Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

AHMAD AIDI
KHALISA PUTRI ALIFA
MARHAMAH
MAULIDA ASSYIFA
MUHAMAD RAHMADIANUR
SAHYATUS SAPNA SUPIYAH
RANCANGAN STUDI KASUS
(MORAL)
Apa itu
MORAL...?
Moral berasal dari bahasa Latin “mos” (jamak: mores) yang berarti
kebiasaan, adat. Kata “mos” (mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan
etos dalam bahasa Yunani.
Moral menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bisa diartikan
sebagai (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila: kondisi mental
yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan
sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam
perbuatan: ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita;
Pengertian moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di
terapkan kepada setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan benar agar
terjalin rasa hormat dan menghormati. Kata moral selalu mengacu pada baik
dan buruknya perbuatan manusia (akhlak).
Indikator Need Assessment

Peran Guru

Peran Orang Tua

Evaluasi

Identifikasi Kasus
Need Assessment
1. Indikator Need Assessment
Bullying yang semakin hari semakin merambah ke berbagai lapisan masyarakat, tak
luput dari salah satu sekolah yayasan yang ada di Banjarmasin, tepatnya di Sekolah
Pasar Bawang yang terletak di pasar lima.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
• Mempersiapkan, mengorganisasikan data, mentranskrip wawancara, dan mengetik
ulang catatan lapangan
• Mengidentifikasi, mengkoordinasikan dan menyeleksi data yang diperoleh
• Membangun deskripsi dan tema
• Merepresentasikan hasil dalam tampilan visual
• Menginterpretasi temuan dengan mengemukakan pandangan pribadi, membuat
perbandingan antara temuan dengan kepustakaan, dan menyebutkan keterbatasan
• Memvalidasi hasil ketercapaian
• Indikator need assessment yang sangat ditekankan disini adalah layanan kelompok,
dorongan guru kepada siswa dan peran orang tua dalam membantu proses belajar
peserta didik saat berada dirumah.
2. Peran Guru
Indikator Need Assessment Kasus Bullying di Sekolah Bawang Pasar Lima,
salah satunya menekankan pada peran dan tanggung jawab seorang guru
dalam mendorong peserta didik mencapai proses interaksi sosial yang baik
pada peserta didik
Adapun peran guru dalam hal ini antara lain:
• Menjabarkan dan menerangkan konsep perilaku bullying
• Menyajikan bentuk materi yang bervariasi sehingga dapat sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
• Memonitor seluruh peserta didik
• Menilai perkembangan dan pemahaman peserta didik
• Menyediakan alternatif pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami
tindak bullying ataupun menjadi pelaku bullying
3. Peran Orang Tua
Indikator Need Assessment Kasus Bullying di Sekolah Bawang Pasar Lima,
selain menekankan pada tanggung jawab seorang guru juga menitik beratkan
pada keterlibatan orang tua dalam rangka perkembangan sosial anak. Peserta
didik yang belum bisa menghormati dan menghargai orang lain pada sekolah
ini harus mendapatkan pembelajaran lebih disekolah oleh seorang guru, dan
dirumah dari orang tua. Agar dalam rangka penyelesaian masalah ini
keterlibatan orang tua dan guru menjadi potensi dan motivasibagi peserta
didik.
3. Evaluasi
Penting diketahui bahwa evaluasi pada need assessment sangat
dianjurkan. Dalam hal ini assessment Kasus Bullying di Sekolah Bawang Pasar
Lima harus ditetapkan oleh guru sampai peserta didik dinyatakan mencapai
pemahaman akan dampak dari perilaku tersebut
Asumsi dasar evaluasi need asssessment adalah:
• Bahwa setiap peserta didik mampu berinteraksi sosial dengan teman
sebaya, hanya saja memerlukan bimbingan dan pemahaman lebih lanjut
• Standar harus ditetapkan terlebih dahulu, hasil evaluasi adalah mampu
atau belum mampu.
Identifikasi Kasus
1. Observasi
Sekolah Pasar Bawang yang berlokasi di atas Pasar Lima, yakni berada di
Jl. Pasar Baru, Kertak Baru Ilir adalah salah satu sekolah binaan khusus bagi
anak-anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan pada sekolah umumnya.
Sekolah ini sudah berdiri ± sejak 1988 dan diperuntukkan untuk mereka yang
keterbatasan materi ataupun anak-anak jalanan pada umumnya.
Sekolah Pasar Bawang saat ini menampung anak-anak dari Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah. Lingkunga di sekitarnya adalah ruko-ruko tempat
penjual dan pembeli bertransaksi dan bisa dibilang lumayan kumuh dan
bising untuk sekolah pada umumnya. Namun hal demikian tidak melunturkan
anak-anak disana untuk mendapatkan pembelajaran oleh para guru yang
bersedia mengajar disana.
Sekolah ini berdiri karena bantuan pemerintah dan swasta. Dan
beruntungnya pada tahun 2018 lalu salah satu band lokal Banjarmasin JEF
yang terkenal dengan lagunya Ayo ke Banjarmasin memberika semua hasil
penjualan CD nya untuk kelancaran anak-anak menempuh pendidikan disana.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan salah satu anak laki-laki yang menempuh
pendidikan di sekolah tersebut. Anak tersebut berumur 14 tahun yang kini
berada di tingkat sekolah menengah. Latar belakang kehidupannya yaitu
memiliki seorang kakak yang juga putus sekolah. Ibunya adalah salah satu
pedagang dipasar tersebut dan ayahnya sudah meninggal ± 3 tahun yang lalu.
3. Problematika
Kasus yang diangkat pada permasalahan kali ini adalah Perilaku Bullying
Siswa Sekolah Pasar Bawang dengan Temen Sebayanya. Penelitian yang
digunakan pada kasus ini adalah pendekatan kualitatif dimana kami akan
mencoba mencari informasi dari orang yang bersangkutan dan beberapa
teman yang ada pada sekolah tersebut.
Identifikasi kasus pada permasalahan Perilaku Bullying Siswa Sekolah
Pasar Bawang dengan Temen Sebayanya adalah (1) Kurangnya kontrol orang
tua pada anak; (2) Kondisi dimana pelaku merasa lebih hebat dari orang yang
di bully; (3) Keinginan pelaku mencari perhatian dari orang lain; (4) Merasa
mendapat keuntungan dari perilaku tersebut; (5) Tidak dapat mengontrol
emosi; (6) Berasal dari keluarga yang acuh dengan sesama; (7) Pernah
menjadi korban Bullying.
• Kemungkinan buruk konseli
Kemungkinan buruk yang akan dialami oleh konseli adalah kebiasaan
yang akan terus menerus dilakukannya akan mengakibatkan perilaku buruk
bagi orang-orang disekitarnya. Selain merugikan orang lain atas perbuatannya
konseli juga dapat dijauhi dalam lingkup sosial atas perbuatannya.

• Kemungkinan jika tidak ditangani


Kemungkinan buruk jika tidak ditangani adalah konseli dapat
memunculkan pertikaian antar teman sebayanya dan hal yang paling
ditakutkan adalah munculnya pelaku-pelaku baru bullying yang diakibatkan
karena pernah menjadi korban bullying seperti keadaan klien sekarang.

Anda mungkin juga menyukai