ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis perbedaan pemahaman konsep fisika dan
sikap ilmiah antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengam model pembelajaran Heuristik Vee
dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. (2) Menganalisis
perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Heuristik
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. (3) Menganalisis perbedaan sikap
ilmiah antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran secara konvensional. Penelitian tergolong eksperimen semu dengan rancangan post-
test only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas X semester 2 di SMA Negeri 2
Langke Rembong tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik simple random
sampling. Instrumen penelitian berupa tes pemahaman untuk mengukur kemampuan pemahaman
konsep fisika dan kuisioner untuk mengukur sikap ilmiah. Data dianalisis menggunakan statistik
deskriptif dan MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan
pemahaman konsep dan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Heuristik Vee dan model pembelajaran konvensional (F=23,773; p<0,05). (2) Terdapat
perbedaan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran Heuristik Vee dan model pembelajaran konvensional (F=12,882; p<0,05). (3) Terdapat
perbedaan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran Heuristik
Vee dan model pembelajaran konvensional (F=39,349; p<0,05). Hasil uji lanjut dengan LSD
menunjukkan bahwa model pembelajaran Heuristik Vee lebih unggul dibandingkan dengan dan
model pembelajaran konvensional dalam hal pencapaian pemahaman konsep fisika dan sikap
ilmiah.
Kata kunci: Model Heuristik Vee, Pemahaman Konsep Fisika, Sikap Ilmiah
ABSTRACT
This study aims to: (1) analyze the difference of physics concept understanding and scientific attitude
in accordance together between students’ group who learned with Heuristic Vee learning model with
students’ group learned with conventional learning. (2) analyze the difference of physics concept
understanding between students who followed Heuristic Vee model with the students who followed
conventional learning model. (3) analyze the difference of scientific attitude between students who
followed Heuristic Vee learning model with the students who followed conventional learning. This
research was classified into quasi experiment with plan post-test only control group design. The
populatin of the research was students Grade X Second semester in SMAN 2 Langke Rembong.
Sample was taken with random sampling technique. The instruments that used in the research were
in the form of understanding test to measure the ability of students’ physics concept understanding
and questionnaire to measure students’ scientific attitude. Data were analyzed using statistic
descriptive and MANOVA one strip. The result of the research showed that: (1) there was difference
concept comprehension and scientific attitude between students’ group that learned with Heuristic
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)
Vee learning model and conventional learning model (F=23, 773; p<0,05). (2) There was difference
concept understanding between students’ group who learned with Heuristic Vee learning model and
conventional learning model (F=12, 882; p<0,05). (3) There was difference between scientific attitude
between students who learn with Heuristik vee learning model and conventional learning model
(F=39, 349; p<0,05). The test results continue with LSD showed that concept Understanding and
scientific attitude more superior using Heuristic Vee learning model rather than with conventional
learning model.
Key words: Heuristic Vee Model, Physics Concept Understanding, Scientific Attitude
di lapangan siswa hanya menghafal kon- sifying) yaitu usaha untuk menggolongkan
sep dan kurang mampu menggunakan atau mengidentifikasi sifat-sifat dari
konsep tersebut dalam memecahkan sesuatu hal yang relevan atau sesuai
masalah dalam kehidupan nyata. dengan sifat-sifat atau pola dari suatu
Pemahaman konsep untuk setiap konsep atau prinsip. (4) Merangkum
materi pelajaran sangat penting artinya merupakan usaha menyusun suatu
begitupun dalam pembelajaran sains penyajian dari suatu informasi kemudian
khususnya fisika, karena konsep-konsep merangkum informasi tersebut atau peng-
fisika secara umum tidaklah berdiri sendiri, abstrakan tema-tema umum atau poin-
tetapi saling bertalian antara yang satu poin utama. (5) menduga (inferring)
dengan lainnya. Jika konsep dasarnya adalah proses menemukan suatu pola dari
belum dikuasai, maka akan berpengaruh serangkaian contoh atau kasus atau
pada pemahaman-pemahaman konsep penggambaran kesimpulan logis dari
selanjutnya. Beberapa kajian yang men- informasi yang disajikan. (6) membanding-
jelaskan bahwa pemahaman konsep kan (comparing) merupakan proses
sangat penting dalan pembelajaran yakni mendeteksi adanya persamaan atau
(1) Konsepsi belajar mengacu pada perbedaan antara dua atau lebih objek
paham konstruktivistik, bahwa under- atau mencari hubungan antara dua ide,
standing construction menjadi lebih pen- objek atau hal hal serupa. (7) Menjelaskan
ting dibandingkan dengan memorizing fact (explaining) merupakan usaha untuk
(Abdullah & Abbas, 2006; Brook & Brook, menyusun suatu pemodelan sebab akibat
1993; (2) pe-mahaman konseptual adalah dari suatu sistem dan menggunakan
aspek kunci dari pembelajaran (Santyasa pemodelan tersebut
2004; Santrock 2008) (3) Salah satu Selain pemahaman konsep, salah
tujuan pendidikan adalah memfasilitasi satu tujuan pembelajaran fisika ditingkat
peserta didik to achieve understanding SMA berdasarkan KTSP yang disem-
yang dapat diungkapkan secara verbal, purnakan kembali dalam kurikulum 2013
numerikal, kerangka pikir positivistik, adalah menumbuhkembangkan sikap
kerangka pikir kehidupan berkelompok, ilmiah siswa. Sikap ilmiah merupakan
dan kerangka kontemplasi spiritual suatu sikap yang diarahkan untuk
(Gardner, 1999). (4) Understanding is mencapai suatu pengetahuan yang
knowledge in thoughtful action (Perkin & bersifat objektif (Surajiyo, 2008). Harlen
Unger, 1999). (5) Pemahaman adalah (1992) menyata-kan bahwa Sikap ilmiah
suatu proses mental terjadinya adaptasi mengandung dua makna, yaitu attitude
dan transformasi ilmu pengetahuan toward science dan attitude of science.
(Gardner, 1999). (6) Pemahaman meru- Sikap yang pertama mengacu pada sikap
pakan landasan bagi peserta didik untuk terhadap sains sedangkan sikap yang
membangun insight dan wisdom kedua mengacu pada sikap yang melekat
(Longworth, 1999). (7) Pemahaman kon- dalam diri siswa setelah mempelajari
sep dalam proses belajar mengajar sangat sains.
mempengaruhi sikap, keputusan, dan Siswa yang memiliki sikap ilmiah
cara-cara memecahkan masalah (Trianto, yang tinggi akan memiliki kelancaran
2009). dalam berpikir sehingga akan termotivasi
Menurut Anderson & Krathwohl untuk selalu berprestasi dan memiliki
(2001) ada 7 indikator yang digunakan komitmen yang kuat untuk mencapai
sebagai acuan dalam proses memahami keberhasilan dan keunggulan. Dasna
konsep-konsep yang dilakukan oleh (2012) meng-ungkapkan bahwa sikap
siswa, yaitu sebagai berikut (1) ilmiah sangat penting dalam kehidupan
menginterpretasi (interpreting) yakni bermasyarakat karena dapat membentuk
mengubah bentuk penyajian dari bentuk pribadi manusia dalam melakukan
yang satu ke bentuk yang lain, (2) pertimbangan yang rasional pada saat
Mencontohkan (exemplifying) merupakan pengambilan suatu keputusan.
upaya untuk menemukan contoh khusus Menurut Harlen (1982) aspek-aspek
atau ilustrasi dari suatu konsep atau sikap ilmiah meliputi sikap ingin tahu,
prinsip, (3) Mengklasifikasikan (clas- sikap respek terhadap data, sikap refleksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)
kritis, sikap ketekunan, sikap kreatif dan dengan meng-amati suatu objek atau
penemuan, sikap berpikiran terbuka, sikap peristiwa-peristiwa (bagian bawah “V”)
bekerja sama dengan orang lain, sikap melalui suatu percobaan. Pada sisi
keinginan untuk menerima ketidakpastian, metodelogis (sisi kanan “V”) berisi
sikap sensitif terhadap lingkungan. catatan-catatan yang harus dibuat,
American Association for Advancement of trasformasi, serta klaim pengetahuan
Science (dalam Patta Bundu, 2006) (generalisasi dan nilai). Pembuatan
memberikan penekanan pada empat catatan perlu mempertimbang-kan konsep
dimensi sikap ilmiah yaitu sikap jujur, dan catatan yang dibuat sesuai. Pada
sikap ingin tahu, berpikir terbuka, dan bagian atas “V” diletakan pertanyaan
sikap keragu-raguan. kunci yang berfungsi untuk menuntun
Salah satu upaya yang digunakan siswa dalam melakukan penyelidikan
untuk meningkatkan pemahaman konsep (Suastra, 2009).
dan sikap ilmiah adalah menerapkan Beberapa tahapan dalam melak-
model pembelajaran Heuristik Vee. Model sanakan model pembelajaran heuristik
pembelajaran Heuristik Vee merupakaan vee (1) Tahap 1 orientasi. Tahap ini guru
suatu cara yang dipakai untuk memusatkan perhatian peserta didik de-
memecahkan masalah dengan prosedur- ngan menyebutkan beberapa fenomena
prosedur penemuan dalam ilmu penge- dalam kehidupan sehari-hari yang
tahuan alam (Novak & Gowin, 1985; berkaitan dengan topik yang akan
Suastra, 2009). Model pembelajaran dipelajari. (2) Tahap 2 pengungkapan
Heuristik Vee dikem-bangkan untuk Gagasan Peserta didik. Tahap ini Guru
melihat secara jelas sifat dan maksud dari meminta peserta didik untuk mengung-
praktek-praktek laboratorium. kapkan gagasan konseptual yang
Pembelajaran ini mengajarkan dimilikinya dengan memberikan per-
bagaimana pengalaman atau penge- tanyaan-pertanyaan yang ada kaitanya
tahuan disampaikan bukan apa penge- dengan kehidupan sehari-hari. (3) Tahap
tahuan itu (Vanhear & Pace, 2008). 3 Pengungkapan permasalahan/ fokus
Penerapan model pembelajaran Heuristik pertanyaan. Tahap ini Guru mengajukan
Vee, membiasakan siswa untuk me- permasalahan yang berkaitan dengan
nyelesaikan permasalahan, menemukan penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk
sesuatu yang menarik dan berguna bagi pertanyaan kunci. (4) Tahap 4 pengkons-
diri sendirinya, menerapkan pengetahuan truksian pengetahuan baru. Untuk meng-
yang diperoleh dalam kehidupan nyata konstruksi pengetahuan baru peserta didik
(sehari-hari). Heuristik Vee pada dasarnya diminta melakukan eksperimen. Guru
merupakan teknik pedagogis, dimana mengawasi siswa dan memberikan bim-
pembelajaran terjadi melalui interaksi bingan seperlunya. Guru meminta peserta
siswa, konstruktivistik, serta berbasis didik untuk memberikan komentar
discovery inquiry (Roehrig et al. dalam terhadap hasil pengamatan serta me-
Calais, 2009). nuangkannya dalam diagram Vee. (5)
Heuristik Vee dapat diartikan Tahap 5 evaluasi, tahapan ini bertujuan
sebagai cara memecahkan masalah mengevaluasi gagasan mana yang paling
dengan menggunakan prosedur-prosedur benar untuk menjelaskan fenomena yang
pene-muan dalam IPA yang dituangkan dipelajari dan pengkonstruksian penge-
dalam diagram “V” (Suastra, 2009). Pada tahuan yang baru, peserta didik diminta
bagian kiri diagram Vee merupakan sisi melakukan tanya jawab (diskusi) yang
kon-septual/teoritis dan bagian kanan me- dipandu oleh guru. Guru mencatat ide-ide
rupakan sisi metodologis/proses. Pada sisi pokok yang sesuai dengan konsep ilmiah
konseptual (sebelah kiri huruf “V”) dan mendiskusikan jawaban peserta didik
berisikan teori-teori, prinsip-prinsip, dan yang salah. Dengan demikian peserta
konsep-konsep. Teori dibangun dari didik dapat melihat ketidak sesuaian
prinsip-prinsip dan prinsip dibangun oleh gagasan yang dimiliki sebelumnya dan
konsep-konsep. Gagasan atau sejenis kemudian mengubahnya.
“teori anak” mengenai peristiwa-peristiwa Adapun keunggulan dari model
alam perlu dibuktikan kebenarannya pem-belajaran Heuristik Vee, adalah (1)
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)
pemahaman konsep antara siswa yang angket sikap ilmiah yang memiliki lima
mengikuti model pembelajaran Heuristik alternatif pilihan.
Vee dengan siswa yang mengikuti Model Data dianalisis menggunakan sta-
pembelajaran konvensional, melawan H1 tistik MANOVA satu jalur. Sebelum
yang berbunyi terdapat perbedaan yang pengujian hipotesis maka dilakukan uji
signifikan pemahaman konsep antara prasyarat analisis yang terdiri dari uji
siswa yang mengikuti model pembelajaran normalitas sebaran data dengan teknik
Heuristik Vee dengan siswa yang Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
mengikuti Model pembelajaran konven- SPSS 20 for Windows, uji homogenitas
sional. (3) H0 yang berbunyi tidak terdapat antar kelompok. Uji Homogen matrik dan
perbedaan yang signifikan sikap ilmiah uji koloneariats semua uji dilakukan
antara siswa yang mengikuti model dengan program SPSS 20.0 for Windows.
pembelajaran Heuristik Vee dengan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengikuti model pembelajaran HASIL
konvensional, melawan H1 yang berbunyi Deskripsi data dilakukan terhadap
terdapat perbedaan sikap ilmiah yang ukuran pemusatan yang meliputi rata-rata,
signifikan antara siswa yang mengikuti median, modus, standar deviasi, (SD),
model pembelajaran Heuristik Vee dengan varians, rentangan, data maksimum, dan
siswa yang mengikuti model pembelajaran data minimum. Secara ringkas, hasil
konvensional. Data dikumpulkan melalui perhitungan nilai rata-rata pemahaman
penyebaran 25 soal tipe pilihan ganda konsep fisika dan sikap ilmiah dapat dilihat
dengan lima alternatif pilihan jawaban tes pada Tabel 1 .
pemahaman konsep fisika dan 40 butir
variabel terikat adalah sama. Uji koli- Multivariate Tests. Ho ditolak jika Pillai’s
nieritas menggunakan Uji product Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’ Trace,
moment. Berdasarkan hasil perhitungan, Roy’s Largest Root menunjukkan nilai
tampak bahwa rhitung < 0,800, dapat signifikansi lebih kecil dari taraf
disimpulkan bahwa variabel pemahaman signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05.
konsep dan sikap ilmiah tidak kolinear. Outputv Multivariate Tests tersaji pada
Keputusan hipotesis pertama diambil Tabel 2.
berdasarkan data pada tabel output
model pembelajaran konvensional guru antara apa yang dikenal dan apa yang
masih sebagai pusat informasi (teacher belum diketahui dalam penyelidikan
centered), dimana semua petunjuk sudah ilmiah. Model pembelajaran ini dapat
disediakan secara rinci dan terstruktur membantu siswa dalam mengem-bangkan
oleh guru. Pembelajaran berlangsung kemampuan pemecahan masalah yang
melalui tahapan-tahapan instruksi tanpa berdampak pada peningkatan pemaha-
mempertimbangkan kemampuan intelek- man konsep dan sikap ilmiah siswa.
tual siswa (pengetahuan awal) dan tanpa Melalui model ini siswa dilatih untuk
diawali dengan permasalahan dan pe- mengembangkan aktifitas ilmiah dalam
ngajuan hipotesis dari siswa. Hal ini memecahkan permasalahan yang
mengakibatkan siswa kurang dapat me- diberikan. Penelitian Vanhear (2013)
ngaitkan materi dengan permasalahan mengungkapkan bahwa penggunaan
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari model Heuristik Vee dan peta konsep
sehingga siswa akan lebih sulit dalam dapat meningkatkan pemiki-ran refletif dan
memaknai konsep-konsep yang telah terjadi pembelajaran yang bermakna.
dipelajari. Kegiatan laboratorium seperti ini Septriari et al (2013) menunjukan bahwa
tidak banyak membantu dalam mengem- rata-rata sikap ilmiah siswa yang
bangkan sikap ilmiah siswa. Berdasarkan dibelajarkan dengan model pem-belajaran
uraian tersebut dapat di-simpulkan bahwa Heuristik Vee berbantuan peta konsep
pembelajaran Heuristik Vee berbantuan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
peta konsep lebih kuat pengaruhnya sikap ilmiah kelompok siswa yang dibe-
dibandingkan model pembelajaran kon- lajarkan dengan model pembelajaran
vensional dalam pencapaian pemahaman direct learning.
konsep dan sikap ilmiah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan SIMPULAN DAN SARAN
beberapa hasil penelitian yang telah SIMPULAN
dilaksanakan sebelumnya terkait peng- Berdasarkan hasil penelitian dan
gunaan model pembelajaran Heuristik pembahasan diuraikan simpulan sebagai
Vee. Suastra (1996) meng-ungkapkan berikut. (1) Terdapat perbedaan yang
bahwa 84% para siswa menyatakan signifikan pemahaman konsep fisika dan
bahwa penerapan model pembelajaran sikap ilmiah antara kelompok siswa yang
Heuristik Vee memudahkan siswa dalam belajar dengan model pembelajaran
memahami konsep-konsep fisika. Pene- Heuristik Vee dan model pembelajaran
litian Tekeş & Gönen (2013) menunjukan konvensional (F= 23,773; p<0,05). (2)
bahwa penerapan model pembelajaran Terdapat perbedaan yang signifikan
Heuristik Vee dapat meningkatkan pemahaman konsep antara kelompok
prestasi belajar fisika siswa pada pokok siswa yang dibelajarkan dengan model
bahasan gelombang mekanik. Dampak pembelajaran Heuristik Vee dan model
lainnya adalah siswa senang melakukan pembelajaran konvensional (F= 26,955;
kegiatan eksperimen dilaboratorium. p<0,05). Hasil uji lanjut menunjukkan
Tortop (2012) menunjukan bahwa kelom- bahwa model pembelajaran Heuristik Vee
pok mahasiswa yang melakukan praktek lebih unggul dari model pembelajaran
laboratorium dengan bantuan Heuristik konvensional dalam pencapaian pema-
Vee memiliki pemahaman konsep yang haman konsep fisika. (3) Terdapat
lebih tinggi dari mahasiswa yang perbedaan yang signifikan sikap ilmiah
melakukan praktek laboratorium dengan antara kelompok siswa yang belajar
metode klasik pada konsep hukum-hukum mengggunakan model pembelajaran Heu-
Newton tentang gerak pada mata kuliah ristik Vee dan model pembelajaran
laboratorium mekanika II. Hasil penelitian konvensional (F= 39,349; p<0,05). Hasil
Calais (2009) menunjukan bahwa model uji lanjut menunjukkan bahwa model
pembelajaran Heuristik Vee adalah alat pembelajaran Heuristik Vee lebih unggul
yang cocok untuk memungkinkan siswa dari model pembelajaran konvensional
dalam memahami bagaimana peristiwa, dalam pencapaian sikap ilmiah.
proses atau objek yang terkait dengan
tujuan pembelajaran dalam berinteraksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014)