http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej
Abstract
___________________________________________________________________
This research is done to know the expediency of contextual based evaluation tool to measure students’ critical thinking ability.
First step in this research begins with observation. Based on the observation result, teachers hadn’t have evaluation tool to
measure students’ critical thinking. Therefore, the research is done to develop contextual based evaluation tool to measure
students’ critical thinking. The research design is research and development with small scale experiment on XI B class, the big
scale experiment on VIII C class, and consumption test to VII F in Junior High School 2 Boja. Research data to be retrived is
the valuation by epert evaluation tool, test validity, reability, distinguishing, and level of dificulty, test students’ critical
thinking and questionnaire responses of student and teacher. Its result shows that the developed evaluation tool is valid and
suitable to be used with average score 3,63 from the experts, studentss response achievement is 90,56% and teacher response
achievement is 100% with excellent criteria. Students’ critical thinking is measured by evaluation tool shows that the average
score is 72,71% which is included to good criteria. The conclusion is the contextual based changing material topic of integrated
science evaluation tool is valid and suitable to use.
Alamat korespondensi:
Jurusan IPA Terpadu FMIPA UniversitasNegeri Semarang
Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati
Telp. (024) 70805795 KodePos 50229
E-mail: mim.jazuli@yahoo.com
Mim Jazuli & Sri Wardani / Unnes Science Education journal 4 (2) (2015)
berpikir kritis (Kartimi & liliasari, 2012). Rerata skor untuk keseluruahn komponen
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu kebahasaan mencapai 3,72 yang masuk dalam
dikembangkan alat evaluasi IPA terpadu dengan kategori layak menurut BSNP. Hasil penilaian
pendekatan kontekstual untuk mengukur pakar menunjukkan respon positif terhadap alat
kemampuan berpikir kritis siswa. evaluasi yang dikembangkan .Alat evaluasi yang
dikembangkan juga divalidasi berdasarkan
METODE komponen alat evaluasi. Hasil validasi pakar
Model penelitian yang akan dilakukan evaluasi dapat dilihat pada tabel 2.
merupakan model penelitian dan pengembangan Tabel 2. Hasil Penilaian Pakar Evaluasi
(research and development). Penelitian dan Persentase (Kriteria)
pengembangan ini menggunakan model yang No Penilai Instansi Instrumen II
Validasi I
diadaptasi dari Sugiyono (2010). Subjek 1 Validator I Dosen 3,63 (layak)
penelitian adalah guru IPA dan siswa kelas VII Jurusan IPA
tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini Terpadu
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2 Validator II Guru SMP 3,54 ( layak)
Negeri 2 Boja
2014/2015 di SMP Negeri 2 Boja. Data 3 Validator III Guru SMP 4 (layak)
penelitian yang akan diambil adalah hasil Negeri 2 Boja
penilaian alat evaluasi oleh pakar, hasil Penilaian pakar evaluasi memperoleh rata-
keterbacaan peserta didik dan guru IPA terhadap rata skor 3,72 sehingga layak digunakan.
alat evaluasi, hasil uji coba validitas, realibilitas, Validator I menyarankan untuk melakukan
daya pembedan dan tingkat kesukaran soal, hasil revisi dan validasi lagi, karena indikator
kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil kemampuan berpikir kritis dalam soal belum
tanggapan peserta didik dan guru IPA terhadap terlihat serta menyarankan untuk menyesuaikan
alat evaluasi. materi soal dengan buku IPA terpadu. Setelah
melakukan revisi sesuai saran validator alat
HASIL DAN PEMBAHASAN evaluasi divalidasi lagi dan menunjukkan
kenaikan skor yang diperoleh, hal ini
Hasil penelitian pengembangan alat menunjukkan indikator kemampuan berpikir
evaluasi IPA terpadu topik perubahan materi kritis dalam soal sudah terlihat. Selain dari segi
berbasis kontekstual untuk mengukur bahasa dan komponen alat evaluasi, alat
kemampuan berpikir kritis siswa meliputi hasil evaluasi yang dikembangkan juga divalidasi
penilaian alat evaluasi oleh pakar, angket berdasarkan kelayakan materi. Hasil validasi
keterbacaan siswa dan guru terhadap alat pakar materi dapat dilihat pada tabel 3.
evaluasi, hasil uji coba alat evaluasi, angket Tabel 3. Hasil Penilaian Pakar Materi
tanggapan siswa dan guru terhadap pemakaian Presentase
alat evaluasi yang dikembangkan. Hasil (kriteria)
No Penilai Instansi
Instrumen III
penilaian pakar bahasa dapat dilihat pada Tabel
Validasi I
1. 1 Validator I Dosen Jurusan 3,33 (layak)
Tabel 1. Hasil Penilaian Pakar Bahasa Biologi
Presentase 2 Validator II Guru SMP 3,33 ( layak)
(Kriteria) Negeri 2 Boja
No Penilai Instansi
Instrumen I 3 Validator III Guru SMP 3,67 (layak)
Validasi I Negeri 2 Boja
1 Validator I Dosen Jurusan 3,67 (layak)
Bahasa Indonesia Penilaian materi dalam alat evaluasi yang
Unnes dikembangkan meliputi kesesuaian materi soal
2 Validator II Guru SMP Negeri 2 4 (layak)
Boja
dengan KI dan KD, soal disajikan dengan
3 Validator III Guru SMP Negeri 2 3,5 ( layak) kebenaran fakta dan konsep, alat evaluasi
Boja mencirikan adanya keterpaduan antar bidang
IPA, konsep yang disajikan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Pakar materi
914
Mim Jazuli & Sri Wardani / Unnes Science Education journal 4 (2) (2015)
memberikan rata-rata skor sebesar 3,44. Hasil kesukaran soal dan daya pembeda soal untuk
penilaian tersebut termasuk dalam kriteria layak mengetahui kualitas dari soal. Hasil uji validitas
untuk digunakan. Beberapa aspek yang belum soal dapat dilihat pada tabel 5.
mendapatkan skor maksimal. Skor terendah Tabel 5. Hasil Analisis Validitas Soal
dalam penilaian materi terdapat dalam poin 2 Kriteria No. Butir Soal
dan 4 yaitu aspek kesesuaian materi dengan Valid 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19,
siswa dan keterpaduan bidang IPA dalam alat 20, 21, 23, 24
Tidak Valid 1, 2, 4, 8, 15, 22, 25
evaluasi. Tindak lanjut yang dilakukan oleh
peneliti adalah memperbaiki alat evaluasi sesuai
saran yang diberikan oleh pakar. Hasil analisis uji reliabilitas soal uji coba
Alat evaluasi yang dinyatakan layak yang telah dilakukan memperoleh nilai r11
berdasarkan uji validasi pakar, selanjutnya diuji sebesar 0,856. Nilai r11 akan dibandingkan
skala kecil oleh guru IPA dan peserta didik dengan nilai rtabel. Berdasarkan rtabel pada n=32
untuk mengetahui tingkat keterbacaan alat dengan taraf signifikansi 5% didapatkan nilai rtabel
evaluasi. Hasil angket keterbacaan guru IPA dan sebesar 0,349. Jadi, diambil kesimpulan bahwa
peserta didik terhadap alat evaluasi dapat dilihat soal instrumen dikatakan reliabel karena nilai
pada Tabel 4. r11> r tabel dan memiliki reliabilitas yang sangat
Tabel 4. Angket Keterbacaan Alat Evaluasi tinggi.
Angket Presentase Kriteria daya pembeda soal diketahui dengan cara
melakukan uji analisis daya pembeda. Hasil uji
Guru 94,64% Sangat Baik daya pembeda disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Siswa 90.49% Sangat baik
Kriteria No. Butir Soal
Baik 5, 6, 7, 9, 16, 17, 18, 19, 21, 23
Cukup 3, 8, 10, 12, 13,14, 20, 24
Angket keterbacaan siswa memperoleh
Kurang baik 1, 2, 4, 11, 15, 22, 25
rerata skor 94,64% masuk dalam kriteria sangat
baik. Respon siswa pada angket keterbacaan
Tingkat kesukaran soal diketahui dengan
beragam pada setiap point. Point terendah
cara melakukan uji analisi tingkat kesukaran
terdapat pada point 3, 4, dan 5 berkaitan tentang
soal. Hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat
tata bahasa dalam alat evaluasi sehingga
dilihat pada tabel 7.
dilakukan perbaikan agar alat evaluasi mudah
Tabel 7. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
dipahami oleh siswa. Pada aspek alat evaluasi
Kriteria No. Butir Soal
dapat mengukur kemampuan berpikir kritis dan
Sukar 3, 8, 13, 20, 22, 23, 24, 25
soal berkaitan dengan kehidupan nyata
Sedang 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 21
mendapatkan poin 100% yang menunjukkan
Mudah 15
bahwa alat indicator kemampuan berpikir kritis
siswa terlihat dalam soal alat evaluasi.
Alat evaluasi yang digunakan dalam uji
Hasil angket keterbacaan guru memperoleh
pemakaian berupa 10 soal esai dengan kategori
skor 90.49% dan masuk dalam kriteria sangat
baik dari uji validitas, realibilitas, daya pembeda
baik. Hasil dari angket keterbacaan guru
dan tingkat kesukaran soal, serta disesuaikan
mendapatkan respon positif dengan kriteria baik
dengan kemampuan berpikir kritis menurut
sekali. Guru setuju jika penilaian kemampuan
Ennis. Pelaksanaan uji pemakaian ini, peneliti
berpikir kritis diukur secara jelas dalam alat
menggunakan kelas VII F SMP Negeri 2 boja.
evaluasi karena didalam alat evaluasi tercantum
Uji pemakaian dilaksanakan untuk mengetahui
keterangan kemampuan berpikir kritis apa saja
hasil kemampuan berpikir kritis siswa dan
yang diukur.
angket tanggapan guru IPA dan peserta didik
Alat evaluasi yang dinyatakan layak dari
terhadap alat evaluasi yang sudah
hasil validasi pakardan keterbacaan alat evaluasi
dikembangkan.Rekapitulasi hasil pemakaian
oleh peserta didik dan guru IPA selanjutnya
dilakukan uji validitas, realibilitas, tingkat alat evaluasi dapat dilihat pada tabel 8.
915
Mim Jazuli & Sri Wardani / Unnes Science Education journal 4 (2) (2015)
917
Mim Jazuli & Sri Wardani / Unnes Science Education journal 4 (2) (2015)
bervariasi dan berkaitan dengan kehidupan Termokimia untuk SMA Peringkat Atas
sehari-hari yang mencirikan pendekatan dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPA
kontekstual. Indikator kemampuan berpikir kritis Indonesia. Vol. 1 (1)
juga sudah terlihat dalam alat evaluasi sehingga Liberna , H. 2012. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui
siswa dapat mengukur kemampuan berpikir
Penggunaan Metode Improve
kritisnya. padamateri Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel.Jurnal Formatif Vol.2 (3) :
SIMPULAN 190-197.
Listyawati, M. 2012. Pengembangan Perangkat
Pengembangan alat evaluasi IPA terpadu Pembelajaran IPA Terpadu di SMP.
topik perubahan materi berbasis kontekstual Journal of Innovative Science Education 1
(1)
untuk mengukurmkemampuan berpikir kritis
Prasetya, T. I. 2012. Meningkatkan
layak digunakan sesuai dengan langkah-langkah Keterampilan Menyusun Instrumen
penelitian dan pengembangan. Alat evaluasi Hasil Belajar Berbasis Modul Interaktif
yang dikembangkan mampu mengukur Bagi Guru-Guru IPA SMP N kota
kemampuan berpikir krits siswa pada Magelang. Journal of Education Research
pembelajar IPA Terpadu topik perubahan and Evaluation. Vol.1(2)
amteri. Sanjaya, W. 2011. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: kencana.
DAFTAR PUSTAKA Setyorini, U. 2010. Penerapan Model Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan
Amelia, L. 2013. Pengembagan Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis SMPN 24 Semarang Pada Sub Pokok
pada Materi Sistem Pencernaan Bahasan GLBB. Skripsi. Semarang:
Respirasi dan Regulasi. Tesis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Universitas Negeri Semarang. Sugiarti.2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Arikunto. 2009. Dasar-dassar evaluasi pendidikan. Kontekstual Terhadap Kemampuan
Jakarta:Bumi Aksara. Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA
Burris S. 2006. An Investigation of TheCritical Negeri 3 Watansoppeng. Jurnal Chemical
Thinking Ability of Secondary Vol. 13 (1): 77-83.
Agriculture Students. Journal of Shouthern Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan
Aricultural Education Research. Vol-56. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
No.1. R&D). Bandung: Alfabeta.
Ennis, R. H. 1991. Critical Thinking: A Susanti, E. 2012. Pengembangan Praktikum
Streamlined Conception. Teaching Genetika untuk Melatih Keterampilan
Philosophy. Vol-14. No.1 Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan IPA
Ennis, R. H. 1993. Critical Thinking Assesment. Indonesia. Vol. 1 (2) 102-108.
Theory Into practice. Vol-32. No. 3. Susilo, AB. 2012. Model Pembelajaran IPA
Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan berpikir Kritis
Kemampuan Berpikir Kritis dan Siswa SMP. Unnes Science Education
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Journal. Vol. 1 (1)
Dasar. Jurnal Edisi Khusus No. 1. Syahbana, A. 2012. Peningkatan Kemampuan
Hasrudin. 2009. Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP
Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Melalui Pendekatan Contextual
Kontekstual. Jurnal Tabularasa PPS Teaching and Learning. Jurnal Edumatica
Unimed. Vol. 6 (1): 48-60. Vol. 2 (1)
Hasnawati. 2006. Pendekatan Contextual Walker,G. H. 2005. Critical thinking in
Teaching Learning Hubungannya Asynchronous Discussions. Interational
dengan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Journal technology and Distance Learning.
Ekonomi & pendidikan. Vol. 3 Vol. 2 (6)
(1)
Kartimi & Liliasari (2012). Pengembangan Alat
Ukur Berpikir Kritis pada Konsep
918