Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widyarini Nur Insani

NIM : 7101411177
Prodi : Pendidikan Akuntansi B

DESAIN PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran


Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran
yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar
dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang
bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
Tujuan pembelajaran digunakan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh
anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Contoh penerapan tujuan pembelajaran misal pada materi pencatatan siklus
akuntansi, pendidik menetapkan tujuan pembelajaran yaitu dapat memahami
penyusunan siklus akuntansi.
2. Melaksanakan analisis pengajaran
Dengan cara analisis pembelajaran ini akan diidentifikasi keterampilan-
keterampilan bawahan (subordinate skills). Menganalisis subordinate skills sangat
diperlukan, karena apabila keterampilan bawahan yang seharusnya dikuasai tidak
diajarkan, maka banyak anak didik tidak akan memiliki latar belakang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi subordinate skills adalah
dengan cara memilih keterampilan bawahan yang berhubungan langsung dengan
ranah tujuan pembelajaran.
Contoh penerapannya : misal tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah
memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa, maka kemampuan
bawahan (subordinat skill) yang harus dikuasai adalah mengenai perusahaan jasa.
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
Aspek-aspek yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi
belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal. Untuk
mengungkap kemampuan awal dapat dilakukan dengan pemberian . Adapun minat,
motivasi, kemampuan berfikir, gaya belajar, dll dapat dilakukan dengan bantuan tes
baku yang telah dirancang para ahli.
Contoh penerapannya : pendidik dapat melaksanakan tes kepada siswa yang
berkaitan dengan hal-hal yang akan diungkap tersebut di atas.
4. Merumuskan tujuan performansi
Menurut Dick dan Carrey tujuan performansi terdiri dari :
a. Tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan, atau diperbuat oleh anak
didik
b. Menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat,
yang hadir pada waktu anak didik berbuat
c. Menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik
yang dimaksudkan pada tujuan.
Contoh penerapannya : pendidik mampu mempersiapkan materi untuk
pengajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik
dengan mudah.
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur
istilan patokan yang dideskripsikan dalam sautu perangkap tujuan khusus.
Manfaat hasil tes acuan patokan :
1. Mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum,
2. Menceking hasil belajar dan menemukan kesalahan pengertian, sehingga dapat
diberikan pembelajaran remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan,
3. Menjadi dokumen kemajuan belajar.
Empat macam tes acuan patokan menurut Dick and Carey, yaitu :
a. Test entry behaviour, untuk mengukur keterampilan sebagaimana adanya pada
permulaan pembelajaran,
b. Pretes, berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui
sejauhmana pengetahuan anak didik terhadap semua keterampilan yang berada
di atas batas, yakni keterampilan prasyarat.
c. Tes sisipan, menguji setelah satu atau dua tujuan pembelajaran diajarkan dan
menguji kemajuan anak didik,
d. Postest, mencakup seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat
perolehan belajar
Contoh penerapannya : pendidik melaksanakan tes yang dilakukan diwaktu
yang berbeda/tidak bersamaan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa.
6. Mengembangkan strategi pengajaran
Dalam strategi pembelajaran, menjelaskan komponen umum suatu
perangkat material pembelajaran dan mengembangkan materi secara prosedural
haruslah berdasarkan karakteristik siswa.
Strategi pembelajaran meliputi ; kegiatan prapembelajaran (pre-activity),
penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan
(testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya.
Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik
media pembelajaran yang akan digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik
warga belajar yang akan menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang akan
digunakan untuk memilih materi atau mengembangkan strategi pembelajaran yang
interaktif.
Contoh penerapannya : guru mempersiapkan diri untuk menyampaikan
materi mengenai siklus akuntansi misalnya. Setelah dirasa materi cukup, pendidik
mengadakan tes sebagai evaluasi kepada peserta didik atas materi yang telah
disampaikan.
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga
belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk
pembelajaran jarak jauh.
Tiga pola untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran :
1. Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran
dimasukkan ke dalam bahan, kecuali pratest dan pasca test.
2. Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi
pembelajaran,
3. Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran
menurut strategi pembelajaran yang telah disusunnya.
Contoh penerapannya : pendidik mengambil materi yang hendak
disampaikan dari buku atau sumber lain sebagai pedoman dan acuan dalam
penyampaian materi.
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi formatif bertujuan sebagai salah satu langkah dalam
mengembangkan desain pembelajaran yang berfungsi untuk perbaikan
pembelajaran.
Data-data yang akan diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam
merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar.
Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil
(small group) dan uji lapangan (field evaluation).
Contoh penerapannya : pendidik melaksanakan suatu tes untuk
mengevaluasi sejauh mana peserta didik memahami tentang materi yang telah
diajarkan.
9. Merevisi bahan pembelajaran
Merevisi bahan pembelajaran dilakukan untuk menyempurnakan bahan
pembelajaran sehingga lebih menarik dan efektif.
Dick and Carrey, terdapat dua revisi yang perlu dipertimbangkan, yaitu;
• Revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran agar lebih cermat
sebagai alat belajar, dan
• Revisi terhadap cara-cara yang dipakai dalam menggunakan bahan
pembelajaran.
Contoh penerapannya : setelah pendidik melakukan tes kepada peserta didik
dan memperoleh hasilnya, pendidik dapat merevisi hal-hal yang perlu dilakukan
perbaikan.
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10
(sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran
model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.
Contoh penerapannya : setelah pendidik selesai menyampaikan materi,
maka dilakukan evaluasi secara serempak satu sekolah tentang semua materi yang
telah disampaikan selama 1 tahun atau 2 semester. Sehingga tes tersebut dilakukan
setip akhir semester.

Anda mungkin juga menyukai