Anda di halaman 1dari 3

BAB I

LATAR BELAKANG

Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan
Undang Undang Nomor13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Secara global
pada tahun 2013, proporsi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 13,4% dari total
populasi penduduk dunia. Berdasarkan data Perserikaan Bangsa-bangsa (PBB) tentang World
Population Ageing, diperkirakan pada tahun 2015 terdapat 901 juta jiwa penduduk lanjut usia
di dunia. Jumlah tersebut diproyeksikan terus meningkat mencapai 2 (dua) miliar jiwa pada
tahun 2050 (UN, 2015). Seperti halnya yang terjadi di negara-negara di dunia, Indonesia juga
mengalami penuaan penduduk. Tahun 2019, jumlah lansia Indonesia diproyeksikan akan
meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3%, dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun 2045
(BPS, Bappenas, UNFPA, 2018). Berdasarkan data Survey Penduduk antar Sensus (Supas)
2015, Jumlah lanjut usia Indonesia sebanyak 21,7 juta atau 8,5% (BPS, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang akan memasuki era penduduk menua
(ageing population), karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi
angka 7,0% . Hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
Indonesia menduduki peringkat kelima penduduk lansia terbanyak di dunia, yaitu mencapai
18,1 juta jiwa atau 9,6% dari total penduduk (Kemenkes, 2013). Jawa Timur memiliki jumlah
lansia tertinggi kedua di Indonesia pada tahun 2016, yaitu sebanyak 12,25% (Kemenkes RI,
2016).jawa timu 2019... jember...
Peningkatan jumlah lansia dapat membawa dampak positif apabila penduduk lansia
berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Di sisi lain, peningkatan jumlah lansia juga
dapat menimbulkan berbagai masalah yang jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi
masalah yang kompleks.Secara biologis, lansia akan mengalami perubahan yang mengarah
pada kemunduran kesehatan secara fisik dan psikis.. Hal ini dibuktikan dengan angka
kesakitan pada lansia yang terus mengalami peningkatan sampai tahun 2015, yaitu sebanyak
28,6% dari total jumlah penduduk lansia di Indonesia (Kemenkes RI, 2016). Dalam empat
tahun terakhir, angka kesakitan lansia terus menurun. Akan tetapi, penurunannya relatif tidak
terlalu besar yaitu sebesar tiga persen, hal ini tercatat pada tahun 2018, angka kesakitan pada
lansia sebesar 25,99 persen. Artinya, dari 100 lansia terdapat 25 sampai 26 lansia yang sakit..
Lanjut usia sehat berkualitas mengacu pada konsep active ageing WHO yaitu proses
penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap sejahtera
sepanjang hidup dan tetap berparsipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai
anggota masyarakat. Hal-hal yang menjadi indikator status kesehatan lansia menurut WHO
adalah aktifitas fisik, malnurisi, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan
kognitif dan gejala depresi.
Penurunan status kesehatan terutama status kesehatan fisik sangat identik dengan
lansia. Berbagai teori tentang proses menua menunjukkan hal yang sama. Status kesehatan
lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya usia akan memengaruhi kualitas hidup
lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit, penurunan
fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan risiko jatuh. Menurunnya status kesehatan lansia ini
berlawanan dengan keinginan para lansia agar tetap sehat, mandiri dan dapat beraktivitas
seperti biasa misalnya mandi, berpakaian, berpindah secara mandiri. Latihan fisik sangat
penting bagi lansia dalam meningkatkan kualitas hidup. Latihan yang teratur dapat
meningkatkan hubungan sosial, me-ningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan men-tal.
Latihan juga berperan penting dalam me-ngurangi risiko penyakit dan memelihara fungsi
tubuh lansia (Ko & Lee, 2012). Latihan dapat mencegah kelelahan fisik karena me-
ningkatkan fungsi kardiovaskuler, sistem saraf pusat, sistem imun dan sistem endokrin. La-
tihan juga dapat menurunkan gejala depresi (Chung, 2008).
Selain aktifitas fisik, malnutrisi merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan.
Menurut data Riskesdas (2007), lansia yang mengalami obesitas sentral sebanyak 34,7% dari
total jumlah lansia di Indonesia. Sedangkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha
Lhokseumawe Aceh Utara didapatkan bahwa lansia yang memiliki risiko malnutrisi sebanyak
44,4%, dan yang mengalami malnutrisi sebanyak 37% (Khusumawerdanie dan Maulina,
2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa prevalensi lansia yang mengalami risiko malnutrisi
masih tinggi.
Selain itu status kesehatan lansia juga dipengaruhi oleh faktor psikologi dalam hal ini
adalah fungsi kognitif. Kapasitas kognitif (misalnya, kemampuan untuk memecahkan
masalah dan beradaptasi dengan perubahan dan kehilangan) adalah prediktor kuat penuaan
aktif dan umur panjang (Smits et al., 1999). Selama penuaan normal, beberapa kapasitas
kognitif (termasuk kecepatan belajar dan memori) secara alami menurun seiring
bertambahnya usia. Namun, kerugian ini dapat dikompensasi dengan keuntungan dalam
kebijaksanaan, pengetahuan, dan pengalaman. Seringkali, penurunan fungsi kognitif dipicu
oleh tidak digunakannya (kurangnya latihan), penyakit (seperti depresi), faktor perilaku
(seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan), faktor psikologis (seperti kurangnya motivasi,
harapan rendah dan kurangnya kepercayaan diri), dan faktor sosial (seperti kesepian dan
keterasingan).
Depresi merupakan salah satu indikator status kesehatan yang serius pada lansia. Pada
tahun 2015, lebih dari 300 juta orang diperkirakan menderita depresi atau setara dengan 4,4%
populasi dunia. Depresi dapat terjadi pada siapa saja. Gejala depresi hampir muncul pada
20% lansia yang tinggal di masyarakat. Kualitas hidup atau Quality of life merupakan
penilaian individu terhadap aspek positif dan negatif dalam kehidupannya. Kualitas hidup
yang baik adalah sesuatu yang harus di jaga pada lansia, karena hidup yang berkualitas
merupakan kondisi yang optimal bagi lansia untuk kehidupannya sehari-hari sehingga mereka
bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia, bermakna dan dapat berguna bagi orang-orang
disekitarnya.. Hasil pe-nelitian Brett, Gow, Corley, Pattie, Starr, dan Deary (2012)
menunjukkan bahwa depresi me-rupakan faktor terbesar yang memengaruhi ku-alitas hidup
(p= 0,000). Beberapa hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup lansia.
Latihan fisik sangat penting bagi lansia dalam meningkatkan kualitas hidup.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu adanya penelitian komprehensif terhadap
geriatri. Penelitian komprehensif ini diharapkan dapat mengetahui gambaran permasalahan
kesehatan pada geriatri.

Anda mungkin juga menyukai