktur dan mendalam. sekolah dalam merekrut kepala sekolah

❖ Pengalaman akademik masih kurang. ❖ Kepala sekolah tidak memiliki cukup waktu
untuk menguru kepangkatan.

❖ Kualifikasi akademik Kepala Sekolah belum


terpenuhi.

❖ Birokrasi pengajuan kenaikan pangkat


tidak mudah dilakukan.

❖ Kemampuan supervisi akademik belum ❖ Kurangnya komitmen penyelenggara


memadai. sekolah dalam merekrut kepala sekolah

❖ Proses pembelajaran rentan terlaksana


kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

❖ Kemampuan tata kelola sekolah yang


dilakukan kurang terstruktur dan mendalam.

❖ Kemampuan supervisi akademik belum ❖ Komitmen perekrutan kepala sekolah


memadai. seringkali belum mengikuti aturan

❖ Proses pembelajaran rentan terlaksana


kurang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
❖ Efektifitas pengelolaan Pendidikan ❖ Kurangnya pemahaman tentang
berkurang. kompetensi kepribadian

❖ Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru ❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap
dan siswa. kompetensi kepribadian belum terbentuk

❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah


❖ Pengelolaan pendidikan berjalan tidak ❖ Kurangnya pemahaman tentang
efektif kompetensi manajerial

❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap


kompetensi manajerial masih belum
terbentuk

❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah


❖ Mengurangi efektifitas pengelolaan ❖ Kurangnya pemahaman tentang
pendidikan kompetensi kewirausahaan

❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap


kompetensi kewirausahaan belum terbentuk

❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah

❖ Mengurangi efektifitas pengelolaan ❖ Kurangnya pemahaman tentang


pendidikan kompetensi supervisi

❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap


kompetensi supervisi belum terbentuk

❖ Tugas Kepala sekolah sangat banyak,


sehingga supervisi akademik maupun
manajerial yang harusnya dilakukan oleh
kepala sekolah sering tidak terlaksana,
sehingga kerapkali diserahkan kepada wakil
kepala sekolah
❖ Terhambatnya hubungan komunikasi ❖ Kurangnya pemahaman tentang
dengan sesama warga sekolah dan kompetensi sosial yang harus dimiliki kepala
masyarakat. sekolah.

❖ Kemitraan dan pelibatan masyarakat dalm


pengeleloaan sekolah terkendala.

❖ Tidak ada koordinasi antar tenaga Biaya yang tersedia terbatas untuk merekrut
administrasi karena Kepala TAS berperan kepala tata usaha profesional
untuk menggerakkan seluruh tenaga
administrasi dalam melayani pendidikan di
sekolah.

❖ Tugas penyusun program, laporan kerja


dan pengoptimalan pemanfaatan sumber
daya dibebankan pada kepala sekolah, guru
dan/atau pelaksana urusan.

❖ Alur proses layanan administrasi yang ❖ Tenaga administrasi yang ada di sekolah
tersedia tidak berjalan dengan baik diberi beban ganda, misalnya menjalankan
tugas selain administrasi.
❖ Mengganggu kelancaran proses pendukung
pendidikan di sekolah

❖ Kemampuan dalam menyusun program,


laporan kerja dan pengoptimalan
pemanfaatan sumber daya minim.
❖ Kemampuan tata kelola dalam layanan ❖ Lembaga sertifikasi untuk tenaga
administrasi kurang optimal. kependidikan masih terbatas
❖ Layanan pendukung penyelenggaraan
pendidikan terkendala.

❖ Pengorganisasian, pengembangan dan


pembinaan staf tidak terkelola dengan baik

❖ Iklim kerja kondusif yang kondusif kurang


tercipta

❖ Layanan pendukung penyelenggaraan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pendidikan terkendala. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Beban kepala sekolah dan pendidik
ditambah dengan urusan administrasi. ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
❖ Urusan administrasi kepegawaian,
keuangan, sarana dan prasarana, hubungan
sekolah dengan masyarakat, persuratan dan
pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan
layanan khusus kurang sesuai harapan.
❖ Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
teladan bagi siswa. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Munculnya pengaduan dari pengguna
layanan urusan administrasi. ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

❖ Dukungan administrasi sekolah tidak dapat ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


dilakukan. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Tenaga kependidikan masih terbatas


sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
❖ Urusan administrasi sekolah kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
berjalan oprimal. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Kepala sekolah dan pendidik terbebani
dengan urusan administrasi. ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
❖ Layanan kesiswaan tersendat. kompetensi.

❖ Kondisi sarana dan prasana tidak


terpelihara dengan baik.

❖ Proses pengawasan pengelolaan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pendidikan kurang berjalan optimal karena pengelola sumber daya manusia kurang
minimnya laporan sekolah. memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Sistem informasi manajemen kurang ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
menyediakan data dan informasi sekolah yang sehingga sekolah belum fokus pada
relevan. kompetensi.
❖ Kegiatan dan pengembangan laboratorium ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
sekolah kurang terencana. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah
tidak berkala dan berkelanjutan. ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga laboratorium.
❖ Tugas teknisi dan laboran laboratorium
sekolah kurang terkoordinir.

❖ Pemantauan sarana dan prasarana


laboratorium sekolah kurang optimal.

❖ Kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan


laboratorium sekolah luput dari evaluasi.

❖ Tugas dan fungsi kepala tenaga


laboratorum dibebankan pada kepala
sekolah/guru

❖ Perencanaan kegiatan dan pengembangan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


laboratorium sekolah kurang strategis. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah
kurang optimal. ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga laboratorium.
❖ Pembagian tugas teknisi dan laboran
laboratorium sekolah kurang proposional.

❖ Pemantauan sarana dan prasarana


laboratorium sekolah kurang optimal.
❖ Evaluasi kinerja teknisi dan laboran serta
kegiatan laboratorium sekolah tidak
menyeluruh.
❖ Kegiatan laboratorium sekolah kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
sesuai gagasan, teori dan prinsip. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Peralatan, bahan dan ruang laboratorium
sekolah kurang terawat. ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga laboratorium.
❖ Kegiatan praktikum kurang terlayani

❖ Kesehatan dan keselamatan kerja di


laboratorium sekolah kurang terjaga.

❖ Kegiatan laboratorium sekolah kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


sesuai gagasan, teori dan prinsip. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Peralatan, bahan dan ruang laboratorium
sekolah kurang terawat. ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga laboratorium.
❖ Kegiatan praktikum kurang terlayani

❖ Pemanfaatan laboratorium sekolah belum ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


terencanakan pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Penyimpanan bahan, peralatan, perkakas,
dan suku cadang laboratorium sekolah kurang ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
teratur. menyediakan tenaga teknisi laboratorium.

❖ Kegiatan laboratorium sekolah belum ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


disiapkan pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Peralatan dan bahan di laboratorium
sekolah kurang terawat ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga teknisi laboratorium.
❖ Kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah kurang terjaga
❖ Bahan praktikum tidak diinventarisir ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
pengelola sumber daya manusia kurang
❖ Kegiatan praktikum banyak yang tidak memperhatikan tenaga kependidikan.
tercatat
❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga laboratorium.

❖ Ruang laboratorium sekolah kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


terawat pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Bahan dan peralatan laboratorium sekolah
tidak dikelola dengan baik ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga laboratorium.
❖ Kegiatan praktikum kurang terlayani

❖ Kesehatan dan keselamatan kerja di


laboratorium sekolah kurang terjaga

❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk


menyediakan tenaga laboratorium.

❖ Iklim kerja dan kegiatan dalam ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


laboratorium kurang kondusif. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Praktikum kurang menyenangkan
❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga laboratorium.
❖ Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
dalam pembelajaran. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Ruang laboratorium sering tidak berfungsi.
❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

❖ Ruang laboratorium kurang memadai.

❖ Laboratorium sekolah jarang dimanfaatkan ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


dalam pembelajaran pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Praktikum kurang menyenangkan.
❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
❖ Metode praktikum tidak dapat digunakan sehingga sekolah belum fokus pada
dalam pencapaian kompetensi siswa. kompetensi.

❖ Ruang laboratorium kurang memadai.

❖ Wawasan kependidikan yang dimiliki ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


belum memadai pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Belum keterampilan dalam memanfaatkan
informasi ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan kepala tenaga pustakawan.
❖ Perpustakaan kurang terpromosikan

❖ Bimbingan literasi informasi kurang


❖ Kebijakan program perpustakaan tidak ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
terlaksana pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Koleksi perpustakaan kurang terawat
❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
❖ Anggaran dan keuangan perpustakaan menyediakan tenaga pustakawan.
tidak terkelola dengan baik

❖ Koleksi perpustakaan sekolah kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
❖ Informasi kurang terkelola dengan baik memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Layanan jasa dan sumber informasi kurang ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga pustakawan.

❖ Ruang dan koleksi perpustakaan kurang ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


terawat pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Pemanfaatan perpustakaan kurang
berkembang ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

❖ Guru dan siswa kesulitan memilih materi ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pembelajaran yang disediakan oleh pengelola sumber daya manusia kurang
perpustakaan memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Mengurangi minat baca siswa di ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas


perpustakaan sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
❖ Siswa kesulitan untuk meminjam buku

❖ Warga sekolah kurang terampil dalam


penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi
❖ Perpustakan kurang berperan sebagai ❖ Penyelenggara pendidikan selalu
sumber belajar pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Siswa kesulitan untuk belajar mandiri
❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
❖ Penyediaan informasi dalam sistem sehingga sekolah belum fokus pada
informasi manajemen sekolah terbatas. kompetensi.

❖ Sikap pembelajar sepanjang hayat dan


budaya literasi informasi kurang terbangun
optimal di sekolah.

❖ Minat baca warga sekolah rendah

❖ Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
❖ Iklim perpustakaan kurang kondusif. memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Tenaga kependidikan masih terbatas


sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

❖ Perpustakaan jarang dikunjungi warga ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


sekolah. pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Tenaga kependidikan masih terbatas


sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi

❖ Karya tulis tidak beratambah ❖ Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
❖ Sikap menghormati hak atas kekayaan memperhatikan tenaga kependidikan.
intelektual dan privasi kurang terbangun
disekolah ❖ Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
❖ Minat baca rendah. kompetensi
❖ Pembiayaan untuk jumlah rombongan ❖ Mutu sekolah di bawah standar.
belajar kecil kurang efisien
❖ Kurangnya pemahaman penyelenggara
❖ Jumlah jam mengajar untuk guru kelas dan pendidikan terkait batasan kapasitas
mata pelajaran tidak dapat dipenuhi saat rombongan belajar dan penentuan
jumlah rombongan belajar kecil. pembangunan unit sekolah baru.

❖ Proses pengawasan dan pengelolaan ❖ Kesulitan mencari lahan untuk


sekolah di luar kurang terkendali dengan pembangunan unit sekolah baru.
jumlah rombongan belajar di luar kapasitas.

❖ Iklim dan lingkungan sekolah menjadi tidak ❖ Kesulitan menemukan lahan dengan luas
kondusif. yang sesuai dan harga yang terjangkau untuk
sekolah dengan pemukiman padat
❖ Kurang efektif untuk membangun penduduk.
prasarana sekolah berupa bangunan gedung
dan infrastruktur, tempat
bermain/berolahraga/upacara, dan praktik.

❖ Tidak dapat menciptakan suasana nyaman rasio luas bangunan belum sesuai dengan
dan tenang siswa dalam belajar. jumlah siswa

❖ Kapasitas rombongan belajar di bawah


ketentuan.

❖ Ketersediaan sarana dan prasarana


terbatas.
❖ Memberikan rasa tidak aman bagi siswa, ❖ Pembangunan gedung atau ruang baru
guru dan warga sekolah lainnya. tidak dirancang, dilaksanakan, dan diawasi
❖ Iklim pembelajaran kurang kondusif. secara profesional.
❖ Pemanfaatan sarana dan prasana dalam ❖ Rancangan pembangunan sekolah tidak
pembelajaran kurang optimal. mengacu pada standar yang telah
ditentukan.
❖ Dana pembangunan dan pemeliharaan
gedung sekolah terbatas.
❖ Proses pembelajaran menjadi kurang ❖ Luas lahan sekolah terbatas.
teratur. ❖ Luas bangunan sekolah terbatas.
❖ Metode pembelajaran yang membutuhkan ❖ Kurang mengetahui prasarana yang
prasarana terkendala. disyaratkan.
❖ Kegiatan pengembangan diri dan layanan
kesiswaan terkendala.
❖ Kinerja dan iklim kerja pendidik dan tenaga
kependidikan kurang kondusif dan efektif
karena ruang gerak yang terbatas.
❖ Kesehatan warga sekolah kurang terjaga.
❖ Kompetensi inti siswa sulit dicapai karena ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
ruang kelas merupakan lokasi aktivitas utama ❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar
siswa melebihi kapasitas.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan.
❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.
❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki
warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah.

❖ Kegiatan pembelajaran IPA secara praktek ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
tidak dapat dilakukan menggunakan peralatan ❖ Proses pembangunan tidak dilakukan
khusus. secara profesional
❖ Kegiatan dalam bentuk percobaan ❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar
terkendala. melebihi kapasitas.
❖ Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga ❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
teknisi laboratorium dan tenaga laboran berkala dan berkelanjutan.
kurang optimal. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah
❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki
warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah.
❖ Kompetensi kepala tenaga laboratorium,
tenaga teknisi laboratorium dan tenaga
laboran kurang baik dalam mengelola
laboratorium.
❖ Siswa dan guru kesulitan memperoleh ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. ❖ Proses pembangunan tidak dilakukan
❖ Kinerja kepala tenaga pustakawan dan secara professional
tenaga pustakawan kurang optimal. ❖ Belum dituangkan dalam rencana pokok
(master plan) pengelolaan sarana prasarana.
❖ Jumlah siswa dan rombongan belajar
melebihi kapasitas.
❖ Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak
berkala dan berkelanjutan.
❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.
❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki
warga sekolah untuk menjaga fasilitas
sekolah rendah.

❖ Siswa tidak mendapatkan area bermain. ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
❖ Pencapaian kompetensi sikap sehat ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
jasmani melalui olah fisik terbatas. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Kinerja guru mata pelajaran kelompok bantuan dari pemerintah.
olahraga dan kesehatan sulit tercapai dengan
baik.
❖ Penumbuhan sikap nasionalisme melalui
upacara kurang berjalan optimal.
❖ Kegiatan pengembangan diri siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler terkendala.

❖ Praktikum pembelajaran biologi tidak ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


dapat menggunakan peralatan khusus yang ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
memadai. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga bantuan dari pemerintah.
teknisi laboratorium dan tenaga laboran
kurang optimal
❖ Praktikum pembelajaran fisika tidak dapat ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
menggunakan peralatan khusus yang ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
memadai. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga bantuan dari pemerintah.
teknisi laboratorium dan tenaga laboran
kurang optimal.

❖ Praktikum pembelajaran kimia tidak dapat ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
menggunakan peralatan khusus yang ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
memadai. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Kinerja kepala tenaga laboratorium, tenaga bantuan dari pemerintah.
teknisi laboratorium dan tenaga laboran
kurang optimal.

❖ Pengembangkan keterampilan dalam ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


bidang teknologi informasi dan komunikasi ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
terhambat. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.
❖ Pengembangkan keterampilan berbahasa ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
khusus untuk sekolah yang mempunyai ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
Jurusan Bahasa terhambat. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.

❖ Kegiatan pengelolaan sekolah/pertemuan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
unsur komite sekolah, petugas dinas ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
pendidikan, atau tamu lainnya rentan jarang bantuan dari pemerintah.
dilakukan.
❖ Kinerja kepala sekolah rendah
❖ Guru tidak memiliki tempat bekerja dan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
istirahat serta menerima tamu, baik siswa ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
maupun tamu lainnya. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Kinerja guru terhambat. bantuan dari pemerintah.
❖ Dokumen perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran kurang teratur dan
terpelihara.

❖ Penanganan siswa yang mengalami ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


gangguan kesehatan di sekolah tidak bisa ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
dilakukan sedini mungkin. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.

❖ Warga sekolah tidak dapat melakukan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
ibadah yang diwajibkan oleh agama masing- ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
masing pada waktu sekolah. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Pengembangan sikap spiritual di sekolah bantuan dari pemerintah.
terkait kegiatan ibadah kurang optimal.
❖ Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki
warga sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah
rendah.
❖ Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajat ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
pribadinya. ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
❖ Kesehatan warga sekolah kurang terjaga. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.

❖ Peralatan pembelajaran di luar kelas, ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


peralatan sekolah yang tidak/belum ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
berfungsi, dan arsip sekolah yang telah ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
berusia lebih dari 5 tahun kurang terjaga. bantuan dari pemerintah.

❖ Ruang dalam bangunan sekolah tidak ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
terhubung ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
❖ Kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
di luar jam pelajaran jarang terjadi terutama bantuan dari pemerintah.
pada saat hujan ketika tidak memungkinkan
kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di
halaman sekolah.
❖ Kinerja kepala, pelaksana urusan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
administrasi dan petugas layanan khusus ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
rendah. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
❖ Layanan urusan administrasi sekolah bantuan dari pemerintah.
terganggu.

❖ Layanan konseling dari konselor berkaitan ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.
dengan pengembangan pribadi, sosial, ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
belajar, dan karir kurang optimal. ❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.

❖ Pengembangan kemampuan berorganisasi ❖ Luas lahan dan bangunan terbatas.


untuk siswa terhambat ❖ Berubah menjadi lahan parkir.
❖ Pengadaan sarana hanya mengandalkan
bantuan dari pemerintah.
❖ Pengelolaan sekolah tidak mengarah pada ❖ Kepala sekolah kurang mampu
membentukan lulusan yang selaras dengan menjalankan tugas kepemimpinan
visi institusi dan visi pendidikan nasional
❖ Pemenuhan standar nasional pendidikan ❖ Kepala sekolah kurang mampu
yang mendukung peningkatan mutu lulusan menjalankan tugas kepemimpinan.
sulit dicapai.
❖ Pengelolaan dana yang transparan dan
akuntabel tidak tercapai.

❖ Tidak ada kepedulian dari warga sekolah ❖ Tidak ada sosialisasi dalam proses
dan pihak terkait. perumusan.
❖ Warga sekolah dan pihak terkait tidak mau ❖ Kepala sekolah kurang mampu
terlibat dalam proses pelaksanaan kegiatan menjalankan tugas kepemimpinan.
❖ Pengelolaan sekolah berjalan secara tidak ❖ Kepala sekolah kurang mampu
teratur menjalankan tugas kepemimpinan.
❖ Pelaksanaan pendidikan di sekolah kurang
sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
❖ Peningkatan mutu lulusan tidak dapat
tercapai.

❖ Visi, misi dan tujuan sekolah tidak tercapai. ❖ Kepala sekolah kurang mampu
❖ Peningkatan mutu lulusan tidak dapat menjalankan tugas kepemimpinan.
tercapai. ❖ Sistem informasi manajemen sekolah tidak
terkelola dengan baik
❖ Kegiatan layanan kesiswaan tidak tercakup
dalam rencana kerja sekolah
❖ Pendidik dan tenaga kependidikan tidak ❖ Program pendayagunaan pendidik dan
dapat mengembangkan keprofesiannya. tenaga kependidikan tidak terencanakan
dalam rencana kerja sekolah.
❖ Dewan pendidik tidak dilibatkan dalam
perencanaan pengelolaan.
❖ Kepala sekolah tidak mampu menjalankan
tugas kepemimpinannya
❖ Suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan ❖ Program pengelolaan bidang kurikulum
untuk pembelajaran kurang kondusif dan dan pembelajaran dalam budaya dan
efisien. lingkungan sekolah tidak direncanakan
❖ Kesadaran untuk beretika berkurang. dengan melibatkan warga sekolah.
❖ Sosialisasi kurang optimal.

❖ Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah
kesulitan mendapatkan figure teladan di belum memenuhi
sekolah.
❖ Pengelolaan sekolah kurang berjalan
optimal.
❖ Visi, misi dan tujuan sekolah tidak ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah
tercapai. belum memenuhi
❖ Pelaksanaan pembelajaran dan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah
pengelolaan sekolah rentan kurang selaras belum memenuhi
dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerja
sekolah.

❖ Pelaksanaan pembelajaran dan ❖ Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah


pengelolaan sekolah rentan kurang selaras belum memenuhi
dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerja
sekolah.
❖ Perencanaan kerja sekolah tidak tepat ❖ SIM identik berbasis teknologi yang
sasaran. canggih dimana sarana prasarana sekolah
❖ Pemangku kepentingan kesulitan masih minim.
mendapatkan laporan penyelenggaraan ❖ Beban guru/tenaga kependidikan tidak
Pendidikan yang dilakukan oleh sekolah. mencakup pada pengelolaan informasi.
❖ Proses pengawasan tidak dapat dilakukan
dengan baik.
❖ Komunikasi antar warga sekolah di
lingkungan sekolah dilaksanakan kurang
efektif dan efisien.
❖ Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan ❖ Pengambilan keputusan dalam
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan pendananaan bersama pemangku
sesuai Standar Nasional Pendidikan. kepentingan menimbulkan konflik internal.
❖ Terdapat biaya yang tidak mendapatkan ❖ Kemampuan pendidik/tenaga
alokasi pendanaan. kependidikan dalam pengelolaan pendanaan
❖ Rentan terhadap tuduhan tindak pidana terbatas.
KKN kepada bendahara dan kepala sekolah ❖ Beban kinerja pendidik/tenaga
oleh pemangku kepentingan. kependidikan yang diberi tugas sebagai
bendahara terlalu banyak

❖ Rentan terhadap tuduhan tindak pidana ❖ Bentuk laporan pengelolaan dana rumit
KKN kepada bendahara dan kepala sekolah dan merepotkan sekolah.
oleh pemangku kepentingan. ❖ Kemampuan pendidik/tenaga
❖ Proses pemantauan, supervisi, pengawasan kependidikan dalam penyusunan laporan
dan tindak lanjut pengawasan akan sulit pengelolaan pendanaan terbatas.
dilakukan.
❖ Sekolah terkendala dalam membangun
kemitraan dengan lembaga lain.
Rekomendasi*

Guru merasa terbebani dalam


memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah
Sekolah perlu mengoptimalkan
fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Guru merasa terbebani dalam
memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap

Guru merasa terbebani dalam


memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Guru merasa terbebani dalam
memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap

Guru merasa terbebani dalam


memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Guru merasa terbebani dalam
memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap

Guru merasa terbebani dalam


memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Guru merasa terbebani dalam
memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap

Guru merasa terbebani dalam


memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Guru merasa terbebani dalam
memberikan penilaian sikap
karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara


Komite dan orangtua/wali
siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama
berada di luar sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan


fokus dan perencanaan
pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan
sikap
Sekolah harus megarahkan
gaya dan metode
pembelajaran yang diterapkan
kepada bakat, minat dan
kemampuan belajar siswa.

Sekolah menjamin
Ketersediaan dan kondisi
sarana prasarana agar
memadai
Sekolah harus memfokuskan
dan merencanakan secara
optimal mengenai fasilitasi
pengembangan keterampilan
siswa

Sekolah perlu menjamin


ketersediaan dan kondisi
sarana prasarana agar
memadai

Sekolah perlu mengopimalkan


fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan
Sekolah perlu mengopimalkan
fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan


fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan


fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan


fasilitasi pengembangan
keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan
Sekolah perlu meningkatkan
pemahan guru terkait
kompetensi sikap siswa secara
menyuluruh.
Sekolah perlu meningkatkan
kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman
guru terkait kompetensi
pengetahuan secara
menyeluruh
Sekolah perlu meningkatkan
kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman
guru terkait kompetensi
keterampilan secara
menyeluruh

Sekolah perlu meningkatkan


Kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran.

Sekolah perlu memperhatikan


perkembangan psikologis anak,
lingkup dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi sekolah
dan lingkungan siswa
Sekolah perlu meningkatkan
Kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran.

Sekolah perlu memperhatikan


perkembangan psikologis anak,
lingkup dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi sekolah
dan lingkungan siswa

Sekolah perlu meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman
unsur dalam tim pengembang
kurikulum mengenai pedoman
pengembangan kurikulum
sekolah agar mau terlibat
mendalam.

Sekolah perlu terus menjaga


motivasi kuat dalam
memahami acuan kerangka
dasar penyusunan KTSP.
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman mengenai
tahapan yang harus dilalui
dalam pengembangan KTSP

Sekolah perlu menyediakan


akses sistem informasi
manajemen yang dimiliki
sekolah terhadap perangkat
KTSP

Sekolah harus lebih konsisten


dalam memenuhi Hari efektif
pembelajaran sesuai alokasi
waktu yang ditentukan.
Sekolah perlu mengoptimalkan
Kompetensi pedagogik
pendidik sehingga pendalaman
materi tidak monoton searah

Sekolah perlu memprioritaskan


muatan lokal dengan
mengintegrasikan aspek
kurikulum

Sekolah perlu mingkatkan


kompetensi pembinaan siswa
bagi pendidik sehingga miinat
dan bakat siswa dapat
tersalurkan

Sekolah perlu lebih


meningkatkan kemampuan
pendidik dalam
mengembankan silabus sesuai
Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi
dan Panduan Penyusunan KTSP
untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu
Sekolah perlu lebih
meningkatkan kemampuan
pendidik dalam
mengembankan silabus
sehingga kegiatan
pembelajaran siswa tidak
terarah untuk mencapai
kompetensi dasar dan siswa
dapat mencapai kompetensi
dasar yang sesuai dengan
karakteristiknya.

Sekolah perlu meningkatkan


pemahaman pendidik dalam
mekasnisme penyusunan RPP
sehingga kemampuan pendidik
dalam menyusun RPP secara
mandiri lebih meningkat pula

Sekolah perlu megoptimalkan


pengawasan proses
pembelajaran sehingga tidndak
lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik
secara berkelanjutan bisa
optimal pula

Sekolah perlu meningkatkan


kuantitas rombel belajar
dengan jumlah siswa sehingga
suasanabelajar bisa lebih
kondusif dan terkontrol

sekolah perlu meningkatkan


kualitas supervisi akademik
yang dilakukan secara berkala
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman pendidik dalam
mendorong siswa mencari tahu
serta meningkatkan
pemahaman mengenai model
pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian

Sekolah perlu meningkatkan


pendidik dalam menyusun
perencanaan pembelajaran
yang memuat secara
menyeluruh mengenai arah
dan fasilitasi pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah
pendidik merasa mudah dalam
menentukan strategi
pembelajaran yang mampu
mengarahkan dan
memfasilitasi pembelajaran.

Sekolah perlu mengoptimalkan


kemampuan pendidik dalam
melakukan penilaian serta
meningkatkan kemampuan
pendidik dalam menemukan
strategi yang tepat untuk
mengatasi siswa yang
terkendala dalam menguasai
pembelajaran.

Sekolah perlu meningkatkan


kemampuan pendidik dalam
mengembangkan konten
pembelajaran yang
mengintegrasikan antar disiplin
ilmu
Sekolah meningkatkan
kemampuan pendidik dalam
pemilihan permasalahan yang
dapat dijadikan sebagai studi
kasus dalam pembelajaran

sekolah harus bisa


memberikan stimlusus untuk
meningkatkan kreatifitas
pendidik dalam
mengembangkan kreatifitas
siswa

Sekolah perlu
mengintegrasikan Pembinaan
karakter siswadalam
pembelajaran intrakurikuler
dengan baik

Sekolah perlu meningkatkan


fasilitasi lebih lanjut dan
meningkatkan kemampuan
pendidik dalam megendalikan
kelas

Sekolah perlu meningkatkan


kemampuan pendidik dalam
mennetukan strategi yang
efektif dalam pembelajaran
sehingga proses belajar
melingkupi perbedaan individu
dan latar belakang budaya
siswa

Sekolah perlumeningkatkan
sarana dan prasana yang
mendukung metode
pembelajaran sesuai
karakteristik siswa

Sekolah perlu meningkatkan


kemampuan pendidik dalam
memilih metode pembelajaran
sesuai karakteristik siswa
Sekolah perlu meninghkatkan
kemampuan pendidik dalam
memilih metode pembelajaran
yang mengarah pada efisiensi
dan efektivitas pembelajaran

sekolah perlu meningkatkan


kemampuan pendidik dalam
memilih metode pembelajaran
terutama dalam penggunaan
aneka sumber belajar

Sekolah lebih mengoptimalkan


supervisi akademik

Sekolah perlu meningkatkan


kemampuan pendidik dalam
mengefektifkan waktu
pembelajaran dengan baik.

Sekolah perlu meningkatkan


pemahaman pendidik
mengenai prosedur penilaian
otentik dengan baik sehingga
guru tidak kesulitan dalam
memperbaiki pembelajaran
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman pendidik
mengenai prosedur penilaian
otentik dengan baik sehingga
jumlah guru yang memahami
penilaian otentik bertambah

Sekolah perlu meningkatkan


komitemen kepala sekolah
dalam pelaksanaan supervisi
secara berkala dan sistematis

Sekolah perlu meningkatkan


komitemen kepala sekolah
dalam pelaksanaan supervisi
secara berkala dan sistematis
Sekolah perlu malkuka
plaporan hasil pengawasan
secara menyeluruh dan dapat
diakses oleh pemangku
kepentingan sehingga
tindaklanjut dapat dilakukan
dengan baik

Sekolah menyusun perangkat


penilaian terutama penilaian
sikap dengan indikator yang
lengkap
Sekolah perlu memaksimalkan
kemampuan pendidik terhadap
proses penilaian secara
maksimal

Sekolah memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian

Sekolah perlu
mengembangkan perangkat
penilaian
Sekolah memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian

Sekolah perlu
mengembangkan perangkat
penilaian

Sekolah memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian

Sekolah memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian
Sekolah perlu menjaga tingkat
kemampuan pendidik dalam
menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga


sesuai dengan ketentuan rasioa
SNP

Sekolah perlu menjaga tingkat


kemampuan pendidik dalam
menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga


sesuai dengan ketentuan rasioa
SNP

Sekolah perlu menjaga tingkat


kemampuan pendidik dalam
menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga


sesuai dengan ketentuan rasioa
SNP
Sekolah perlu memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian
Sekolah perlu memaksimalkan
pemahaman pendidik
terhadap proses penilaian

Sekolah harus melakukan


percepatan akses informasi
tentang peraturan pendidikan
Sekolah perlu meningkatkan
komitmen dalam meekrut guru
degan kualifikasi minimun
sehingga kedalam substansi
materi pembelajran bisa
maksimal

Penyelenggara pendidikan
perlu mningkatkan komitmen
dalam mewujudkan rasio guru
terhadap rombel

Penyelenggara pendidikan
perlu meningktakan
komitemen terhadap
ketersedian guru untuk tiap
mata pelaaran

Sekolah perlu melakukan ajuan


sertifikasi pendidik secara
bertahap
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi pedagogik

Sekolah perlu engembangkan


paradigma guru dalam
pengembangan

Penyelenggara pendidikan
perlu menindaklanjunti proses
pengawasn dan pembinaan
kepala sekolah dan pengawas
Sekolah perlu membentuk
paradigma guru dalam
pengembangan kompetensi
kepribadian

Lembaga penjamin mutu perlu


meningkatkan komitmen untuk
melakukan penyegaran kepada
para guru
Pendidik perlu meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi profesional

Sekolah perlu membentuk


paradigma guru terhadap
kompetensi profesional

Penlenggra pendidikan perlu


menindaklanjuti proses
pengawasan dan pembinaan
dari kepala sekolah dan
pengawas
Pendidik perlu meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi kepribadian

Sekolah perlu membentuk


paradigma guru terhadap
kompetensi sosial

Penyelenggara pendidikan
perlu menindaklanjuti proses
pengawasan dan pembinaan
dari kepala sekolah dan
pengawas

Penyelenggara sekolah perlu


memiliki komitmen untuk
menjaga kualifikasi minimal
kepalasa sekolah

Penyelenggra sekolah perlu


melakukan seleksi bakal calon
kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah

Penyelenggra sekolah perlu


melakukan seleksi bakal calon
kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah
Penyelenggra sekolah perlu
melakukan seleksi bakal calon
kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


menyusun pedoman angka
kredit dan pangkat/golongan

Penyelenggara sekolah perlu


memiliki komitmen yang kuat
dalam perekrutan kepala
sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


memiliki komitmen yang kuat
dalam perekrutan kepala
sekolah dengan mengikuti
aturan
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman kompetensi
kepibadian kepala sekolah

Sekolah perlu membentk


paradigma kepala sekolah
terhadap kompetensi
kepribadian
Sekolah perlu meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi manajrial kepala
sekolah

Sekolah perlu membentuk


paradigma kepala sekolah
kompetensi mnajerial kepala
sekolah

Penyelnggara sekolah perlu


meningkatakn komitmen
kepala sekolah
Penyelenggara sekolah perlu
meningkatkan pemahamn
tentang kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


membentuk paradigma kepala
sekolah terhadap kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


meningkatkan komitmen
kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


meningkatkan oemahaman
kepala sekolah tenatang
kompetensi supervisi

Penyelenggara sekolah perlu


membentuk paradigma kepala
seklah terhadap kompetensi
supervisi

Kepala sekolah perlu


melakukan pembagian tugas
kepada wakilnya sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya
Penyelenggara sekolah perlu
meningkatkan pemahaman
kepala sekolah tentang
kompetensi sosial

Sekolah perlu menyiapkan


dana terkait perekrutan kepala
tata usaha profesional

Penyelengara sekolah perlu


meningkatkan komitmen
dalam merekru kepala tata
usaha

Sekolah perlumembagi tugas


berdasarkan tupoksinya.
Sekolah perlu meningkatkan
kemampuan kepala TAS sesuai
kompetensi sertifikasi TAS

Penyelenggara pendidikan
selaku pengelola sumber daya
manusia perlu memperhatikan
tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga pelaksana administrasi.
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
kepala tenaga laboran
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
kepala tenaga teknisi laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga teknisi laboran
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan


dana untuk menyediakan
tenaga laboran
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu meningkatkan


laboratorium yang kurang
memadai

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu meningkatkan


laboratorium yang kurang
memadai

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan terutama
penyediaan Kepala tenaga
pustakawan bersertifikat
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan terutama
penyediaan Kepala tenaga
pustakawan bersertifikat

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan
❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan
selalu pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan
Penyelenggara sekolah perlu
meningkatkan mutu sekolah

Sekolah perlu menambah


pemahaman penyelenggara
pendidikan terkait batasan
kapasitas rombongan belajar
dan penentuan pembangunan
unit sekolah baru

penylenggara sekolah perlu


mencari lahan untuk
pembangunin unit kelas baru

penylenggara sekolah perlu


mencari lahan untuk
pengembangan sarana prasana
sekolah

penylenggara sekolah perlu


mencari lahan untuk
pengembangan sarana prasana
sekolah

penylenggara sekolah perlu


mencari lahan untuk
pengembangan sarana prasana
sekolah
Sekolah perlu memiliki blue
print master plan
pengembangan sarana dan
prasana sekolah sesuai dengan
standar yang telah ditentukan
sehingga bisa mengukur
kebutuhan biaya yang
diperlukan
Penyelenggara sekolah
menambah luas lahan
bangunan dan tanah untuk
pengembangan sarana dan
prasarana dengan mengacu
pada ketentuan yang berlaku
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah

Warga sekolah perlu memiliki


sikap tanggung jawab untuk
menjaga fasilitas sekolah

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah

Warga sekolah perlu memiliki


sikap tanggung jawab untuk
menjaga fasilitas sekolah
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Warga sekolah perlu memiliki


sikap tanggung jawab untuk
menjaga fasilitas sekolah

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan
bangunan agar jumlah siswa
dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga
tidak bergantung pada bantuan
pemerintah
- menuangkan pengelolaan
sarana prasarana ke dalam
master plan

Sekolah berkomunikasi dengan


pedagang tentang pengelolaan
kantin mengarah pada bisnis
centre

sekolah mengembangkan
tempat parkir menjadi tempat
parkir terpadu dengan taman
Sekolah membentuk unit
kewirausahaan disesuaikan
dengan penjualan produk hasil
dari siswa sekolah

sekolah mengembangkan BKK


menjadi bursa kerja terbuka
untuk pencari kerja di
lingkungan sekolah

Penyelenggara sekolah perlu


meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan
Penyelenggara sekolah perlu
meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

Penyelenggara sekolah perlu


meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

Sekolah perlu
menyosialisasikan proses
perumusan
Penyelenggara sekolah perlu
meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

Penyelenggara sekolah perlu


meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

Sekolah perlu
mengembangkan sisten
informasi manajemen sekolah
terkelola dengan baik

Sekolah perlu memasukan


layanan kesiswaan dalam
rencana kerja sekolah
Sekolah perlu meningkatkan
kemampuan kepala sekolah
dalam enjalankan tugasnya

Sekolah merencanakan
program pendayagunaan
pendidik dan tenaga
kependidikan dalam rencana
kerja sekolah

Sekolah melibatkan dewan


pendidik dalam perencanaa
pengelolaan

Sekolah mengembangkan
prosedur evadir secara mandiri

Sekolah merencanakan
kemitraan dengan lembaga
relevan daam jangka waktu
tertentu dan berlanjut
Sekolah perlu merencanakan
program pengelolaan bidang
kurikulum dan pembelajaran
dalam budaya dan lingkungan
sekolah dengan melibatkan
warga sekolah kemudian
menyosialisasikannnya

Sekolah perlu meningkatkan


Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan
Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah

Sekolah perlu meningkatkan


Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah

Sekolah perlu meningkatkan


Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan
Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah

Sekolah perlu meningkatkan


Kualifikasi dan kompetensi
kepala sekolah
Sekolah perlu melengkapi
sarana dan prasarana untuk
meningkatkan mutu SIM

Memberikan penghargaan
tambahan kepada guru/tenaga
kependidikan yang terlibat
dalam pengelolaan SIM

Sekolah perlu
mengembangkan program
subsidi silang untuk membiayai
siswa yang tidak mampu

Sekolah memilii sistem


informasi yang detail mengenai
siswa kurang mampu di
sekolah

Sekolah perlu
mengembangkan program
subsidi silang untuk membiayai
siswa yang tidak mampu

Sekolah perlu memiliki investor


dan sistem manjemen
akuntansi profesional
Sekolah perlu memiliki
komitmen dan integritas dalam
mengatur dana dari berbagai
sumber sehingga pengaturan
alokasi dana bisa sesuai
dengan ketentuan

Sekolah perlu meberikan


bimbingan dan arahan kepada
pengelola dana dalam
memnyusun laporan

Sekolah perlu
mengembangkan sistem
informasi menejemen dengan
baik dan dapat diakses oleh
pemangku kepentingan
RENCANA PEMENUHAN MUTU /RENCANA KERJA JANGKA ME
TAHUN 2019-2023

Nama Sekolah
Kecamatan
Kabupaten

Standar/ Indikator dan Sub Indikator


1 Standar Kompetensi Lulusan
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap
1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME
1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter

1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin

1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun


1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur

1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli


1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri

1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab

1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat


1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani

1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan


1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural, konseptual,
metakognitif

1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan


1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak produktif

1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri

1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif


1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif

2 Standar Isi
2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan

2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi sikap

2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan

2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi keterampilan

2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi siswa

2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran

2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai


prosedur
2.2.1. Melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan
kurikulum

2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan

2.2.3. Melewati tahapan operasional pengembangan

2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum tingkat satuan pendidikan yang


dikembangkan

2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan


2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur
kurikulum yang berlaku

2.3.2. Mengatur beban belajar bedasarkan bentuk pendalaman materi

2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal

2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa

3 Standar Proses
3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan

3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan

3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi


3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis

3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas


sekolah

3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat


3.2.1. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai
ketentuan

3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran

3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah

3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi

3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu


3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi;

3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif

3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar


sepanjang hayat

3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya


siswa.

3.2.12. Menerapkan metode pembelajaran sesuai karakteristik siswa

3.2.13. Memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan


efisiensi dan efektivitas pembelajaran

3.2.14. Menggunakan aneka sumber belajar

3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran

3.3. Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses


pembelajaran
3.3.1. Melakukan penilaian otentik secara komprehensif

3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian otentik

3.3.3. Melakukan pemantauan proses pembelajaran

3.3.4. Melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru

3.3.5. Mengevaluasi proses pembelajaran


3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran

4 Standar Penilaian Pendidikan


4.1. Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi
4.1.1. Mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan
4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai dengan ranah

4.2. Teknik penilaian obyektif dan akuntabel


4.2.1. Menggunakan jenis teknik penilaian yang obyektif dan akuntabel
4.2.2. Memiliki perangkat teknik penilaian lengkap

4.3. Penilaian pendidikan ditindaklanjuti


4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan penilaian
4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian secara periodik

4.4. Instrumen penilaian menyesuaikan aspek


4.4.1. Menggunakan instrumen penilaian aspek sikap
4.4.2. Menggunakan instrumen penilaian aspek pengetahuan
4.4.3. Menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan

4.5. Penilaian dilakukan mengikuti prosedur


4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan penyelenggara sesuai
prosedur
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan ranah sesuai prosedur
4.5.3. Menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang
sesuai

5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


5.1. Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4

5.1.2. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang

5.1.3. Tersedia untuk tiap mata pelajaran

5.1.4. Bersertifikat pendidik


5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik

5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.1.7. Berkompetensi profesional minimal baik

5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik

5.2. Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan

5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4

5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat pengangkatan


5.2.3. Berpengalaman mengajar selama yang ditetapkan

5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara

5.2.5. Bersertifikat pendidik

5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah

5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik


5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik

5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik

5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai


ketentuan
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi

5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi berkualifikasi minimal


SMK/sederajat
5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi bersertifikat

5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi

5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan Administrasi berpendidikan


sesuai ketentuan
5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik

5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik

5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan


5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium
5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium berkualifikasi sesuai

5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium bersertifikat

5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium berpengalaman sesuai

5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran

5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran berpendidikan sesuai ketentuan

5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran

5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan sesuai ketentuan


5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik

5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik

5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan

5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan

5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berkualifikasi sesuai

5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan bersertifikat

5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan berpengalaman sesuai

5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan


5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan sesuai ketentuan

5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik

5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi minimal baik

5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik

5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik

5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik

5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi minimal baik

6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang sesuai dan memadai

6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah siswa

6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan

6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah siswa


6.1.5. Kondisi bangunan sekolah memenuhi persyaratan

6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan

6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang


lengkap dan layak
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar

6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar


6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar

6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai standar

6.2.5. Memiliki laboratorium biologi sesuai standar

6.2.6. Memiliki laboratorium fisika sesuai standar


6.2.7. Memiliki laboratorium kimia sesuai standar

6.2.8. Memiliki laboratorium komputer sesuai standar

6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa sesuai standar

6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai


6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai
6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak pakai
6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak pakai
6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak pakai
6.2.17. Kondisi laboratorium komputer layak pakai
6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa layak pakai
6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap
dan layak
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar
6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar

6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar

6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar

6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar

6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar


6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar

6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai standar

6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai standar

6.3.10. Memiliki ruang organisasi kesiswaan sesuai standar

6.3.11. Menyediakan kantin yang layak

6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang memadai

6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan dan bursa kerja


6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai
6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai
6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai
6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar
6.3.19. Kondisi gudang layak pakai
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai
6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak pakai
6.3.22. Kondisi ruang konseling layak pakai
6.3.23. Kondisi ruang organisasi kesiswaan layak pakai
7 Standar Pengelolaan Pendidikan
7.1. Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan

7.1.2. Mengembangkan rencana kerja sekolah ruang lingkup sesuai


ketentuan

7.1.3. Melibatkan pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan


pengelolaan sekolah

7.2. Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan


7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan sekolah lengkap

7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan


7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik dan tenaga kependidikan

7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi diri

7.2.5. Membangun kemitraan dan melibatkan peran serta masyarakat


serta lembaga lain yang relevan

7.2.6. Melaksanakan pengelolaan bidang kurikulum dan kegiatan


pembelajaran

7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas


kepemimpinan
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik

7.3.2. Berjiwa kepemimpinan

7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik

7.3.4. Mengelola sumber daya dengan baik

7.3.5. Berjiwa kewirausahaan

7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik

7.4. Sekolah mengelola sistem informasi manajemen


7.4.1. Memiliki sistem informasi manajemen sesuai ketentuan

8 Standar Pembiayaan
8.1. Sekolah memberikan layanan subsidi silang
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas

8.1.3. Melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang


mampu

8.2. Beban operasional sekolah sesuai ketentuan


8.2.1. Memiliki biaya operasional non personil sesuai ketentuan

8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik


8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari
APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya

8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan dana

8.3.3. Memiliki laporan yang dapat diakses oleh pemangku


kepentingan
TU /RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH

: SMK Kesehatan Juang Kencana


: Cicantayan
: Sukabumi

Rekomendasi* Program
0
0
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

Pembiasaan kegiatan yang menguatkan


karakter siswa
Mengadakan kegiatan siswa
meningkatkan keimanan dan
ketakwaan

Mengadakan kegiatan siswa


meningkatkan keimanan dan
ketakwaan
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

program kegiatan peningkatan karakter


siswa

Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter


penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

program kegiatan peningkatan karakter


siswa
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap
Pembiasaan kegiatan yang menguatkan
karakter siswa
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

program kegiatan peningkatan karakter


siswa
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

Pembiasaan kegiatan yang menguatkan


karakter siswa

Pembiasaan kegiatan yang menguatkan


karakter siswa
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

Sekolah berprestasi

Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter


penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter


penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap
Guru merasa terbebani dalam memberikan Program Penguatan Karakter
penilaian sikap karena instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang dipahami

Kurangnya komunikasi antara Komite dan


orangtua/wali siswa dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu mengoptimalkan fokus dan


perencanaan pengelolaan sekolah terkait
pengembangan perilaku dan sikap

peningkatan kegiatan karakter

0
Sekolah harus megarahkan gaya dan metode Program Penguatan Pedagogik Guru
pembelajaran yang diterapkan kepada bakat,
minat dan kemampuan belajar siswa.

Sekolah menjamin Ketersediaan dan kondisi


sarana prasarana agar memadai

0
Sekolah harus memfokuskan dan merencanakan Melaksanakan tes bakat dan minat
secara optimal mengenai fasilitasi pada masing-masing jurusan
pengembangan keterampilan siswa

Sekolah perlu menjamin ketersediaan dan


kondisi sarana prasarana agar memadai

Sekolah perlu mengopimalkan fasilitasi Study lapangan


pengembangan keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan fasilitasi Study lapangan


pengembangan keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan fasilitasi Study lapangan


pengembangan keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

Sekolah perlu mengopimalkan fasilitasi Study lapangan


pengembangan keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan
Sekolah perlu mengopimalkan fasilitasi Study lapangan
pengembangan keterampilan siswa agar lebih
terfokus dan terencanakan

0
0

Sekolah perlu meningkatkan pemahan guru


terkait kompetensi sikap siswa secara
menyuluruh.

Sekolah perlu meningkatkan kompetensi guru


dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman guru terkait
kompetensi pengetahuan secara menyeluruh

Sekolah perlu meningkatkan kompetensi guru


dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman guru terkait
kompetensi keterampilan secara menyeluruh

Sekolah perlu meningkatkan Kompetensi guru


dalam penyusunan perangkat pembelajaran.

Sekolah perlu memperhatikan perkembangan


psikologis anak, lingkup dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan
siswa

Sekolah perlu meningkatkan Kompetensi guru


dalam penyusunan perangkat pembelajaran.

Sekolah perlu memperhatikan perkembangan


psikologis anak, lingkup dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi sekolah dan lingkungan
siswa

0
Sekolah perlu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman unsur dalam tim pengembang
kurikulum mengenai pedoman pengembangan
kurikulum sekolah agar mau terlibat mendalam.

Sekolah perlu terus menjaga motivasi kuat dalam


memahami acuan kerangka dasar penyusunan
KTSP.

Sekolah perlu meningkatkan pemahaman


mengenai tahapan yang harus dilalui dalam
pengembangan KTSP

Sekolah perlu menyediakan akses sistem


informasi manajemen yang dimiliki sekolah
terhadap perangkat KTSP

0
Sekolah harus lebih konsisten dalam memenuhi
Hari efektif pembelajaran sesuai alokasi waktu
yang ditentukan.

Sekolah perlu mengoptimalkan Kompetensi


pedagogik pendidik sehingga pendalaman materi
tidak monoton searah

Sekolah perlu memprioritaskan muatan lokal


dengan mengintegrasikan aspek kurikulum

Sekolah perlu mingkatkan kompetensi


pembinaan siswa bagi pendidik sehingga miinat
dan bakat siswa dapat tersalurkan

0
0

Sekolah perlu lebih meningkatkan kemampuan peningkatan penguatan pedagogik guru


pendidik dalam mengembankan silabus sesuai
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi
dan Panduan Penyusunan KTSP untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu

Sekolah perlu lebih meningkatkan kemampuan


pendidik dalam mengembankan silabus sehingga
kegiatan pembelajaran siswa tidak terarah untuk
mencapai kompetensi dasar dan siswa dapat
mencapai kompetensi dasar yang sesuai dengan
karakteristiknya.
Sekolah perlu meningkatkan pemahaman
pendidik dalam mekasnisme penyusunan RPP
sehingga kemampuan pendidik dalam menyusun
RPP secara mandiri lebih meningkat pula

Sekolah perlu megoptimalkan pengawasan


proses pembelajaran sehingga tidndak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara
berkelanjutan bisa optimal pula

0
Sekolah perlu meningkatkan kuantitas rombel promosi sekolah
belajar dengan jumlah siswa sehingga
suasanabelajar bisa lebih kondusif dan terkontrol

sekolah perlu meningkatkan kualitas supervisi peningkatan penguatan kualitas


akademik yang dilakukan secara berkala akademik

Sekolah perlu meningkatkan pemahaman peningkatan penguatan pedagogik guru


pendidik dalam mendorong siswa mencari tahu
serta meningkatkan pemahaman mengenai
model pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian

Sekolah perlu meningkatkan pendidik dalam peningkatan penguatan pedagogik guru


menyusun perencanaan pembelajaran yang
memuat secara menyeluruh mengenai arah dan
fasilitasi pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah pendidik merasa mudah dalam
menentukan strategi pembelajaran yang mampu
mengarahkan dan memfasilitasi pembelajaran.

Sekolah perlu mengoptimalkan kemampuan


pendidik dalam melakukan penilaian serta
meningkatkan kemampuan pendidik dalam
menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi
siswa yang terkendala dalam menguasai
pembelajaran.

Sekolah perlu meningkatkan kemampuan


pendidik dalam mengembangkan konten
pembelajaran yang mengintegrasikan antar
disiplin ilmu
Sekolah meningkatkan kemampuan pendidik
dalam pemilihan permasalahan yang dapat
dijadikan sebagai studi kasus dalam
pembelajaran

sekolah harus bisa memberikan stimlusus untuk


meningkatkan kreatifitas pendidik dalam
mengembangkan kreatifitas siswa

Sekolah perlu mengintegrasikan Pembinaan


karakter siswadalam pembelajaran intrakurikuler
dengan baik

Sekolah perlu meningkatkan fasilitasi lebih lanjut


dan meningkatkan kemampuan pendidik dalam
megendalikan kelas

Sekolah perlu meningkatkan kemampuan


pendidik dalam mennetukan strategi yang efektif
dalam pembelajaran sehingga proses belajar
melingkupi perbedaan individu dan latar
belakang budaya siswa

Sekolah perlumeningkatkan sarana dan prasana


yang mendukung metode pembelajaran sesuai
karakteristik siswa

Sekolah perlu meningkatkan kemampuan


pendidik dalam memilih metode pembelajaran
sesuai karakteristik siswa

Sekolah perlu meninghkatkan kemampuan


pendidik dalam memilih metode pembelajaran
yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas
pembelajaran

sekolah perlu meningkatkan kemampuan


pendidik dalam memilih metode pembelajaran
terutama dalam penggunaan aneka sumber
belajar

Sekolah lebih mengoptimalkan supervisi


akademik

Sekolah perlu meningkatkan kemampuan


pendidik dalam mengefektifkan waktu
pembelajaran dengan baik.

0
Sekolah perlu meningkatkan pemahaman
pendidik mengenai prosedur penilaian otentik
dengan baik sehingga guru tidak kesulitan dalam
memperbaiki pembelajaran

Sekolah perlu meningkatkan pemahaman peningkatan pemahaman pendidik


pendidik mengenai prosedur penilaian otentik
dengan baik sehingga jumlah guru yang
memahami penilaian otentik bertambah

Sekolah perlu meningkatkan komitemen kepala supervisi


sekolah dalam pelaksanaan supervisi secara
berkala dan sistematis

Sekolah perlu meningkatkan komitemen kepala supervisi


sekolah dalam pelaksanaan supervisi secara
berkala dan sistematis

0
Sekolah perlu malkuka plaporan hasil evaluasi
pengawasan secara menyeluruh dan dapat
diakses oleh pemangku kepentingan sehingga
tindaklanjut dapat dilakukan dengan baik

0
0
Sekolah menyusun perangkat penilaian terutama Mengkoordinasikan perangkat penilaian
penilaian sikap dengan indikator yang lengkap
Sekolah perlu memaksimalkan kemampuan Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik terhadap proses penilaian secara
maksimal

0
Sekolah memaksimalkan pemahaman pendidik Program Penguatan Pedagogik Guru
terhadap proses penilaian

Sekolah perlu mengembangkan perangkat


penilaian
Sekolah memaksimalkan pemahaman pendidik Program Penguatan Pedagogik Guru
terhadap proses penilaian

Sekolah perlu mengembangkan perangkat


penilaian

0
Sekolah memaksimalkan pemahaman pendidik Program Penguatan Pedagogik Guru
terhadap proses penilaian
Sekolah memaksimalkan pemahaman pendidik Program Penguatan Pedagogik Guru
terhadap proses penilaian

0
Sekolah perlu menjaga tingkat kemampuan Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik dalam menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga sesuai dengan


ketentuan rasioa SNP
Sekolah perlu menjaga tingkat kemampuan Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik dalam menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga sesuai dengan


ketentuan rasioa SNP
Sekolah perlu menjaga tingkat kemampuan Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik dalam menyusun instrumen peniaian
dengan benar

Rasio guru dan siswa dijaga sesuai dengan


ketentuan rasioa SNP

0
Sekolah perlu memaksimalkan pemahaman Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik terhadap proses penilaian
Sekolah perlu memaksimalkan pemahaman Program Penguatan Pedagogik Guru
pendidik terhadap proses penilaian
Sekolah harus melakukan percepatan akses Program sosialisasi tentang peraturan
informasi tentang peraturan pendidikan sekolah

0
0
Sekolah perlu meningkatkan komitmen dalam Program peningkatan perekrutan
meekrut guru degan kualifikasi minimun kualifikasi TPK
sehingga kedalam substansi materi pembelajran
bisa maksimal

Penyelenggara pendidikan perlu mningkatkan Program peningkatan perekrutan


komitmen dalam mewujudkan rasio guru kualifikasi TPK
terhadap rombel

Penyelenggara pendidikan perlu meningktakan Program peningkatan perekrutan


komitemen terhadap ketersedian guru untuk tiap kualifikasi TPK
mata pelaaran

Sekolah perlu melakukan ajuan sertifikasi program Pengajuan Sertifikasi guru


pendidik secara bertahap
Sekolah perlu meningkatkan pemahaman Program Supervisi
tentang kompetensi pedagogik

Sekolah perlu engembangkan paradigma guru


dalam pengembangan

Penyelenggara pendidikan perlu


menindaklanjunti proses pengawasn dan
pembinaan kepala sekolah dan pengawas

Sekolah perlu membentuk paradigma guru program penguatan karakter TPK


dalam pengembangan kompetensi kepribadian

Lembaga penjamin mutu perlu meningkatkan


komitmen untuk melakukan penyegaran kepada
para guru

Pendidik perlu meningkatkan pemahaman Program supervisi


tentang kompetensi profesional

Sekolah perlu membentuk paradigma guru


terhadap kompetensi profesional

Penlenggra pendidikan perlu menindaklanjuti


proses pengawasan dan pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas

Pendidik perlu meningkatkan pemahaman program penguatan karakter TPK


tentang kompetensi kepribadian

Sekolah perlu membentuk paradigma guru


terhadap kompetensi sosial
Penyelenggara pendidikan perlu menindaklanjuti
proses pengawasan dan pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas

Penyelenggara sekolah perlu memiliki komitmen


untuk menjaga kualifikasi minimal kepalasa
sekolah

Penyelenggra sekolah perlu melakukan seleksi Program Pemilihan Kepala sekolah


bakal calon kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah
Penyelenggra sekolah perlu melakukan seleksi Program Pemilihan Kepala sekolah
bakal calon kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah

Penyelenggra sekolah perlu melakukan seleksi


bakal calon kepala sekolah dan melakukan
penyiapan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu menyusun


pedoman angka kredit dan pangkat/golongan

Penyelenggara sekolah perlu memiliki komitmen Program Pemilihan Kepala sekolah


yang kuat dalam perekrutan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu memiliki komitmen


yang kuat dalam perekrutan kepala sekolah
dengan mengikuti aturan

Sekolah perlu meningkatkan pemahaman program penguatan karakter kepala


kompetensi kepibadian kepala sekolah Sekolah

Sekolah perlu membentk paradigma kepala


sekolah terhadap kompetensi kepribadian

Sekolah perlu meningkatkan pemahaman Program Diklat Kepala Sekolah


tentang kompetensi manajrial kepala sekolah

Sekolah perlu membentuk paradigma kepala


sekolah kompetensi mnajerial kepala sekolah

Penyelnggara sekolah perlu meningkatakn


komitmen kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan


pemahamn tentang kompetensi kewirausahaan
kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu membentuk


paradigma kepala sekolah terhadap kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan


komitmen kepala sekolah
Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan Program Supervisi
oemahaman kepala sekolah tenatang
kompetensi supervisi

Penyelenggara sekolah perlu membentuk


paradigma kepala seklah terhadap kompetensi
supervisi

Kepala sekolah perlu melakukan pembagian


tugas kepada wakilnya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan program penguatan karakter kepala


pemahaman kepala sekolah tentang kompetensi Sekolah
sosial

Sekolah perlu menyiapkan dana terkait Program peningkatan perekrutan


perekrutan kepala tata usaha profesional kualifikasi Tenaga administrasi

Penyelengara sekolah perlu meningkatkan


komitmen dalam merekru kepala tata usaha

Sekolah perlumembagi tugas berdasarkan Program peningkatan perekrutan


tupoksinya. kualifikasi Tenaga administrasi
Sekolah perlu meningkatkan kemampuan kepala Program peningkatan perekrutan
TAS sesuai kompetensi sertifikasi TAS kualifikasi Tenaga administrasi

Penyelenggara pendidikan selaku pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu memperhatikan kualifikasi Tenaga administrasi
tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program penguatan karakter tenaga
sumber daya manusia perlu lebih administrasi
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan bisa lebih fokus
pada kompetensi

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program penguatan karakter tenaga


sumber daya manusia perlu lebih administrasi
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan bisa lebih fokus
pada kompetensi

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program Diklat tenaga administrasi


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan bisa lebih fokus
pada kompetensi

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program Diklat tenaga administrasi


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk
menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
Sehingga tenaga kependidikan bisa lebih fokus
pada kompetensi

0
❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan
sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Laboratorium
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan kepala tenaga laboran
❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan
sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Laboratorium
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Laboratorium
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Laboratorium
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan kepala tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan kepala tenaga teknisi laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga teknisi laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga laboran
❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program penguatan Karakter Laboran
sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program penguatan Karakter Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu menyediakan dana untuk


menyediakan tenaga laboran

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Diklat Untuk Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu meningkatkan laboratorium


yang kurang memadai

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Diklat Untuk Laboran


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ sekolah perlu meningkatkan laboratorium


yang kurang memadai

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Pustakawan
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Pustakawan
memperhatikan tenaga kependidikan.

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Pustakawan
memperhatikan tenaga kependidikan terutama
penyediaan Kepala tenaga pustakawan
bersertifikat

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program peningkatan perekrutan


sumber daya manusia perlu lebih kualifikasi Tenaga Pustakawan
memperhatikan tenaga kependidikan terutama
penyediaan Kepala tenaga pustakawan
bersertifikat

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan
❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program Pengadaan tenaga pustakawan
sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program diklat tenaga pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program diklat tenaga pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program pengutan karakter Pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program pengutan karakter Pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola Program pengutan karakter Pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

❖ Penyelenggara pendidikan selalu pengelola program diklat tenaga pustakawan


sumber daya manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga kependidikan

0
0
Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan mutu
sekolah

Sekolah perlu menambah pemahaman


penyelenggara pendidikan terkait batasan
kapasitas rombongan belajar dan penentuan
pembangunan unit sekolah baru

penylenggara sekolah perlu mencari lahan untuk


pembangunin unit kelas baru

penylenggara sekolah perlu mencari lahan untuk


pengembangan sarana prasana sekolah

penylenggara sekolah perlu mencari lahan untuk


pengembangan sarana prasana sekolah

penylenggara sekolah perlu mencari lahan untuk


pengembangan sarana prasana sekolah
Sekolah perlu memiliki blue print master plan
pengembangan sarana dan prasana sekolah
sesuai dengan standar yang telah ditentukan
sehingga bisa mengukur kebutuhan biaya yang
diperlukan

Penyelenggara sekolah menambah luas lahan


bangunan dan tanah untuk pengembangan
sarana dan prasarana dengan mengacu pada
ketentuan yang berlaku

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
secara berlakala
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah

Warga sekolah perlu memiliki sikap tanggung


jawab untuk menjaga fasilitas sekolah

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
secara berlakala
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah

Warga sekolah perlu memiliki sikap tanggung


jawab untuk menjaga fasilitas sekolah
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana
secara berlakala
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Warga sekolah perlu memiliki sikap tanggung


jawab untuk menjaga fasilitas sekolah

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan
Penyelenggara sekolah perlu:
- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Penyelenggara sekolah perlu:


- menambah luas lahan dan bangunan agar
jumlah siswa dan rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor sehingga tidak bergantung
pada bantuan pemerintah
- menuangkan pengelolaan sarana prasarana ke
dalam master plan

Sekolah berkomunikasi dengan pedagang


tentang pengelolaan kantin mengarah pada
bisnis centre

sekolah mengembangkan tempat parkir menjadi


tempat parkir terpadu dengan taman

Sekolah membentuk unit kewirausahaan


disesuaikan dengan penjualan produk hasil dari
siswa sekolah

sekolah mengembangkan BKK menjadi bursa


kerja terbuka untuk pencari kerja di lingkungan
sekolah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan program penguatan karakter
kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan
tugas kepemimpinan

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan program penguatan karakter


kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan
tugas kepemimpinan

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan program penguatan karakter


kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan
tugas kepemimpinan

Sekolah perlu menyosialisasikan proses


perumusan

0
Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan
kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan
tugas kepemimpinan

Penyelenggara sekolah perlu meningkatkan Peningkatan pengembangan pelayanan


kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan kesiswaan sesuai bakat dan minat siswa
tugas kepemimpinan

Sekolah perlu mengembangkan sisten informasi


manajemen sekolah terkelola dengan baik

Sekolah perlu memasukan layanan kesiswaan


dalam rencana kerja sekolah
Sekolah perlu meningkatkan kemampuan kepala
sekolah dalam enjalankan tugasnya

Sekolah merencanakan program pendayagunaan


pendidik dan tenaga kependidikan dalam
rencana kerja sekolah

Sekolah melibatkan dewan pendidik dalam


perencanaa pengelolaan

Sekolah mengembangkan prosedur evadir secara


mandiri
Sekolah merencanakan kemitraan dengan
lembaga relevan daam jangka waktu tertentu
dan berlanjut

Sekolah perlu merencanakan program


pengelolaan bidang kurikulum dan pembelajaran
dalam budaya dan lingkungan sekolah dengan
melibatkan warga sekolah kemudian
menyosialisasikannnya

Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan


kompetensi kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah
Sekolah perlu meningkatkan Kualifikasi dan
kompetensi kepala sekolah
0
Sekolah perlu melengkapi sarana dan prasarana
untuk meningkatkan mutu SIM

Memberikan penghargaan tambahan kepada


guru/tenaga kependidikan yang terlibat dalam
pengelolaan SIM

0
0
Sekolah perlu mengembangkan program subsidi program beasiswa
silang untuk membiayai siswa yang tidak mampu

Sekolah memilii sistem informasi yang detail


mengenai siswa kurang mampu di sekolah

Sekolah perlu mengembangkan program subsidi program beasiswa


silang untuk membiayai siswa yang tidak mampu

0
Sekolah perlu memiliki investor dan sistem
manjemen akuntansi profesional
0
Sekolah perlu memiliki komitmen dan integritas
dalam mengatur dana dari berbagai sumber
sehingga pengaturan alokasi dana bisa sesuai
dengan ketentuan

Sekolah perlu meberikan bimbingan dan arahan


kepada pengelola dana dalam memnyusun
laporan

Sekolah perlu mengembangkan sistem informasi


menejemen dengan baik dan dapat diakses oleh
pemangku kepentingan
Kegiatan Volume

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

Pengembangan budi pekerti dan keagamaan 4

Bakti sosial 4

Kegiatan pesantren kilat 4

Kegiatan PHBI 4
Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

LDK (latihan dasar kependidikan) 4

bimbingan konseling siswa 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

LDK (latihan dasar kepemimpinan) 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4


sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

LDK (latihan dasar kepemimpinan) 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

kerja bakti lingkungan sekolah 4

Berbagi takjil ramadhan 4

Bakti sosial & penyuluhan 4


Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

lomba ekskul 4
lomba akademik 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4


Bimtek Pelaksanaan Penguatan Karakter Siswa 4

lomba olahraga 4

sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah 4

Workshop Metode Pembelajaran 4

Melaksanakan tes bakat dan minat pada masing-masing 4


jurusan

Kunjungan ke industri DU/DI 4

mendokumentasikan dan mencatat kegiatan study 4


lapangan

Praktekkerja industri (prkaerin) ke DU/DI, serta membuat 4


laporan hasil study lapangan.

Praktekkerja industri (prkaerin) ke DU/DI, serta membuat 4


laporan hasil study lapangan.
Praktekkerja industri (prkaerin) ke DU/DI, serta membuat 4
laporan hasil study lapangan.
workshop perangkat pemmblajaran 4

workshop perangkat pemmblajaran 4


workshop perangkat pemmblajaran 4

workshop perangkat pemmblajaran 4

penyuluhan ke SMP 4

penyebaran angket evaluasi akademik 4

workshop model pembelajaran 4

workshop penyusunan perencanaan pembelajaran 4

workshop penyusunan perencanaan pembelajaran dan 4


model pembelajaran

workshop penyusunan perencanaan pembelajaran 4


workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4

workshop tentang metode pembelajaran 4


workshop penyusunan perencanaan pembelajaran 4

workshop penyusunan perencanaan pembelajaran 4

supervisi kelas dalam pross pembelajaran 4

supervisi kelas 4

penyusunan hasil monitoring/supervisi 4

Mengupayakan kegiatan MGMP di dalam maupun diluar 4


sekolah
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
workshop teknik dan instrumen penilaian 4
sosialisasi tentang peraturan sekolah 4

parekrutan TPK 4

perekrutan tendik sesuai dengan rombel 4

perekrutan tendik sesuai dengan mata pelajaran 4

Pengajuan serifikasi guru 4


supervisi kelas 4

Pengajian Rutin 4

supervisi 4

Pengajian Rutin 4

Pemilihan Kepala sekolah 4


Pemilihan Kepala sekolah 4

Pemilihan Kepala sekolah 4

Diklat managerial Kepala Sekolah 4

4
Supervisi 4

penguatan karakter kepala Sekolah 4

peningkatan perekrutan kualifikasi tenaga adminstrasi 4

peningkatan perekrutan kualifikasi tenaga adminstrasi 4

peningkatan perekrutan kualifikasi tenaga adminstrasi 4

peningkatan perekrutan kualifikasi tenaga adminstrasi 4

4
Diklat 4

Diklat 4

Diklat 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Laboratorium 4


peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Laboratorium 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Laboratorium 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Laboratorium 4

Pengadaan tenaga Laboran 4

Pengadaan tenaga Laboran 4

Pengadaan tenaga Laboran 4

Pengadaan tenaga Laboran 4


4

Diklat Pengelolaan Laboratorium 4

Diklat Pengelolaan Laboratorium 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Pustakawan 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Pustakawan 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Pustakawan 4

peningkatan perekrutan kualifikasi Tenaga Pustakawan 4

Pengadaan tenaga pustakawan 4


Pengadaan tenaga pustakawan 4

diklat tenaga pustakawan 4

diklat tenaga pustakawan 4

diklat tenaga pustakawan 4


DIKLAT

DIKLAT

DIKLAT

pengembangan ekstrakurikuler minat dan bakat siswa 4


beasiswa prestasi dan siswa tidak mampu

beasiswa prestasi dan siswa tidak mampu


SKALA PRIORITAS (Tahun ke - )
Kebutuhan biaya Sumber daya
1 2 3

8,000,000 Komite, Yayasan v v v

30,000,000 komite yayasan v v v

20,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan

16,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan

40,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan
Komite, Yayasan v v v

32,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan
30,000,000 yayasan, siswa, tenaga v v v
kpendidikan
Komite, Yayasan v v v

32,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga


kependidikan
Komite, Yayasan v v v
6,000,000 siswa, tenaga kependidikan, v

Komite, Yayasan v v v

32,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan
8,000,000 Komite, Yayasan v v v

4,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v


kependidikan
8,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v
kependidikan
20,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v
kependidikan
Komite, Yayasan v v v

10,000,000 v v v
3,000,000 Komite, Yayasan, siswa, tenaga v v v
kependidikan
8,000,000 Komite, Yayasan v v v

8,000,000 Komite, Yayasan v v v


8,000,000 Komite, Yayasan v v v

10,000,000 komite, yayasan. Siswa, tenaga v v v


kependidikan
6,000,000 yayasan, siswa, tenaga v
kpendidikan

Komite, Yayasan v v v

10.000.000 Komite, Yayasan v v v

40.000.000 orangtua siswa v v v

40.000.000 orangtua siswa v v v

500.000.000 orangtua siswa v v v

500.000.000 orangtua siswa v v v


500.000.000 orangtua siswa v v v
20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v


20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

6,000,000 yayasan, tenaga kependidikan, v v v


siswa

4,800,000 yayasan, tenaga kependidikan, v v v


siswa

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000.000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidika v v v


20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v


20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

6,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

6,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

8,000,000 yayasan, tenaga kependidikan v v v

20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v


20.000.000 Komite, Yayasan,APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan,APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan,APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
20.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v
10.000.000 Komite, Yayasan, APBN v v v

5.000.000 yayasan v v v

5.000.001 yayasan v v v

5.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v
6.000.000 yayasan v v v

24.000.000 yayasan v v v

6.000.000 yayasan v v v

24.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v
yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v
6000000 yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v
4.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v
yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v
yayasan v v v

yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v
yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

yayasan v v v

4.000.000 yayasan v v v
25000000 yayasan, tenaga kependidikan v v v
AS (Tahun ke - )
4

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v

v
v
RENCANA PEMENUHAN MUTU/RENCANA KERJA JANGKA
TAHUN 2019-2023

Nama Sekolah : SMK Kesehatan Juang Kencana


Kecamatan : Cicantayan
Kabupaten : Sukabumi

Standar/ Indikator dan Sub Indikator Rekomendasi* Program Kegiatan Volume

1 Standar Kompetensi Lulusan 0


1.1. Lulusan memiliki kompetensi 0
pada dimensi sikap
1.1.1. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap beriman dan dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
bertakwa kepada Tuhan YME penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

Pembiasaan kegiatan Pengembangan budi 4


yang menguatkan pekerti dan keagamaan
karakter siswa
Mengadakan kegiatan Bakti sosial 4
siswa meningkatkan
keimanan dan
ketakwaan
Mengadakan kegiatan Kegiatan pesantren kilat 4
siswa meningkatkan
keimanan dan
ketakwaan
Kegiatan PHBI 4
1.1.2. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap berkarakter dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

program kegiatan LDK (latihan dasar 4


peningkatan karakter kependidikan)
siswa

bimbingan konseling 4
siswa
1.1.3. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap disiplin dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

program kegiatan LDK (latihan dasar 4


peningkatan karakter kepemimpinan)
siswa

1.1.4. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap santun dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap
Pembiasaan kegiatan sholat dhuha 4
yang menguatkan berjamaah, sholat
karakter siswa dhuhur berjamaah
1.1.5. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap jujur dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

program kegiatan LDK (latihan dasar 4


peningkatan karakter kepemimpinan)
siswa
1.1.6. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap peduli dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

Pembiasaan kegiatan kerja bakti lingkungan 4


yang menguatkan sekolah
karakter siswa

Berbagi takjil ramadhan 4

Pembiasaan kegiatan Bakti sosial & 4


yang menguatkan penyuluhan
karakter siswa
1.1.7. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap percaya diri dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

lomba ekskul 4
Sekolah berprestasi lomba akademik 4

1.1.8. Memiliki perilaku yang Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
mencerminkan sikap dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
bertanggungjawab penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap
1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
sejati sepanjang hayat dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani Guru merasa terbebani Program Penguatan Bimtek Pelaksanaan 4
dan rohani dalam memberikan Karakter Penguatan Karakter
penilaian sikap karena Siswa
instrumen dan prosedur
yang rumit dan kurang
dipahami

Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah

Sekolah perlu
mengoptimalkan fokus
dan perencanaan
pengelolaan sekolah
terkait pengembangan
perilaku dan sikap

peningkatan kegiatan lomba olahraga 4


karakter
sholat dhuha 4
berjamaah, sholat
dhuhur berjamaah
1.2. Lulusan memiliki kompetensi 0
pada dimensi pengetahuan
1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, Sekolah harus Program Penguatan Workshop Metode 4
prosedural, konseptual, megarahkan gaya dan Pedagogik Guru Pembelajaran
metakognitif metode pembelajaran
yang diterapkan kepada
bakat, minat dan
kemampuan belajar
siswa.

Sekolah menjamin
Ketersediaan dan
kondisi sarana
prasarana agar
memadai

1.3. Lulusan memiliki kompetensi 0


pada dimensi keterampilan
1.3.1. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah harus Melaksanakan tes Melaksanakan tes 4
bertindak kreatif memfokuskan dan bakat dan minat pada bakat dan minat pada
merencanakan secara masing-masing jurusan masing-masing jurusan
optimal mengenai
fasilitasi
pengembangan
keterampilan siswa

Sekolah perlu
menjamin ketersediaan
dan kondisi sarana
prasarana agar
memadai

1.3.2. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah perlu Study lapangan Kunjungan ke industri 4
bertindak produktif mengopimalkan DU/DI
fasilitasi
pengembangan
keterampilan siswa agar
lebih terfokus dan
terencanakan

1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah perlu Study lapangan mendokumentasikan 4
bertindak kritis mengopimalkan dan mencatat kegiatan
fasilitasi study lapangan
pengembangan
keterampilan siswa agar
lebih terfokus dan
terencanakan

1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah perlu Study lapangan Praktekkerja industri 4
bertindak mandiri mengopimalkan (prkaerin) ke DU/DI,
fasilitasi serta membuat laporan
pengembangan hasil study lapangan.
keterampilan siswa agar
lebih terfokus dan
terencanakan
1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah perlu Study lapangan Praktekkerja industri 4
bertindak kolaboratif mengopimalkan (prkaerin) ke DU/DI,
fasilitasi serta membuat laporan
pengembangan hasil study lapangan.
keterampilan siswa agar
lebih terfokus dan
terencanakan

1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan Sekolah perlu Study lapangan Praktekkerja industri 4
bertindak komunikatif mengopimalkan (prkaerin) ke DU/DI,
fasilitasi serta membuat laporan
pengembangan hasil study lapangan.
keterampilan siswa agar
lebih terfokus dan
terencanakan

2 Standar Isi 0
2.1. Perangkat pembelajaran sesuai 0
rumusan kompetensi lulusan

2.1.1. Memuat karakteristik kompetensi Sekolah perlu


sikap meningkatkan pemahan
guru terkait kompetensi
sikap siswa secara
menyuluruh.

2.1.2. Memuat karakteristik kompetensi Sekolah perlu


pengetahuan meningkatkan
kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran dan
meningkatkan
pemahaman guru
terkait kompetensi
pengetahuan secara
menyeluruh

2.1.3. Memuat karakteristik kompetensi Sekolah perlu


keterampilan meningkatkan
kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran dan
meningkatkan
pemahaman guru
terkait kompetensi
keterampilan secara
menyeluruh
2.1.4. Menyesuaikan tingkat kompetensi Sekolah perlu
siswa meningkatkan
Kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran.

Sekolah perlu
memperhatikan
perkembangan
psikologis anak, lingkup
dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi
sekolah dan lingkungan
siswa

2.1.5. Menyesuaikan ruang lingkup Sekolah perlu


materi pembelajaran meningkatkan
Kompetensi guru dalam
penyusunan perangkat
pembelajaran.

Sekolah perlu
memperhatikan
perkembangan
psikologis anak, lingkup
dan kedalaman,
kesinambungan, fungsi
sekolah dan lingkungan
siswa

2.2. Kurikulum Tingkat Satuan 0


Pendidikan dikembangkan sesuai
prosedur
2.2.1. Melibatkan pemangku Sekolah perlu
kepentingan dalam meningkatkan
pengembangan kurikulum pengetahuan dan
pemahaman unsur
dalam tim pengembang
kurikulum mengenai
pedoman
pengembangan
kurikulum sekolah agar
mau terlibat mendalam.

2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar Sekolah perlu terus


penyusunan menjaga motivasi kuat
dalam memahami
acuan kerangka dasar
penyusunan KTSP.
2.2.3. Melewati tahapan operasional Sekolah perlu
pengembangan meningkatkan
pemahaman mengenai
tahapan yang harus
dilalui dalam
pengembangan KTSP

2.2.4. Memiliki perangkat kurikulum Sekolah perlu


tingkat satuan pendidikan yang menyediakan akses
dikembangkan sistem informasi
manajemen yang
dimiliki sekolah
terhadap perangkat
KTSP

2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum 0


sesuai ketentuan
2.3.1. Menyediakan alokasi waktu Sekolah harus lebih
pembelajaran sesuai struktur konsisten dalam
kurikulum yang berlaku memenuhi Hari efektif
pembelajaran sesuai
alokasi waktu yang
ditentukan.

2.3.2. Mengatur beban belajar Sekolah perlu


bedasarkan bentuk pendalaman mengoptimalkan
materi Kompetensi pedagogik
pendidik sehingga
pendalaman materi
tidak monoton searah

2.3.3. Menyelenggarakan aspek Sekolah perlu


kurikulum pada muatan lokal memprioritaskan
muatan lokal dengan
mengintegrasikan
aspek kurikulum
2.3.4. Melaksanakan kegiatan Sekolah perlu
pengembangan diri siswa mingkatkan kompetensi
pembinaan siswa bagi
pendidik sehingga
miinat dan bakat siswa
dapat tersalurkan

3 Standar Proses 0
3.1. Sekolah merencanakan proses 0
pembelajaran sesuai ketentuan
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah Sekolah perlu lebih peningkatan penguatan workshop perangkat 4
dikembangkan meningkatkan pedagogik guru pemmblajaran
kemampuan pendidik
dalam mengembankan
silabus sesuai Standar
Kompetensi Lulusan,
Standar Isi
dan Panduan
Penyusunan KTSP
untuk satuan
pendidikan dasar dan
menengah sesuai
dengan pola
pembelajaran pada
setiap tahun ajaran
tertentu

3.1.2. Mengarah pada pencapaian Sekolah perlu lebih workshop perangkat 4


kompetensi meningkatkan pemmblajaran
kemampuan pendidik
dalam mengembankan
silabus sehingga
kegiatan pembelajaran
siswa tidak terarah
untuk mencapai
kompetensi dasar dan
siswa dapat mencapai
kompetensi dasar yang
sesuai dengan
karakteristiknya.

3.1.3. Menyusun dokumen rencana Sekolah perlu workshop perangkat 4


dengan lengkap dan sistematis meningkatkan pemmblajaran
pemahaman pendidik
dalam mekasnisme
penyusunan RPP
sehingga kemampuan
pendidik dalam
menyusun RPP secara
mandiri lebih meningkat
pula

3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari Sekolah perlu workshop perangkat 4


kepala sekolah dan pengawas megoptimalkan pemmblajaran
sekolah pengawasan proses
pembelajaran sehingga
tidndak lanjut
pengembangan
keprofesionalan
pendidik secara
berkelanjutan bisa
optimal pula

3.2. Proses pembelajaran 0


dilaksanakan dengan tepat
3.2.1. Membentuk rombongan belajar Sekolah perlu promosi sekolah penyuluhan ke SMP 4
dengan jumlah siswa sesuai meningkatkan kuantitas
ketentuan rombel belajar dengan
jumlah siswa sehingga
suasanabelajar bisa
lebih kondusif dan
terkontrol

3.2.2. Mengelola kelas sebelum sekolah perlu peningkatan penguatan penyebaran angket 4
memulai pembelajaran meningkatkan kualitas kualitas akademik evaluasi akademik
supervisi akademik
yang dilakukan secara
berkala

3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu Sekolah perlu peningkatan penguatan workshop model 4
meningkatkan pedagogik guru pembelajaran
pemahaman pendidik
dalam mendorong
siswa mencari tahu
serta meningkatkan
pemahaman mengenai
model pembelajaran
berbasis
penyingkapan/penelitia
n

3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan Sekolah perlu peningkatan penguatan workshop penyusunan 4
pendekatan ilmiah meningkatkan pendidik pedagogik guru perencanaan
dalam menyusun pembelajaran
perencanaan
pembelajaran yang
memuat secara
menyeluruh mengenai
arah dan fasilitasi
pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah
pendidik merasa mudah
dalam menentukan
strategi pembelajaran
yang mampu
mengarahkan dan
memfasilitasi
pembelajaran.
3.2.5. Melakukan pembelajaran Sekolah perlu workshop penyusunan 4
berbasis kompetensi mengoptimalkan perencanaan
kemampuan pendidik pembelajaran dan
dalam melakukan model pembelajaran
penilaian serta
meningkatkan
kemampuan pendidik
dalam menemukan
strategi yang tepat
untuk mengatasi siswa
yang terkendala dalam
menguasai
pembelajaran.

3.2.6. Memberikan pembelajaran Sekolah perlu workshop penyusunan 4


terpadu meningkatkan perencanaan
kemampuan pendidik pembelajaran
dalam mengembangkan
konten pembelajaran
yang mengintegrasikan
antar disiplin ilmu

3.2.7. Melaksanakan pembelajaran Sekolah meningkatkan workshop tentang 4


dengan jawaban yang kemampuan pendidik metode pembelajaran
kebenarannya multi dimensi; dalam pemilihan
permasalahan yang
dapat dijadikan sebagai
studi kasus dalam
pembelajaran

3.2.8. Melaksanakan pembelajaran sekolah harus bisa workshop tentang 4


menuju pada keterampilan memberikan stimlusus metode pembelajaran
aplikatif untuk meningkatkan
kreatifitas pendidik
dalam mengembangkan
kreatifitas siswa

3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan Sekolah perlu workshop tentang 4


siswa sebagai pembelajar mengintegrasikan metode pembelajaran
sepanjang hayat Pembinaan karakter
siswadalam
pembelajaran
intrakurikuler dengan
baik

3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa Sekolah perlu workshop tentang 4


saja adalah guru, siapa saja meningkatkan fasilitasi metode pembelajaran
adalah siswa, dan di mana saja lebih lanjut dan
adalah kelas. meningkatkan
kemampuan pendidik
dalam megendalikan
kelas
3.2.11. Mengakui atas perbedaan Sekolah perlu workshop tentang 4
individual dan latar belakang meningkatkan metode pembelajaran
budaya siswa. kemampuan pendidik
dalam mennetukan
strategi yang efektif
dalam pembelajaran
sehingga proses belajar
melingkupi perbedaan
individu dan latar
belakang budaya siswa

3.2.12. Menerapkan metode Sekolah workshop tentang 4


pembelajaran sesuai karakteristik perlumeningkatkan metode pembelajaran
siswa sarana dan prasana
yang mendukung
metode pembelajaran
sesuai karakteristik
siswa

Sekolah perlu
meningkatkan
kemampuan pendidik
dalam memilih metode
pembelajaran sesuai
karakteristik siswa

3.2.13. Memanfaatkan media Sekolah perlu workshop tentang 4


pembelajaran dalam meninghkatkan metode pembelajaran
meningkatkan efisiensi dan kemampuan pendidik
efektivitas pembelajaran dalam memilih metode
pembelajaran yang
mengarah pada
efisiensi dan efektivitas
pembelajaran

3.2.14. Menggunakan aneka sumber sekolah perlu workshop tentang 4


belajar meningkatkan metode pembelajaran
kemampuan pendidik
dalam memilih metode
pembelajaran terutama
dalam penggunaan
aneka sumber belajar

3.2.15. Mengelola kelas saat menutup Sekolah lebih workshop tentang 4


pembelajaran mengoptimalkan metode pembelajaran
supervisi akademik

Sekolah perlu
meningkatkan
kemampuan pendidik
dalam mengefektifkan
waktu pembelajaran
dengan baik.
3.3. Pengawasan dan penilaian 0
otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran
3.3.1. Melakukan penilaian otentik Sekolah perlu workshop penyusunan 4
secara komprehensif meningkatkan perencanaan
pemahaman pendidik pembelajaran
mengenai prosedur
penilaian otentik
dengan baik sehingga
guru tidak kesulitan
dalam memperbaiki
pembelajaran

3.3.2. Memanfaatkan hasil penilaian Sekolah perlu peningkatan workshop penyusunan 4


otentik meningkatkan pemahaman pendidik perencanaan
pemahaman pendidik pembelajaran
mengenai prosedur
penilaian otentik
dengan baik sehingga
jumlah guru yang
memahami penilaian
otentik bertambah

3.3.3. Melakukan pemantauan proses Sekolah perlu supervisi supervisi kelas dalam 4
pembelajaran meningkatkan pross pembelajaran
komitemen kepala
sekolah dalam
pelaksanaan supervisi
secara berkala dan
sistematis

3.3.4. Melakukan supervisi proses Sekolah perlu supervisi supervisi kelas 4


pembelajaran kepada guru meningkatkan
komitemen kepala
sekolah dalam
pelaksanaan supervisi
secara berkala dan
sistematis

3.3.5. Mengevaluasi proses 0


pembelajaran
3.3.6. Menindaklanjuti hasil Sekolah perlu malkuka evaluasi penyusunan hasil 4
pengawasan proses plaporan hasil monitoring/supervisi
pembelajaran pengawasan secara
menyeluruh dan dapat
diakses oleh pemangku
kepentingan sehingga
tindaklanjut dapat
dilakukan dengan baik

4 Standar Penilaian Pendidikan 0


4.1. Aspek penilaian sesuai ranah 0
kompetensi
4.1.1. Mencakup ranah sikap, Sekolah menyusun Mengkoordinasikan Mengupayakan 4
pengetahuan dan keterampilan perangkat penilaian perangkat penilaian kegiatan MGMP di
terutama penilaian dalam maupun diluar
sikap dengan indikator sekolah
yang lengkap

4.1.2. Memiliki bentuk pelaporan sesuai Sekolah perlu Program Penguatan workshop teknik dan 4
dengan ranah memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
kemampuan pendidik
terhadap proses
penilaian secara
maksimal

4.2. Teknik penilaian obyektif dan 0


akuntabel
4.2.1. Menggunakan jenis teknik Sekolah Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian yang obyektif dan memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
akuntabel pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian

Sekolah perlu
mengembangkan
perangkat penilaian

4.2.2. Memiliki perangkat teknik Sekolah Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian lengkap memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian

Sekolah perlu
mengembangkan
perangkat penilaian

4.3. Penilaian pendidikan 0


ditindaklanjuti
4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan Sekolah Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian

4.3.2. Melakukan pelaporan penilaian Sekolah Program Penguatan workshop teknik dan 4
secara periodik memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian

4.4. Instrumen penilaian 0


menyesuaikan aspek
4.4.1. Menggunakan instrumen Sekolah perlu menjaga Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian aspek sikap tingkat kemampuan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pendidik dalam
menyusun instrumen
peniaian dengan benar

Rasio guru dan siswa


dijaga sesuai dengan
ketentuan rasioa SNP

4.4.2. Menggunakan instrumen Sekolah perlu menjaga Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian aspek pengetahuan tingkat kemampuan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pendidik dalam
menyusun instrumen
peniaian dengan benar

Rasio guru dan siswa


dijaga sesuai dengan
ketentuan rasioa SNP
4.4.3. Menggunakan instrumen Sekolah perlu menjaga Program Penguatan workshop teknik dan 4
penilaian aspek keterampilan tingkat kemampuan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pendidik dalam
menyusun instrumen
peniaian dengan benar

Rasio guru dan siswa


dijaga sesuai dengan
ketentuan rasioa SNP

4.5. Penilaian dilakukan mengikuti 0


prosedur
4.5.1. Melakukan penilaian berdasarkan Sekolah perlu Program Penguatan workshop teknik dan 4
penyelenggara sesuai prosedur memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian
4.5.2. Melakukan penilaian berdasarkan Sekolah perlu Program Penguatan workshop teknik dan 4
ranah sesuai prosedur memaksimalkan Pedagogik Guru instrumen penilaian
pemahaman pendidik
terhadap proses
penilaian

4.5.3. Menentukan kelulusan siswa Sekolah harus Program sosialisasi sosialisasi tentang 4
berdasarkan pertimbangan yang melakukan percepatan tentang peraturan peraturan sekolah
sesuai akses informasi tentang sekolah
peraturan pendidikan

5 Standar Pendidik dan Tenaga 0


Kependidikan
5.1. Ketersediaan dan kompetensi 0
guru sesuai ketentuan
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 Sekolah perlu Program peningkatan parekrutan TPK 4
meningkatkan perekrutan kualifikasi
komitmen dalam TPK
meekrut guru degan
kualifikasi minimun
sehingga kedalam
substansi materi
pembelajran bisa
maksimal

5.1.2. Rasio guru kelas terhadap Penyelenggara Program peningkatan perekrutan tendik 4
rombongan belajar seimbang pendidikan perlu perekrutan kualifikasi sesuai dengan rombel
mningkatkan komitmen TPK
dalam mewujudkan
rasio guru terhadap
rombel

5.1.3. Tersedia untuk tiap mata Penyelenggara Program peningkatan perekrutan tendik 4
pelajaran pendidikan perlu perekrutan kualifikasi sesuai dengan mata
meningktakan TPK pelajaran
komitemen terhadap
ketersedian guru untuk
tiap mata pelaaran

5.1.4. Bersertifikat pendidik Sekolah perlu program Pengajuan Pengajuan serifikasi 4


melakukan ajuan Sertifikasi guru guru
sertifikasi pendidik
secara bertahap
5.1.5. Berkompetensi pedagogik Sekolah perlu Program Supervisi supervisi kelas 4
minimal baik meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi pedagogik

Sekolah perlu
engembangkan
paradigma guru dalam
pengembangan

Penyelenggara
pendidikan perlu
menindaklanjunti proses
pengawasn dan
pembinaan kepala
sekolah dan pengawas
5.1.6. Berkompetensi kepribadian Sekolah perlu program penguatan Pengajian Rutin 4
minimal baik membentuk paradigma karakter TPK
guru dalam
pengembangan
kompetensi kepribadian

Lembaga penjamin
mutu perlu
meningkatkan
komitmen untuk
melakukan penyegaran
kepada para guru

5.1.7. Berkompetensi profesional Pendidik perlu Program supervisi supervisi 4


minimal baik meningkatkan
pemahaman tentang
kompetensi profesional

Sekolah perlu
membentuk paradigma
guru terhadap
kompetensi profesional

Penlenggra pendidikan
perlu menindaklanjuti
proses pengawasan
dan pembinaan dari
kepala sekolah dan
pengawas

5.1.8. Berkompetensi sosial minimal Pendidik perlu program penguatan Pengajian Rutin 4
baik meningkatkan karakter TPK
pemahaman tentang
kompetensi kepribadian

Sekolah perlu
membentuk paradigma
guru terhadap
kompetensi sosial

Penyelenggara
pendidikan perlu
menindaklanjuti proses
pengawasan dan
pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas

5.2. Ketersediaan dan kompetensi 0


kepala sekolah sesuai ketentuan
5.2.1. Berkualifikasi minimal S1/D4 Penyelenggara sekolah 4
perlu memiliki komitmen
untuk menjaga
kualifikasi minimal
kepalasa sekolah

5.2.2. Berusia sesuai kriteria saat Penyelenggra sekolah Program Pemilihan Pemilihan Kepala 4
pengangkatan perlu melakukan seleksi Kepala sekolah sekolah
bakal calon kepala
sekolah dan melakukan
penyiapan kepala
sekolah

5.2.3. Berpengalaman mengajar selama Penyelenggra sekolah Program Pemilihan Pemilihan Kepala 4
yang ditetapkan perlu melakukan seleksi Kepala sekolah sekolah
bakal calon kepala
sekolah dan melakukan
penyiapan kepala
sekolah

5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau Penyelenggra sekolah 4


setara perlu melakukan seleksi
bakal calon kepala
sekolah dan melakukan
penyiapan kepala
sekolah

Penyelenggara sekolah
perlu menyusun
pedoman angka kredit
dan pangkat/golongan

5.2.5. Bersertifikat pendidik Penyelenggara sekolah Program Pemilihan Pemilihan Kepala 4


perlu memiliki komitmen Kepala sekolah sekolah
yang kuat dalam
perekrutan kepala
sekolah

5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah Penyelenggara sekolah 4


perlu memiliki komitmen
yang kuat dalam
perekrutan kepala
sekolah dengan
mengikuti aturan

5.2.7. Berkompetensi kepribadian Sekolah perlu program penguatan 4


minimal baik meningkatkan karakter kepala Sekolah
pemahaman
kompetensi kepibadian
kepala sekolah

Sekolah perlu
membentk paradigma
kepala sekolah
terhadap kompetensi
kepribadian
5.2.8. Berkompetensi manajerial Sekolah perlu Program Diklat Kepala Diklat managerial 4
minimal baik meningkatkan Sekolah Kepala Sekolah
pemahaman tentang
kompetensi manajrial
kepala sekolah

Sekolah perlu
membentuk paradigma
kepala sekolah
kompetensi mnajerial
kepala sekolah

Penyelnggara sekolah
perlu meningkatakn
komitmen kepala
sekolah

5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan Penyelenggara sekolah 4


minimal baik perlu meningkatkan
pemahamn tentang
kompetensi
kewirausahaan kepala
sekolah

Penyelenggara sekolah
perlu membentuk
paradigma kepala
sekolah terhadap
kompetensi
kewirausahaan kepala
sekolah

Penyelenggara sekolah
perlu meningkatkan
komitmen kepala
sekolah
5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal Penyelenggara sekolah Program Supervisi Supervisi 4
baik perlu meningkatkan
oemahaman kepala
sekolah tenatang
kompetensi supervisi

Penyelenggara sekolah
perlu membentuk
paradigma kepala
seklah terhadap
kompetensi supervisi

Kepala sekolah perlu


melakukan pembagian
tugas kepada wakilnya
sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya

5.2.11. Berkompetensi sosial minimal Penyelenggara sekolah program penguatan penguatan karakter 4
baik perlu meningkatkan karakter kepala Sekolah kepala Sekolah
pemahaman kepala
sekolah tentang
kompetensi sosial

5.3. Ketersediaan dan kompetensi 0


tenaga administrasi sesuai
ketentuan
5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Sekolah perlu Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Administrasi menyiapkan dana perekrutan kualifikasi kualifikasi tenaga
terkait perekrutan Tenaga administrasi adminstrasi
kepala tata usaha
profesional

Penyelengara sekolah
perlu meningkatkan
komitmen dalam
merekru kepala tata
usaha

5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Sekolah perlumembagi Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Administrasi berkualifikasi tugas berdasarkan perekrutan kualifikasi kualifikasi tenaga
minimal SMK/sederajat tupoksinya. Tenaga administrasi adminstrasi

5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Sekolah perlu Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Administrasi bersertifikat meningkatkan perekrutan kualifikasi kualifikasi tenaga
kemampuan kepala Tenaga administrasi adminstrasi
TAS sesuai kompetensi
sertifikasi TAS

5.3.4. Tersedia Tenaga Pelaksana Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Urusan Administrasi pendidikan selaku perekrutan kualifikasi kualifikasi tenaga
pengelola sumber daya Tenaga administrasi adminstrasi
manusia perlu
memperhatikan tenaga
kependidikan
5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana ❖ Penyelenggara 4
Urusan Administrasi pendidikan selalu
berpendidikan sesuai ketentuan pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga pelaksana
administrasi.

5.3.6. Berkompetensi kepribadian ❖ Penyelenggara program penguatan Diklat 4


minimal baik pendidikan selalu karakter tenaga
pengelola sumber daya administrasi
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga pelaksana
administrasi. Sehingga
tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi

5.3.7. Berkompetensi sosial minimal ❖ Penyelenggara program penguatan 4


baik pendidikan selalu karakter tenaga
pengelola sumber daya administrasi
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga pelaksana
administrasi. Sehingga
tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi
5.3.8. Berkompetensi teknis minimal ❖ Penyelenggara program Diklat tenaga Diklat 4
baik pendidikan selalu administrasi
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga pelaksana
administrasi. Sehingga
tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi

5.3.9. Berkompetensi manajerial ❖ Penyelenggara program Diklat tenaga Diklat 4


minimal baik pendidikan selalu administrasi
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga pelaksana
administrasi. Sehingga
tenaga kependidikan
bisa lebih fokus pada
kompetensi

5.4. Ketersediaan dan kompetensi 0


laboran sesuai ketentuan
5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Laboratorium pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Laboratorium Laboratorium
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Laboratorium berkualifikasi sesuai pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Laboratorium Laboratorium
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
kepala tenaga laboran
5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Laboratorium bersertifikat pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Laboratorium Laboratorium
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Laboratorium berpengalaman pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
sesuai pengelola sumber daya Tenaga Laboratorium Laboratorium
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
kepala tenaga laboran

5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4
pendidikan selalu tenaga Laboran Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
kepala tenaga teknisi
laboran

5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4
berpendidikan sesuai ketentuan pendidikan selalu tenaga Laboran Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga teknisi laboran

5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4


pendidikan selalu tenaga Laboran Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga laboran
5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4
berpendidikan sesuai ketentuan pendidikan selalu tenaga Laboran Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga laboran

5.4.9. Berkompetensi kepribadian ❖ Penyelenggara program penguatan 4


minimal baik pendidikan selalu Karakter Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga laboran

5.4.10. Berkompetensi sosial minimal ❖ Penyelenggara program penguatan 4


baik pendidikan selalu Karakter Laboran
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
menyediakan dana
untuk menyediakan
tenaga laboran

5.4.11. Berkompetensi manajerial ❖ Penyelenggara Program Diklat Untuk Diklat Pengelolaan 4


minimal baik pendidikan selalu Laboran Laboratorium
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
meningkatkan
laboratorium yang
kurang memadai

5.4.12. Berkompetensi profesional ❖ Penyelenggara Program Diklat Untuk Diklat Pengelolaan 4


minimal baik pendidikan selalu Laboran Laboratorium
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

❖ sekolah perlu
meningkatkan
laboratorium yang
kurang memadai

5.5. Ketersediaan dan kompetensi 0


pustakawan sesuai ketentuan
5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4
Pustakawan pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Pustakawan Pustakawan
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Pustakawan berkualifikasi sesuai pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Pustakawan Pustakawan
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan.

5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Pustakawan bersertifikat pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
pengelola sumber daya Tenaga Pustakawan Pustakawan
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan terutama
penyediaan Kepala
tenaga pustakawan
bersertifikat

5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga ❖ Penyelenggara Program peningkatan peningkatan perekrutan 4


Pustakawan berpengalaman pendidikan selalu perekrutan kualifikasi kualifikasi Tenaga
sesuai pengelola sumber daya Tenaga Pustakawan Pustakawan
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan terutama
penyediaan Kepala
tenaga pustakawan
bersertifikat

5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4


pendidikan selalu tenaga pustakawan pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan ❖ Penyelenggara Program Pengadaan Pengadaan tenaga 4


berpendidikan sesuai ketentuan pendidikan selalu tenaga pustakawan pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.7. Berkompetensi manajerial ❖ Penyelenggara program diklat tenaga diklat tenaga 4


minimal baik pendidikan selalu pustakawan pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.8. Berkompetensi pengelolaan ❖ Penyelenggara program diklat tenaga diklat tenaga 4


informasi minimal baik pendidikan selalu pustakawan pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan
5.5.9. Berkompetensi kependidikan ❖ Penyelenggara Program pengutan 4
minimal baik pendidikan selalu karakter Pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.10. Berkompetensi kepribadian ❖ Penyelenggara Program pengutan 4


minimal baik pendidikan selalu karakter Pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.11. Berkompetensi sosial minimal ❖ Penyelenggara Program pengutan 4


baik pendidikan selalu karakter Pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

5.5.12. Berkompetensi pengembangan ❖ Penyelenggara program diklat tenaga diklat tenaga 4


profesi minimal baik pendidikan selalu pustakawan pustakawan
pengelola sumber daya
manusia perlu lebih
memperhatikan tenaga
kependidikan

6 Standar Sarana dan Prasarana 0


Pendidikan
6.1. Kapasitas daya tampung sekolah 0
memadai
6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan Penyelenggara sekolah
belajar yang sesuai dan memadai perlu meningkatkan
mutu sekolah

Sekolah perlu
menambah
pemahaman
penyelenggara
pendidikan terkait
batasan kapasitas
rombongan belajar dan
penentuan
pembangunan unit
sekolah baru

penylenggara sekolah
perlu mencari lahan
untuk pembangunin unit
kelas baru

6.1.2. Rasio luas lahan sesuai dengan penylenggara sekolah


jumlah siswa perlu mencari lahan
untuk pengembangan
sarana prasana sekolah
6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi penylenggara sekolah
persyaratan perlu mencari lahan
untuk pengembangan
sarana prasana sekolah

6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai penylenggara sekolah


dengan jumlah siswa perlu mencari lahan
untuk pengembangan
sarana prasana sekolah

6.1.5. Kondisi bangunan sekolah Sekolah perlu memiliki


memenuhi persyaratan blue print master plan
pengembangan sarana
dan prasana sekolah
sesuai dengan standar
yang telah ditentukan
sehingga bisa
mengukur kebutuhan
biaya yang diperlukan

6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai Penyelenggara sekolah


ketentuan menambah luas lahan
bangunan dan tanah
untuk pengembangan
sarana dan prasarana
dengan mengacu pada
ketentuan yang berlaku

6.2. Sekolah memiliki sarana dan 0


prasarana pembelajaran yang
lengkap dan layak
6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai Penyelenggara sekolah
standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan
pemeliharaan sarana
dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah

Warga sekolah perlu


memiliki sikap tanggung
jawab untuk menjaga
fasilitas sekolah
6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai Penyelenggara sekolah
standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan
pemeliharaan sarana
dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah

Warga sekolah perlu


memiliki sikap tanggung
jawab untuk menjaga
fasilitas sekolah

6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan Penyelenggara sekolah


sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- melakukan
pemeliharaan sarana
dan prasarana secara
berlakala
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

Warga sekolah perlu


memiliki sikap tanggung
jawab untuk menjaga
fasilitas sekolah
6.2.4. Memiliki tempat Penyelenggara sekolah
bermain/lapangan sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.2.5. Memiliki laboratorium biologi Penyelenggara sekolah


sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.2.6. Memiliki laboratorium fisika Penyelenggara sekolah


sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan
6.2.7. Memiliki laboratorium kimia Penyelenggara sekolah
sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.2.8. Memiliki laboratorium komputer Penyelenggara sekolah


sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.2.9. Memiliki laboratorium bahasa Penyelenggara sekolah


sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.2.10. Kondisi ruang kelas layak pakai 0

6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak 0


pakai
6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak 0
pakai
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan 0
layak pakai
6.2.14. Kondisi laboratorium biologi layak 0
pakai
6.2.15. Kondisi laboratorium fisika layak 0
pakai
6.2.16. Kondisi laboratorium kimia layak 0
pakai
6.2.17. Kondisi laboratorium komputer 0
layak pakai
6.2.18. Kondisi laboratorium bahasa 0
layak pakai
6.3. Sekolah memiliki sarana dan 0
prasarana pendukung yang
lengkap dan layak
6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai Penyelenggara sekolah
standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai Penyelenggara sekolah


standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai Penyelenggara sekolah


standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan
6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai Penyelenggara sekolah
standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar Penyelenggara sekolah


perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar Penyelenggara sekolah


perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan
6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai Penyelenggara sekolah
standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.8. Memiliki ruang tata usaha sesuai Penyelenggara sekolah


standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.9. Memiliki ruang konseling sesuai Penyelenggara sekolah


standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan
6.3.10. Memiliki ruang organisasi Penyelenggara sekolah
kesiswaan sesuai standar perlu:
- menambah luas lahan
dan bangunan agar
jumlah siswa dan
rombel tidak melebihi
kapasitas
- mencari investor
sehingga tidak
bergantung pada
bantuan pemerintah
- menuangkan
pengelolaan sarana
prasarana ke dalam
master plan

6.3.11. Menyediakan kantin yang layak Sekolah berkomunikasi


dengan pedagang
tentang pengelolaan
kantin mengarah pada
bisnis centre

6.3.12. Menyediakan tempat parkir yang sekolah


memadai mengembangkan
tempat parkir menjadi
tempat parkir terpadu
dengan taman
6.3.13. Menyediakan unit kewirausahaan Sekolah membentuk
dan bursa kerja unit kewirausahaan
disesuaikan dengan
penjualan produk hasil
dari siswa sekolah

sekolah
mengembangkan BKK
menjadi bursa kerja
terbuka untuk pencari
kerja di lingkungan
sekolah

6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak 0


pakai
6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 0

6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 0

6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak 0


pakai
6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 0

6.3.19. Kondisi gudang layak pakai 0

6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak 0


pakai
6.3.21. Kondisi ruang tata usaha layak 0
pakai
6.3.22. Kondisi ruang konseling layak 0
pakai
6.3.23. Kondisi ruang organisasi 0
kesiswaan layak pakai
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 0

7.1. Sekolah melakukan perencanaan 0


pengelolaan
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan Penyelenggara sekolah program penguatan DIKLAT
yang jelas sesuai ketentuan perlu meningkatkan karakter
kemampuan kepala
sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

7.1.2. Mengembangkan rencana kerja Penyelenggara sekolah program penguatan DIKLAT


sekolah ruang lingkup sesuai perlu meningkatkan karakter
ketentuan kemampuan kepala
sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

7.1.3. Melibatkan pemangku Penyelenggara sekolah program penguatan DIKLAT


kepentingan sekolah dalam perlu meningkatkan karakter
perencanaan pengelolaan kemampuan kepala
sekolah sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan

Sekolah perlu
menyosialisasikan
proses perumusan

7.2. Program pengelolaan 0


dilaksanakan sesuai ketentuan
7.2.1. Memiliki pedoman pengelolaan Penyelenggara sekolah
sekolah lengkap perlu meningkatkan
kemampuan kepala
sekolah dalam
menjalankan tugas
kepemimpinan
7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan Penyelenggara sekolah Peningkatan pengembangan 4
layanan kesiswaan perlu meningkatkan pengembangan ekstrakurikuler minat
kemampuan kepala pelayanan kesiswaan dan bakat siswa
sekolah dalam sesuai bakat dan minat
menjalankan tugas siswa
kepemimpinan

Sekolah perlu
mengembangkan sisten
informasi manajemen
sekolah terkelola
dengan baik

Sekolah perlu
memasukan layanan
kesiswaan dalam
rencana kerja sekolah

7.2.3. Meningkatkan dayaguna pendidik Sekolah perlu


dan tenaga kependidikan meningkatkan
kemampuan kepala
sekolah dalam
enjalankan tugasnya

Sekolah merencanakan
program
pendayagunaan
pendidik dan tenaga
kependidikan dalam
rencana kerja sekolah

Sekolah melibatkan
dewan pendidik dalam
perencanaa
pengelolaan

7.2.4. Melaksanakan kegiatan evaluasi Sekolah


diri mengembangkan
prosedur evadir secara
mandiri
7.2.5. Membangun kemitraan dan Sekolah merencanakan
melibatkan peran serta kemitraan dengan
masyarakat serta lembaga lain lembaga relevan daam
yang relevan jangka waktu tertentu
dan berlanjut
7.2.6. Melaksanakan pengelolaan Sekolah perlu
bidang kurikulum dan kegiatan merencanakan program
pembelajaran pengelolaan bidang
kurikulum dan
pembelajaran dalam
budaya dan lingkungan
sekolah dengan
melibatkan warga
sekolah kemudian
menyosialisasikannnya

7.3. Kepala sekolah berkinerja baik 0


dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi Sekolah perlu
dengan baik meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.3.2. Berjiwa kepemimpinan Sekolah perlu
meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan Sekolah perlu
baik meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.3.4. Mengelola sumber daya dengan Sekolah perlu
baik meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.3.5. Berjiwa kewirausahaan Sekolah perlu
meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik Sekolah perlu
meningkatkan
Kualifikasi dan
kompetensi kepala
sekolah
7.4. Sekolah mengelola sistem 0
informasi manajemen
7.4.1. Memiliki sistem informasi Sekolah perlu
manajemen sesuai ketentuan melengkapi sarana dan
prasarana untuk
meningkatkan mutu SIM

Memberikan
penghargaan tambahan
kepada guru/tenaga
kependidikan yang
terlibat dalam
pengelolaan SIM

8 Standar Pembiayaan 0
8.1. Sekolah memberikan layanan 0
subsidi silang
8.1.1. Membebaskan biaya bagi siswa Sekolah perlu program beasiswa beasiswa prestasi dan
tidak mampu mengembangkan siswa tidak mampu
program subsidi silang
untuk membiayai siswa
yang tidak mampu

8.1.2. Memiliki daftar siswa dengan latar Sekolah memilii sistem


belakang ekonomi yang jelas informasi yang detail
mengenai siswa kurang
mampu di sekolah

8.1.3. Melaksanakan subsidi silang Sekolah perlu program beasiswa beasiswa prestasi dan
untuk membantu siswa kurang mengembangkan siswa tidak mampu
mampu program subsidi silang
untuk membiayai siswa
yang tidak mampu

8.2. Beban operasional sekolah 0


sesuai ketentuan
8.2.1. Memiliki biaya operasional non Sekolah perlu memiliki
personil sesuai ketentuan investor dan sistem
manjemen akuntansi
profesional
8.3. Sekolah melakukan pengelolaan 0
dana dengan baik
8.3.1. Mengatur alokasi dana yang Sekolah perlu memiliki
berasal dari komitmen dan integritas
APBD/APBN/Yayasan/sumber dalam mengatur dana
lainnya dari berbagai sumber
sehingga pengaturan
alokasi dana bisa
sesuai dengan
ketentuan

8.3.2. Memiliki laporan pengelolaan Sekolah perlu


dana meberikan bimbingan
dan arahan kepada
pengelola dana dalam
memnyusun laporan
8.3.3. Memiliki laporan yang dapat Sekolah perlu
diakses oleh pemangku mengembangkan
kepentingan sistem informasi
menejemen dengan
baik dan dapat diakses
oleh pemangku
kepentingan
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
UN 2019-2023

Kebutuhan biaya Sumber daya SKALA PRIORITAS (Tahun ke - )


1 2 3 4

8,000,000 Komite, Yayasan v v v v

30,000,000 komite yayasan v v v v

20,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan

16,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan

40,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan
Komite, Yayasan v v v v

32,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan

30,000,000 yayasan, siswa, v v v v


tenaga
kpendidikan
Komite, Yayasan v v v v

32,000,000 Komite, Yayasan,


siswa, tenaga
kependidikan

Komite, Yayasan v v v v
6,000,000 siswa, tenaga v
kependidikan,

Komite, Yayasan v v v v

32,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan
8,000,000 Komite, Yayasan v v v v

4,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan

8,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan

20,000,000 Komite, Yayasan, v v v v


siswa, tenaga
kependidikan
Komite, Yayasan v v v v

10,000,000 v v v v
3,000,000 Komite, Yayasan, v v v v
siswa, tenaga
kependidikan

8,000,000 Komite, Yayasan v v v v


8,000,000 Komite, Yayasan v v v v

8,000,000 Komite, Yayasan v v v v

10,000,000 komite, yayasan. v v v v


Siswa, tenaga
kependidikan
6,000,000 yayasan, siswa, v
tenaga
kpendidikan

Komite, Yayasan v v v v

10.000.000 Komite, Yayasan v v v v

40.000.000 orangtua siswa v v v v

40.000.000 orangtua siswa v v v v

500.000.000 orangtua siswa v v v v


500.000.000 orangtua siswa v v v v

500.000.000 orangtua siswa v v v v


20,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan
6,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan,
siswa

4,800,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan,
siswa

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000.000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan
20,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidika

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan
20,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan
20,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan

20,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

6,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

6,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan

8,000,000 yayasan, tenaga v v v v


kependidikan
20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v
APBN

20.000.000 Komite, v v v v
Yayasan,APBN
20.000.000 Komite, v v v v
Yayasan,APBN

20.000.000 Komite, v v v v
Yayasan,APBN
20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v
APBN

20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v


APBN
20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v
APBN

20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v


APBN
20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v
APBN

20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v


APBN
20.000.000 Komite, Yayasan, v v v v
APBN

10.000.000 Komite, Yayasan, v v v v


APBN
5.000.000 yayasan v v v v

5.000.001 yayasan v v v v

5.000.000 yayasan v v v v

yayasan v v v v

6.000.000 yayasan v v v v
24.000.000 yayasan v v v v

6.000.000 yayasan v v v v

24.000.000 yayasan v v v v
yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v
4.000.000 yayasan v v v v

yayasan v v v v
6,000,000 yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v
yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v

yayasan v v v v
4.000.000 yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v
yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v
yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v
yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v
yayasan v v v v

yayasan v v v v

yayasan v v v v

4.000.000 yayasan v v v v
25,000,000 yayasan, tenaga v v v v
kependidikan

Anda mungkin juga menyukai