DISUSUN OLEH
CITRA AMALIA
03011181621035
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
3
diakibatkan oleh angin, gaya gempa, ataupun gaya yang diberikan oleh
pergerakan tanah dasar. Mengingat gedung tersebut dibangun diatas tanah rawa
yang di urug, dan memiliki kualitas tanah dasar yang kurang baik serta tidak stabil
yang akan menimbulkan gaya lateral terhadap bangunan. Maka dari itu
perencanaan terhadap dinding geser harus direncanakan dengan baik dan juga
pada proses pembangunannya harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan
gambar rencana yang ada agar fungsi dari dinding geser tersebut dapat berjalan
dengan baik dan dapat meminimalisir kerusakan pada saat gedung menerima gaya
geser yang besar.
Dari latar belakang ini maka dipilih fokus dari laporan kerja praktik yang
akan dibuat yaitu Tinjauan Pelaksanaan dan Perhitungan Struktur Dinding Geser
pada Proyek Pembangunan Gedung Administrasi Kampus B UIN Raden Fatah
Jakabaring Palembang. Laporan ini akan membahas secara rinci dan
komprehensif pelaksanaan dinding geser setinggi 4 lantai dan juga manageman
proyek yang ada di proyek tersebut.
1.3. Tujuan
Maka tujuan dari kerja praktik ini, adalah :
Universitas Sriwijaya
4
2. Meninjau apakah waktu pelaksanaan sesuai dengan kurva s atau tidak dan
bagaimana struktur organisasi pada proyek tersebut.
1. Data Primer
Merupakan data yang didapat secara langsung di lapangan, yaitu:
a. Observasi
Tinjauan dan penglihatan langsung di proyek secara nyata
b. Wawancara dan Konsultasi
Mengajukan Tanya-jawab dengan pihak yang berada di proyek, dalam
hal ini para pegawai PT NINDYA KARYA (Persero) Tbk seperti
pengawas lapangan, para engineer, serta penanggung jawab HSE, dll.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat dari dokumen yang diberikan oleh pihak
proyek yang sesuai dengan kebutuhan penulisan laporan kerja praktik. Dapat juga
berasal dari literatur luar seperti jurnal, buku, maupun prosiding yang terkait
dengan proyek apabila adanya keterbatasan data dari proyek secara langsung.
Universitas Sriwijaya
5
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,
maksud dan tujuan penulisan, metode pengumpulan data, ruang lingkup
pembahasan dan sistematika penulisan laporan kerja praktik.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan yang berisi hasil kerja praktik
dan saran untuk proyek tersebut.
Universitas Sriwijaya
6
DAFTAR PUSTAKA
Bab ini berisikan referensi-referensi yang digunakan untuk mengambil
hasil dari seluruh hasil tinjauan dan disertai saran yang berguna untuk
menyelaraskan dengan hasil perhitungan teoritis yang digunakan.
Universitas Sriwijaya
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3.1.1 Barchart
Barchart diperkenalkan oleh HL Gantt dan Fredick W. Taylor pada tahun
1917 dalam bentuk bagan balok dengan bagan balok sebagai representasi dari
durasi setiap kegiatan. Format bagan balok yang dibuat harus informatif, mudah
dipahami, dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan
sederhana.
Menyusunbarchart dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan
komputer. Bagan ini tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak lurus X,
tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu atau bulan. Waktu mulai dan waktu
akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok - balok
yang bersangkutan, sedangkan pada sumbu horizontal Ydicatat pekerjaan atau
elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan digambar
sebagai balok. Pada waktu membuat barchart telah diperhatikan urutan kegiatan,
meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan yang lain.
Pada hal ini apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan
dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan. ( Husen, 2009 )
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Tabel 3.1. merupakan tabel inspeksi pekerjaan sesuai rencana mutu pekerjaan
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Inspeksi
No. Cek Parameter/Dimensi Alat yang dipakai
Pekerjaan
1 Pekerjaan Slump, kuat desak beton, Alat Slump, Cetakan
Beton dimensi Benda Silinder, visual,
meteran
Sumber : Sibi, 2018
Berikut cara pengujian mutu dalam pelaksanaan, akan diuraikan sebagai berikut
menurut Sibi, 2018 :
a. Pekerjaan Cor
Sebelum mulai pekerjaan cor dan setelah persetujuan semua material cor.
Kontraktor akan membuat dan menguji dibawah pengawasan Manajemen
Konstruksi dan Tim Teknis. Dan percobaan pengujian campuran semua tipe
atau kelas cor akan dilakukan pada tabel 3.2 :
Universitas Sriwijaya
12
Tabel 3.2 percobaan pengujian campuran semua tipe atau kelas cor akan
dilakukan.
Material Dan Pengujian Frekwensi Pengujian
Semen - Kontraktor akan menyampaikan total
semen yang akan dikirim atau setiap
jumlah.
- Mill Certificate - pengiriman ditentukan/ persetujuan oleh
- Chemical Analysis Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis.
Aggregate Kasar - Sebelum tiap pengujian
- Gradasi - Setiap material yang dikirim ke lapangan
- Kandungan lumpur - Setiap saat bila sumber material ada
perubahan.
- Berat Jenis
- Peresapan air
- Keausan/abrasi
Aggregate Halus
- Gradasi - Sebelum tiap pengujian
- Kandungan lumpur - Setiap material yang dikirim ke lapangan
- Berat Jenis - Setiap saat bila sumber material ada
perubahan
- Peresapan air
- Keausan/abrasi
Beton/Cor - Setiap pendatangan cor pada bagian
pekerjaan.
- pengujian kuat desak - Tiap adukan cor yang akan ditransport
dari Batching plant, set sample kubus
beton
untuk tiap 5 m3 beton campuran yang
dicor atau yang ditentukan dalam
spesifikasi
- Kandungan air - Setiap percobaan campuran (trial mix)
tiap tipe cor
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
d. Pekerjaan Penulangan
Baja tulangan harus bebas dari karat, oli, lumpur, dan lain – lain yang
berpengaruh terhadap struktur. Semua gambar penulangan, daftar tulangan dan
rencana pembentukan harus dimintakan persetujuan Manajemen Konstruksi
dan Tim Teknis sebelum pemotongan, pembengkokkan dan pemasangan di
lapangan. ( Sibi, 2018 )
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
diantara dua kolom struktur dan matrial yang dipakai adalah beton
bertulang.
c. Core wall
Merupakan dinding yang berada di dalam gedung yang biasanya
difungsikan sebagai poroslift ataupun dinding tangga yang berfungsi sebagai
pengaku bangunan gedung untuk memenuhi kekakuan linier yang
diperlukan struktur bangunan. Core wall diletakkan searah memanjang
tinggi bangunan. Penggunaan core wall juga dapat menahan gaya puntir
(torsi) akibat eksentrisitas beban atau eksentrisitas struktur. Dari segi bentuk
core wall terdiri dari empat macam yaitu berbentuk segi empat, segi tiga,
lingkaran, dan core wall dengan dua cell dengan pengaku di tengahnya.
Dari keempat bentuk ini memiliki fleksibilitas dan efisiensi yang berbeda
pada struktur bangunan. Kontruksi core wall dapat berupa baja, beton
bertulang, ataupun komposit.
Universitas Sriwijaya
17
Menurut Imran dkk pada tahun 2008 pada umumnya dinding geser
dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu sebagai berikut:
a. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio
hw/Iw ≥ 2, di mana desain dikontrol terhadap perilaku lentur
b. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/Iw≤
2, di amna desain dikontrol terhadpa eprilaku lentur
c. Coupled shear wall (dinding berangkai), di mana momen guling yang
terjadi akibat beban gempa ditahan oleh sepasang dinding geser yang
dihubungkan dengan balok-balok penghubung sebagai gaya tarik dan tekan
yagn bekerja pada masing-masing dasar dinding tersebut.
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element
struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya
geser dan lateral akibat gempa bumi. Dalam merencanakan dinding geser, perlu
diperhatikan bahwa dinding geser yang berfungsi untuk menahan gaya lateral
yang besar akibat beban gempa tidak boleh runtuh akibat gaya lateral. Oleh karena
ini, dinding geser harus didesain untuk mampu menahan gaya lateral yang
mungkin terjadi akibat beban gempa di mana berdasarkan SNI 03-2847-2013
pasal 14.5.3.1, tebal minimum dinding geser (td) tidak boleh kurang dari 100 mm
atau 10 cm.
a. Sistem ganda yaitu sistem struktur yang merupakan gabungan dari sistem
rangka momen dengan dinding geser atau bresing. Rangka pemikul momen
sekurnag-kurangnya mampu menahan 25% dari gaya lateral dan sisanya
ditahan oleh dinding geser. Nilai koefisien modifikasi respons (R) yang
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
(a)
(b)
Gambar 2.2. Peta Lokasi Pelaksanaan dan Gambar Site Plan Proyek
Constructing of Nine (9) Nine Buildings and Supporting Infrastructure of UIN
Raden Fatah Palembang.
Universitas Sriwijaya
22
BAB IV
Universitas Sriwijaya
23
didatangkan dari luar kota. Baja tulangan yang dipakai pada proyek ini
adalah :
1. Tulangan Baja Ulir diameter D10, D13, D16,dan D22
2. Merupakan tulangan yang permukaannya diberi sirip teratur dengan
pola tertentu. Tulangan baja ulir yang digunakan pada konstruksi
dinding geser yaitu BJTD 40 dengan diameter ≥ 10 mm seperti yang
ditunjukkan pada foto Gambar 4.1.
c. Formwork Bekisting
Universitas Sriwijaya
24
d. Kawat Bendrat
Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan satu dan lainnya agar dapat
membentuk rangkaian tulangan yang dikehendaki sesuai dengan gambar
kerja. Diperlukan jumlah yang banyak dan harus dipegang oleh tiap
pekerja pemasang besi tulangan. Kawat bendrat yang digunakan pada
proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Beton deking merupakan beton yang berbentuk pasta semen, yang terbuat
dari campuran pasir, semen, dan air yang dcampurkan secara merata
setelah itu dicetak dengan bentuk silinder dengan ketebalan 4 cm pengikuti
ketebalan selimut beton dengan diameter 5 cm, dilengkapi dengan kawat
bendrat di tengahnya dibirkan menjuntai keluar sebagai media pengikat ke
Universitas Sriwijaya
25
permukaan luar pembesian dinding geser yang sudah selesai dirakit. Beton
deking yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Pipa PVC ini digunakan untuk penyelubung besi tie rod yang diletakkan
didalam bagian dinding geser. Pipa ini berdiameter 3/4 “ atau 1,905 cm
Universitas Sriwijaya
26
dan panjangnya setebal dinding geser. Pipa PVC yang digunakan pada
proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.6.
h. Paku
Universitas Sriwijaya
27
(a)
(b)
Gambar 4.8. Crane dan Concrete Bucket
Universitas Sriwijaya
28
b. Ekskavator
Ekskavatormerupakan alat berat yang memiliki loader beroda crawler
berkapasitas 20 ton,digunakan untuk mengangkut barang atau material
seperti pasir, kayu, semen dll. Jarak angkut yang tidak terlalu jauh dan juga
dapat meratakan serta memadatkan tanah lunak.Kapasitas bucket0,91 m3.
Ekskavatoryang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Universitas Sriwijaya
29
d. Water Pass
Water Passadalah alat ukur optis untuk mengukur sudut horizontal dan beda
tinggi. Water Pass yang digunakan pada proyek ini adalah topcon AT B4
dengan spesifikasi pembesaran lensa 24 kali, ketelitian 0,5 mm dan
minimum fokus 0,3 m. Alat ini digunakan untuk penentuan titik-titik untuk
pondasi pembuatan tanda/marking pada kolom atau dinding sebagai acuan
pekerjaan, menentukan elevasi untuk lantai atapun pada saat pengecoran
lantai, mengecek ketinggian penulangan agar sesuai rencana serta dapat
digunakan dalam pengecekan settlement atau penurunan bangunan.Water
Pass di proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
f. Bar Bender
Bar Bendermerpakan alat pembengkok besi yang didukung dengan tenaga
listrik untuk menghidupkannya, alatini dapat membengkokkan besi secara
cepat dan akurat dengan diameter maksimum 32 mm. Alat ini dapat
membengkokkan besi dengan diameter yang besar agar mempermudah
proses pabrikasi pembesian. Dengan menggunakan bar bender dapat
mempersingkat waktu pengerjaan pabrikasi pembesian karena dalam satu
kali pembengkokan dapat membengkokkan 3-4 buah besi dengan ukuran
dan bentuk yang sama. Alat bar bender yang digunakan pada proyek ini
dapat dilihat pada Gambar 4.14.
g. Bor listrik
Bor listrik merupakan alat untuk melubangi panel bekisting, lubang tersebut
digunakan untuk memasukkan besi tie rod. Alat bor listrikyang digunakan
pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Universitas Sriwijaya
32
h. Linggis
Linggis merupakan alat yang terbuat dari baja berbetuk panjang yang
digunakan untuk membongkar bekisting. Alat linggisyang digunakan pada
proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.16.
i. Palu
Palu merupakan alat yang memiliki tongkat dan memiliki kepala untuk
penumbuk, teerbuat dari baja yang digunaan untuk membongkar bekisting
dan memasukkan paku ke panel bekisting atau kayu. Alatpaluyang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 4.17.
Universitas Sriwijaya
33
Dinding geser pada proyek ini disebut sebagai shear wallterletak pada siku
– siku bangunan dan terletak pada bagian lift sebagai dinding lift. Shear wallatau
biasa disebut dinding geser berperan sebagai sentral bangunan, penahan gaya
lateral dan penahan pinggir bangunan sehingga harus diperhitungkan secara teliti
detail penulangannya agar tidak terjadi kegagalan konstruksi. Sebagai contoh,
penulangan pada dinding geser di lantai dasar sampai dengan lantai empat pada
masing-masing dinding gesersebagai berikut:
Gambar detail penulangan dinding geser dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
Pada lantai 1
Universitas Sriwijaya
34
Pada lantai 2
Pada lantai 3
Universitas Sriwijaya
35
Pada lantai 4
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
dindinggeser bisa dibuat tegak lurus terhadap lantai.Formwork dinding geser dan
kolom yang menyatu dengan dinding geser dipasang menjadi satu kesatuan.
Adapun langkah-langkah pemasangan bekisting dinding gesersebagai
berikut:
a. Memasang pipa pvc berdiamter 3/4 “ pada bidang dinding geser dengan
jarak 120 cm baik arah X maupun Y sebagai tempat lubang tie rodagar
pada saat pembongkaran bekisting tie rod mudah dilepas dan tidak
tertanam pada dinding geser.
b. Membuat marking pada lantai dengan jarak 4 cm dari sisi luar pembesian
dinding geser, baik di sisi dalam, luar, dan sisi samping dinding geser.
c. Memasang angkur pada lantai di bagian samping bawah dinding geser dan
posisikan tepat padamarking, serta pasang angkur sebagai tempat pengunci
pipe support berjarak 1 meter dari dinding geser. Posisikan pada bagian
dalam dinding geser.
d. Merakit panel foamwork satu persatu sesuai dengan ukuran dinding geser.
Sisi dalam panel diletakkan pada marking yang telah dibuat sebelumnya.
e. Merekatkan panel satu dengan yang lain menggunakan pengunci formwork
dengan cara dipasang pada bagian lubang yang ada di sisi kanan, kiri, atas
dan bawah setiap panel berukuran 90 x 150 cm. Melakukan tahap ini
sampai semua sisi dinding geser tertutupi panel. Sebulum bagian dinding
geser tertutup semua dengan panel formwork hal yang harus dilakukan
adalah membersihkan bagian dalam dinding geser dengan cara menyapu
dengan alat sapu atau meniupkan kotoran tersebut keluar dengan
menggunakan compresor. Setelah bagian dalam dinding geser dipastikan
bersih lakukan perakitan dan penutupan dinding geser dengan panel secara
menyeluruh.
f. Melubangi panel setiap jarak 120 cm arah X dan arah Y di bagian sisi luar
dan sisi dalam dinding geser untuk memasaukkan besi tie rod.
g. Memasukkan besi tie rod pada lubang – lubang yang telah di buat dan
memutar pengunci besi tie rod pada ujung kanan dan kiri besi tie roduntuk
mengatur keselarasan 2 bidang panel bekisiting pada sisi dalam dan luar
dinding geser.
Universitas Sriwijaya
40
j. Cara melihat apakah bekisting telah tegak lurus, ukur jarak antara sisi atas
dan bawah dinding panel bekisting dengan tali yang telah diberi pemberat
pada ujungnya. Apabila jarak atas dan bawah bekisting berbeda maka pipe
support harus diputar untuk mengatur bekisting agar tegak lurus, lalu
kunci pipe support apabila jarak atas dan bawah bekisting sudah sama
besar.
(a)
Universitas Sriwijaya
41
(b)
Gambar 4.21. Pemasangan Bekisting Dinding Geser
Universitas Sriwijaya
42
Berikut gambar pengujian slump test dengan nilai slump 12 cm, dapat
dilihat pada gambar 4.22.
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
Universitas Sriwijaya
46
dinding geser terlihat atau pasta semen apabila bagian beton hanya keropos sedikit
tetapi tidak menampakkan agregat dan besi yang ada di dalamnya. Berikut foto (a)
hasil pengecoran dinding geser sebelum di groutingdan foto (b) dinding geser
setelah di groutingGambar 4.26. yang menunjukan kualitas beton hasil coran yang
tidak baik dan setelah digrouting.
(a) (b)
Gambar 4.25. Hasil Permukaan Dinding Geser
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
BAB V
TINAJUAN MANAJEMEN
Universitas Sriwijaya
49
OWNER
Universitas Islam
Raden Fatah Palembang
Keterangan :
: hubungan fungsional
: hubungan kontraktual
Universitas Sriwijaya
50
b. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana merupakan pihak yang ditunjuk oleh owner, dalam hal ini
yang merupakan perusahaan konsultan yang bergerak dibidang konstruksi.
Konsultan perencana mengemban tugas selaku perencana baik perencanaan
gambar maupun arsitektur, perhitungan konstruksi, gambar kerja, perhitungan
anngaran biaya pelaksanaan proyek secara keseluruhan, serta syarat-syarat
pekerjaan dan uraian pelaksanaannya. Dalam proyek ini konsultan perencana
adalah PT Patroon Arsindo.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi,
atau badan perorangan yang ditunjuk oleh owner atau pengguna jasa untuk
melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pembangunan di lapangan agar
sesuai dengan syarat-syarat dan perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana. Konsultan pengawas yang dalam proyek ini adalahPT Patroon
Arsindo.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang telah melewati tahapan lelang dan menerima
pekerjaan. Kontraktor sebagai pelaksana dilapangan yang mewujudkan
perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan nilai kontrak yang telah
disepakati serta syarat-syarat yang ditetapkan. Dalam proyek ini kontraktor
adalah PT Nindya Karya (Persero).
Universitas Sriwijaya
51
Universitas Sriwijaya
52
mengajukan hal diluar rencana bila diperlukan, seperti pembobokan beton saat
pekerjaan belum benar dan sebagainya. Site operation manager memiliki
anggota sebagai berikut :
1) Staff Operation
2) Logistik
3) Pelaksana
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Tabel 5.1. Progres Mingguan proyek Pembangunan Constructing of Nine (9) Nine
Buildings and Supporting Infrastructure of UIN Raden Fatah Palembang
Minggu ke
Tanggal Keterlambatan
-
10-Apr
26 0,72%
16-Apr
17-Apr
27 0,78%
23-Apr
24-Apr
28 0,74%
30-Apr
01-Mei
29 0,94%
07-Mei
08-Mei
30 1,04%
14-Mei
15-Mei
31 1,10%
21-Mei
22-Mei
32 1,01%
28-Mei
29-Mei
33
04-Jun
05-Jun
34
11-Jun
12-Jun
35 1,23%
18-Jun
19-Jun
36 1,75%
25-Jun
26-Jun
37 1,20%
02-Jul
Universitas Sriwijaya
55
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi Proyek Pembangunan
Gedung Administrasi Kampus B UIN Raden Fatah Jakabaring Palembang maka
ada beberapa saran yang mungkin berguna antara lain:
a. Sebaiknya pembangunan gedung ini menggunakan alat berat yaitu tower
crane yang lengannya dapat diatur dan menjangkau seluruh area lokasi
gedung, agar proses pendistribusian material cepat dilakukan.
b. Pembuatan jalan akses lebih baik tidak hanya diratakan dengan ekskavator,
karena apabila diguyur hujan jalan akan kembali tidak dapat dilalui karena
ambla, sehingga pengerjaan pemadatan tanah dilakukan secara berulang.
Lebih baik apabila jalur akses ke lokasi pengerjaan menggunakan batu kali
yang di padatkan ke tanah, ataupun limbah bekas pemotongan tiang pancang
yang disusun pada jalur akses, atau bahkan pelat baja yang di letakkan
sepanjang jalur akses ke loakasi pengerjaan.
c. Sebaiknya mandor dan pelaksana gedung mengawasi lebih ketat dan lebih
memperingatkan pekerja pada saat pekerja melakukan tugasnya, agar
kesalahan dapat diminimalisir.
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya