Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE TERHADAP


PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS
X SMA NEGERI 2 LANGKE REMBONG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
A. Harso1, I. W. Suastra2, A.A.I.A R. Sudiatmika3
123
Program Studi pendidikan IPA, Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: aloisius.harso@pasca.undiksha.ac.id, wayan.suastra@pasca.undiksha.ac.id,
rai.sudiatmika@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis perbedaan pemahaman konsep fisika dan
sikap ilmiah antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengam model pembelajaran Heuristik Vee
dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. (2) Menganalisis
perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Heuristik
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. (3) Menganalisis perbedaan sikap
ilmiah antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran secara konvensional. Penelitian tergolong eksperimen semu dengan rancangan post-
test only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X semester 2 di SMA Negeri 2
Langke Rembong tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik simple random
sampling. Instrumen penelitian berupa tes pemahaman untuk mengukur kemampuan pemahaman
konsep fisika dan kuisioner untuk mengukur sikap ilmiah. Data dianalisis menggunakan statistik
deskriptif dan MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan
pemahaman konsep dan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Heuristik Vee dan model pembelajaran konvensional (F=23,773; p<0,05). (2) Terdapat
perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Heuristik Vee dan model pembelajaran konvensional (F=12,882; p<0,05). (3) Terdapat
perbedaan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran Heuristik
Vee dan model pembelajaran konvensional (F=39,349; p<0,05). Hasil uji lanjut dengan LSD
menunjukkan bahwa model pembelajaran Heuristik Vee lebih unggul dibandingkan dengan dan
model pembelajaran konvensional dalam hal pencapaian pemahaman konsep fisika dan sikap
ilmiah.

Kata kunci: Model Heuristik Vee, Pemahaman Konsep Fisika, Sikap Ilmiah

ABSTRACT
This study aims to: (1) analyze the difference of physics concept understanding and scientific attitude
in accordance together between students’ group who learned with Heuristic Vee learning model with
students’ group learned with conventional learning. (2) analyze the difference of physics concept
understanding between students who followed Heuristic Vee model with the students who followed
conventional learning model. (3) analyze the difference of scientific attitude between students who
followed Heuristic Vee learning model with the students who followed conventional learning. This
research was classified into quasi experiment with plan post-test only control group design. The
populatin of the research was students Grade X Second semester in SMAN 2 Langke Rembong.
Sample was taken with random sampling technique. The instruments that used in the research were
in the form of understanding test to measure the ability of students’ physics concept understanding
and questionnaire to measure students’ scientific attitude. Data were analyzed using statistic
descriptive and MANOVA one strip. The result of the research showed that: (1) there was difference
concept comprehension and scientific attitude between students’ group that learned with Heuristic
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

Vee learning model and conventional learning model (F=23, 773; p<0,05). (2) There was difference
concept understanding between students’ group who learned with Heuristic Vee learning model and
conventional learning model (F=12, 882; p<0,05). (3) There was difference between scientific attitude
between students who learn with Heuristik vee learning model and conventional learning model
(F=39, 349; p<0,05). The test results continue with LSD showed that concept Understanding and
scientific attitude more superior using Heuristic Vee learning model rather than with conventional
learning model.
Key words: Heuristic Vee Model, Physics Concept Understanding, Scientific Attitude

PENDAHULUAN peringkat 64 dari 120 negara berdasarkan


Perkembangan ilmu pengetahuan penilaian education development index.
dan teknologi di era globalisasi ini, Hasil riset unggulan kemanusiaan dan
menuntut manusia untuk siap menghadapi kemasyarakatan (RUKK) Ristek yang
per-saingan global. Agar persaingan itu dilaksanakan selama dua tahun (Santyasa
bisa dihadapi maka setiap manusia harus et al., 2005; Santyasa et al., 2006)
mampu menguasai ilmu pengetahuan dan mengungkapkan bahwa pemahaman
teknologi.Sesungguhnya perkembangan konseptual siswa SMA di Propinsi Bali
ilmu pengetahuan dan teknologi erat masih berada dibawah kriteria ketuntasan
kaitannya dengan sains umumnya dan minimal. Penelitian Suastra, et al., (2006)
fisika khususnya. Tidak berlebihan kalau juga mengungkapkan bahwa kompetensi
dikatakan bahwa teknologi modern yang siswa dalam pendidikan khususnya fisika
ada saat ini lahir dari rahim ilmu fisika masih rendah hal ini disebabkan oleh
karena itulah ilmu fisika sangat penting kurangnya kemampuan guru dalam
untuk dipelajari. Persaingan global dan memahami dunia peserta didik dan guru
penguasaan teknologi akan mampu mengajar sains hanya untuk mengejar
dihadapi, bila seseorang sejak dini ketercapaian materi pada buku text. Hasil
mempersiapkan dirinya untuk mengisi apa ini tentu cukup memprihatinkan bagi
yang belum diketahuinya melalui belajar. perkembangan generasi penerus bangsa,
Belajar ialah suatu aktivitas yang dilaku- akan tetapi bukan rahasia lagi kalau masih
kan seseorang agar terjadi perubahan banyak lembaga pendidikan dalam
tingkah laku yang baru secara ke- pelaksanaan pembelajaran di sekolah
seluruhan, sebagai hasil penga-lamannya hanya sekedar melaksanakan kegiatan
sendiri dalam interaksinya dengan ling- pembelajaran tanpa memandang hakekat
kungan (Slameto, 2010). Melalui kegiatan sains itu sendiri dan menjelaskan
belajar dapat menambah wawasan keterkaitannya dengan kehidupan nyata
pebelajar itu sendiri, sehingga seseorang yang merupakan objek kajian dari ilmu
pebelajar yang baik akan selalu mengikuti pengetahuan.
perkembangan ilmu pengetahuan dan Selama ini pembelajaran sains
teknologi. Jika sudah seperti ini, maka (fisika) masih mengutamakan pada
bukan mustahil bangsa Indonesia men- penghafalan konsep-konsep dan prinsip-
jadi bangsa yang cerdas, melek sains dan prinsip, hukum-hukum dan teori-teori
teknologi, maju dan secara otomatis sains, sehingga pembelajaran IPA
mampu meningkatkan kualitas hidup umumnya dan fisika khususnya kurang
bangsa bahkan bangsa Indonesia menjadi memberi bekal yang cukup bagi siswa
bangsa yang disegani oleh bangsa- untuk menghadapi perkembangan dan
bangsa lain di dunia. permasalahan dalam kehidupan sehari-
Kenyataannya, bangsa Indonesia hari yang berdampak kurangnya minat
sampai saat ini masih merupakan salah siswa untuk mempelajari fisika. Hasil
satu negara berkembang dan tertinggal penelitian Wirta & Rapi (2008) menun-
dari negara-negara lainnya di dunia. Dari jukan bahwa masih banyak siswa yang
segi kualitas pendidikan pun Indonesia menghafal konsep-konsep tanpa mema-
masih jauh tertinggal, hal ini dapat dilihat hami secara mendalam konsep ter-sebut.
dari laporan UNESCO yang dirilis pada Senada dengan pendapat Trianto (2009)
tahun 2012, Indonesia menduduki yang mengungkapkan bahwa kenyataan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

di lapangan siswa hanya menghafal kon- sifying) yaitu usaha untuk menggolongkan
sep dan kurang mampu menggunakan atau mengidentifikasi sifat-sifat dari
konsep tersebut dalam memecahkan sesuatu hal yang relevan atau sesuai
masalah dalam kehidupan nyata. dengan sifat-sifat atau pola dari suatu
Pemahaman konsep untuk setiap konsep atau prinsip. (4) Merangkum
materi pelajaran sangat penting artinya merupakan usaha menyusun suatu
begitupun dalam pembelajaran sains penyajian dari suatu informasi kemudian
khususnya fisika, karena konsep-konsep merangkum informasi tersebut atau peng-
fisika secara umum tidaklah berdiri sendiri, abstrakan tema-tema umum atau poin-
tetapi saling bertalian antara yang satu poin utama. (5) menduga (inferring)
dengan lainnya. Jika konsep dasarnya adalah proses menemukan suatu pola dari
belum dikuasai, maka akan berpengaruh serangkaian contoh atau kasus atau
pada pemahaman-pemahaman konsep penggambaran kesimpulan logis dari
selanjutnya. Beberapa kajian yang men- informasi yang disajikan. (6) membanding-
jelaskan bahwa pemahaman konsep kan (comparing) merupakan proses
sangat penting dalan pembelajaran yakni mendeteksi adanya persamaan atau
(1) Konsepsi belajar mengacu pada perbedaan antara dua atau lebih objek
paham konstruktivistik, bahwa under- atau mencari hubungan antara dua ide,
standing construction menjadi lebih pen- objek atau hal hal serupa. (7) Menjelaskan
ting dibandingkan dengan memorizing fact (explaining) merupakan usaha untuk
(Abdullah & Abbas, 2006; Brook & Brook, menyusun suatu pemodelan sebab akibat
1993; (2) pe-mahaman konseptual adalah dari suatu sistem dan menggunakan
aspek kunci dari pembelajaran (Santyasa pemodelan tersebut
2004; Santrock 2008) (3) Salah satu Selain pemahaman konsep, salah
tujuan pendidikan adalah memfasilitasi satu tujuan pembelajaran fisika ditingkat
peserta didik to achieve understanding SMA berdasarkan KTSP yang disem-
yang dapat diungkapkan secara verbal, purnakan kembali dalam kurikulum 2013
numerikal, kerangka pikir positivistik, adalah menumbuhkembangkan sikap
kerangka pikir kehidupan berkelompok, ilmiah siswa. Sikap ilmiah merupakan
dan kerangka kontemplasi spiritual suatu sikap yang diarahkan untuk
(Gardner, 1999). (4) Understanding is mencapai suatu pengetahuan yang
knowledge in thoughtful action (Perkin & bersifat objektif (Surajiyo, 2008). Harlen
Unger, 1999). (5) Pemahaman adalah (1992) menyata-kan bahwa Sikap ilmiah
suatu proses mental terjadinya adaptasi mengandung dua makna, yaitu attitude
dan transformasi ilmu pengetahuan toward science dan attitude of science.
(Gardner, 1999). (6) Pemahaman meru- Sikap yang pertama mengacu pada sikap
pakan landasan bagi peserta didik untuk terhadap sains sedangkan sikap yang
membangun insight dan wisdom kedua mengacu pada sikap yang melekat
(Longworth, 1999). (7) Pemahaman kon- dalam diri siswa setelah mempelajari
sep dalam proses belajar mengajar sangat sains.
mempengaruhi sikap, keputusan, dan Siswa yang memiliki sikap ilmiah
cara-cara memecahkan masalah (Trianto, yang tinggi akan memiliki kelancaran
2009). dalam berpikir sehingga akan termotivasi
Menurut Anderson & Krathwohl untuk selalu berprestasi dan memiliki
(2001) ada 7 indikator yang digunakan komitmen yang kuat untuk mencapai
sebagai acuan dalam proses memahami keberhasilan dan keunggulan. Dasna
konsep-konsep yang dilakukan oleh (2012) meng-ungkapkan bahwa sikap
siswa, yaitu sebagai berikut (1) ilmiah sangat penting dalam kehidupan
menginterpretasi (interpreting) yakni bermasyarakat karena dapat membentuk
mengubah bentuk penyajian dari bentuk pribadi manusia dalam melakukan
yang satu ke bentuk yang lain, (2) pertimbangan yang rasional pada saat
Mencontohkan (exemplifying) merupakan pengambilan suatu keputusan.
upaya untuk menemukan contoh khusus Menurut Harlen (1982) aspek-aspek
atau ilustrasi dari suatu konsep atau sikap ilmiah meliputi sikap ingin tahu,
prinsip, (3) Mengklasifikasikan (clas- sikap respek terhadap data, sikap refleksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

kritis, sikap ketekunan, sikap kreatif dan dengan meng-amati suatu objek atau
penemuan, sikap berpikiran terbuka, sikap peristiwa-peristiwa (bagian bawah “V”)
bekerja sama dengan orang lain, sikap melalui suatu percobaan. Pada sisi
keinginan untuk menerima ketidakpastian, metodelogis (sisi kanan “V”) berisi
sikap sensitif terhadap lingkungan. catatan-catatan yang harus dibuat,
American Association for Advancement of trasformasi, serta klaim pengetahuan
Science (dalam Patta Bundu, 2006) (generalisasi dan nilai). Pembuatan
memberikan penekanan pada empat catatan perlu mempertimbang-kan konsep
dimensi sikap ilmiah yaitu sikap jujur, dan catatan yang dibuat sesuai. Pada
sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan bagian atas “V” diletakan pertanyaan
sikap keragu-raguan. kunci yang berfungsi untuk menuntun
Salah satu upaya yang digunakan siswa dalam melakukan penyelidikan
untuk meningkatkan pemahaman konsep (Suastra, 2009).
dan sikap ilmiah adalah menerapkan Beberapa tahapan dalam melak-
model pembelajaran Heuristik Vee. Model sanakan model pembelajaran heuristik
pembelajaran Heuristik Vee merupakaan vee (1) Tahap 1 orientasi. Tahap ini guru
suatu cara yang dipakai untuk memusatkan perhatian peserta didik de-
memecahkan masalah dengan prosedur- ngan menyebutkan beberapa fenomena
prosedur penemuan dalam ilmu penge- dalam kehidupan sehari-hari yang
tahuan alam (Novak & Gowin, 1985; berkaitan dengan topik yang akan
Suastra, 2009). Model pembelajaran dipelajari. (2) Tahap 2 pengungkapan
Heuristik Vee dikem-bangkan untuk Gagasan Peserta didik. Tahap ini Guru
melihat secara jelas sifat dan maksud dari meminta peserta didik untuk mengung-
praktek-praktek laboratorium. kapkan gagasan konseptual yang
Pembelajaran ini mengajarkan dimilikinya dengan memberikan per-
bagaimana pengalaman atau penge- tanyaan-pertanyaan yang ada kaitanya
tahuan disampaikan bukan apa penge- dengan kehidupan sehari-hari. (3) Tahap
tahuan itu (Vanhear & Pace, 2008). 3 Pengungkapan permasalahan/ fokus
Penerapan model pembelajaran Heuristik pertanyaan. Tahap ini Guru mengajukan
Vee, membiasakan siswa untuk me- permasalahan yang berkaitan dengan
nyelesaikan permasalahan, menemukan penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk
sesuatu yang menarik dan berguna bagi pertanyaan kunci. (4) Tahap 4 pengkons-
diri sendirinya, menerapkan pengetahuan truksian pengetahuan baru. Untuk meng-
yang diperoleh dalam kehidupan nyata konstruksi pengetahuan baru peserta didik
(sehari-hari). Heuristik Vee pada dasarnya diminta melakukan eksperimen. Guru
merupakan teknik pedagogis, dimana mengawasi siswa dan memberikan bim-
pembelajaran terjadi melalui interaksi bingan seperlunya. Guru meminta peserta
siswa, konstruktivistik, serta berbasis didik untuk memberikan komentar
discovery inquiry (Roehrig et al. dalam terhadap hasil pengamatan serta me-
Calais, 2009). nuangkannya dalam diagram Vee. (5)
Heuristik Vee dapat diartikan Tahap 5 evaluasi, tahapan ini bertujuan
sebagai cara memecahkan masalah mengevaluasi gagasan mana yang paling
dengan menggunakan prosedur-prosedur benar untuk menjelaskan fenomena yang
pene-muan dalam IPA yang dituangkan dipelajari dan pengkonstruksian penge-
dalam diagram “V” (Suastra, 2009). Pada tahuan yang baru, peserta didik diminta
bagian kiri diagram Vee merupakan sisi melakukan tanya jawab (diskusi) yang
kon-septual/teoritis dan bagian kanan me- dipandu oleh guru. Guru mencatat ide-ide
rupakan sisi metodologis/proses. Pada sisi pokok yang sesuai dengan konsep ilmiah
konseptual (sebelah kiri huruf “V”) dan mendiskusikan jawaban peserta didik
berisikan teori-teori, prinsip-prinsip, dan yang salah. Dengan demikian peserta
konsep-konsep. Teori dibangun dari didik dapat melihat ketidak sesuaian
prinsip-prinsip dan prinsip dibangun oleh gagasan yang dimiliki sebelumnya dan
konsep-konsep. Gagasan atau sejenis kemudian mengubahnya.
“teori anak” mengenai peristiwa-peristiwa Adapun keunggulan dari model
alam perlu dibuktikan kebenarannya pem-belajaran Heuristik Vee, adalah (1)
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

Konsep dipetakan sehingga terdapat perbedaan sikap ilmiah antara


mengorganisir makna dengan cara yang siswa yang mengikuti model pembelajaran
lebih koheren dan komprehensif (Keles & Heuristik Vee dan kelompok siswa yang
Özsoy, 2009)., (2) memberikan kesem- dibelajarkan dengan model pembelajaran
patan kepada siswa untuk mengkonstruksi konvensional?
sendiri penge-tahuannya (Suastra, 2009), METODE PENELITIAN
(2) mementing-kan proses belajar bukan Penelitian ini dirancang dalam bentuk
hasil belajar (Suastra, 2009), (3) quasi experiment dengan desain posttest
menekankan belajar bermakna atau only control group design. Populasi dalam
mengurangi belajar menghafal (Suastra, penelitian ini adalah semua siswa kelas X
2009), (4) keteram-pilan dikembangkan semester 2 SMA Negeri 2 Langke
atas dasar pe-mahaman bukan latihan, Rembong tahun pelajaran 2013/2014
dan (5) penilaian dilakukan dengan ber- yang berjumlah 465 siswa (tersebar dalam
bagai cara (6) mengurangi miskonsepsi 12 kelas). Sebelum menentukan sampel
siswa, (6) meningkatkan keterampilan penelitian maka dilakukan uji kesetaraan
komunikasi dan memberikan kesempatan kelas dengan menggunakan analisis
untuk belajar bersama (Luft, Tollefson &; statistik uji t sampel independen. Uji
Roehrig, 2001). (7) mendorong siswa kesetaraan pada penelitian ini dilakukan
untuk melakukan penelitian (Nakiboğlu & dengan menganalisis nilai ujian akhir mat
Meriç, 2000) (8) membantu siswa untuk pelajaran Fisika semester 1 Siswa Kelas
membuat hubungan yang bermakna X SMA Negeri 2 Langke Rembong tahun
antara pengetahuan teoritis dan proses pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil
eksperimental (Keles & Özsoy, 2009). analisis dengan menggunakan uji t sampel
Menurut kaum konstruktivistik pem- indepen diperoleh diperoleh nilai thitung
belajaran bermakna dapat terjadi apabila lebih kecil dari nilai positif t tabel dan lebih
pengetahuan baru terkait dengan konsep- besar dari nilai negatif t tabel (-2,000 < thitung
konsep yang sesuai dan sudah ada dalam < 2,000) ; p > 0,05..Jadi, tidak terdapat
struktur kognitif seseorang (Dahar, 2011). perbedaan yang signifikan hasil ujian akhir
Dengan demikian, pengetahuan awal siswa kelas X di SMA Negeri 2 Langke
(prior knowledge) siswa dalam proses Rembong dengan kata lain kemampuan
pem-belajaran merupakan hal yang siswa-siswa kelas X adalah setara.
penting. Pengetahuan awal siswa adalah Pengambilan sampel dilakukan secara
penge-tahuan yang telah dimiliki oleh random kelas, kelas yang terpilih
siswa sebelum proses pembelajaran. sebanyak 4 kelas (140 0rang).
Untuk mengetahui pengetahuan awal sis- Variabel terikat dalam penelitian ini
wa sebelum melakukan pembelajaran adalah pemahaman konsep dan sikap
atau melakukan penyelidikan di ilmiah. Variabel bebas terdiri dari model
laboratorium dapat dilakukan dengan pembelaaran Heuristik Vee pada
bantuan peta konsep (Novak & Gowin, kelompok eksperimen dan model pem-
1985). belajaran konvensional) pada kelompok
Berdasarkan paparan pada latar kontrol. Adapun hipotesis yang diuji
belakang, maka rumusan masalah yang adalah sebagai berikut. (1) H0 yang
dapat disajikan oleh penulis adalah berbunyi tidak terdapat perbedaan yang
sebagai berikut. (1) Apakah terdapat signifikan pemahaman konsep dan sikap
perbedaan pemahaman konsep fisika dan ilmiah antara siswa yang mengikuti model
sikap ilmiah siswa antara kelompok siswa pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa
yang dibelajarkan dengam model yang mengikuti Model pembelajaran
pembelajaran Heuristik Vee dan kelompok konvensional, melawan H1 yang berbunyi
siswa yang dibelajarkan dengan model terdapat perbedaan yang signifikan
pembelajaran konvensional? (2) Apakah pemahaman konsep dan sikap ilmiah
terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang mengikuti model
fisika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa
pembelajaran Heuristik Vee dan kelompok yang mengikuti model pembelajaran
siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. (2) H0 yang berbunyi tidak
pembelajaran konvensional (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

pemahaman konsep antara siswa yang angket sikap ilmiah yang memiliki lima
mengikuti model pembelajaran Heuristik alternatif pilihan.
Vee dengan siswa yang mengikuti Model Data dianalisis menggunakan sta-
pembelajaran konvensional, melawan H1 tistik MANOVA satu jalur. Sebelum
yang berbunyi terdapat perbedaan yang pengujian hipotesis maka dilakukan uji
signifikan pemahaman konsep antara prasyarat analisis yang terdiri dari uji
siswa yang mengikuti model pembelajaran normalitas sebaran data dengan teknik
Heuristik Vee dengan siswa yang Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
mengikuti Model pembelajaran konven- SPSS 20 for Windows, uji homogenitas
sional. (3) H0 yang berbunyi tidak terdapat antar kelompok. Uji Homogen matrik dan
perbedaan yang signifikan sikap ilmiah uji koloneariats semua uji dilakukan
antara siswa yang mengikuti model dengan program SPSS 20.0 for Windows.
pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengikuti model pembelajaran HASIL
konvensional, melawan H1 yang berbunyi Deskripsi data dilakukan terhadap
terdapat perbedaan sikap ilmiah yang ukuran pemusatan yang meliputi rata-rata,
signifikan antara siswa yang mengikuti median, modus, standar deviasi, (SD),
model pembelajaran Heuristik Vee dengan varians, rentangan, data maksimum, dan
siswa yang mengikuti model pembelajaran data minimum. Secara ringkas, hasil
konvensional. Data dikumpulkan melalui perhitungan nilai rata-rata pemahaman
penyebaran 25 soal tipe pilihan ganda konsep fisika dan sikap ilmiah dapat dilihat
dengan lima alternatif pilihan jawaban tes pada Tabel 1 .
pemahaman konsep fisika dan 40 butir

Tabel 1. Deskripsi Nilai Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah


Statistik Pemahaman Konsep Sikap Ilmiah
MPHVBPK MPK MPHVBPK MPK
Mean 76,46 68,86 82,91 77,36
Median 76,00 68,00 83,00 77,50
Modus 76,00 68,00 83,50 81,00
Jangkauan 40,00 36,00 22,00 24,50
Skor Minimum 56,00 52,00 71,50 64,50
Skor Maksimum 96,00 88,00 93,50 89,00
Simpangan Baku 8,41 8,90 4,86 5,59
Varians 70,745 79,25 23,59 31,202

Pada Tabel 1, tampak nilai rata-rata tistik Kolmogorov-Smirnov hasilnya me-


pemahaman konsep fisika kedua kelom- nunjukan data-data terdistribusi normal hal
pok adalah berbeda, dimana nilai rata-rata ini dibuktikan dengan angka signifikansi
pemahaman konsep kelompok model lebih besar dari 0,05. Uji homogenitas
pembelajaran Heuristik Vee relatif lebih varians dalam penelitian ini menggunakan
baik dibandingkan dengan kelompok Levene’S of Equality of Error Variance
model pembelajaran konvensional dalam Berdasarkan hasil analisis data
mengembangkan pemahaman konsep pemahaman konsep fisika dan sikap
fisika. Kedua, rata-rata nilai sikap ilmiah, ilmiah menunjukan bahwa menunjukkan
siswa yang mengikuti model pembelajaran angka-angka signifikansi statistik Levene
Heuristik Vee memiliki nilai lebih baik lebih besar dari 0,05 hal ini berarti semua
dibandingkan dengan siswa yang meng- kelompok data memiliki variansi yang
ikuti model pembelajaran konvensional. sama atau homogen. Uji homogenitas
Hasil uji persyarat analisis data pema- matrik varian dilakukan dengan uji Box
haman konsep dan sikap ilmiah antara hasil analisis data menunjukan bahwa
kelompok eksperimen dan kelompok Box’s M memiliki nilai 1,944 dengan
kontrol adalah sebagai berikut. Uji signifikansi sebesar 0,591 dan lebih besar
normalitas dianalisis menggunakan sta- dari 0,05 ini berarti bahwa matriks varian
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

variabel terikat adalah sama. Uji koli- Multivariate Tests. Ho ditolak jika Pillai’s
nieritas menggunakan Uji product Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’ Trace,
moment. Berdasarkan hasil perhitungan, Roy’s Largest Root menunjukkan nilai
tampak bahwa rhitung < 0,800, dapat signifikansi lebih kecil dari taraf
disimpulkan bahwa variabel pemahaman signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.
konsep dan sikap ilmiah tidak kolinear. Outputv Multivariate Tests tersaji pada
Keputusan hipotesis pertama diambil Tabel 2.
berdasarkan data pada tabel output

Tabel 2 Output Multivariate Tests


Multivariate Tests
Effect Value F Hypothesis df Error df p.
Pillai's Trace ,996 16710,245b 2,000 137,000 ,000
Wilks' Lambda ,004 16710,245b 2,000 137,000 ,000
Intercept
Hotelling's Trace 243,945 16710,245b 2,000 137,000 ,000
Roy's Largest Root 243,945 16710,245b 2,000 137,000 ,000
Pillai's Trace ,258 23,773b 2,000 137,000 ,000
Wilks' Lambda ,742 23,773b 2,000 137,000 ,000
MP Hotelling's Trace ,347 23,773b 2,000 137,000 ,000
Roy's Largest Root ,347 23,773b 2,000 137,000 ,000

Berdasarkan Tabel 2, dapat diinter- terdapat perbedaan pemahaman konsep


pretasikan bahwa signifikansi untuk Pillai's fisika dan sikap ilmiah yang signifikan
Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, antara siswa yang mengikuti model
dan Roy's Largest Root semuanya lebih pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa
kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yang mengikuti model pembelajaran
sebesar 0,05, sehingga H0 ditolak. Jadi, konvensional.

Tabel 4. Output Tests of Between-Subjects Effects


Type III Sum of Mean
Source Squares Df Square F Sig.
a
Corrected PK 2021,600 1 2021,600 26,955 ,000
Model SI 1078,087 b
1 1078,088 39,349 ,000
PK 739068,457 1 739068,457 9854,301 ,000
Intercept
SI 899122,716 1 899122,716 32816,898 ,000
PK 2021,600 1 2021,600 26,955 ,000
MP
SI 1078,088 1 1078,088 39,349 ,000
PK 10349,943 138 75,000
Error
SI 3780,946 138 27,398
PK 751440,000 140
Total
SI 903981,750 140
Corrected PK 12371,543 139
Total SI 4859,034 139

Berdasarkan Tabel 3, dapat diinter- 0,000. Dengan demikian H0 ditolak yang


pretasikan bahwa perbedaan pemahaman artinya terdapat perbedaan yang
konsep fisika antara siswa yang mengikuti signifikansi pemahaman konsep fisika
model pembelajaran Heuristik Vee dan antara kelompok siswa yang mengikuti
siswa yang mengikuti model pembelajaran model pembelajaran Heuristik Vee dengan
konvensional menghasilkan harga F se- siswa yang mengikuti model pembelajaran
besar 26,955 dengan signifikansi sebesar konvensional. Karena terdapat perbedaan,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

maka dilanjutkan dengan uji lanjutan Model pembelajaran Heuristik Vee


melalui uji LSD. Hasil uji LSD mengacu pada teori Ausubel tentang
menunjukkan bahwa model pembelajaran belajar bermakna. Belajar bermakna
Heuristik Vee jauh lebih unggul dengan merupakan suatu proses mengaitkan
siswa yang mengikuti model pembelajaran informasi baru pada konsep-konsep yang
konvensional dalam hal pencapaian relevan yang terdapat dalam struktur
pemahaman konsep fisika. kognitif seseorang (Dahar, 2011).
Berdasarkan Tabel 3, dapat diinter- Berdasarkan teori Ausubel, dalam mem-
pretasikan bahwa perbedaan sikap ilmaih bantu siswa menanamkan penge-tahuan
antara siswa yang mengikuti model baru sangat diperlukan konsep awal yang
pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa sudah dimiliki siswa yang berkaitan
yang mengikuti model pembelajaran dengan konsep yang akan diajarkan.
konvensional menghasilkan harga F= Melalui cara ini siswa dalam diri siswa
39,349;p<0,05. Dengan demikian H0 akan terjadi proses belajar karena siswa
ditolak yang artinya terdapat perbedaan dihadapkan suatu aktifitas nyata dalam
yang signifikan sikap ilmiah yang memecahkan suatu masalah sehingga
mengikuti model pembelajaran Heuristik terbentuk pengetahuan. Novak & Gowin
Vee dengan siswa yang mengikuti model (1985) menjelaskan bahwa model pem-
pembelajaran konvensional. Oleh karena belajaran Heuristik Vee merupakan suatu
terdapat perbedaan, maka dilanjutkan model yang dapat di-gunakan dalam
dengan uji lanjut melalui uji LSD. Hasil uji proses pembelajaran dengan menitik-
LSD menunjukkan bahwa siswa yang beratkan pada proses penelusuran dan
mengikuti model pembelajaran Heuristik penyelidikan.
Vee jauh lebih unggul dari dengan siswa Peningkatan pemahaman konsep
yang mengikuti model pembelajaran fisika dan sikap ilmiah terjadi karena
konvensional dalam hal pencapaian sikap model pembelajaran Heuristik Vee
ilmiah. memiliki 5 tahapan yang dapat meningkat-
PEMBAHASAN kan pemahaman konsep dan sikap ilmiah
Berdasarkan hasil analisis deskriptif siswa. Tahapan-tahapan itu antara lain:
dan analisis MANOVA satu jalur, maka tahapan pertama, orientasi masalah.
dapat diambil suatu justifikasi bahwa Tahapan ini guru memusatkan perhatian
model pembelajaran Heuristik Vee mampu peserta didik dengan menyebutkan
memberikan pengaruh yang lebih baik beberapa fenomena dalam kehidupan
dibandingkan dengan model pembelajaran sehari-hari yang berkaitan dengan topik
konvensional dalam pencapaian pema- yang dipelajari. Hasil pengamatan menun-
haman konsep fisika dan sikap ilmiah. jukkan bahwa siswa mencermati dengan
Adapun beberapa alasan yang dapat sungguh-sungguh apa yang diberitahukan
dijadikan dasar justifikasi bahwa kelompok oleh gurunya, siswa berusaha untuk
model pembelajaran Heuristik Vee lebih menemukan jawaban dengan mencari
baik dibandingkan dengan kelompok jawaban pada berbagai sumber. Tahapan
model pembelajaran konvensional adalah ini memuncul-kan rasa ingin tahu siswa
sebagai berikut. yang tinggi. Tahapan kedua, pengung-
Model pembelajaran Heuristik Vee kapan gagasan peserta didik. Tahapan ini
merupakan model pembelajaran yang guru meminta peserta didik untuk meng-
berakar pada paham konstruktivistik yaitu ungkapkan gagasan konseptual yang
model pembelajaran yang berpusat pada dimilikiya dengan memberikan pertanyaan
siswa. Dalam kegiatan pembelajaran yang ada kaitannya dengan kehidupan
siswa terlihat sangat aktif dalam sehari-hari. Gagasan-gagasan konseptual
membangun pengetahuannya. Siswa di- tersebut dituangkan dalam bentuk peta
biasakan untuk memecahkan suatu konsep. Disini siswa telah mempersiapkan
masalah, menemukan sesuatu yang ber- diri dari rumah untuk membaca literatur-
guna bagi dirinya dan bergelut dengan litaratur terkait dengan materi yang akan
ide-ide yakni siswa harus mengkonstruksi- dibelajarkan. Hasil pemaparan peta kon-
kan pengetahuan dipikiran mereka sendiri sep menunjukkan siswa telah memahami
(Sagala, 2009). beberapa konsep. Namun konsep-konsep
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

yang dipaparkan siswa masih dalam apersepsi oleh guru, 2) penyajian


jumlah yang sedikit dan masih ada informasi, 3) ilustrasi dan contoh soal, 4)
kesalahan dalam kaitan dengan hubungan latihan soal, dan 5) umpan balik. Tampak
atau kedudukan antara konsep. Situasi ini bahwa tahapan-tahapan pembelajaran
menunjukan siswa sudah memahami tersebut bersifat kurang dinamis dan
beberapa konsep terkait materi yang fleksibel. Siswa hanya menerima apa
dibelajarkan dan perlu adanya perbaikan yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini
terhadap kedudukan antara konsep. jelas akan menempatkan siswa sebagai
Tahapan ketiga, tahapan ini berdampak penerima informasi yang pasif dan hanya
pada munculnya sikap antusias dari siswa menerima informasi dari guru tanpa diberi
untuk mendengarkan pertanyaan yang kesempatan untuk menemukan sendiri
telah dilontarkan oleh guru. Timbulnya konsep fisika yang akan dipelajari melalui
sikap antusias dari dalam diri siswa suatu penyelidikan ilmiah.
menunjukan adanya rasa ingin tahu yang Hal tersebut akan berdampak pada
tinggi untuk memikirkan cara-cara yang kurangnya pemahaman konsep yang
tepat agar mampu menjawabi persoalan dimiliki oleh siswa itu sendiri, selain itu
ini. Tahapan keempat, peng-konstruksian siswa juga kurang memaknai konsep
pengetahuan. Tahapan ini siswa diberi pelajaran yang dipelajarinya, sehingga
kesempatan untuk melakukan kegiatan pemahaman konsep kurang mendalam,
penyelidikan yang dibagi dalam kelompok- dan sulit mengembangkan kemampuan
kelompok kecil dan membuat laporan menginterpretasi, memberikan contoh,
dalam bentuk Diagram Vee. Tahapan ini mengklasifikasikan, merangkum, men-
membantu siswa untuk membuat duga, membandingkan, dan menjelaskan.
hubungan yang bermakna antara Jika dilihat dari sudut pandang
pengetahuan teoritis dan proses eksperi- operasional empiris dalam penyajian
mental sehingga memungkinkan siswa pembelajaran dalam penelitian ini, dimana
untuk mengkonstruksi sendiri penge- kedua model menggunakan Lembar Kerja
tahuannya yang berdampak pada kemam- Siswa (LKS) dengan pokok bahasan yang
puan memahami suatu konsep misalnya sama yaitu suhu dan kalor, namun dengan
menjelaskan, memberi contoh, menginter- cara penyajian yang berbeda. Kegiatan
pretasikan sebuah grafik dan beberapa eksperimen LKS Heuristik Vee berbantuan
aspek pemahaman konsep lainnya, peta konsep terdiri dari permasalahan
sedangkan sikap ilmiah yang muncul dari kontekstual yang menggali pengetahuan
kegiatan ini adalah mampu bersikap kritis, awal siswa dalam kehidupan sehari-hari
tekun dan jujur dalam melaksanakan yang diungkapkan melalui hipotesis.
eksperimen. Tahapan ke-lima, evaluasi. Siswa bersama tim menyusun langkah
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari kerja yang harus dilakukan dalam
model Heuristik Vee. tahapan ini melaksanakan eksperimen, selanjutnya
memberikan kesempatan bagi siswa untuk siswa menyiapkan alat dan bahan yang
semakin memahami konsep-konsep ilmiah diperlukan dan memulai untuk mengum-
yang baru dipelajarinya dan meng- pulkan data. Setelah eksperimen dilanjut-
hilangkan miskonsepsi dari pikiran me- kan dengan formulasi penjelasan, siswa
reka, sedangkan sikap ilmiah yang muncul dibimbing membuat suatu formula baik
dari tahapan ini adalah siswa akan berupa formulasi maupun konsep ilmiah
semakin terbuka dan mengubah yang didapatkan selama percobaan.
pandangan yang keliru. Dari kelima Terakhir analisis data, siswa diarahkan
tahapan tersebut dapat meningkatkan menganalisis temuan-temuan dalam
pencapaian pemahaman konsep fisika percobaan yang disesuaikan dengan
dan sikap ilmiah. tujuan pembelajaran. Hasil analisis data
Sebagai pembandingnya adalah kemudian digunakan untuk meng-
model pembelajaran konvensional. Suatu generalisasikan sebuah teori atau
model pembelajaran yang cenderung membuat suatu kesimpulan terkait materi
bersifat teachered centered. Model yang diberikan. Hal ini tentunya dapat
pembelajaran konvensional memiliki meningkatkan pemahamn konsep dan
tahapan-tahapan pembelajaran yaitu 1) sikap ilmiah siswa. Sedangkan, dalam
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

model pembelajaran konvensional guru antara apa yang dikenal dan apa yang
masih sebagai pusat informasi (teacher belum diketahui dalam penyelidikan
centered), dimana semua petunjuk sudah ilmiah. Model pembelajaran ini dapat
disediakan secara rinci dan terstruktur membantu siswa dalam mengem-bangkan
oleh guru. Pembelajaran berlangsung kemampuan pemecahan masalah yang
melalui tahapan-tahapan instruksi tanpa berdampak pada peningkatan pemaha-
mempertimbangkan kemampuan intelek- man konsep dan sikap ilmiah siswa.
tual siswa (pengetahuan awal) dan tanpa Melalui model ini siswa dilatih untuk
diawali dengan permasalahan dan pe- mengembangkan aktifitas ilmiah dalam
ngajuan hipotesis dari siswa. Hal ini memecahkan permasalahan yang
mengakibatkan siswa kurang dapat me- diberikan. Penelitian Vanhear (2013)
ngaitkan materi dengan permasalahan mengungkapkan bahwa penggunaan
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari model Heuristik Vee dan peta konsep
sehingga siswa akan lebih sulit dalam dapat meningkatkan pemiki-ran refletif dan
memaknai konsep-konsep yang telah terjadi pembelajaran yang bermakna.
dipelajari. Kegiatan laboratorium seperti ini Septriari et al (2013) menunjukan bahwa
tidak banyak membantu dalam mengem- rata-rata sikap ilmiah siswa yang
bangkan sikap ilmiah siswa. Berdasarkan dibelajarkan dengan model pem-belajaran
uraian tersebut dapat di-simpulkan bahwa Heuristik Vee berbantuan peta konsep
pembelajaran Heuristik Vee berbantuan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
peta konsep lebih kuat pengaruhnya sikap ilmiah kelompok siswa yang dibe-
dibandingkan model pembelajaran kon- lajarkan dengan model pembelajaran
vensional dalam pencapaian pemahaman direct learning.
konsep dan sikap ilmiah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan SIMPULAN DAN SARAN
beberapa hasil penelitian yang telah SIMPULAN
dilaksanakan sebelumnya terkait peng- Berdasarkan hasil penelitian dan
gunaan model pembelajaran Heuristik pembahasan diuraikan simpulan sebagai
Vee. Suastra (1996) meng-ungkapkan berikut. (1) Terdapat perbedaan yang
bahwa 84% para siswa menyatakan signifikan pemahaman konsep fisika dan
bahwa penerapan model pembelajaran sikap ilmiah antara kelompok siswa yang
Heuristik Vee memudahkan siswa dalam belajar dengan model pembelajaran
memahami konsep-konsep fisika. Pene- Heuristik Vee dan model pembelajaran
litian Tekeş & Gönen (2013) menunjukan konvensional (F= 23,773; p<0,05). (2)
bahwa penerapan model pembelajaran Terdapat perbedaan yang signifikan
Heuristik Vee dapat meningkatkan pemahaman konsep antara kelompok
prestasi belajar fisika siswa pada pokok siswa yang dibelajarkan dengan model
bahasan gelombang mekanik. Dampak pembelajaran Heuristik Vee dan model
lainnya adalah siswa senang melakukan pembelajaran konvensional (F= 26,955;
kegiatan eksperimen dilaboratorium. p<0,05). Hasil uji lanjut menunjukkan
Tortop (2012) menunjukan bahwa kelom- bahwa model pembelajaran Heuristik Vee
pok mahasiswa yang melakukan praktek lebih unggul dari model pembelajaran
laboratorium dengan bantuan Heuristik konvensional dalam pencapaian pema-
Vee memiliki pemahaman konsep yang haman konsep fisika. (3) Terdapat
lebih tinggi dari mahasiswa yang perbedaan yang signifikan sikap ilmiah
melakukan praktek laboratorium dengan antara kelompok siswa yang belajar
metode klasik pada konsep hukum-hukum mengggunakan model pembelajaran Heu-
Newton tentang gerak pada mata kuliah ristik Vee dan model pembelajaran
laboratorium mekanika II. Hasil penelitian konvensional (F= 39,349; p<0,05). Hasil
Calais (2009) menunjukan bahwa model uji lanjut menunjukkan bahwa model
pembelajaran Heuristik Vee adalah alat pembelajaran Heuristik Vee lebih unggul
yang cocok untuk memungkinkan siswa dari model pembelajaran konvensional
dalam memahami bagaimana peristiwa, dalam pencapaian sikap ilmiah.
proses atau objek yang terkait dengan
tujuan pembelajaran dalam berinteraksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

SARAN Tersedia di http://national-


Saran yang dapat disampaikan forum.com. Di akses 6 Mei 2013
berdasarkan hasil penelitian ini adalah Dahar, R.W. 2011. Teori-teori belajar dan
sebagai berikut. (1) Pemahaman konsep pembelajaran. Bandung:
merupakan fondasi dalam ranah kognitif, Erlangga.
karenanya guru sebagai fasilitor harus Gardner, H. 1999. The dicipline mind:
mampu memilih sebuah model pem- What all students should
belajaran yang mampu meningkatkan understand. New York: Simon &
pemahaman konsep siswa. Dalam Schuster Inc.
penelitian ini mengacu domain under- Harlen, W. 1992. The teaching of science:
standing yang terbagi ke dalam tujuh studies in primary education. Great
indikator. Berdasarkan hasil analisis indi- Britain: David Fulton Publisher Ltd.
kator pemahaman konsep, ditemukan Keleş, O & Sibel Ozsoy, 2009. Pre-
bahwa penguasaan terendah berada pada service teachers’ attitudes toward
indikator merangkum, menduga, dan use of Vee diagrams in general
menjelaskan. Hendaknya guru perlu physics laboratory. International
memberikan peluang lebih banyak untuk Electronic Journal of Elementary
melatih semua indikator tersebut sehingga Education Vol.1.pg 124-149.
nantinya siswa dapat mengembangkan Longworth, N. 1999. Making lifelong
pemahaman konsep sesuai dengan tujuh learning work: learning cities for a
indikator tersebut. (2) Sikap ilmiah perlu learning century.London: Kogan
ditanamkan kepada siswa sejak dini, page imited.
karena sikap ilmiah merupakan modal Novak,J. D., & Gowin D.B, 1984 learning
dasar bagi siswa untuk bisa menata how to Learn. New York:
dirinya lebih baik, lebih berkarakter dan Cambridge University Press
menjadi calon sainstis masa depan. (3) Patta Bundu. 2006. Penilaian
Penelitian ini hanya difokuskan untuk keterampilan proses dan sikap
menyelidiki pengaruh model Heuristik Vee ilmiah dalam pembelajaran sains
terhadap pemahaman konsep fisika dan sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas.
sikap ilmiah. Bagi rekan-rekan yang Sagala, S. 2011. Konsep dan makna
nantinya akan melakukan penelitian terkait pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
model Heuristik Vee, disarankan Santrock, J. W. 2008. Psikologi
mengambil variabel-variabel lain. Misal- pendidikan.Terjemahan: Educational
nya, keterampilan berpikir kritis, keteram- Psychology, oleh: Kencana. Jakarta:
pilan pemecahan masalah, dan kemam- Prenada Media Group.
puan aplikasi dan lain sebagainya. Septiari, Candra N.P, et al .2013.
pengaruh model pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Heuristik Vee berbantuan peta
Abdullah, S., & Abbas, M. 2006. The effect konsep terhadap sikap ilmiah pada
of inquiry-based computer mata pelajaran IPA siswa kelas IV.
simulation with cooperative learning e-jurnal undiksha. Tersedia di www.
on scientific thinking and conceptual portal garuda.go id.
understanding. Malaysian On Line Santyasa, I W., et al. 2005.
journal of Instructional Technology. Pengembangan teks bermuatan
3(2). 1-16. model perubahan konseptual dan
Anderson, O. W., & Krathwohl, D. R. komunitas belajar serta
2001. A taxonomy for learning pengaruhnya terhadap perolehan
teaching and assessing. New York: kompetensi siswa di SMA. Laporan
Addison Wesley Longman. Penelitian RUKK Menristek tahun
Calais, G. 2009. The Vee Diagram as a Pertama. Lembaga Penelitian IKIP
Problem Solving Strategy: Content Negeri Singaraja.
Area Reading /Writing Implications. Santyasa, I W., et al. 2006.
National Forum Teacher Education Pengembangan teks bermuatan
Journal Volume 19, Number 3. model perubahan konseptual dan
komunitas belajar serta
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)

pengaruhnya terhadap perolehan


kompetensi siswa di SMA. Laporan
Penelitian RUKK Menristek tahun
Pertama. Lembaga Penelitian IKIP
Negeri Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai