MASNIARI POELOENGAN
ABSTRACT
Probiotic yoghurt was a fermented milk produce, that was known as a functional food and widely
consumed as a health food. Yoghurt contained antimicrobial substrates. These substrates were formed by the
lactic acid bacteria and the probiotic used as starters to ferment milk as the yoghurt raw material. The
objective of this study was to assess the antimicrobial activities of two brands of yoghurt on Salmonella
typhii, Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Bacillus cereus. In this conjunction, the yoghurt
antimicrobial activities were shown by the clear zones formed around the agar wells. The obtained results
demonstrated that the two brands of yoghurt tested were able to control the pathogenic bacterial growths.
Further findings pointed out that the yoghurt antimicrobial activities depended on the microorganism species
used as starters and the amount of antimicrobial compounds produced during the milk fermentation.
Keywords: Probiotic yoghurt, milk, antimicrobial
ABSTRAK
Yoghurt probiotik adalah salah satu produk susu fermentasi yang dikenal sebagai pangan fungsional.
Bakteri asam laktat dan probiotik yang digunakan sebagai starter mampu menghasilkan subtrat antimikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari yoghurt sebagai antibakteri. Bakteri yang diuji yaitu Salmonella
typhii, Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan pada daerah hambat dari keempat bakteri dan kedua produk. Bakteri gram negatif (S. typhii dan E.
coli) cenderung lebih mudah dihambat oleh yoghurt produk A dibandingkan bakteri gram positif (S. aureus,
B. cereus).
Kata kunci: Yoghurt, probiotik, antimikroba
303
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020
Flavour yoghurt ditentukan oleh terbentuknya coli). Kultur bakteri uji diperbanyak dengan
asam laktat, asetaldehida, asam asetat dan cara diambil dari kultur biakan agar miring
diasetil (RAHMAN et al., 1992). dengan ose steril dan diinokulasikan dengan
Pembuatan yoghurt diawali dengan media nutrient agar (NA) dan diinkubasi pada
pemanasan susu yang akan difermentasi suhu 370C selama 24 jam.
sampai 900C selama 15-30 menit, kemudian Kultur bakteri uji harus berumur 24 jam
didinginkan sampai 430C, diinokulasikan setiap akan dilakukan digunakan. Kultur ini
dengan 2% kultur campuran Streptococcus dibuat dengan cara mengambil 1 ose masing-
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. masing bakteri uji dari kultur stock, kemudian
Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat diinokulasikan ke dalam media NA pada
adalah kemampuannya untuk memfermentasi cawan petri dan diinkubasikan pada suhu 370C
gula menjadai asam laktat. Sifat ini penting selama 24 jam.
dalam pembuatan produk fermentasi seperti
susu fermentasi. Produksi asam oleh bakteri
asam laktat berjalan cepat, sehingga Uji antagonistik yoghurt pada berbagai
pertumbuhan mikroba lain yang tidak bakteri uji
diinginkan dapat segera dihambat (FARDIAZ,
1992). Metode yang digunakan untuk uji
Berdasarkan hasil fermentasinya, bakteri kemampuan antagonistik yoghurt pada
asam laktat dikelompokkan menjadi berbagai jenis bakteri uji adalah metode difusi
homofermentatif dan heterofermentatif sumur (NCCLS, 2000). Kultur bakteri uji yang
(BRANEN dan DAVIDSON, 1993). Bakteri siap pakai dalam media NA berumur 24 jam
homofermentatif memecah gula terutama diencerkan dalam media pengencer BPW 1%
menjadi asam laktat. Streptococcus, dan dibandingkan dengan larutan McFarland
Pediococcus dan beberapa spesies no 0,5 sebanding dengan populasi 108, lalu
Lactobacillus bersifat homofermentatif. diencerkan hingga diperoleh populasi 107.
Bakteri homofermentatif membentuk 90% atau sebanyak 1 ml larutan pengencer yang telah
lebih asam laktat murni (FARDIAZ, 1992). diinokulasi bakteri uji dimasukkan ke dalam
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cawan petri berdiameter 9 cm menggunakan
efektivitas yoghurt sebagai antibakteri pipet dan ditambahkan Mueller Hinton Agar
pathogen. sebanyak 15-20 ml, sehingga terbentuk agar
dengan ketebalan 4 mm. Setiap cawan
mewakili satu produk dan satu bakteri,
MATERI DAN METODE sehingga digunakan 8 cawan setiap kali
pengamatan.
Kegiatan penelitian dilakukan melalui
Setelah agar dalam cawan mengeras,
beberapa tahapan yaitu pengumpulan dua ditengah-tengah agar dibuat lubang sumur
macam produk komersial yoghurt A dan B dengan menggunakan tabung Durham
masing-masing mengandung bakteri
berdiameter 5 mm (NCCLS menggunakan
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus diameter 6 mm untuk antibiotik) sebanyak 6
bulgaricus. sumur setiap cawan. Setiap cawan terdiri dari
Bakteri uji yang digunakan berupa bakteri
3 kali ulangan dan setiap ulangan dilakukan
pathogen yaitu gram positif (Staphylococcus duplo. Sebanyak 50µl yoghurt dipipet kedalam
aureus dan Bacillus cereus) dan gram negatif lubang sumur dan dibiarkan meresap kedalam
(Escherichia coli dan Salmonella typhii). Uji
agar selama ± 30 menit pada suhu sekitar 70C.
efektivitas dua macam produk yoghurt secara Selanjutnya agar diinkubasi pada suhu 370C
in vitro terhadap bakteri uji. selama 24 jam lalu zona penghambatan berupa
areal bening di sekeliling sumur yang
Persiapan bakteri uji dihasilkan diukur. Diameter zona peng-
Bakteri uji yang digunakan yaitu bakteri hambatan diukur dengan menggunakan jangka
gram positif (Bacillus cereus dan sorong. Zona bening diukur diameternya
Staphylococcus aureus) dan bakteri Gram sebanyak tiga kali di tempat yang berbeda dan
negatif (Salmonella thypii dan Escherichia
304
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020
hasilnya dirata-ratakan. Percobaan dilakukan 8,83 mm. Bacillus cereus merupakan bakteri
tiga kali ulangan setiap produk. gram positif yang paling tidak sensitif terhadap
antimikroba yogurt kedua produk dengan
rataan diameter zona penghambatan sebesar
HASIL DAN PEMBAHASAN 6,83 mm. NURDIANA (2002) dalam
penelitiannya juga menjelaskan bahwa
Aktivitas antimikroba yoghurt asal susu aktivitas antibakteri yogurt yang terbesar
sapi adalah terhadap bakteri uji Escherichia coli
yang merupakan bakteri gram negatif,
Aktivitas antimikroba yogurt asal susu sapi sedangkan bakteri yang paling tidak sensitif
yang ditentukan dengan metode sumur adalah bakteri gram positif dari jenis Bacillus.
menunjukkan bahwa bahan baku susu sapi baik
dari produk A maupun produk B yang Tabel 1. Aktivitas antimikroba yogurt asal produk A
difermentasi dengan starter yogurt terhadap berbagai bakteri uji
menghasilkan substrat antimikroba yogurt. Bakteri Rata-rata (mm)
Aktivitas penghambatan tersebut ditujukan
Escherichia coli 9.07 A
dengan tidak tumbuhnya bakteri uji disekitar
Staphylococcus aureus 8.83 AB
sumur (terdapat zona bening) yang diisi dengan
Salmonella typii 7.76 B
yogurt. Semakin luas zona bening yang
terbentuk semakin sensitif bakteri patogen Bacillus cereus 6.83 C
yang diujikan tersebut. Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang
sama menunjukkan beda nyata (P<0,05)
Perbedaan kelompok bakteri gram positif Analisis ragam terhadap ukuran diameter
dan gram negatif serta sensitifitasnya zona hambat antimikroba yogurt asal produk A
terhadap antimikroba yogurt asal produk pada bakteri yang dikelompokkan berdasarkan
A dan produk B perbedaan gram menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata antara bakteri gram positif dan
Bakteri yang tergolong dalam bakteri gram bakteri gram negatif (P<0,01). Bakteri gram
positif adalah Bacillus cereus, dan negatif cenderung lebih mudah dihambat oleh
Staphylococcus aureus sedangkan yang yogurt asal produk A dibandingkan bakteri
tergolong bakteri gram negatif adalah gram positif. Rata-rata diameter zona hambat
Salmonella thypii, dan Escherichia coli. bakteri gram negatif adalah 8.42A sedangkan
Analisis ragam terhadap ukuran diameter zona rataan diameter bakteri gram positif adalah
penghambat yogurt asal produk A sebesar 7.83 (Tabel 2.).
menunjukkan bahwa senyawa aktif yang
terdapat di dalam yogurt sangat nyata Tabel 2. Aktivitas antimikroba yogurt produk A
yang dikelompokkan berdasarkan gram
menghambat pertumbuhan keempat bakteri
yang diuji. Uji lanjut dengan LSM (Least Jenis gram Rata-rata (mm)
Significant Mean) menunjukkan bahwa ukuran Gram - 8.42A
diameter zona hambat bakteri Eschericia coli Gram + 7.83B
dan Staphylococcus aureus tidak berbeda nyata
dihambat oleh yogurt (P<0,05) (Tabel 1). Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang
sama menunjukkan berbeda sangat nyata
Perbedaan zona hambat yang nyata terlihat (P<0,01)
pada Bacillus cereus dan Salmonella typii.
Escherichia coli.merupakan bakteri gram Bakteri gram negatif sensitif terhadap
negatif yang paling sensitif terhadap tingkat keasaman yang rendah dibandingkan
antimikroba yogurt kedua produk dengan bakteri gram positif. (RAY, 2003). Daya
rataan diameter zona hambat sebesar 9,07 mm hambat yogurt yang besar terhadap bakteri
(Tabel 1). Bakteri gram positif yang paling gram negatif diduga disebabkan oleh senyawa
sensitif terhadap antimikroba yogurt kedua antibakteri yang berupa asam-asam organik
bangsa adalah bakteri Staphylococcus aureus (BRANEN dan DAVIDSON, 2003).
dengan rataan diameter zona hambat sebesar
305
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020
306
Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020
307