Anda di halaman 1dari 8

Metode Penelitian

Hasil Penelitian
A. Ruang Lingkup Kegiatan Public Speaking dan Berbicara Didepan Umum
a. Latar Belakang dan Pengertian Public Speaking
Setiap mendengar “public speaking” yang terlintas pasti bagaimana cara berbicara didepan khalayak
umum secara baik, benar dan lancar. Setiap orang pasti bisa berbicara, tetapi tidak semua orang bisa
berbicara dengan baik atau bahkan menarik didepan umum, apalagi kalau menjadi pusat perhatian
dalam acara resmi maupun non resmi. Dalam penyampaiannya membutuhkan tehnik-tehnik
tersendiri dan hal ini tentunya dapat dipelajari. Oleh karena itu pembahasan mengenai public
speaking akan lebih berpusat pada perhatian “bagaimana” seseorang dapat berbicara atau
menyampaikan gagasannya secara baik, bukan pada “apa” yang dikatakan.
Public speaking bermula dari istilah yang dikemukakan oleh para ahli retorika, yang diaartikan
sebagai seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad masehi. Banyak
yang berpikir negatif apabila menggunakan retorika, karena beranggapan bahwa arti kata retorika
adalah sebuah seni propaganda. Hal sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Jalaludin Rakhmat
dalam bukunya Retorika Modern, bahwa kemajuan negara barat bukan saja bertumpu pada
pengetahuan, matematika, fisika, bahkan jika ditelisik lebih mendalam lagi mereka memiliki
kemampuan luar biasa dalam ilmu-ilmu alam, bukan hanya mengenai apa yang di pikirkan tetapi
juga kemampuan dalam menyampaiakannya kepada khalayak sehingga dapat dipahami.
Berabad-abad yang lalu negara barat berpijak pada budaya yang mementingkan Pendidikan Bahasa,
yang berakar pada filsafat Yunani dan bertumpu pada retorika. Setelah itulah muncul anggapan
negatif apabila menggunakan kata retorika, sedang berhadapan dengan seni propaganda
menggunakan kata-kata yang indah dan bagus yang disangsikan kebenarannya. Teteapi sebenarnya
retorika memiliki pengertian yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita
rasa lewat Bahasa sebagai kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran. Dengan retorika
pemimpin dapat menakhlukkan hati dan jiwa atau kemampuan menggotak-atik otak, sehingga
keputusannya dapat diterima karyawan atau audiens.
Pada abad ke-20, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern,
khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika mulai digeser speech
communication, atau oral communication atau lebih dikenal dengan public speaking. Terdapat
tokoh-tokoh retorika yang mutakhir diantaranya:
1. James A.Winans dalam bukunya public speaking (1917) menggunakan psikologi dari William
James dan E.B. Tichener. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh James bahwa tindakan
ditentukan perhatian, winans mendefinisikan persuai sebagai “proses menumbuhkan perhatian.
Pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologi seperti kepentingan pribadi,
kewajiban social, dan kewajiban agama. Winans merupakan pendiri Speech Communication of
America (1950).
2. Charles Henry Woolbert, merupakan pendiri Speech Communication of America juga. Psikologi
yang mempengaruhinya adalah behaviorisme dari Jhon B.Watson. Woolbert memandang Speech
Communication sebagai ilmu tingkah laku. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika
adalah dasar komunikasi.
3. William Noorwood Brigance, berbeda dengan Woolbert yang lebih menitik beratkan pada logika,
Brigance menekankan factor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat
unsur: a) rebut perhatian pendengar, b) usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan
karakter anda, c) dasarkan pemikiran pada keinginan dan d) kembangkan setiap gagasan sesuai
dengan sikap pendengar.
Apabila ditarik benang dari uraian diatas maka public speaking memiliki pengertian yakni
berbicara didepan umum, bagaimana seseorang dapat berbicara menyampaikan pesan atau gagasan
yang ingin diketahui audiens. Hal-hal demikian yang selalu menjadi pusat perhatian.
b. Public Speaking sebagai Sarana Komunikasi
Pada dasarnya tujuan utama seseorang berbicara adalah untuk berkomunikasi secara langsung antara
pembicara dan pendengar guna mencari informasi agar pendengar bisa mengambil dan
mempergunakan informasi tersebut. Esensi dari tujuan berbicara itu sendiri adalah kegiatan
berbicara untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan, dan menggerakkan.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara harus memahami makna segala sesuatu
yang ingin dikomunikasikan. Pembicara harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengarnya dan harus mengetahui segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupum
perorangan.
Selain sebagai sarana berkomunikasi, tujuan berbicara di depan umum atau public speaking
antara lain sebagai berikut:
a. Untuk menyampaikan ide secara sistematis dan tersusun
b. Untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapat
c. Untuk mengikuti sebuah diskusi dan rapat dengan baik
d. Untuk menambah kepercayaan diri
e. Untuk menyampaikan sebuah presentasi
f. Untuk memimpin rapat, sidang, dan diskusi
g. Untuk menambah kewibawaan dan citra diri
h. Untuk sarana pengembangan diri
Fungsi berbicara di depan umum adalah menyampaikan ide dan informasi (argumentasi),
meyakinkan orang lain atau persuasif, dan mengajak orang lain memiliki kesadaran diri.
c. Pengertian Protokol
Dari segi bahasa, protocol berasal dari bahasa latin protocollum, yang terdiri atas kata yaitu protos
dan kolla, yang artinya lembar pertama dari dokumen rresmi (the first leaf of legal document).
Pengertian di atas dapat diartikan:
 Lembaran pertama yang diletakkan pada suatu dokumen yang berisi persetujuan, baik
yang bersifat nasional maupun internasional;
 Keseluruhan dokumen persetujuan (bukan hanya lembaran pertama);
 Selain dokumen itu sendiri, juga seluruh dokumen yang melengkapi persetujuan pokok,
yaiitu seluruh catatan resmi yang dibuat pada akhir sidang dan ditandatangani seluruh
peserta;
 Dokumen yang mencantumkan hak-hak, kewajiban, kelonggaran dan kekebalan
diplomatik.
Apa yang harus diketahui dan dilakukan oleh petugas protokol?
Kegiatan protokol, diantaranya mengatur: (UU No.8/1987)
1. Tata Ruang, adalah pengatur ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat
aktivitas. Ruang harus dipersiapkan sesuai ketentuan, tergantung dari jenis kegiatan,
misalnya kegiatan upacara pelantikan dan serah terima jabatan akan berlainan dengan tata
ruang yang akan dipergunakan untuk upacara wisuda sarjana.
2. Tata Upacara, adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun
sesuai jenis kegiatannya. Untuk keperluan itu harus diperhatikan:
a. Jenis kegiatan
b. Bahasa pengantar yang dipergunakan
c. Materi aktivitas
Dalam tata upacara, supaya di rencanakan siapa yang akan terlibat dalam kegiatan
upacara, personil penyelenggara dan alat penunjang lain. Pengisi acara misalnya, dalam
memberikan sambutan, perlu diperhatikan jenjang jabatan mereka yang akan memberikan
sambutan
3. Tata Tempat atau Preseance, adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata
duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari pejabat
yang bersangkutan, kedudukan administratif / struktural dari kedudukan sosial. Tata
urutan tempat duduk di Indonesia diatur dengan Keputusan Presiden nomor 265 tahun
1968. Tata tempat duduk, mempunyai aturan dasar. Preseance berarti urutan yaitu siapa
yang berhak mendapatkan prioritas dalam suatu urutan atau tata urutan atau tata tempat
duduk.
Hal yang perlu diketahui protokol:
 Tata busana dalam suatu seminar, pada upacara pembukaan hendaknya PSL (pakaian sipil
lengkap), sedangkan dalam persidangan seminar, pakaian rapi.
 Protokol dalam acara ini hendaknya dapat mengatur akomodasi setiap perserta seminar, juga
termasuk tiket kepulangan serta penjemputan, kedatangan dan keberangkatan.
Simposium
Sejenis seminar, hanya perbedaanya adalah dalam suatu simposium disamping disajikan
makalah,juga dilakukan suatu forum yang disebut sebagai “
Floor” artinya pembahasan tidak hanya dilakukan seorang atau dua pembahas, melainkan peserta
simposium.
Didalam simposium tidak dilakukan suatu kesimpulan sebagai hasil pertemuan yang diumumkan.
Tata cara, tata ruang dan tata tempat tidak jauh berbeda ddengan bentuk seminar.
Kegiatan dan pelaksanaa Upacara
Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan
Jenis kegiatan banyak terjadi di kalangan pemerintah dan perguruan tinggi.
Yang perlu diperhatikan: ( lampiran 1)
1. Tata ruang;
2. Kelengkapan upacara; dan
3. Urutan acara
a) Pembukaan;
b) Pembacaan surat keputusan (tidak dibaca keseluruhan);
c) Pelantikan pejabat baru, didahului dengan pengambilan sumpah jabatan
menurut agama / kepercayaan yang dilantik, didampingi rohaniwan yang
bersangkutan, kemudian penandatangan, saksi;
d) Pembacaan naskah berita acara serah terima;
e) Penandatangan berita acara;
f) Sambutan tunggal pejabat yang melantik;
g) Penutup dengan pemberian ucapan selamat kepada pejabat baru dan pejabat
lama;
h) Ramah tamah.
Adakalanya di dalam acara setelah penandatanganan naskah berita acara, diselipkan penyerahan
memorandum akhir jabatan dari pejabat yang lama kepada yang melantik dan atau penyematan
tanda jabatan yang dapat berupa kalung atau lencana jabatan oleh pejabat yang melantik.
d. Berbicara di Depan Umum
1. Persiapan Berbicara
Sebelum memasuki topik persiapan berbicara, alangkah baiknya kita pahami terlebih dahulu apa
itu berbicara. Seperti yang kita ketahui manusia merupakan mahluk sosial yang saling bergantung
satu sama lain, dan untuk menghubungkan ketergantungan itu manusia akan melakukan
komunikasi yang mana menurut Anwar Arifin komunikasi adalah sebuah konsep multi makna
yang pada konsep sosialnya merupakan proses sosial manusia yang berkaitan dengan perilaku
dan pesan. Lalu, apa hubungan dari komunikasi dan berbicara?. Tentunya komunikasi dan
berbicara sangat banyak berkaitan. Jika kita lihat dari definisi komunikasi kita tahu bahwasannya
komunikasi berkaitan dengan pesan. yang mana pesan bisa disampaikan dengan berbagai cara
salah satunya berbicara jadi dapat kita artikan berbicara adalah sarana komunikasi dalam proses
sosial yang dilakukan manusia untuk mengantarkan sebuah pesan.
Berbicara di muka umum merupakan salah satu seni berkomunikasi. Salah satu hal yang paling
kita takuti sebagian orang adalah ketika diminta harus berbicara di depan banyak orang, baik
untuk acara sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan, reuni sekolah, bahkan
dalam acara perkumpulan keluarga besar yang sebagian besar hadirin telah kita kenal dengan
baik. Berbicara di muka umum bagi sebagian besar kita adalah sesuatu yang menegangkan
dan menakutkan, seakan seluruh mata hadirin sedang menghakimi kita. Kita seakan – akan
menjadi terdakwa yang sedang diadili dan dinilai bagus atau tidak apa yang akan kita
sampaikan. Anda sekarang mungkin sering menderita demam panggung jika mau tidak mau
diperintah untuk berbicara di depan umum. Gemetar, keringat dingin keluar, dan bicara pun
tergagap-gagap.
Semua masalah yang kita alami itu disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri dan kurangnya
pengendalian emosi pada diri kita. Kesiapan mental yang positif merupakan syarat mutlak
bagi kita dalam berbicara di depan umum. Ada beberapa cara dalam mempersiapkan diri kita
sebelum berbicara di depan umum:
a) Berusahalah untuk tetap tenang saat berbicara di depan umum, tanamkan di hati
bahwa tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau
penyampaian Anda. Jadi tenang dan santai saja.
b) Siapkan inti – inti pembicaraan atau pertanyaan, karena pendengar Anda akan sulit
untuk mengingat atau memperhatikan lebih dari tiga hal dalam satu waktu.
c) Memiliki tujuan atau sasaran yang jelas dan terarah.
d) Jangan menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik tapi anggaplah sebagai
menyampaikan pesan kepada hadirin.
e) Tidak perlu harus sepenuhya menguasai seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa
yang tidak menaruh perhatian. Fokuskan perhatian kita pada mereka yang tertarik dan
mendengarkan presentasi kita.
f) Tanamkan didiri kita bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam
presentasi atau penyampaian pesan kita.
g) Pastikan bahwa suara Anda cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang
duduk paling jauh dari Anda sekalipun.
h) Pakailah kostum yang sesuai kondisi kita dan pastikan kostum itu nyaman ada didiri kita.
Dalam hal ini lihatlah pula kondisi ruangan saat itu dan sesuaikanlah kenyamannann
pakaian anda dengan kondisi ruangan tersebut.
i) Pilihlah bahasa yang mudah dimengerti bahasa yang baik dan tepat dapat membantu
memperjelas dan meningkatkan kualitas presentasi atau pembicaraan kita. Oleh karenaitu
perlu sekali bagi kita untuk memperhatikan kata – kata dan bahasa yang kita pilih.
Pikirkanlah kata – kata yang akan anda gunakan, karena kemampuan berbahasa yang buruk
akan tercermin pada kualitas penyampaian pesan kita. Hindari menggunakan kata – kata
yang tidak perlu, seperti: apa namanya…ehm….you know…. Eeeee..... eehh...
ajaahh.....dll. Jangan mengucapkan kata– kata : maaf…..Jika anda salah mengucap, cukup
anda ulangi sekali lagi kalimat tersebut dengan benar.
j) Pelajari dengan baik informasi yang akan kita berikan pada pendengar, untuk
mempermudah buatlah catatan-catatan kecil yang struktur agar tidak ada pesan yang
tertinggal.
k) Perhatikan waktu kita saat berbicara usahakan pas jangan terlalu lama dan jangan teralu
cepat.
Penampilan yang baik juga menjadi perhatian karena saat kita maju atau berdiri
untuk berbicara, hadirin akan memperoleh kesan yang baik terhadap kita. Pastikan bahwa
penampilan kita membawa pesan yang positif dan kita kelihatan lebih baik dan merasa
lebih baik. Dalam berkomunikasi tentu kita menemukan banyak hambatan yang menghalangi.
Namun seiring dengan banyaknya hambatan tentu ada usaha mengatasi hambatan – hambatan
tersebut. Berikut ini adalah beberapa intisari cara mengatasi hambatan - hambatan
berkomunikasi : Belajar dan berlatih mengenai teorinya lalu mempraktekkannya,
Memperdalam hubungan kemanusiaan guna menggembangkan sikap simpati, rendah hati dan
beretika sesama manusia, Memahami sistem sosial guna memahami lawan bicara,
Menghilangkan pikiran negatif terhadap lawan bicara, Memanfaatkan media komunikasi
yang disesuaikan dengan tema atau topik pembicaraan, Memilih bahasa yang tepat agar
menghindari dari kesalahpahaman, Berusaha untuk bertatap muka saat berbicara agar lebih
efektif.
2. Percaya Diri
Berbicara di depan umum tentunya sangat memerlukan rasa percaya diri. Percaya diri bersal dari
bahasa inggris yakni self confidence percaya diri pada kemampuan, keuatan dan nilai pada diri
sendiri. Menurut Hakim (dalam Polpoke,2004) secar sederhana mengungkapkan bahwasannya
kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang
dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa
memcaapai sebagai tujuan hidupnya. Sedangkan, menurut maslow kepercayaan diri itu diawali
oleh konsep diri. Menurut centi, konsep diri adalah gagasan seseorang tentang dirinya sendiri,
yang memberikan gambaran terhadap seseorang mengenai kepada dirinya sendiri. Sullivan
mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri, kopsep diri positif dan konsep diri negatif. Yang
man keduanya saling berlawanan jika konsep diri positif terbentuk oleh hal positif yang kita
daapatkan seperti pujian atau penghargaan namun, sebaliknya konsep diri negatif terbentuk oleh
hal negative yang diterima diri kita seperti ejekan. Berikut beberapa faktor yang membentuk
kepeercayaan diri:

a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pembentuk karakter seseorang yang sagat dasar begitu pula
kepercayaan diri terbentuk oleh pola Pendidikan yang diajaarkan didalam keluarga
contohnya seorang ibu melatih anaknya untuk berani berbicara tentang banyak hal.
b. Pendidikan Formal
Pendidikan di sekolah akan menjadi guru selanjutnya untuk mengembangkan kepercayaan
diri seseorang. Bahkan jika kita tinjau dari sosialisasi sekolah akan lebih banyak
mengajarkan kepercayaan diri pada kita contohnya: guru mengajarkan kita untuk berani
berbicara di depan banyak orang melalui menjawab pertanyaan atau yang lainnya.
c. Lingkungan Sosial
Pada hakikatnya lingkungan sosial juga mempengaruhi ke[ercayaan diri kita. Lingkungan
sosial melatih kita untuk berani ada di khalayak ramai serta mengajari kita untu
mengungkapkan apa yang kita ingin ungkapkan. Hal ini terjadi secara alamiah karena
manusialah yang menciptakan kesosialan dalam hidupnya.
Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Hakim (Hakim,2002) secara garis besar
sebagai berikut:
1. Terbentuk kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan
kelebihan-kelebihan tertentu
2. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang ia miliki dan melahirkan
keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengaan memanfaatkan kelebihan-
kelebihannya
3. Pemahaman dan reaksi posistif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri
4. Pengalaman didalam menjalani berbaagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala
kelebihan yang ada pada dirinya.
Keempat faktor diatas akan membentuk kepercayaan diri pada diri kita, kekurangan slah
satu dari keempaatnya akan menyebabkan hambatan memperoleh rasa percaya diri. Proses
terbentuknya rasa kepercayaan diri menurut Kartono, kepercayaan seseorang pada diri
maupun yang didapat dari orang lain sangatlah bermanfaat bagi perkembangan
kepribadiannya.
e. Menentukan Topik dan Tujuan
Topik memiliki arti pokok pembahasan. Sebelum memulai pembicaraan didepan umum
terlebih dahulu harus menentukan topik agar pembicaraan memiliki arah sehingga dapat
mencapai maksud dari pembicaraan. Misalnya melakukan kegiatan diskusi terlebih dahulu
harus menentukan topik, setelah adanya topik maka diskusi yang dilakukan lewat
pembicaraan tersebut dapat disampaikan secara terarah dan dapat mencapai tujuan. Tujuan
adalah suatu keinginan yang hendak dicapai. Tujuan dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus.
Kriteria topik menurut jalaludin rakhmat dipergunakan ukuran berikut ini: topik sesuai
dengan latar belakang pengetahuan anda, menarik minat, menarik minat pendengar, sesuai
dengan pengetahuan pendengar, topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya, sesuai
dengan waktu dan situasi, dapat ditunjang dengan bahan yang lain.
Merumuskan judul memiliki kaitan yang erat dengan topik. Jjika topik merupakan pokok
bahasan yang akan diulas, maka judul merupakan nama yang diberikan untuk pokok bahasan
tersebut.

Tiga syarat judul yang baik:


1. Relevan artinya memilik hubungan pokok-pokok pembicaraan.
2. Provokativ artinya dapat menimbulkan antusias audiens.
3. Singkat artinya dapat diterima dengan mudah maksudnya oleh audiens.
f. Menganalisis Situasi dan Publick
Situasi merupakan suatu keadaan yang terjadi ditempat berbicara. Situasi memiliki peranan yang
penting dalam mendukung kelancara pembicara, dengan mengenal situasi maka pembicara dapat
berbicara sesuai dengan situasi yang ada dan memudahkan audiens dalam menerima informasi yang
disampaikan oleh pembicara. Unsur-unsur utama dalam menganalisis situasi adalah jenis pertemuan,
tempat, fasilitas, dan waktunya.
Publick merupakan suatu objek pembicaraan, tetapi juga merupakan subjek yang harus menafsirkan
gagasan-gagasan yang disampaikan oleh pembicara. Dalam artian lain publick adalah sejumlah orang
yang dalam kesempatan tertentu akan berkomunikasi dengan pembicara. Oleh karena itu diperlukan
adanya pengenalan terlebih dahulu dengan siapakah yang menjadi objek pembicaraan. Dengan
demikian akan memudahkan kelancran berkomunikasi dengan mereka dan dapat dengan mudah
mereka menerima maksud yang dibicarakan.
Cara mengenal publick secara umum yaitu, jumlah banyaknya audiens, usia audiens yang diajak
berbicara, jenis kelamin audiens, pekerjaan audiens, pendidikan audiens, agama, adat dan budaya
audiens. Dengan mengenal publick secara umum maka kita dapat memilih bahan dan menyeleksinya
dalam upaya menyusun bahan pembicaraan sesuai dengan audiens.
Cara mengenal publick secara khusus yaitu, mengetahui apa motivasi audiens memerhatikan
pembicara, mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan pendengar, dan mengetahui sikap publick
terhadap topik pribadi kita sebagai pembicara.
Kesimpulan
Public speaking bermula dari istilah yang dikemukakan oleh para ahli retorika, yang diaartikan sebagai
seni (keahlian) berbicara atau berpidato yang sudah berkembang sejak abad masehi. Seni berbicara
seperti public speaking adalah hal yang sangat penting, karena pubic speaking merupakan sebuah sarana
komunikasi. Yang mana pada dasarnya tujuan utama seseorang berbicara adalah untuk berkomunikasi
secara langsung antara pembicara dan pendengar guna mencari informasi agar pendengar bisa
mengambil dan mempergunakan informasi tersebut. Esensi dari tujuan berbicara itu sendiri adalah
kegiatan berbicara untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan, dan menggerakkan.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang
ingin dikomunikasikan. Dalam dunia komunikasi tentunya kita tak luput dari kata protocol dimana
protocol dimana protocol mencakup serangkaian aturan dalam acara resmi seperti aturan tata tempat, tata
upacara, dan tata penghormatan kepada seseorang dengan sesuai. Selain itu dalam berkomunikasi juga
mencakup persiapan-persiapan yang kita harus kita lakukan untuk menghindari hambatan-hambatan
yang terjadi ketika kita ingin berbicara didepan umum. Hal ini juga kita lakukan untuk meningkatkan
kepercayaan diri kita agar ketika kita menyampaikan sebuah pesan di depan khalayak ramai kita percaya
diri dan tidak rendah hati akan apa yang kita sampaikan. Hal ini juga dapat membuat para penerima
informasi yakin pada apa yang kita sampaikan dan tidak mengacuhkan pesan yang kita sampaikan. Untuk
menguatkan rasa keyakinan pada penerima pesan kita juga harus menentukan topik yang tepat sasaran
serta kita jugaa harus menganalisa situasi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai