Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual. Tujuan pembelajaran digunakan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Contoh penerapan tujuan pembelajaran misal pada materi pencatatan siklus akuntansi, pendidik menetapkan tujuan pembelajaran yaitu dapat memahami penyusunan siklus akuntansi. 2. Melaksanakan analisis pengajaran Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan- keterampilan bawahan (subordinate skills). Menganalisis subordinate skills sangat diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak diajarkan, maka banyak anak didik tidak akan memiliki latar belakang diperlukan untuk mencapai tujuan. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi subordinate skills adalah dengan cara memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan ranah tujuan pembelajaran. Contoh penerapannya : misal tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa, maka kemampuan bawahan (subordinat skill) yang harus dikuasai adalah mengenai perusahaan jasa. 3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal. Untuk mengungkap kemampuan awal dapat dilakukan dengan pemberian . Adapun minat, motivasi, kemampuan berfikir, gaya belajar, dll dapat dilakukan dengan bantuan tes baku yang telah dirancang para ahli. Contoh penerapannya : pendidik dapat melaksanakan tes kepada siswa yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diungkap tersebut di atas. 4. Merumuskan tujuan performansi Menurut Dick dan Carrey tujuan performansi terdiri dari : a. Tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan, atau diperbuat oleh anak didik b. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat, yang hadir pada waktu anak didik berbuat c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan. Contoh penerapannya : pendidik mampu mempersiapkan materi untuk pengajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik dengan mudah. 5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilan patokan yang dideskripsikan dalam sautu perangkap tujuan khusus. Manfaat hasil tes acuan patokan : 1. Mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum, 2. Menceking hasil belajar dan menemukan kesalahan pengertian, sehingga dapat diberikan pembelajaran remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan, 3. Menjadi dokumen kemajuan belajar. Empat macam tes acuan patokan menurut Dick and Carey, yaitu : a. Test entry behaviour, untuk mengukur keterampilan sebagaimana adanya pada permulaan pembelajaran, b. Pretes, berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui sejauhmana pengetahuan anak didik terhadap semua keterampilan yang berada di atas batas, yakni keterampilan prasyarat. c. Tes sisipan, menguji setelah satu atau dua tujuan pembelajaran diajarkan dan menguji kemajuan anak didik, d. Postest, mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat perolehan belajar Contoh penerapannya : pendidik melaksanakan tes yang dilakukan diwaktu yang berbeda/tidak bersamaan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa. 6. Mengembangkan strategi pengajaran Dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan mengembangkan materi secara prosedural haruslah berdasarkan karakteristik siswa. Strategi pembelajaran meliputi ; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang akan digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang akan menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang akan digunakan untuk memilih materi atau mengembangkan strategi pembelajaran yang interaktif. Contoh penerapannya : guru mempersiapkan diri untuk menyampaikan materi mengenai siklus akuntansi misalnya. Setelah dirasa materi cukup, pendidik mengadakan tes sebagai evaluasi kepada peserta didik atas materi yang telah disampaikan. 7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Tiga pola untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran : 1. Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pratest dan pasca test. 2. Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajaran, 3. Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya. Contoh penerapannya : pendidik mengambil materi yang hendak disampaikan dari buku atau sumber lain sebagai pedoman dan acuan dalam penyampaian materi. 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif Evaluasi formatif bertujuan sebagai salah satu langkah dalam mengembangkan desain pembelajaran yang berfungsi untuk perbaikan pembelajaran. Data-data yang akan diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). Contoh penerapannya : pendidik melaksanakan suatu tes untuk mengevaluasi sejauh mana peserta didik memahami tentang materi yang telah diajarkan. 9. Merevisi bahan pembelajaran Merevisi bahan pembelajaran dilakukan untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih menarik dan efektif. Dick and Carrey, terdapat dua revisi yang perlu dipertimbangkan, yaitu; • Revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran agar lebih cermat sebagai alat belajar, dan • Revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan pembelajaran. Contoh penerapannya : setelah pendidik melakukan tes kepada peserta didik dan memperoleh hasilnya, pendidik dapat merevisi hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan. 10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan. Contoh penerapannya : setelah pendidik selesai menyampaikan materi, maka dilakukan evaluasi secara serempak satu sekolah tentang semua materi yang telah disampaikan selama 1 tahun atau 2 semester. Sehingga tes tersebut dilakukan setip akhir semester.