Anda di halaman 1dari 4

Nama : WULANSARI PUTRI

NIM : 1346219043 RPL

FENOMENA FLU BURUNG


Kisah berawal dari Negara yang padat penduduknya yaitu Hong Kong,
dimana masyarakatnya masih mempunyai kebiasaan membeli unggas hidup. Pada
bulan Maret tahun 1997, ribuan ayam di wilayah tersebut mati akibat virus baru
misterius dengan gejala yang sangat mengejutkan.

Kejadian tersebut menarik perhatian ahli virus tenar dunia ROBER


WEBSTER, efek dari virus tersebut mirip dengan virus EBOLA yang menimbulkan
pendarahan dan penyakit saraf bocor dari semua pembuluh darah dan
menyebabkan kerusakan sehingga unggas tersebut mati seketika dan melanda tak
terkendali.

Pada bulan Mei anak kecil yang berusia 3 tahun di Hongkong diopname
akibat semacam flu, mereka melakukan tes untuk semua turunan baru dari flu
manusia tapi semuanya negative dan anak itu meninggal sebelum dokter
mengenali penyakitnya. Kematian anak tersebut menjadi misteri bagi para ahli.
Mereka bergegas membawa contoh virus dari anak itu kebeberapa lab Virologi
ternama dunia, salah satunya adalah Lab Albert Osterhaus di Rotterdam.
Langkah Logis yang di lakukan menguji untuk flu burung karena Ilmuan tak
pernah menduga bahwa Virus Flu burung berpindah langsung dan menular ke
manusia. Para ahli mencoba menguji virus anak itu dan mencoba mencampurkan
dengan rujukan yang berisi anti bodi terhadap 15 turunan virus flu Burung yang
di kenal lalu mereka mendapatkan hasil positif untuk virus burung H5N1.

Para ahli baru mengetahui bahwa virus burung Virus Flu H5 yang tak
pernah terlihat pada manusia sebelumnya, kini telah berpindah dari ayam
kemanusia dengan hasil mengerikan dan mematikan turunan flu baru seperti
H5N1. Beberapa bulan setelah kematian anak tersebut, kasus-kasus baru H5N1
mulai meningkat di Hong Kong, sedikitnya 18 orang tertular dan 6 orang
meninggal ,tingkat kematian menjadi 33% di antara Kasus yang di ketahui. Gejala
yang ditimbulkan oleh virus H5N1 diawali dengan demam dan batuk, lalu dalam
beberapa jam pasien menderita pneumonia parah . Korban pendarahan didalam,
sementara paru-paru dan organ lainnya digerogoti virus.

Tim pemburu Virus SWAT dari seluruh dunia berdatangan ke kota


Hongkong untuk menghentikan virus, mereka harus memecahkan misteri cara
penyebarannya. Langkah besar untuk mencegah menyebarnya virus adalah
dengan membunuh semua unggas dan melakukan penyemprotan pada setiap
ternakan dan pasar-pasar. Beberapa bulan kemudian tak ada kasus baru H5N1
pada Burung atau manusia yang ditemui, tetapi tidak menutup kemungkinan
virus nya bersembunyi menunggu peluang berikutnya untuk menyerang. Selama 6
tahun tak dilaporkan ada kasus H5N1 pada manusia.

Flu burung tersebar dalam kotoran burung liar yang membawa virus nya
tanpa sakit, migrasi mereka berawal dari Mongolia melintasi cina ke Asia
tenggara. Di Akhir tahun 2003 virus ini merebak melalui peternak unggas di Asia
Tenggara dan menulari jutaan ayam. Dalam 9 bulan ditemukan 44 Kasus flu
burung pada manusia, 32 orang diantaranya meninggal yang disebabkan dari
kontak dengan unggas yang tertular. Situasi buruk terjadi ketika banyaknya yang
tewas di Vietnam, Thailand dan Kamboja, situasi ini lebih sulit di kendalikan di
banding hongkong, tingkat kematian meningkat 70% di antara kasus yang di
ketahui ini yang mungkin membuat H5N1 begitu mematikan.

Proses berawal saat virus memasuki sel kita dan mulai memperbanyak diri
dari sana ia menuju dalam paru-paru dan memicu respon kekebalan yang
mematikan pasukan sel dan bahan kimia yang di sebut cythokine yang dikirim
untuk menyerang virus malah bisa menyebabkan peradangan. Jika H5N1
menular melalui udara pendeminya akan amat sangat cepat.

Ahli epidemi di Thailand mengamati peluang munculnya kasus H5N1 ber


awal dari kebiasaan kontak antara pengurus burung dan ayam sambung , dari
sanalah paling mungkin virus ini ditularkan. Tapi mengenai penularan H5N1 ini,
ilmuwan mencemaskan bagaimana virusnya berevolusi dan bisa menyebar melalui
udara, ini bisa virus influensa terdiri dari RNA, materi genetika sangat labil dan
terus berubah dan mengubahnya menjadi endemic yang mematikan. Terkadang
virus mengalami perubahan yang dramatis, para ilmuwan menyebutnya campuran
ulang genetika. Jika H5N1 menulari orang yang sudah terkena flu biasa, kedua
virus ini bisa bertukar gen atau bercampur ulang menjadi virus baru yang sangat
menular dan mudah berpindah.
Akhir 2004 Flu burung sudah menyebar diseluruh Asia Tenggara. Thailand
membasmi seluruh unggas dan menyemprot dengan pembunuh virus area seluas
2 Km . Langkah tersebut merupakan cara terbaik mencegah pendemi yaitu dengan
mengendalikan penyebaran H5N1 pada unggas, menghentikan virusnya sebelum
menyebar ke manusia. Jika itu gagal ada 2 petahanan lain, yaitu obat anti virus
dan vaksin. Anti virus kini sudah ada dan jika segera dipakai bisa melawan infeksi
dan sangat mungkin bisa mencegah pendemi. Menurut para ilmuwan
kemungkinan pejangkitan bisa dihentikan secara total dengan Antivirus dan
tindakan karantina.

Ilmuwan membuat vaksin dengan proses yang disebut Genetika terbalik


dipakai untuk membuat virus lemah, mengubah virus jahat menjadi tak
berbahaya dengan tehnik rekayasa genetika. Produksi vaksin memerlukan waktu
yang cukup lama sekitar 3 – 6 bulan, dan Produsen hanya mampu memproduksi
cukup untuk 450 juta orang, sementara populasi sedunia sebanyak lebih dari 6
miliyar orang dan satu lagi tantangan, yaitu H5N1 bermutasi dengan cepat. Hingga
vaksin sekarang hanya memberi sedikit perlindungan.

Ahli Epidemi melacak penyebaran epidemi ini diseluruh dunia, tingkat


kematian sedunia diperkirakan 45 juta jiwa, dan minggu ke 6 seiring
meningkatnya kematian, orang yang memiliki gejala disarankan tidak keluar
rumah, karena persediaan anti virus yang sedikit. Pasien yang paling beresiko
terjangkit virus ini adalah kaum muda dan sehat, karena sistem kekebalan mereka
menjadi pedang bermata dua dimana sambil menyerang infeksi, sistem kekebalan
juga membunuh sel-sel sehat yang di paru-paru.

Untuk saat ini bila ada pejangkitan bentuk menular H5N1 antara menusia
harapan terbaik bagi kita adalah mencegah di sumbernya dengan obat anti virus.
Bila tak dicegah di sumbernya akan segera menyabar keseluruh dunia. Jika virus
ini mulai menyebar menyebar secepat flu biasa menyebar akibatnya hampir tak
terbayangkan.

Anda mungkin juga menyukai