Pada bulan Mei anak kecil yang berusia 3 tahun di Hongkong diopname
akibat semacam flu, mereka melakukan tes untuk semua turunan baru dari flu
manusia tapi semuanya negative dan anak itu meninggal sebelum dokter
mengenali penyakitnya. Kematian anak tersebut menjadi misteri bagi para ahli.
Mereka bergegas membawa contoh virus dari anak itu kebeberapa lab Virologi
ternama dunia, salah satunya adalah Lab Albert Osterhaus di Rotterdam.
Langkah Logis yang di lakukan menguji untuk flu burung karena Ilmuan tak
pernah menduga bahwa Virus Flu burung berpindah langsung dan menular ke
manusia. Para ahli mencoba menguji virus anak itu dan mencoba mencampurkan
dengan rujukan yang berisi anti bodi terhadap 15 turunan virus flu Burung yang
di kenal lalu mereka mendapatkan hasil positif untuk virus burung H5N1.
Para ahli baru mengetahui bahwa virus burung Virus Flu H5 yang tak
pernah terlihat pada manusia sebelumnya, kini telah berpindah dari ayam
kemanusia dengan hasil mengerikan dan mematikan turunan flu baru seperti
H5N1. Beberapa bulan setelah kematian anak tersebut, kasus-kasus baru H5N1
mulai meningkat di Hong Kong, sedikitnya 18 orang tertular dan 6 orang
meninggal ,tingkat kematian menjadi 33% di antara Kasus yang di ketahui. Gejala
yang ditimbulkan oleh virus H5N1 diawali dengan demam dan batuk, lalu dalam
beberapa jam pasien menderita pneumonia parah . Korban pendarahan didalam,
sementara paru-paru dan organ lainnya digerogoti virus.
Flu burung tersebar dalam kotoran burung liar yang membawa virus nya
tanpa sakit, migrasi mereka berawal dari Mongolia melintasi cina ke Asia
tenggara. Di Akhir tahun 2003 virus ini merebak melalui peternak unggas di Asia
Tenggara dan menulari jutaan ayam. Dalam 9 bulan ditemukan 44 Kasus flu
burung pada manusia, 32 orang diantaranya meninggal yang disebabkan dari
kontak dengan unggas yang tertular. Situasi buruk terjadi ketika banyaknya yang
tewas di Vietnam, Thailand dan Kamboja, situasi ini lebih sulit di kendalikan di
banding hongkong, tingkat kematian meningkat 70% di antara kasus yang di
ketahui ini yang mungkin membuat H5N1 begitu mematikan.
Proses berawal saat virus memasuki sel kita dan mulai memperbanyak diri
dari sana ia menuju dalam paru-paru dan memicu respon kekebalan yang
mematikan pasukan sel dan bahan kimia yang di sebut cythokine yang dikirim
untuk menyerang virus malah bisa menyebabkan peradangan. Jika H5N1
menular melalui udara pendeminya akan amat sangat cepat.
Untuk saat ini bila ada pejangkitan bentuk menular H5N1 antara menusia
harapan terbaik bagi kita adalah mencegah di sumbernya dengan obat anti virus.
Bila tak dicegah di sumbernya akan segera menyabar keseluruh dunia. Jika virus
ini mulai menyebar menyebar secepat flu biasa menyebar akibatnya hampir tak
terbayangkan.