Anda di halaman 1dari 15

TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Psikologi Kepribadian Yang Diampu Oleh:
Dina Nisrina M.Psi Psikolog.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nama: Khalisa Putri Alifa NIM. 170102060777

Nama: Putri Amaldha H.A NIM. 170102060624

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2019

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Kepribadian Psikoanalisa“.
Dalam kesempatan ini, penyusun makalah ini tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih atas dorongan dan pertimbangan yang telah diberikan oleh dosen mata
kuliah Psikologi Kepribadian, Ibu Dina Nisrina M.Psi Psikolog.
Apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
bahasa maupun sistematis penulisan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena
kemampuan dan pengetahuan penyusun yang masih terbatas.
Untuk itulah penyusun mengharapkan bimbingan dan arahan yang bermanfaat
agar dapat memperbaiki dan menyempurnakan dimasa yang akan datang. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin...

Banjarmasin, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Tokoh dalam teori kepribadian psikoanalisa .......................................... 3
B. Konsep utama dalam teori kepribadian psikoanalisa ............................. 4
C. Kepribadian manusia menurut teori psikoanalisa ................................... 5
D. Pandangan teori psikoanalisa terhadap perilaku abnormal ................... 7
E. Teori psikoanalisa dalam penanganan(terapi) gangguan mental ............ 8
F. Produk dari teori psikoanalisa ................................................................. 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
A. Simpulan ................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Di zaman yang serba canggih, banyak sekali masyarakat yang mempunyai
kepribadian baik. Setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang
lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan
pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi setiap orang adalah
unik dan khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah
paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan
suami atau istri dan anak-anak dirumah.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami
dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. kita harus memahami
defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita
membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar
terbentuk suatu kepribadian yang baik. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu
dengan yang lainnya bahkan tidak semua orang dapat memahami kepribadian dirinya
sendiri. Hal itulah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah tentang teori
kepribadian psikoanalisa.

2. Rumusan masalah
1. Siapa saja tokoh dalam teori kepribadian psikoanalisa?
2. Apa konsep utama dalam teori kepribadian psikoanalisa?
3. Bagaimana kepribadian manusia menurut teori psikoanalisa?
4. Bagaimana pandangan teori psikoanalisa terhadap perilaku abnormal?
5. Bagaimana teori psikoanalisa dalam penanganan(terapi) gangguan mental?
6. Apa produk dari teori psikoanalisa?

3. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tokoh dalam teori kepribadian psikoanalisa
2. Untuk mengetahui konsep utama dalam teori kepribadian psikoanalisa

1
3. Untuk mengetahui kepribadian manusia menurut teori psikoanalisa
4. Untuk mengetahui pandangan teori psikoanalisa terhadap perilaku abnormal
5. Untuk mengetahui teori psikoanalisa dalam penanganan(terapi) gangguan
mental
6. Untuk mengetahui produk dari teori psikoanalisa

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tokoh dalam teori kepribadian psikoanalisa
Bapak Psikoanalisa Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Frieberg,
kota kecil, di daerah Monarva, yang pada waktu itu merupakan suatu daerah
kekaisaran Austria-Hongaria, dan sekarang termasuk Republik Ceko. Ia adalah
seorang yang berasal dari keluarga Yahudi. Ayahnya bernama Jacob Freud, seorang
pedagang atau agen tekstil. Ketika berumur empat tahun Sigmund Freud beserta
keluarganya pindah ke Wina. Di ibu kota Austria itu ia menetap sampai usia 82
tahun, kemudian ia mengungsi ke London setelah tentara Hilter menyerbu Austria
(Susanto, 2012: 54). Ia belajar kedokteran di Universitas Wina. Ia bekerja di
laboratorium Profesor Brucecke, ahli ternama dalam bidang fisiologi (1876— 1882).
Sebagai dokter ia bertugas di rumah sakit umum di Wina, dengan memusatkan
perhatiannya pada anatomi otak (1882—1885). Beberapa tahun lamanya ia
mengadakan riset tentang kokaine, sejenis obat bius (1884—1887). Pada tahun 1886
ia menikah dengan Martha Bernays dan karena alasan ekonomis ia mengurangi
penelitian ilmiah, serta membuka praktik sebagai dokter saraf (K. Bertens, 2006: 9—
10).
Sebagai ilmuwan, Sigmund Freud yang merupakan pemikir besar abad ke-20,
menurut versi majalah berita Amerika Time, ia tergolong tokoh yang terpilih dari 100
pribadi yang menonjol sebagai ilmuwan dan pemikir, nama Sigmund Freud masuk
kategori ilmuwan besar seperti Flemming, Salk, Keynes, dan Einstein (K. Bertens,
2006: 1). Sumbangan terbesar pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam
dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-
dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari.1

1
Waslam, “Kepribadian Dalam Teks Sastra: Suatu Tinjauan Teori Sigmund Freud” Fakultas
Sastra Universitas Nasional Jurnal Pujangga. Vol. I, No. 2, Desember 2015, hlm. 139-140.

3
B. Konsep utama dalam teori kepribadian psikoanalisa
Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur atau system, yakni id, ego dan super ego. Ketiga sisem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas
meskipun memiliki fungsi, kelengkapan, prinsip operasi, dinamisme dan mekanisme
masing-masing.
1. Id
Id adalah sisttem kepribadian yang paling dasar, sistem yang terdapat naluri-
naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang berindak
sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibuuhkan oleh sistem-sistem tersebut
untuk di operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam
menjalankan fungsinya, id dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi (the
principle of constancy) yang ditunjukkan untuk menghindari keadaan tidak
menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan (the pleasure principle).
Untuk keperluan mencapai maksud dan tujuan itu, id memiliki dua macam proses.
Proses yang pertama adalah tindakan-tindakan refleks, yakni suatu bentuk
tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjasamanya otomatis dan segera, serta
adanya pada individu merupakan bawaan. Proses yang kedua adalah proses primer,
yakni suau proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Dengan
proses primer ini dimaksudkan bahwa id (dan organism secara keseluruhan) berusaha
mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bias
mengurangi tegangan.2
2. Ego
Ego adalah sistem kepibadian yang bertindak sebagai pengarah individu
kepada dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip
kenyataan (the reality principle). Apabila dikatikan dengan contoh orang yang
sedang lapar, maka bias diterapkan bahwa ego berindak sebagai petunjuk atau
pengarah pada orang yang sedang lapar ini kepada makanan. Artinya, menurut
petunjuk ego, orang yang sedang lapar ersebut akan berpikir bahwa tegangan yang

2
E Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: PT Eresco, 1991). hlm. 32-33.

4
dirasakan akibat kebutuhan akan makanan(lapar) hanya bias diaasi dengan jalan
memakan makanan.
Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego sehubungan dengan upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu adalah proses
sekunder(secondary process). Dengan proses sekundernya ini, ego memformulasikan
rencana bagi pemuasan kebutuhan dan menguji apakah rencana tersebut bias
dilaksanakan atau tidak. Atau dengan kata lain, melalui proses sekunder egonya
individu akan berpikir, makanan apa yang dia butuhkan, dimana dan bagaimana
makanan itu bias diperoleh. Dalam memainkan peranannya ini ego melibatkan fungsi
psikologis yang tinggi, yakni fungsi kognitif dan intelektual.
3. Superego
Superego adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-
aturan yang sifatnya evaluative (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud, superego
terbentuk melalui inernalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari
sejumlah figure yang berperan, berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut
seperti orang tua dan guru. Adapun fungsi utama superego adalah sebagai pengendali
dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluuri id agar impuls-impuls tersebut
disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat,
mengarahkan ego pada tujuan-tujuan sesuai dengan moral ketimbang dengan
kenyataan, dan mendorong individu kepada kesempurnaan.3

C. Kepribadian manusia menurut teori psikoanalisa


Menurut Freud kesadaran itu terdiri atas tiga tingkat, yaitu sebagai berikut:
a. Kesadaran (Conscious) merupakan bagian kehidupan mental atau lapisan jiwa
individu. Kehidupan mental ini memiliki kesadaran penuh (fully aware)
b. Ambang Sadar (preconscious) merupakan lapisan jiwa di bawah kesadaran,
sebagai tempat penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara
cepat, namun dengan usaha tertentu sesuatu itu dapat di ingat kembali.

3
Ibid. hlm. 33-35.

5
c. Ketidaksadaran (unconsicious) merupakan lapisan terbesar dari kehidupan mental
individu. Area ini merupakn gudang dari instink-instink atau pengalaman-
pengalaman yang tidak menyenangkan (emotional pain ) yang direpres.4
Dinamika kepribadian yang diciptakan oleh freud memandang organisme
manusia sebagai sistem energi yang kompleks, yang dijabarkan melalui:
a. Insting
Insting merupakan kumpulan hasrat atau einginan (wishes). Freud
mengklasifikasikan instink ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Instink hidup (life instink: eros). Instink hidup merupakan motif dasar manusia
yang mendorongnya untuk bertingkah laku secara positif atau konstruktif .
2. Instink mati (death instink : thanataos). Instink ini merupakan motif dasar
manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku yamg bersifat negatif atau
destruktif.
b. Pendistribusian dan Penggunaan Energi Psikis
Energi psikis ini pada awalnya dimiliki sepenuhnya oleh id. Id menggunakan
energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure principle ) melalui :
1. Gerakan refleksi
2. Proses primer
Mekanisme atau proses pengalihan energi dari id ke ego, atau dari id ke
superego disebut identifikasi. Ego menggunakan energi untuk keperluan.
1. Memuaskan dorongan atau instink melalui proses sekunder
2. Meningkatkan perkembangan aspek-aspek psikologis
3. Mengekang atau menangkal id ( daya tangkal ini disebut antikateksis) agar tidak
bertindak impulsif atau rasional
4. Menciptakan intergrasi di antara ketiga sistem kepribadian.
Freud di pandang sebagai teoretisi psikologi pertama yang memfokuskan
perhatianya kepada perkembangan kepribadian. Makna perkembangan kepribadian
menurut Freud adalah “Belajar tentang cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan
itu terjadi bersumber kepada empat aspek, yaitu sebagai berikut.

4
Syamsu Yusuf, Teori Kepribadian (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011). hlm. 46-47.

6
a. Pertumbuhan Fisik.
b. Frustrasi.
c. Konflik.
d. Ancaman5

D. Pandangan teori psikoanalisa terhadap perilaku abnormal


Perilaku Abnormal menurut teori psikodinamika muncul karena interaksi
antara id, ego, dan superego tidak berjalan dalam titik keseimbangan, sebagai contoh
insting seksual akan berubah menjadi perilaku pemerkosaan apabila tidak ada
superego yang memberi kontrol. Maka, jika salah satu fungsi struktur kepribadian
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, individu akan mengalami
kecenderungan mengembangkan perilaku abnormal.
Menurut model perkembangan Freud di antaranya kelahiran manusia
mengalami beberapa tahap perkembangan yaitu :
1. Tahap Oral (Oris = Mulut )
Tahap oral adalah periode bayi yang masih menetek yang seluruh hidupnya
masih bergantung kepada orang lain. Pada masa libido didistribusikan ke daerah oral
sehingga perbuatan mengisap dan menelan menjadi metode utama untuk mereduksi
ketegangan dan mencapai kepuasan (kenikmatan).
2. Tahap Anal (Anus = Dubur )
Tahap ini berada pada usia kira-kira 2 samapai 3 tahun. Pada tahap ini libido
terdistibusikan ke daerah anus. Anak akan mengalami ketegangan, ketika duburnya
penuh dengan ampas makanan dan peristiwa buang air besar yang dialami oleh anak
merupakan proses pelepasan ketegangan dan pencapaian kepuasan, rasa senang atau
rasa nikmat.6
3. Tahap Phallik (Phallus = Dzakar )
Tahap ini berlangsung kira-kira usia 4 samapai 5 tahun. Pada usia ini anak
mulai memperhatikan atau senang memainkan alat kelaminnya sendiri. Dengan kata

5
Syamsu Yusuf, Teori Kepribadian (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011). hlm. 50.
6
E Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: PT Eresco, 1991). hlm. 49-53.

7
lain, anak memijat-mijat organ seksualnya sendiri yang menghasilkan kepuasan atau
rasa senang.
4. Tahap Latensi
Tahap latensi berkisar antara usia 6 samapai 12 tahun ( masa sekolah dasar ).
Tahap ini merupakan masa tenang seksual, karena segala sesuatu yang terkait dengan
seks dihambat atau direpres (ditekan).
5. Tahap Genital
Tahap ini dimulai sekitar 12 atau 13 tahun. Pada masa anak sudah masuk usia
remaja. Masa ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Pada periode ini,
instink seksual dan agresif menjadi aktif. Anak mulai mengembangkan motif altruis
(keinginan untuk memperhatikan kepentingan orang lain).
Ketidakberhasilan dalam menyelesaikan tahapan perkembangan dapat
menjadi pencetus bagi munculnya perilaku abnormal. Individu mengalami fiksasi
sehingga terjebak dalam fase perkembangan di usia anak-anak tersebut. Sebagai
contoh anak mengalami fiksasi pada fase anal, mengembangkan karakter yang
ceroboh, impulsif, dan tidak terkontrol yang menyebabkan munculnya perilaku
abnormal.7

E. Teori psikoanalisa dalam penanganan(terapi) gangguan mental


Menurut Freud, seseorang haruslah melalui fase-fase yang disebutkan diatas.
Seseorang akan mengalami neurosis. Yaitu, sebuah gangguan mental yang dapat
menyebabkan stres meskipun dianggap tidak terlalu serius.
Panik, fobia, konversi, obsesi, kompulsi, dan depresi (analis menyebutnya
"gejala neurotik") biasanya tidak disebabkan oleh defisit dalam fungsi. Sebaliknya,
mereka disebabkan oleh konflik intrapsikis. Konflik umumnya berkisar antara
keinginan seksual dan keinginan bermusuhan yang agresif, rasa bersalah dan malu,
dan faktor realitas. Konflik mungkin terjadi secara sadar atau tidak sadar, tetapi
menciptakan kecemasan, efek depresif, dan kemarahan. Gejala neurotik dapat terjadi
dengan atau tanpa defisit dalam fungsi ego, hubungan-hubungan objek dan kekuatan

7
E Koeswara, Teori-Teori Kepribadian (Bandung: PT Eresco, 1991). hlm. 53-54.

8
ego. Oleh karena itu, tidak jarang menemukan penderita skizofrenia obsesif-
kompulsif, pasien panik yang juga menderita gangguan kepribadian borderline dan
lainnya. Sehingga permasalahan pada orang yang mengalami neurosis bisa
disembuhkan. Berikut teknik-tekniknya :
1. Teknik Talking Care
Teknik ini pada dasarnya adalah tentang membangun hubungan baik dengan
klien/pasien. Sehingga para pasien dapat menceritakan pengalaman masa lalunya.
2. Teknik Kartasis
Freud berusaha memasuki alam bawah sadar pasien dengan metode ini. Ia
menggabungkan momen setengah sadar, untuk bisa mengavaluasi persoalan pasien.
Istilah yang biasa kita dengar berkaitan dengan teknik ini adalah metode hipnosis.
Meski Freud pernah berhasil menangani pasien penderita gangguan saraf. Namun
kemudian ia menyatakan kurang puas dengan metode ini, dan mulai mengembangkan
teknik terapinya.
3. Teknik Asosiasi Bebas
Teknik ini banyak dikembangkan oleh para psikolog kontemporer dan bisa
kita temui sehari-hari. Teknik ini meminta para pasien untuk rileks dan beristirahat
sejenak dari pikiran yang biasanya meliputi para pasien setiap hari. Kemudian
mereka diminta untuk menceritakan hal-hal yang membuat dirinya trauma.
4. Teknik Penafsiran Mimpi
Menurut Freud, mimpi merupakan hasil psikis yang tergambar ketika kita
tidur. Tidak puas dengan teknik sebelumnya karena mereka bekerja pada alam sadar,
Freud menggunakan mimpi sebagai materi yang muncul ketika seseorang tidak sadar.
Dari hal yang diceritakan pasien lewat mimpinya, Freud mendapat kepuasan karena
ia dapat mengupas memori pasien pada masa lalu.8

8
Putri Dyah Wahyu Puspitasari, Skripsi: “Kepribadian Tokoh Utama Viktor Larenz Dalam
Roman Die Therapie Karya Sebastian Fitzek: Teori Psikoanalisa Freud” (Yogyakarta: UNY, 2016),
hlm. 27-28.

9
F. Produk dari teori psikoanalisa
Psikoanalisa dibagun berdasarkan kinerja Freud dalam membantu para pasien
yang mengalami masalah kejiwaan. Oleh karena itu, psikonalisa dipandang juga
sebagai pendekatan atau metode terapi (bimbingan dan konseling). Ada beberapa
implikasi teori psikoanalisa terhadap bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan Bimbingan dan konseling
1) Memperkuat ego, sehingga mampu mengontrol dorongan-dorongan
insting.
2) Meningkatkan kemampuan individu dalam bercinta dan berkerja.
b. Metode Bimbingan dan Konseling
1) Asosiasi Bebas
2) Analisis Mimpi
3) Intrerpretasi
4) Resistensi
5) Transferensi9

9
Ibid. hlm. 28.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bapak Psikoanalisa Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Frieberg,
kota kecil, di daerah Monarva, yang pada waktu itu merupakan suatu daerah
kekaisaran Austria-Hongaria, dan sekarang termasuk Republik Ceko.
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.
Menurut Freud kesadaran itu terdiri atas tiga tingkat, yaitu: Kesadaran
(Conscious), Ambang Sadar (preconscious)dan Ketidaksadaran (unconsicious).
Adapun dinamika kepribadian yang diciptakan oleh freud memandang organisme
manusia sebagai sistem energi yang kompleks, yang menyatakan bahwa pada
manusia terdapat lima fase atau tahapan perkembangan yang kesemuanya
menentukan bagi pembentukan kepribadian yaitu: Fase Oral, Fase Anal, Fase Falis,
Fase Laten dan Fase Genital.
Menurut Freud, seseorang haruslah melalui fase-fase yang disebutkan diatas.
Seseorang akan mengalami neurosis. Yaitu, sebuah gangguan mental yang dapat
menyebabkan stres meskipun dianggap tidak terlalu serius. Sehingga permasalahan
pada orang yang mengalami neurosis bisa disembuhkan. Berikut teknik-tekniknya:
Teknik Talking Care, Teknik Kartasis, Teknik Asosiasi Bebas, Teknik Penafsiran
Mimpi.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dyah. Putri Wahyu Puspitasari, (2016). Skripsi: “Kepribadian Tokoh Utama
Viktor Larenz Dalam Roman Die Therapie Karya Sebastian Fitzek: Teori
Psikoanalisa Freud” Yogyakarta: UNY.

Koeswara. E, Teori-Teori Kepribadian. 1991. Bandung: PT Eresco.

Waslam. (2015). Jurnal Pujangga Fakultas Sastra Universitas Nasional


“Kepribadian Dalam Teks Sastra: Suatu Tinjauan Teori Sigmund Freud” 1
(2).

Yusuf. Syamsu, 2011. Teori Kepribadian Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai